Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170213 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Randy Akmalsyah
"Penelitian ini menganalisis kelayakan investasi teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dengan desain Molten Salt Reactor (MSR) di Bangka Belitung menggunakan metode Value at Risk (VaR). Kajian ini bertujuan untuk menilai kelayakan ekonomi PLTN MSR dan mengidentifikasi risiko yang berdampak pada parameter investasi. Analisis menggunakan data primer dan sekunder, melibatkan model keuangan arus kas yang didiskontokan, dan simulasi Monte Carlo dengan 10.000 iterasi pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil menunjukkan bahwa PLTN MSR secara ekonomi layak dengan nilai NPV proyek sebesar $338,7 juta, IRR 13,06%, Profitability Index 1.40, dan discounted payback period 11,19 tahun. Risiko utama yang diidentifikasi meliputi waktu konstruksi yang berkepanjangan, persepsi publik, gangguan pasokan bahan bakar, perubahan kebijakan, dan efisiensi termal. Penelitian ini memberikan kontribusi penting bagi pengembangan energi nuklir di Indonesia sebagai bagian dari target net zero emission 2060.

This study assesses the investment feasibility of Molten Salt Reactor (MSR) technology for Nuclear Power Plants (NPP) in Bangka Belitung using the Value at Risk (VaR) method. It aims to evaluate the economic viability of MSR NPPs and identify risks impacting investment parameters. The analysis employs primary and secondary data, a discounted cash flow financial model, and a Monte Carlo simulation with 10,000 iterations at a 95% confidence level. The results reveal that MSR NPPs are economically viable, with a project NPV of $338.7 million, an IRR of 13.06%, Profitability Index 1.40, and a discounted payback period of 11.19 years. Key identified risks include prolonged construction time, public perception, fuel supply disruptions, policy changes, and thermal efficiency loss. This research significantly contributes to advancing nuclear energy development in Indonesia as part of the 2060 net zero emission target. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annika Nafirah
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan investasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ground-mounted di Kalimantan Timur dengan menggunakan metode Value at Risk (VaR). Metode ini digunakan untuk mengukur potensi kerugian dari proyek investasi dengan mempertimbangkan faktor ketidakpastian seperti tarif Power Purchase Agreement (PPA) dan biaya Operasional dan Pemeliharaan (O&M). Analisis dilakukan melalui model keuangan Discounted Cash Flow (DCF) dan simulasi Monte Carlo untuk mengevaluasi indikator kelayakan investasi seperti Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Debt Service Coverage Ratio (DSCR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum mempertimbangkan faktor ketidakpastian, proyek ini memiliki NPV sebesar Rp6,967,654,946, IRR sebesar 15%, dan DSCR sebesar 3,55, yang mengindikasikan kelayakan investasi. Setelah mempertimbangkan seluruh faktor ketidakpastian, investasi pemasangan PLTS ground- mounted memiliki NPV at Risk sebesar Rp5,315,929,980 IRR at Risk sebesar 11.36%, dan DSCR at Risk 2.98. Dengan tingkat kepercayaan 95% dan periode simulasi selama 20 tahun, proyek PLTS ground-mounted ini masih layak untuk diinvestasikan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi Independent Power Producers (IPP) dan investor dalam mengidentifikasi dan mengelola risiko pada proyek PLTS di Indonesia.

This study aims to analyze the investment feasibility of a ground-mounted Solar Power Plant (PLTS) in East Kalimantan using the Value at Risk (VaR) method. This method is used to measure the potential loss of investment projects by considering uncertainties such as Power Purchase Agreement (PPA) tariffs and Operational and Maintenance (O&M) costs. The analysis was conducted through a Discounted Cash Flow (DCF) financial model and Monte Carlo simulation to evaluate investment feasibility indicators such as Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), and Debt Service Coverage Ratio (DSCR). The results of the study indicate that before considering uncertainties, the project has an NPV of Rp6,967,654,946, an IRR of 15%, and a DSCR of 3.55, indicating investment feasibility. After considering all of the uncertainties, the NPV at Risk is Rp5,315,929,980, the IRR at Risk is 11.36%, and the DSCR at Risk is 2.98. With a confidence level of 95% and a simulation period of 20 years, the ground- mounted PLTS project is still feasible to invest in. This study is expected to be a reference for Independent Power Producers (IPP) and investors in identifying and managing risks in PLTS projects in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raffles Chrisostomus
"Indonesia memiliki target untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengan menggunakan lebih banyak energi terbarukan. Dari berbagai opsi energi terbarukan, energi surya adalah opsi yang memiliki potensi terbesar. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kelayakan investasi pemasangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) ground mounted di Sulawesi Utara menggunakan metode Value at Risk (VaR). Metode ini dipilih untuk mengidentifikasi dan mengukur risiko finansial yang mungkin terjadi dalam investasi tersebut. Proses penelitian melibatkan desain PLTS menggunakan Helioscope, pembuatan model finansial dengan Excel, dan simulasi Monte Carlo untuk analisis risiko menggunakan Python. Dengan menggunakan teknik Simulasi Monte Carlo, penelitian ini mempertimbangkan tiga faktor ketidakpastian utama, yaitu biaya investasi awal, biaya operasional dan pemeliharaan, serta tarif penjualan listrik. Sesudah mempertimbangkan seluruh faktor ketidakpastian, proyek pemasangan PLTS ground mounted layak untuk dilakukan dengan nilai NPV at Risk sebesar Rp7.040.913.100, IRR at Risk sebesar 16,93%, dan DSCR at Risk sebesar 3,77 dengan tingkat kepercayaan 95% dan jangka waktu simulasi selama 20 tahun.

Indonesia aims to reduce greenhouse gas emissions by utilizing more renewable energy. Among various renewable energy options, solar energy has the greatest potential. This study aims to evaluate the feasibility of investing in the installation of ground mounted solar power plants (PLTS) in North Sulawesi using the Value at Risk (VaR) method. This method is chosen to identify and measure the financial risks that may occur in such investments. The research process involves designing the PLTS using Helioscope, creating financial models with Excel, and performing Monte Carlo simulations for risk analysis using Python. By employing Monte Carlo simulation techniques, this study considers three main uncertainty factors: initial investment costs, operational and maintenance costs, and electricity sales tariffs. After considering all uncertainty factors, the ground mounted PLTS installation project is deemed feasible with an NPV at Risk value of Rp7.040.913.100, an IRR at Risk of 16,93%, and a DSCR at Risk of 3,77, with a confidence level of 95% over a simulation period of 20 years."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Santhani
"Pembangunan PLTN di Indonesia dan dunia masih menjadi kontroversi, hal ini disebabkan oleh keamanan dan keselamatan PLTN yang masih diragukan. Kecelakaan nuklir di Chernobyl pada tahun 1986 dan kejadian bencana PLTN Fukushima tahun 2011 menunjukan standar keselamatan dan kemanan yang sangat ketat pada kontruksi dan pengoperasian, ternyata tidak dapat menghindari bencana kebocoran radioaktif. International Atomic Energy Agency IAEA adalah badan yang mengawasi perkembangan energi nuklir di dunia, terutama negara berkembang.
Pada tahun 2009 IAEA telah melakukan evaluasi kesiapan Indonesia dalam pembangunan PLTN pertama, berdasarkan evaluasi tersebut menyimpulkan bahwa dari 19 kriteria yang telah ditetapkan hampir semua isu area infrastruktur dapat ditindaklanjuti untuk membuat keputusan selanjutnya berlanjut ke Fase II, kecuali komitmen negara, manajemen dan keterlibatan stakeholder. Dalam penelitian ini, Penulis akan menganalisa kembali 19 multikriteria yang ditetapkan IAEA untuk pembangunan PLTN pertama di Indonesia berdasarkan kondisi saat ini.
Berdasarkan hasil penelitian, Indonesia belum siap membangun PLTN pertama, terutama pada kriteria komitmen negara, keselamatan, keamanan, perencanaan kedaruratan serta keterlibatan stakeholder. Namun apabila Indonesia menganggap PLTN sangat mendesak untuk dibangun, perlu ada upaya yang dilakukan untuk memenuhi standar IAEA yaitu komitmen tegas Pemerintah, pemilihan lokasi dan teknologi yang tepat, komitmen perlindungan keamanan dan keselamatan, peningkatan SDM, pengelolaan limbah radioaktif, keterbukaan informasi dan sosialisasi nuklir, subsidi serta penyiapan dana keadaan darurat.

There is still a controversy about the development of nuclear power that shows concern for its security and safety aspects. The catastrophic nuclear accident happened in Chernobyl 1986 and Fukushima 2011 suggested that a very strict safety and security standard on construction and operation apparently could not prevent radioactive leak disaster. International Atomic Energy Agency IAEA is the organization that oversees the development of nuclear energy in the world, especially developing countries.
In 2009, IAEA has conducted an assessment on Indonesia 39 s readiness for its first nuclear power plant. The assessment concluded that 19 nuclear infrastructure issues, Indonesia still has pending issues on state commitment, management and stakeholder involvement. In this study, the author would like to reanalyze the 19 nuclear infrastructure issues which set by the IAEA for Indonesia rsquo s first nuclear power plant based on Indonesia current conditions.
The study itself suggests that Indonesia is unlikely to be ready to build the plant. This is due to numerous unmet nuclear infrastructure standards, especially in state commitment, management, safety, security, emergency planning and stakeholder involvement aspects. However, if the construction of nuclear power plant is urgently needed, the government has to make efforts to meet IAEA standards in several aspect, such as state commitment, proper location and technology selection, security and safety protection, human resource development, radioactive waste management, information disclosure and nuclear socialization, subsidies and preparation of emergency funds.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51630
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laurentius Kristianto Adi Wicaksono
"Di era dimana krisis iklim semakin menjadi ancaman nyata bagi dunia, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir semakin menarik perhatian untuk melakukan transisi energi menuju energi yang lebih bersih demi mengurangi emisi karbon. Namun sebagai bangunan yang memiliki risiko tinggi, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) perlu dirancang dengan baik dengan mempertimbangkan aspek kegempaan, salah satunya peak ground acceleration sebagai parameter. Penelitian ini bertujuan menganalisis kondisi peak ground acceleration di pulau Bangka sebagai salah satu kandidat lokasi PLTN di Indonesia dengan menggunakan metode probabilistic seismic hazard analysis untuk dapat mengkuantifikasi probabilitas terlampauinya masing-masing tingkatan peak ground acceleration. Untuk melakukan prediksi nilai peak ground acceleration, dilakukan identifikasi sumber-sumber gempa yang berpengaruh bagi pulau Bangka dilakukan pada penelitian ini beserta pemodelan seismisitasnya. Hasil penelitian menunjukkan Pulau Bangka memiliki probabilitas terjadinya peak ground acceleration yang setara atau lebih dari 0.1 hingga 0.125 g sebesar 1% dalam 100 tahun yang menunjukkan bahwa Pulau Bangka relatif aman dan memenuhi kriteria untuk lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir.

In an era where climate change become real threat for the world, Nuclear Power Plant (NPP) getting more attention to do energy transition toward a cleaner energy in order to reduce carbon emission. But has a high risk building and facility, Nuclear Power Plant need to be specifically designed by considerating seismisicity aspect with peak ground acceleration as one of its parameter. This research aims to analyze the peak ground acceleration condition in Bangka Island as one of the Nuclear Power Plant location candidate in Indonesia using probabilistic seismic hazard analysis method in order to quantify exceedance probability of certain level of peak ground acceleration. In order to predict the peak ground acceleration, seismic source that affecting Bangka Island was identified on this research, including its seismicity model. This research results show that Bangka Island has 1% probability in a hundred year that a 0.1-0.125 g peak ground acceleration was felt on this island and that was considered relatively safe and pass the peak ground acceleration criteria for Nuclear Power Plant location candidate."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Tris Yuliyanto
"Penelitian dalam tesis ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan Indonesia dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Kesiapan ini diketahui dari seberapa besar kontribusi industri Indonesia dalam memproduksi komponen- komponen PLTN yang dikelompokkan menjadi 4 subsisteni yaitu primary subsystem, secondary subsystem, construction/civil subsystem dan balance and protection subsystem. Analisis dilanjutkan dengan melihat kernampuan komponen yang diproduksi industri Indonesia dalam menghasilkan devisa atau yang biasa dikenal dengan efisiensi perusahaan dalam menghemat atau menghasilkan devisa melalui domestic resource cost yaitu dengan melihat proporsi biaya sumber daya lokal dan biaya sumber daya luar negeri dalam menghasilkan nilai tambah.

Research in this thesis aims to determine the readiness of Indonesia in the construction of nuclear power plant. This readiness is known of how much contribution the industry Indonesia in producing nuclear components are grouped into 4 system is the primary subsystem, secondary subsystem, construction / civil subsystem and balances and protection subsystem. The analysis continued by looking at the ability of Indonesias industrial components produced in generating foreign exchange or commonly known by the companys ejficiency in saving or generating foreign exchange through domestic resource cost by looking at the proportion of the cost of local resources and the cost of offshore resources in generating added value."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31067
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Rayhan Prakarsa
"Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ground-mounted merupakan solusi potensial untuk memenuhi kebutuhan energi di Indonesia dengan memanfaatkan kondisi geografis yang menguntungkan dan sinar matahari yang melimpah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kelayakan investasi dalam PLTS ground-mounted dari perspektif tekno-ekonomi dengan menggunakan metode Value at Risk (VaR), yang memungkinkan identifikasi dan pengukuran risiko investasi. Proses penelitian melibatkan desain PLTS menggunakan Helioscope, pembuatan model finansial dengan Excel, dan simulasi Monte Carlo untuk analisis risiko menggunakan Python. Hasil penelitian menunjukkan bahwa investasi dalam PLTS ground-mounted memenuhi kriteria investasi dengan Nilai Bersih Saat Ini (NPV), Tingkat Pengembalian Internal (IRR), dan Rasio Cakupan Layanan Utang (DSCR) yang menguntungkan. Simulasi Monte Carlo mengungkapkan bahwa meskipun terdapat ketidakpastian dalam biaya operasional dan harga jual listrik (Perjanjian Pembelian Tenaga Listrik, PPA), proyek ini tetap memiliki potensi keuntungan yang signifikan. Kesimpulannya, investasi dalam PLTS ground-mounted di Indonesia dianggap layak, dengan rekomendasi untuk pengembangan lebih lanjut dan peningkatan manajemen risiko.

Ground-mounted solar power plants (PLTS) present a potential solution for meeting Indonesia's energy needs, leveraging the country's favorable geographic conditions and abundant sunlight. This research aims to evaluate the feasibility of investing in ground-mounted solar power plants from a techno-economic perspective using the Value at Risk (VaR) method, which enables the identification and measurement of investment risks. The research process involves designing the solar power plant using Helioscope, creating a financial model with Excel, and conducting Monte Carlo simulations for risk analysis using Python. The results indicate that investing in ground-mounted solar power plants meets investment criteria with favorable Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), and Debt Service Coverage Ratio (DSCR). Monte Carlo simulations reveal that despite uncertainties in operational costs and electricity sales prices (Power Purchase Agreement, PPA), the project still holds significant profit potential. In conclusion, investing in ground-mounted solar power plants in Indonesia is considered feasible, with recommendations for further development and improved risk management."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqi Fadhli Syahra
"Pada penelitian ini dilakukan analisis kriteria pada KLHS untuk rencana pembangunan PLTN. Analisis kriteria dilakukan berdasarkan pada indikator pembangunan berkelanjutan, peraturan perundangan, dan best practice dari penerapan KLHS untuk pembangunan PLTN yang sudah ada sebelumnya. Hasil analisis kriteria menunjukkan bahwa dalam penyusunan KLHS untuk pembangunan PLTN harus terdapat kajian mengenai mekanisme pelaksanaan dan output dari KLHS, seleksi lokasi, seleksi teknologi nuklir, dan analisis dampak pada tahap pra-konstruksi, konstruksi, operasi, decommissioning, dan pada saat terjadi kecelakaan. Hasil dari analisis kriteria ini kemudian diharapkan dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam penyusunan KLHS untuk rencana pembangunan PLTN ke depannya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44726
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clarissa Stellavania
"Mengikuti perkembangan industri kendaraan listrik di Indonesia, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) telah menyediakan 52 unit bus listrik untuk beroperasi dengan suplai listrik yang disediakan oleh PLN seluruhnya. Sayangnya, 86,95% dari total produksi listrik di Indonesia pada tahun 2020 berasal dari bahan bakar fosil. Untuk mengatasi permasalahan emisi gas rumah kaca dan cadangan energi fosil yang menipis, Kementerian ESDM mencanangkan Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang menargetkan pencapaian EBT sebesar 23% pada tahun 2025. Sayangnya, pemenuhan target tersebut masih cukup jauh dengan pemanfaatan energi surya sebagai PLTS di Indonesia masih sangat kecil, yaitu sekitar 0,2 GW dari potensi yang mencapai lebih dari 200 GW. Implementasi yang minim ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti kebutuhan lahan dan kebutuhan modal. Salah satu solusi terhadap permasalahan ini adalah pemasangan PLTS pada kendaraan listrik. Hasil analisis teknis didukung oleh hasil perhitungan ekonomi dan analisis risiko dengan metode Monte Carlo menunjukkan bahwa pemasangan PLTS pada bus listrik Transjakarta dengan modul monocrystalline layak untuk dilaksanakan. Kelayakan investasi menghasilkan Net Present Value sebesar Rp54.777.292, Internal Rate of Return sebesar 13,02%, Payback Period sebesar 6,41 tahun, dan Profitability Index sebesar 1,47 untuk menghasilkan daya 12,275 MWh/tahun dengan derajat keyakinan parameter NPV, IRR, PBP, dan PI > 50%.

As Indonesia's electric vehicle market grew, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) provided 52 electric bus units that run solely on PLN power. However, fossil fuels contributed to 86.95% of Indonesia's entire electricity output in 2020. In fact, 2.3% of the world's total greenhouse gas emissions came from Indonesia, where 1.24 gigatons of carbon dioxide were emitted. The Ministry of Energy and Mineral Resources proposed the National Energy Policy (KEN), which aims to reach a 23% share of renewable energy by 2025, in order to address the issues of greenhouse gas emissions and the dwindling amount of fossil fuel reserves. Unfortunately, this objective is still a long way off. One example is the relatively low adoption of solar energy as solar power plant in Indonesia, which currently at about 0.2 GW out of a potential of over 200 GW. There are a few reasons for this minimum implementation, including capital and land requirements. A potential solution to solve this issue is to install rooftop solar power systems on top of electric buses. The results of the technical analysis supported by the results of economic calculations and risk analysis with the Monte Carlo method show that the installation of PLTS on Transjakarta electric buses with monocrystalline modules is feasible to implement. The investment feasibility resulted in a Net Present Value of IDR 54,777,292, an Internal Rate of Return of 13.02%, a Payback Period of 6.41 years, and a Profitability Index of 1.47 to produce 12.275 MWh/year of power with a degree of confidence in the NPV, IRR, PBP, and PI parameters > 50%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Astra Hakim Oktorian
"Perubahan iklim sebagai masalah serius membuat pemerintah menargetkan untuk menambah energi baru dan terbarukan dalam bauran energi nasional dengan membangun lebih banyak pembangkit listrik ber-tenaga energi baru dan terbarukan. Tenaga air di Indonesia memiliki potensi terbesar kedua di Indonesia hanya dibawah energi surya namun pemanfaatannya masih sangat rendah. Adanya Pembangkit Listrik Tenaga Mini-Hydro (PLTMH) menjadi solusi untuk lebih banyak memanfaatkan potensi tenaga air dan menjadi investasi yang menarik karena biaya dan dampak pada lingkungan yang rendah, serta desain yang fleksibel dapat mengikuti arus alami sungai. Namun, tarif beli yang relatif rendah dan faktor-faktor ketidakpastian yang dapat terjadi beresiko dalam kelayakan proyek. Studi kelayakan menggunakan model finansial yang biasanya tidak mempertimbangkan faktor-faktor ini mungkin menunjukan hasil indicator kelayakan yang baik walaupun resiko ini dapat membuktikan sebaliknya. Studi ini bertujuan untuk menganalisa kelayakan investasi PLTMH menggunakan metode Value at Risk dengan simulasi Monte Carlo. Faktor ketidakpastian yang teridentifikasi disimulasikan dan diajukan dengan tiga alternatif skema pembiayaan dengan perbedaan pada rasio utang terhadap ekuitas dan jangka waktu pinjaman. Hasilnya menunjukkan adanya efek dari menggunakan skema pembiayaan yang berbeda terhadap Value at Risk dari indikator kelayakan. Skema dengan rasio utang terhadap ekuitas 80% dan jangka waktu pinjaman 16 tahun menghasilkan indikator kelayakan yang paling tahan terhadap faktor-faktor ketidakpastian, sedangkan skema dengan rasio utang terhadap ekuitas 90% dengan 20% peminjaman ekuitas dan 17 tahun jangka waktu peminjaman menjadi paling terpengaruh dari faktor ketidakpastian, dibuktikan dengan empat dari tujuh indikator kelayakan beresiko skema ini tidak dapat memenuhi parameter kelayakan investasi. Adapun faktor ketidakpastian yang paling berpengaruh terhadap semua indikator kelayakan dalam semua skema pembiayaan adalah Debit Air (Q) yang dibuktikan dengan koefisien korelasi ranking Spearman yang paling tinggi pada faktor tersebut.

The serious issue of climate change has led to government making targets on increasing new and renewable energy in the national energy mix by developing more new and renewable energy power plants. Hydropower as the second highest potential renewable energy source in Indonesia just below solar are still very underutilized. The emergence of Mini-Hydropower Plants (MHPs) as a solution to utilize more hydropower potential has become an attractive investment since it has low cost and environmental impacts and a significantly flexible design that could follow the natural flow of a river. However, relatively low tariffs and uncertainty factors that may occur risks the feasibility of the projects. Financial model feasibility assessments that usually does not account these factors may show attractive feasibility indicator results when the underlying risks could prove it otherwise. This study aims to analyze the investment feasibility of a Mini-Hydropower Plant using the Value at Risk approach through Monte Carlo simulation. The identified uncertainty factors are simulated and presented through three financing scheme alternatives with differences of debt-to-equity ratio and loan tenor period. The results showing that there is an effect of using different financing schemes to the feasibility indicators Value at Risk. The scheme with an 80% debt-to-equity ratio and 16 years loan tenor period financing scheme proven to be the scheme least vulnerable to the uncertainty factors, while a 90% debt-to-equity ratio with 20% equity loan and 17 years loan tenor period are most vulnerable, proven by the Value at Risk for four feasibility indicators out of seven are not feasible according to the parameters. While the uncertainty factor that has the most significant impact to all the feasibility indicators on all financing scheme alternatives is the Water Discharge (Q) which are proven from the highest Spearman rank correlation coefficient the factor has."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>