Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84689 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sulthan Sadad Shidqi
"Individu yang memasuki masa dewasa awal akan mengalami transisi kehidupan yang intens di mana mereka perlu untuk beradaptasi pada kehidupan baru sebagai mahasiswa di perguruan tinggi. Proses adaptasi yang dijalani oleh mahasiswa dapat cukup memberatkan bagi kesejahteraan mental mahasiswa sehingga menimbulkan persepsi stres, yaitu persepsi individu ketika tuntutan lingkungan membebani kapasitas adaptif yang dimilikinya. Welas diri sebagai kemampuan untuk menyadari dan merespon penderitaan diri sendiri dengan sikap penuh kasih dapat membantu dalam meringankan persepsi stres mahasiswa dengan menerima penderitaan yang sedang dialami, serta berusaha untuk meredakan penderitaan tersebut dengan sikap penuh kasih terhadap diri sendiri. Pengaruh welas diri terhadap persepsi stres dapat dijelaskan melalui efikasi diri, yaitu kepercayaan diri individu terhadap kemampuan dirinya di mana welas diri dapat membantu untuk memunculkan penerimaan positif terhadap kelebihan dan kelemahan individu, baik ketika ia berhasil maupun gagal sehingga dapat menjadi sumber kepercayaan dirinya dalam menangani peristiwa sulit agar tidak menimbulkan persepsi stres yang berat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh welas diri terhadap persepsi stres dengan dimediasi oleh efikasi diri pada mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif melalui teknik stratified random sampling pada 214 responden yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner online selama masa akhir semester genap tahun akademik 2023/2024. Analisis data secara univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran kondisi setiap variabel. Hasil penelitian menunjukan bahwa persebaran nilai persepsi stres mahasiswa terdistribusi pada nilai rerata, sedangkan persebaran nilai welas diri dan efikasi diri mahasiswa cenderung terdistribusi pada nilai terendah. Kemudian, analisis bivariat dan mediasi dilakukan melalui teknik regresi linier. Pada analisis bivariat penelitian ini menunjukan bahwa welas diri tidak memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap persepsi stres mahasiswa (β = 0,15; P > 0,05). Analisis mediasi turut menunjukan bahwa welas diri tidak memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap persepsi stres mahasiswa (β = 0,08; P > 0,05). Selain itu, efikasi diri turut tidak memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap persepsi stres mahasiswa (β = 0,10; P > 0,05). Tidak adanya pengaruh langsung, baik dari variabel welas diri dan efikasi diri menunjukan bahwa jalur mediasi tidak terjadi pada pengaruh welas diri terhadap persepsi stres melalui efikasi diri. Kedua variabel tersebut dapat menjelaskan 13% varians yang berpengaruh terhadap persepsi stres mahasiswa. Namun, analisis bivariat menunjukan bahwa welas diri berpengaruh signifikan terhadap efikasi diri (β = 0,54; P < 0,001). Hal yang sama turut terjadi pada analisis mediasi di mana welas diri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efikasi diri (β = 0,54; P < 0, 01). Variabel welas diri dapat menjelaskan 68,9% varians yang berpengaruh terhadap efikasi diri mahasiswa. Tidak adanya pengaruh welas diri dan efikasi diri terhadap persepsi stres mahasiswa dapat terjadi karena kapasitas welas diri dan efikasi diri mahasiswa belum begitu kuat sehingga tidak dapat membantu dalam menurunkan persepsi stres mahasiswa selama masa akhir semester genap tahun akademik 2023/2024. Intervensi oleh perguruan tinggi dibutuhkan untuk memperkuat kapasitas welas diri mahasiswa sebagai sumber daya koping dalam menangani persepsi stres mahasiswa, sekaligus meningkatkan kapasitas efikasi diri mahasiswa dalam menjalani berbagai aktivitas di perguruan tinggi.

Individuals entering early adulthood often experience an intense life transition, requiring them to adapt to a new life as college students. The adaptation process can significantly burden students' mental well-being, leading to perceived stress defined as individual's perception that environmental demands exceed their adaptive capacity. Self-compassion, defined as the ability to recognize and respond to one's own suffering with kindness and care, can play a pivotal role in alleviating perceived stress. Self-compassion enables students to mitigate the burden of persepsi stres by fostering an attitude of acceptance towards one's struggles and addressing them with a compassionate mindset. The influence of self-compassion on perceived stress can be explained through self-efficacy, which refers to an individual's confidence in their ability to handle challenges, as self-compassion fosters positive acceptance of an individual's strengths and weaknesses, whether in success or failure, thereby building confidence to handle challenging situations without experiencing excessive perceived stress. The aim of this study is to analyze the influence of self-compassion on perceived stress mediated by self-efficacy among students of the Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Indonesia. The research method employed is quantitative, using stratified random sampling with 214 respondents collected through an online questionnaire during the end of even semester 2023/2024 academic year. Univariate data analysis was conducted to describe the condition of each variable. The results showed that the distribution of perceived stress scores among students was around the mean, while the distribution of self-compassion and self-efficacy scores tended to be concentrated at the lower end. Bivariate and mediation analyses were conducted using linear regression techniques. Bivariate analysis results show that self-compassion does not have a significant direct effect on students' perceived stress (β = 0.15; P > 0.05). Similarly, mediation analysis confirms that self-compassion does not significantly influence perceived stress through self-efficacy (β = 0,08; P > 0,05). Additionally, self-efficacy itself does not exhibit a significant direct effect on perceived stress (β = 0,10; P > 0,05). The absence of direct effects from both self-compassion and self-efficacy indicates that a mediation pathway does not exist between self-compassion and perceived stress through self-efficacy. Together, these variables account for 13% of the variance in perceived stress. However, bivariate analysis showed that self-compassion significantly influences self-efficacy (β = 0.54; P < 0.001). A similar finding was observed in the mediation analysis, where self-compassion demonstrated a significant effect on self-efficacy (β = 0.54; P < 0.01). Self-compassion was found to explain 68.9% of the variance in students' self-efficacy. The lack of significant effects from self-compassion and self-efficacy on perceived stress may be attributed to the insufficient development of these capacities among students, rendering them less effective in mitigating perceived stress during the late semester period of the 2023/2024 academic year. Institutional intervention is essential to enhance students' self-compassion as a coping resource for managing perceived stress while simultaneously strengthening their self-efficacy to navigate various academic activities. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ai Nurhasanah
"Stres akademik merupakan permasalahan yang sering dialami mahasiswa, tak terkecuali mahasiswa yang tinggal di Pondok Pesantren. Kondisi ini merupakan tekanan akibat dari proses belajar yang dapat memberi pengaruh pada aspek fisik maupun psikologis. Penelitian terdahulu mengungkapkan sejumlah variabel yang dapat mengurangi stres akademik, diantaranya adalah variabel efikasi diri akademik dan pola pikir positif. Husnudzan sebagai pola pikir positif dalam islam, dipandang memiliki pengaruh pada berbagai aspek psikologis seperti kesehatan mental, resiliensi, penerimaan diri dan kecemasan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menyebarkan adaptasi skala stres akademik (SSI), skala husnudzan dan skala efikasi diri akademik (TASES). Uji validitas dan reliabilitas telah dilakukan pada ketiga skala tersebut, dengan nilai 0.922 dan 0.959 untuk skala stress akademik, 0.876 dan 0.796 untuk skala husnudzan serta 0.905 dan 0.951 untuk skala efikasi diri akademik. Analisis data dilakukan dengan melakukan uji korelasi dan uji mediasi. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 80 mahasiswa Universitas Islam Negeri Bandung. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi yang signifikan pada variabel husnudzan dan efikasi diri (r = 0.480 dengan p < 0.01). Sedangkan pada variabel lainnya tidak terdapat korelasi yang signifikan, dengan nilai r = -0.147 (p = 0.193) untuk efikasi diri akademik dan stres akademik, serta r = -0.169 (p = 0.135) untuk husnudzan dan stres akademik. Berdasarkan uji mediasi, hasil penelitian menunjukkan efikasi diri akademik tidak berperan sebagai mediator dalam hubungan husnudzan dan stres akademik dimana nilai yang diperoleh pada indirect effect adalah -0.0944, yang memiliki rentang antara BootLLCI (-0.3656) dan BootULCI (0.1986) melewati nilai 0.

Academic stress is a problem experienced mostly by students including those who live in Islamic boarding schools. This condition happens because of the learning process presssure which can affects them physically and psychologically. Many previous studies examined a number of variables that can reduce academic stress, including the variables of academic self-efficacy and positive mindset. Husnudzan, a positive mindset in Islam, is considered to have an influence on various psychological aspects such as mental health, resilience, self-acceptance and anxiety. The method used in this study is a quantitative method by distributing the adaptation of the academic stress scale (SSI), the husnudzan scale and the academic self-efficacy scale (TASES). The validity and reliability scores are 0.922 and 0.959 for academic stress scale, 0.876 and 0.796 for husnudzan scale, also 0.905 and 0.951 for academic self-efficacy scale. Data analysis was carried out by conducting correlation and mediation analyses. A total of 80 undergraduate students from State Islamic University of Sunan Gunung Djati Bandung (UIN Bandung) participated in the study. The results demonstrated that husnudzan significantly correlated with academic self-efficacy (r = 0.480 and p<0.01). In contrast, there was no significant correlation not only on academic self-efficacy and stress academic r = -0.147 (p = 0.193) but also on husnudzan and stress academic r = -0.169 (p = 0.135). The mediation test results showed that academic self-efficacy could not mediate the relationship between husnudzan and academic stress with indirect effect score -0.0944 (BootLLCI = -0.3656 and BootULCI = 0.1986)."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhea Ayu Kakata
"Tuntutan di dunia kerja yang terus berubah mengikuti perkembangan zaman menjadi tantangan bagi mahasiswa tingkat akhir untuk mempersiapkan diri dalam kariernya sehingga mereka perlu memiliki adaptabilitas karier. Adaptabilitas karier dapat ditingkatkan dengan persepsi dukungan sosial. Hubungan keduanya dapat dijelaskan melalui hubungan mediasi oleh variabel efikasi diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran efikasi diri dapat menjadi mediator hubungan persepsi dukungan sosial dan adaptabilitas karier. Partisipan merupakan mahasiswa tingkat akhir (N = 218) yang berusia 18-25 tahun yang pernah melakukan magang. Hasil penelitian menemukan efikasi diri secara parsial memediasi hubungan persepsi dukungan sosial dan adaptabilitas karier.

Changing demands in a rapidly growing working field era has become a challenge for final year students to pursue their career goals. High career adaptability is needed to attain success during the transition to work life. One of the factors to enhance career adaptability is perceived social support. Their relationship can further be explained by self-efficacy. The purpose of this research is to identify self-efficacy  as a mediator between perceived social support and career adaptability. Participants were final year students (N = 218) from age 18 - 25 who had done internships. The result was self-efficacy could partially mediate the relationship between perceived social support and career adaptability."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Hasby
"Kompetensi sosial emosional merupakan salah satu kemampuan yang dibutuhkan oleh guru dalam menyiapkan siswa yang kompeten secara sosial emosional untuk menghadapi berbagai tantangan di abad 21. Dalam mengembangkan kompetensi sosial emosional pada guru, persepsi guru terhadap iklim sekolah dan tingkat efikasi diri guru menjadi faktor yang mendukung hal tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mencari efek mediasi yang dimiliki oleh efikasi diri guru terhadap hubungan antara persepsi iklim sekolah dan kompetensi sosial emosional guru. Partisipan pada penelitian ini berjumlah 493 guru sekolah dasar di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan alat ukur Social Emotional Competencies-Teacher Rating Scale untuk mengukur kompetensi sosial emosional guru, Revised-School Level Enviromental Questionnaire untuk mengukur persepsi iklim sekolah, dan Teachers’ Sense of Efficacy Scale versi bahasa Indonesia untuk mengukur efikasi diri guru. Analisis regresi Hayes dilakukan terhadap penelitian ini dan ditemukan bahwa terdapat mediasi parsial untuk variabel efikasi diri guru terhadap hubungan persepsi iklim sekolah dan kompetensi sosial emosional guru pada dimensi teacher-student relationships dan emotion regulation. Hasil temuan ini membuktikan bahwa persepsi positif guru terhadap iklim sekolah dan efikasi diri guru berperan dalam meningkatkan kompetensi sosial emosional pada guru sekolah dasar.

Social-emotional competence is one of the abilities required by teachers to prepare students who are socially and emotionally competent to face various challenges in the 21st century. In developing social-emotional competence in teachers, teachers' perceptions of the school climate and the level of teacher self-efficacy become factors that support this. This study aims to find the mediating effect of teacher self-efficacy on the relationship between perceptions of the school climate and the social-emotional competence of teachers. The participants in this study were 493 elementary school teachers in Indonesia. This research is quantitative in nature, using the Social Emotional Competencies-Teacher Rating Scale (SECTRS) to measure teachers' social-emotional competence, the Revised-School Level Environmental Questionnaire (R-SLEQ) to measure perceptions of the school climate, and the Teachers’ Sense of Efficacy Scale in the Indonesian language (I-TSES) to measure teacher self-efficacy. Regression analysis, specifically Hayes' method, was applied to this research, and it was found that there is partial mediation for the variable of teacher self-efficacy in the relationship between perceptions of the school climate and teachers' social-emotional competence in the dimensions of teacher-student relationships and emotion regulation. These findings demonstrate that positive perceptions of the school climate and teacher self-efficacy play a role in enhancing social-emotional competence in elementary school teachers."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Andriani
"Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk melihat pengaruh self-compassion sebagai mediator dalam hubungan antara peer relatedness dan efikasi diri dalam keputusan karier. Peneliti menggunakan adaptasi Bahasa Indonesia dari alat ukur The Youth Relatedness Scale untuk mengukur peer relatedness, Self-Compassion Scale untuk mengukur self-compassion, dan Career Decision Self-Efficacy Scale-Short Form untuk mengukur efikasi diri dalam keputusan karier. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 650 orang siswa SMA kelas XI dan XII dari berbagai area di Jabodetabek. Hasil analisis menunjukkan bahwa self-compassion memiliki pengaruh yang signifikan dalam memediasi hubungan antara peer relatedness dan efikasi diri dalam keputusan karier siswa SMA (p < 0.05). Hasil dari penelitian ini dapat memberikan implikasi praktis bagi sekolah agar dapat menciptakan iklim kelas dan sekolah yang kompak dan suportif, serta lebih melatih keterampilan sosial siswa agar dapat membangun hubungan pertemanan yang positif yang dapat mendukung perkembangan kariernya.

This quantitative research aims to see the effect of self-compassion as a mediator in the relationship between peer relatedness and career decision self-efficacy. Researcher used Indonesian adaptation from The Youth Relatedness Scale to measure peer relatedness, Self-Compassion Scale to measure self-compassion, and Career Decision Self-Efficacy Scale-Short Form to measure self-efficacy in career decisions. The sample in this study are 650 high school students in 11th and 12th grade from various areas in Greater Jakarta. The results of the analysis showed that self-compassion had a significant influence in mediating the relationship between high school students peer relatedness and career decision self-efficacy (p <0.05). The results of this study can have practical implications for schools to create a unified and supportive classroom and school climate, and train students social skills better so they could build positive friendships with peers that can support their career development."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Veronika Ayu Florensa
"ABSTRAK
Remaja berisiko mengalami masalah kesehatan jiwa. Sebesar 50 dari gangguan jiwa dialami pada usia 14 tahun, dan ditemukan sebesar 81.41 kejadian prodroma early psychosis pada remaja SMP yang sehat. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk melihat pengaruh terapi kognitif perilaku kelompok dan psikoedukasi keluarga terhadap faktor risiko, faktor protektif serta kesehatan jiwa remaja SMP. Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan desain penelitian quasi experiment dengan metode pre test-post test with control group. Kelompok intervensi 1 diberikan tindakan keperawatan ners TKN dan latihan mandiri TKN, sedangkan kelompok intervensi 2 diberikan TKN, terapi kognitif perilaku kelompok TKPK dan psikoedukasi keluarga dengan jumlah sampel sebanyak 43 remaja pada masing-masing kelompok. Uji analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu independent t-test, chi-square, repeated Anova serta uji korelasi spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tindakan keperawatan ners, terapi kognitif perilaku kelompok dan psikoedukasi keluarga mampu meningkatkan kesehatan jiwa remaja, menurunkan prodroma early psychosis, menurunkan masalah emosi, meningkatkan efikasi diri serta meningkatkan hubungan keluarga remaja secara bermakna. Tindakan keperawatan ners dapat digunakan sebagai alternatif promosi kesehatan jiwa remaja di sekolah. Terapi kognitif perilaku dan psikoedukasi keluarga juga dapat digunakan sebagai promosi kesehatan dan prevensi masalah kesehatan jiwa remaja berbasis sekolah.

ABSTRACT
Adolescence have a risk to have mental health problem. Fifty percent of mental health problem start from 14 years old, and a research found that 81.41 of healthy adolescence in secondary school suffer from prodromal early psychosis. The aim of this study is to know the effect of cognitive behavior group therapy and family psychoeducation to adolescences mental health. This quantitative study used quasi experimental design, pre test post test with control group. Group intervention 1 was given the general nursing intervention and self practicing for the intervention, on the other side the group intervention 2 was given the general nursing intervention, cognitive behavior group therapy and family psychoeducation. There are 43 adolescences for each group. This study used independent t test, chi square, repeated Anova and Spearman correlation to analyze the data. The result show that the using of general nursing intervention, cognitive behavior group therapy and family psychoeducation significantly increasing mental health, reducing prodromal early psychosis and emotional problem, and increasing self efficacy and family relationship in adolescence. General nursing intervention could be used as alternative of mental health promotion in school. Cognitive behavior therapy and family psychoeducation recommended to used as mental health promotion and prevention therapy to healthy adolescence based on school. "
2018
T50331
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasdiyanah
"ABSTRAK
Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi. Pendidikan kesehatan merupakan salah satu strategi intervensi keperawatan, yang dalam pelaksanaannya memerlukan dukungan media. Media booklet dan diary dapat memberikan informasi kesehatan secara efektif. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media booklet dan diary terhadap efikasi diri dan motivasi IRT dengan hipertensi di Kota Depok. Penelitian menggunakan desain penelitian quasi eksperiment dengan pre-post design with control group, dengan jumlah sampel adalah 66. Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling dengan metode consecutive sampling. Hasil uji independent t test, menunjukkan nilai pemaknaan efikasi diri p=0,002 dan motivasi p=0,000 , berarti terdapat perbedaan signifikan efikasi diri dan motivasi antara kelompok dengan pendidikan kesehatan menggunakan media booklet dan diary dan kelompok tanpa menggunakan media pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan dengan media booklet dan diary dapat meningkatkan efikasi diri dan motivasi IRT. Disarankan agar pendidikan kesehatan dengan media booklet dan diary dapat diterapkan di pelayanan kesehatan.

ABSTRACT
Hypertension is one of the most causes of death. Health education is one of the strategies of nursing intervention, its implementation requires media support. Booklet and diary can provide health information effectively. The objective of the study was to identify the influence of health education using booklet and diary toward the self efficacy and motivation of housewives with hypertension in Depok. The study used quasi experimental research design with pre post design with control group, total sample was 66. The sampling technique was non probability sampling with consecutive sampling method. The results of independent t test showed the meaning of self efficacy p 0,002 and motivation p 0,000 that there were significant differences in self efficacy and motivation between group with health education using booklet and diary and group without using health education media. Health education with booklet and diary could improve the self efficacy and motivation of housewives. It is suggested that health education with booklet and diary can be applied in health service"
2017
T48870
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marvel Annika Jasmine Purubaningrum
"Jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) berada pada tahapan perkembangan dimana karier mulai dipertimbangkan. Bidang karier sains, teknologi, rekayasa, dan matematika (STEM) cenderung kurang diminati siswi SMA. Siswi cenderung disosialisasikan sebagai kurang cocok menempuh karier STEM. Minat merupakan konstruk multifaktor yang dipengaruhi lingkungan dan aset pribadi. Persepsi dukungan sosial diprediksi berpengaruh terhadap pembentukan minat. Namun, dukungan sosial yang ada berbeda bagi tiap individu, sementara mempersepsikan dukungan sosial memerlukan sejumlah dukungan sosial aktual. Dipertimbangkanlah faktor lain yakni efikasi diri umum. Penelitian ini mengeksplorasi peran efikasi diri umum dalam memoderasi pengaruh persepsi dukungan sosial terhadap minat STEM siswi SMA kelas X—XII berusia 15—18 tahun di seluruh Indonesia menggunakan alat ukur GSES-12, MSPSS, dan STEM-CIS. Ditemukan adanya efek moderasi yang signifikan antara efikasi diri umum terhadap pengaruh persepsi dukungan sosial ke minat STEM. Semakin tinggi efikasi diri umum, semakin kuat pengaruh persepsi dukungan sosial ke minat STEM. Diinterpretasikan bahwa siswi SMA dengan efikasi diri umum yang tinggi akan lebih peka terhadap dukungan yang dimiliki dibandingkan efikasi diri umum yang rendah. Ditarik implikasi bahwa efikasi diri umum merupakan faktor yang dapat dijadikan target intervensi pembentukan minat. Limitasi yang ada antara lain merupakan terpusatnya demografi domisili partisipan.

One of the developmental tasks for high school students include exploring and deciding on a career. The field of science, mathematics, technology, and engineering (STEM) continue to show low levels of interest within female high school students. Female students tend to receive socialisation keeping them from choosing STEM careers. Interest is influenced by both social contexts and personal inputs. Perceived social support is predicted to influence interest development. However, while perceived social support is determined by each individual, there still needs to be some preexisting actual social support to perceive. This research explores the role of general self-efficacy in moderating the influence of perceived social support on STEM interest for female high school students in grades X—XII aged 15—18 from all across Indonesia. Instruments used include the GSES-12, the MSPSS, and the STEM-CIS. Findings show that a significant moderating effect between general self-efficacy and the influence of perceived social support on STEM interest exists. More general self-efficacy correlate with a stronger influence of perceived social support towards STEM interest. This is explained by the idea that individuals with higher general self-efficacy tend to be more aware of the resources they have. Practically, this research implies that general self-efficacy is a factor that can be considered when developing a STEM interest intervention program. Limitations of this research include the lack of domicile diversity between samples. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirna Refolia Istiasih
"Mahasiswa yang sedang memasuki periode realistis dalam tahap perkembangan karier masih memiliki tingkat adaptabilitas karier rendah. Faktor eksternal yang sangat memengaruhi adaptabilitas karier pada mahasiswa adalah dukungan teman sebaya, dimana mahasiswa lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman sebayanya untuk saling memberikan informasi dan saran karier, dukungan emosional, serta menjadikan teman sebagai panutan dalam hal yang berkaitan dengan karier. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran mediasi oleh efikasi diri pengambilan keputusan karier (CDSE) pada pengaruh dukungan teman sebaya terhadap adaptabilitas karier kepada mahasiswa. CDSE dipilih sebagai mediator karena adaptabilitas karier dapat ditingkatkan melalui sumber-sumber efikasi diri. Responden adalah mahasiswa tingkat akhir yang sedang kuliah di Jabodetabek (N = 538) dengan teknik pengambilan data berupa convenience sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen Career-Adapt-Abilities Scale, Career-Related Peer Support, dan Career Decision Self Efficacy - Short Form yang telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia. Hasil uji mediasi menunjukkan bahwa efikasi diri dalam pengambilan keputusan karier memediasi secara penuh pengaruh dukungan teman sebaya terhadap adaptabilitas karier (c = 0,247; p < 0,001). Dukungan teman sebaya sebagai faktor eksternal tidak cukup untuk meningkatkan adaptabilitas karier, namun diperlukan adanya faktor internal untuk meningkatkan adaptabilitas karier mahasiswa, dimana dalam hal ini diwadahi oleh CDSE. Diskusi, saran, dan limitasi penelitian akan dibahas lebih

College students are in a realistic period in the career development stage, but in reality, the level of students’ career adaptability is still low. The external factor that greatly influences the career adaptability of students is peer support, where students spend more time with their peers for providing information and career suggestions to each other, emotional support, and being role models in matters related to careers. College students tend to spend most of their time with peers to exchange career information and suggestions, emotional support, and peers as their role models in a career-related setting. This present study aims to analyze the mediating role of career decision self-efficacy (CDSE) on the effect of peer support on career adaptability to college students. CDSE was chosen as moderator because career adaptability can be enhanced through self-efficacy sources. Participants are final year students in Jabodetabek (N = 538) and data was collected using convenience sampling techniques. This study was using Career Adapt-Abilities Scale, Career-Related Peer Support, and Career Decision Self-Efficacy - Short Form that have been translated to Bahasa. Mediation analysis shows that career decision self-efficacy fully mediated peer support on career adaptability (c = 0,247; p < 0,001). Peer support as an external factor is not sufficient enough to enhance career adaptability, but internal factor is needed to enhance career adaptability, which is career decision self-efficacy. Another discussion, suggestions, and limitations will be discussed."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dalimunthe, Katris Lamira Abadi
"ABSTRAK
Makin majunya kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia, gaya hidup
pun mulai berubah. Sekarang ini ada kecenderungan di masyarakat terutama di
kota-kota besar untuk meninggalkan cara hidup tradisional dan mulai beralih ke cara
kehidupan barat. Salah satu jenis penyakit yang sekarang paling sering ditemui
akibat dari semakin banyak orang mengadopsi cara kehidupan barat dan
peningkatan sosio-ekonomi dari kelas menengah dalam masyarakat yaitu penyakit
kencing manis atau istilah lainnya diabetes melitus.
Diabetes melitus atau diabetes merupakan penyakit kronis yang ditandai oleh
kadar gula yang lebih tinggi dari batas normal. Penyakit ini kini berkembang sebagai
suatu penyebab utama kesakitan dan kematian di Indonesia (Waspadji dalam
Soegondo, 1995) dan berimplikasi pada beragam masalah kesehatan dan
menyebabkan secara tidak langsung sekitar 100.000 kematian tiap tahun (Sarafino,
1998).
Selalu menjadi tantangan bagi para peneliti untuk menjawab pertanyaan
bagaimana penderita diabetes dapat melakukan modifikasi perilaku agar terhindar
dari komplikasi penyakit yang lebih buruk. Gagasan-gagasan bahwa penyakit
diabetes berkaitan dengan gaya hidup menyoroti perawatan kesehatan dengan
pendekatan kognitif dimana penekanan pada peran aktif individu dalam
mendapatkan dan menafsirkan informasi (Mervielde dalam Smet, 1994). Orangorang
berpikir tentang resiko secara mendetil, menilai kerentanan dirinya untuk
terkena suatu penyakit dan menaksir kemungkinan akan menjadi sakit parah untuk
menentukan apakah dia akan mengambil langkah sehat atau tidak. Dengan
demikian, keyakinan-keyakinan seseorang mengenai kesehatan (health beliefs)
berpengaruh besar dalam mengadopsi perilaku sehat.
HBM merupakan salah satu pendekatan psikososial yang paling banyak
digunakan untuk menerangkan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.
Dengan memfokuskan pada keyakinan atau penilaian individu tentang
kesehatannya (health beliefs), teori ini mengorganisasikan informasi mengenai
pandangan individu mengenai kesehatannya dan faktor-faktor yang mempengaruhi
individu dalam mengubah tingkah laku sehat (Lancaster dalam DiMatteo, 1991).
Health beliefs berkaitan erat dengan self efficacy. Untuk mengambil langkah
sehat diperlukan keyakinan bahwa individu mampu menampilkan perilaku sehat
tertentu. Individu yang mempercayai bahwa ia mampu menguasai dan mematuhi pola kebiasaan yang sehat cenderung akan mengerahkan usaha yang diperlukan
agar berhasil.
Subyek dalam penelitian ini adalah penderita diabetes tipe II yang sedang
dalam perawatan jalan di rumah sakit. Mengingat sebagian besar pasien diabetes
melitus adalah kelompok diabetes melitus tipe II dimana kemunculannya 80 % dari
seluruh kasus, maka penelitian ini penting dilakukan terutama pada kelompok
tersebut. Pengambilan sampel penelitian dilakukan pada salah satu rumah sakit
terbesar di Jakarta, yaitu: rumah sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang terletak
di Salemba, Jakarta Pusat yang melibatkan 40 subyek penelitian. Dalam penelitian
ini teknik yang digunakan untuk memperoleh sampel adalah melalui teknik
incidental sampling.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara self efficacy dengan health beliefs. Hal ini berarti semakin yakin individu atas
kemampuannya dalam menampilkan perilaku sehat, maka individu semakin
melakukan penilaian terhadap ancaman yang terjadi akibat masalah kesehatan yang
mungkin berkembang dan mempertimbangkan tentang keuntungan dan kerugian
dalam menampilkan perilaku sehat. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
subyek dalam penelitian ini merasa yakin dapat menjalankan kontrol kadar gula
darah secara teratur sesuai anjuran dokter, tetapi sebaliknya subyek merasa tidak
yakin dapat berolahraga secara teratur sesuai anjuran dokter. Selain itu, subyek
mempersepsikan dirinya memiliki kerentanan yang tinggi terhadap komplikasi
penyakit diabetes mellitus dan menjalankan perilaku sehat yang direkomendasikan
dokter membawa kerugian lebih sedikit daripada keuntungan yang dipersepsikan
individu.
Penelitian ini untuk selanjutnya perlu diadakan dengan melibatkan sampel
yang lebih besar, perbaikan item-item kuesioner dan Mencari lebih banyak literatur
mengenai teori health specrfic self efficacy dan health belief model."
2004
S3422
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>