Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

"Mengisahkan perjuangan seorang ilmuwan yang setia dengan ilmunya dengan mengutarakan sebuah bidang taksonomi serangga yang terpinggir dan dipacak sebagai tiada nilai ekonomi dalam paradigma penyelidikan gunaan kini. Persoalan-persoalan yang dipaparkan adalah tentang khazanah dan warisan bangsa, identiti, harga diri dan kepedulian kepada megadiversiti."

"Duduk di pondok menunggu buah durian kahwin gugur, Mustafa memaklumkan kepada emak rancangan masa hadapannya. Emak terkejut tidak bersetuju, tetapi akhirnya merestuinya. Abdul Rahman mengucapkan tahniah kepada Mustafa yang memperoleh pangkat pertama dalam SPM, tetapi membantah rancangan adik bongsunya itu. Tercetus pertengkaran sehingga merenggangkan persaudaraan. Walau bagaimanapun, Mustafa tetap dengan rancangannya. Dia melihat cabaran itu sebagai kesempatan untuk belajar mengaji semula Al-Quran dan mendalami ilmu agama. Saat emak mendapat serangan angin ahmar dan terlantar sehingga waktu akhirnya hayatnya, Mustafa menggalas tugas menjaganya. Setelah emak meninggal dunia, suasana musim durian tidak lagi semeriah dahulu. Sudah mula tercetus bibit perbalahan, perebutan menguasai durian kahwin yang tiada bandingan di Kampung Baharu Merbau. Adakah hubungan kedua-dua beradik ini semakin jernih atau semakin keruh? Durian kahwin, menyingkap rahsia."

"Sebuah kisah petualangan sekitar tahun 40 - an dan 50 - an, seorang gadis yatim piatu, yang tamat persekolahan dengan sijil Junior Cambridge, di Singapura, berhasrat hendak belayar ke Pulau Pinang mencari kedua - dua bapa saudara. Dia belayar bersama -sama cita-citanya utnuk menjadi seorang jururawat. Kedatangan Jepun menyebabkan beliau pasrah atau bangkit berjuang ?"

"Seorang pesara meneruskan penyelidikan kumbang Chrysomelidae tetapi di lokasi Kepulauan Sunda Kecil. Tujuannya untuk mengemaskini biodiversiti, menyemak Garis Wallace pembatas pengagihan fana dan memburu spesies baharu. Pengalaman yang dilalui mewarnai kisah pengembaraan.Pemburu diperas ugut pegawai perhutanan Lombok kerana tidak mempunyai surat izin. Ketika di KLIA pegawai kastam menyita spesimen kumbang atas kesalahan membawa masuk haiwan dari luar negara. Pada malam kedua di Sumbawa pemburu dibawa menghadap Sultan Sumbawa. Baginda tersenyum apabila pemburu memberitahu tujuannya memburu kumbang. Lantas baginda melontarkan pertanyaan, kenapa Alfred Russel Wallace tidak singgah di Sumbawa. Kemudian baginda menjelaskan bahawa Wallace menganggap Sumbawa sudah musnah akibat letusan gunung Tambora. Baginda memaklumkan kisah Tambora tercatat dalam kitab Syair Kerajaan Bima.Ketika di Bima pemburu bertemu Lukman, memaklumkan hasil penyelidikan sarjana Perancis bernama Henri. Syair Kerajaan Bima dan beberapa manuskrip lain adalah bukti bahasa dan persuratan Melayu sudah bertapak di seluruh Kepulauan Melayu."

"Skripsi ini membicarakan enam masalah tasawuf yaitu Simbolik Huruf, Pembagian Hati, Pembagian Alam, Ajaran Martabat Tujuh, Nur Muhammad, dan Masalah Fana. Pengarang kitab ini adalah seorang ulama besar dari Aceh yang terkenal kealiman dan keluasan ilmunya. la hidup pada abad ke-18 dan merupakan satu dari empat besar' ulama Aceh yang turut mewarnai kehidupan tasawuf di Indonesia. Mereka itu adalah Hamzah Fansuri, Syamsuddin Al-Sumatrani, Nuruddin Ar-Raniry, dan Abdul Rauf Singkel.Kitab karangan beliau ini terdiri dari sebelas halaman, terbundel bersama-sama karyanya yang lain dengan nomor Ml. 336 dan. Ml. 343. ...sendiri bernomor MI.336G, berasal dari bundel Ml. 336. Teks inilah yang digunakan penulis sebagai bahan tinjauan dan suntingan. Naskah tadi tersimpan di Perpustakaan Nasional Jakarta. Tempat itulah satu-satunya penyimpan naskah tersebut.Tujuan dari penguntingan dan tinjauan ini adalah untuk mengetahui isi yang terkandung di dalamnya, di samping sebagai salah satu upaya penyelamatan naskah lama agar tidak punah oleh waktu. Seperti kita ketahui bersama, naskah-naskah tersebut merupakan peninggalan sekaligus sumber untuk mengetahui pola kebudayaan serta pemikiran masa lalu.Akal halnya tasawuf, sisi lain dari ajaran Islam ini perlu mendapat perhatian karena sejarah membuktikan bagian ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan spiritual masyarakat Islam yang sumbangannya tidak kecil bagi agama itu sendiri di Indonesia. Terlebih lagi, persoalan tersebut diangkat dari karya seorang besar dan alim seperti Abdul Rauf Singkel dengan gelar yang diberikan masyarakat Aceh kepadanya: Tengku Syiah Kuala. Tentunya, telaah atas persoalan di atas dapat berguna."

"Tulisan ini akan menguraikan sejarah dan fiksi dalam dua novel karya Kwee Tek Hoay. Penulis mencari berbagai informasi dari berbagai sumber pustaka dan sumber dalam jaringan untuk mendukung penelitian ini. Secara lebih khusus, penulis mencari sumber pustaka yang menyajikan informasi seputar kesusasteraan Melayu Tionghoa. Penulis menganalisis asal Mulahnya Timbul Pergerakan Tionghoa dan Berkahnya Malaise dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Kedua novel tersebut pada dasarnya memang menyajikan sejarah, yaitu peristiwa malaise dalam Berkahnya Malaise dan asal mula dibentuknya perkumpulan atau pergerakan Tionghoa Hwee Koan dalam Atsal Mulahnya Timbul Pergerakan Tionghoa. Akan tetapi, terdapat pula fiksi yang berupa gagasan pengarang dalam kedua novel tersebut. Gagasan tersebut merupakan bentuk komunikasi yang disajikan pengarang antara karya sastra dengan pembaca. "