Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137996 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abizar Syahdat
"PT. Amman Mineral membangun Jalan Akses untuk menuju kawasan tambang yang terletak di Lombok , Nusa Tenggara Barat. Adapun kawasan di sekitar Jalan Tongo ini yaitu kawasan hutan dan tebing. Dengan adanya perubahan alih fungsi lahan menjadi jalan, maka daya resap air hujan pada lahan tersebut juga akan berubah. Tentunya hal ini akan berdampak pada besarnya limpasan air yang menuju saluran drainase. Oleh karena itu diperlukan perencanaan sistem drainase di Jalan Tonga yang berfungsi untuk mengorganisasi sistem instalasi air dan untuk mengendalikan erosi yang dapat menyebabkan longsor. Dengan adanya drainase pada jalan ini, diharapkan untuk dapat meminimalisir terjadinya genangan yang terjadi akibat air hujan, serta didukung juga dari kondisi setempat seperi kemiringan lahan, kemiringan saluran dan material yang dipakai. Hal itu dapat mempengaruhi waktu pengaliran dan besarnya debit limpasan yang akan dibuang menuju saluran di luar Jalan Tongo.

PT. Amman Mineral built an Access Road to reach the mining area located in Lombok, West Nusa Tenggara. The area around Jalan Tongo is a forest and cliff area. With the change of land use to roads, the rainwater absorption capacity in the reservoir will also change. Of course, this will have an impact on the amount of water runoff that goes to the drainage channel. Therefore, it is necessary to plan a drainage system on Tongo Street that serves to organize the water installation system and to control erosion that can cause landslides. With the drainage on this road, it is hoped that it can minimize the occurrence of inundation that occurs due to rainwater, and is also supported by local conditions such as the slope of the land, the slope of the canal and the materials used. It can affect the drainage time and the amount of runoff discharge that will be discharged into the channel outside Tongo Street. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Depri Yanra
"Penelitian ini dilakukan untuk memberikan data penunjang dalam pembangunan jembatan mengenai persebaran litologi bawah permukaan, Jenis litologi yang berpotensi sebagai lapisan batuan keras (bedrock), dan kedalaman bedrock di Kecamatan Larantuka. Terdapat 7 lintasan pengukuran menggunakan alat geolistrik ARES multi channel. Metode resistivitas digunakan untuk identifikasi jenis litologi batuan. Pengambilan data bor pada lintasan A1 dilakukan untuk mengetahui jenis litologi batuan sekaligus memperoleh data Standard Penetration Test (SPT). Data bor pada lintasan A1 digunakan sebagai acuan interpretasi litologi batuan untuk semua lintasan. Adapun lapisan bawah permukaan yang teridentifikasi dari hasil pemboran, yaitu batuan lanau basah hingga lanau pasiran sebagai lapisan penutup, lanau pasiran kompak adalah lapisan dibawah lapisan penutup dengan kekerasannya berubah menjadi lebih kompak dan nilai SPT naik lebih dari 40, dan lapisan paling bawah adalah lempung pasiran dengan kondisi litologi menjadi lebih keras dan sangat kompak serta nilai SPT diatas 80. Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode inversi dua dimensi dan pemodelan tiga dimensi dengan data hasil gridding. Berdasarkan hasil pengolahan, Tanah keras atau bedrock pada lokasi penelitian adalah lempung pasiran karena memiliki susunan yang kompak, nilai SPT diatas 80, dan ketebalan yang cukup tebal berkisar ±20-30 meter merupakan lapisan ketiga atau paling bawah dari interpretasi penampang litologi dengan nilai resistivitas diatas 150 Ωm.

This research was conducted to provide supporting data for the construction of bridges regarding the distribution of subsurface lithology, types of lithology that have the potential to act as hard rock layers (bedrock), and depth of bedrock in Larantuka. There are 7 measurement paths using the ARES multi-channel geoelectric. The resistivity method is used to identify rock lithology types based on resistivity values. Drill data collection on line A1 was carried out to determine the type of rock lithology as well as to obtain Standard Penetration Test (SPT). Drill data on line A1 is used as a reference for rock lithology interpretation for all line. The subsurface layer identified from the drilling results, namely wet silt rock to sandy silt as a cover layer, compact sandy silt is the layer below the cover layer with its hardness changing to become more compact and the SPT value rises to more than 40, and the bottom layer is sandy clay. with lithology conditions becoming harder and very compact and SPT values above 80. Data processing in this study was carried out using the two-dimensional inversion method and three-dimensional modeling with gridding data. Based on the processing results, the hard soil or bedrock at the study site is sandy clay because it has a compact structure, the SPT value is above 80, and the thickness is quite thick ranging from ±20 - 30 meters, which is the third layer or the lowest layer from the interpretation of the lithology cross-section with a resistivity value of above 150 Ωm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurrachda Hanafi
"Penelitian ini membahas pemenuhan standar pelayanan Kesehatan ibu terhadap penggunaan metode KB Pascapersalinan dengan tujuan mengetahui hubungan antara pemenuhan standar pelayanan Kesehatan ibu terhadap penggunaan metode KB Pascapersalinan di NTT, Sulawesi Barat, Maluku. Desain studi cross sectional dengan analisis multivariabel regresi logistik menggunakan data sekunder SDKI 2017. Jumlah sampel yang digunakan sebesar 404 sampel dengan rincian NTT (151), Sulawesi Barat (115), Maluku (138) pada populasi WUS yang pernah melahirkan anak hidup dalam periode satu tahun terakhir yang menggunakan metode KB Pascapersalinan periode 42 hari setelah melahirkan. Proporsi penggunaan metode KB Pascapersalinan di NTT 32,5%, Sulawesi Barat 33%, dan Maluku 39,9%. Hasil penelitian bivariat menunjukkan pemenuhan standar pelayanan Kesehatan ibu memiliki hubungan terhadap penggunaan metode KB Pascapersalinan. Setelah dilakukan analisis pemodelan, ketiga provinsi menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pemenuhan standar pelayanan Kesehatan ibu dengan penggunaan metode KB Pascapersalinan setelah dikontrol oleh variabel kovariat (NTT: AOR = 2,228, 95% CI = 1,006-4,935; Sulawesi Barat: AOR = 3,537, 95% CI = 1,300-9,620; Maluku: AOR = 2,329, 95% CI = 1,114-4,870). Dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode KB Pascapersalinan akan meningkat secara subtansial jika lebih banyak WUS yang melakukan pelayanan Kesehatan (pelayanan antenatal, pelayanan persalinan, pelayanan nifas) sesuai dengan standar yang ditetapkan.

This study was to determine the association between the fulfillment of maternal health care standards and the use of postpartum family planning methods in NTT, West Sulawesi, Maluku. Cross-sectional study design with multivariable logistic regression analysis using secondary data from the 2017 IDHS. The sample used was 404 samples with details of NTT (151), West Sulawesi (115), Maluku (138) in the population using the Postpartum Family Planning method 42 days after delivery. The proportion of using postpartum family planning in NTT is 32.5%, West Sulawesi is 33%, Maluku is 39.9%. The results of the bivariate study showed that adherence to maternal health care standards had a relationship with the use of postpartum family planning methods. After modeling analysis, the three provinces showed a significant relationship between compliance with maternal health service standards and the use of postpartum family planning methods after being controlled by covariate variables (NTT: AOR = 2.228, 95% CI = 1.006-4.935; West Sulawesi: AOR = 3.537, 95% CI = 1.300-9.620 Maluku: AOR = 2.329, 95% CI = 1.114-4.870). It can be concluded that the use of postpartum family planning methods will increase substantially if women of childbearing age provide health care (antenatal care, delivery services, postpartum services) according to established standards."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nurul Maulidira Fauzi Putri
"Wilayah Pulau Bali dan Nusa Tenggara merupakan bagian dari seismotektonik busur aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik gempa swarm di Bali–Nusa Tenggara. Gempa swarm diidentifikasi menggunakan analisis spasiotemporal dari data BMKG tahun 2012-2021 dengan ketentuan sekumpulan gempa yang berkurumun rapat dalam ruang dan waktu yang singkat tanpa ada gempa utama dengan magnitudo tertinggi. Gempa swarm ditemukan di tujuh daerah, yaitu bagian utara Pulau Lembata, di Nusa Tenggara Timur bagian Tengah, di Pulau Sangeang, di Pulau Bali, di bagian utara Lombok, di barat daya dari Pulau Sumba, dan di Bima, Nusa Tenggara Barat. Dari ketujuh daerah tersebut, dipilih kumpulan gempa di barat daya Pulau Sumba untuk diteliti menggunakan cross-correlation karena berada diantara Busur Sunda dan Sesar Flores. Secara manual dipilih waktu kedatangan fase P dan gelombang seismik dilakukan cross-correlation untuk mengidentifikasi korelasi antar gelombang. Hasil dari cross-correlation menunjukkan nilai koefisien korelasi tertinggi pada 0.68597 antara gempa pada 2020-08-08 11:37 dengan gempa pada 2020-08-09 04:53. Hasil analisis cross-correlation menunjukkan bahwa gelombang kurang saling berkorelasi. Hal ini menunjukkan kejadian-kejadian gempa tersebut tidak bersumber dari sumber yang sama.

The areas of the islands of Bali and Nusa Tenggara are part of an active seismotectonic arc. This research aims to identify and analyze the characteristics of earthquake clusters in Bali–Nusa Tenggara. Earthquake clusters were identified using spatiotemporal analysis from BMKG data for 2012-2021 with the provisions of earthquake clusters that are tightly clustered in a short space and time without any main earthquake with the highest magnitude. Earthquake swarms were found in seven areas, namely the northern part of Lembata Island, in the central part of East Nusa Tenggara, on Sangeang Island, on Bali Island, in the northern part of Lombok, in the southwest of Sumba Island, and in Bima, West Nusa Tenggara. Of the seven areas, the earthquake group in the southwest of Sumba Island was chosen to be studied using cross correlation because it is located between the Sunda Arc and the Flores Fault. Manually selected arrival times of the P phase and seismic waves were cross-correlated to identify correlations between waves. The results of the cross correlation show the highest correlation coefficient value at 0.68597 between the earthquake on 08-08-2020 11:37 and the earthquake on 08-09-2020 04:53. The cross-correlation analysis indicated that the waves were weakly correlated, suggesting that these earthquake events did not originate from the same source.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eviati Adawiyah
"Masih tingginya angka kematian bayi dan rendahnya status gizi bayi di provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur yang akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup bayi. Status gizi merupakan salah satu proksi untuk mengukur kelangsungan hidup anak (Mosley & Chen, 1984; Pelletier & Frongillo, 2003). Tujuan penelitian untuk mengetahui pola hubungan faktor sosial-ekonomi terhadap kelangsungan hidup bayi melalui faktor proksi determinan di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur tahun 2007.
Penelitian ini memanfaatkan data sekunder dari hasil Survey Perilaku Kesehatan Ibu dan Anak serta Pola Pencarian Pengobatan di Tingkat Masyarakat di Propinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur tahun 2007. Sampel pada penelitian ini adalah bayi berumur 0-ll bulan dan mcmenuhi syarat kelengkapan data yang dibutuhkan oleh peneliti, sehingga total sampel adalah 1937 bayi. Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah variabel pengeluaran per kapita, status bekerja ibu dan tingkat pendidikan ibu (faktor sosial-ekonomi), variabel stunting, underweight dan wasling (kelangsungan hidup bayi), variabel umur ibu, paritas dan jarak kelahiran (faktor maternal), sumber air minum, jenis jamban, kepadatan rumah, jenis dinding, jenis atap, dan jenis lantai (faktor kontaminasi lingkungan), variabel pemberian kolostrum, ASI eksklusif dan kesesuaian pemberian makan mmbahan (faktor delisiensi nutrisi), dan kelengkapan imunisasi, kunjungan neonatal pertama dan kedua (faktor penoegahan dan perawatan kesehatan bayi). Metode analisis statistik yang digunakan adalah uii chi-square dan Structural Equation Modeling (SEM).
Proporsi status gizi lcurang berkisar antara 13-16% pada kedua provinsi untuk ketiga jenis pengukuran status gizi (stzmting, wasting dan zmderweight). Terdapat perbedaan bermakna, propoisi bayi wasting antara bayi dengan rumah yang padat dibandingkan yang kurang padat (p<0,05). Terdapat perbedaan bermakna., proporsi bayi stunting, under-weight atau wasting, pada variabel asi eksklusif kesesuaian pemberian makanan tambahan, dan kelengkapan imunisasi (p<0,01). Underweight merupakan indikator yang paling dominan di antara smniing dan wasting dalam menjeiaskan kelangsungan hidup bayi sebemr 96% (Xte1standar20,70; VE20,50; ClL>:0,70). Pada faktor defisiensi nutrisi, variabel pemberian kolostrum dan air susu ibu merupakan indikator yang baik, sedaugkan variabel kunjungan neonatal kedua merupakan indikator yang balk dalam menjelaskan falctor pencegahan dan perawatan kesehatan bayi sebesar 98% (7(,terstandar20,70; VB20,50; CR20,70). Terdapat pola hubungan antara faktor sosial-ekonomi terhadap kelangsungan hidup bayi melalui faktor proksi (faktor matemal, kontaminasi lingkungan, dan defisiensi gizi) (GFI>0,90; CFI>0,92).

The high rate of infant mortality and the low rate of nutritional status of infant in Nusa Tenggara Barat and Nusa Tenggara Timur province affect the survival of infant in the area. Nutritional status is one of the proxies in measuring infant survival (Mosley & Chen, 1984; Pelletier & Frongillo, 2003). The objective of the research is to find out the relationship pattern of socioeconomic to infant survival, through proxy determinant factors in West Nusa Tenggara and East Nusa Tenggara province in the year 2007.
The research utilizes secondary data derived ii'om the “Health Behavior of Mother and Child” survey and the “Medication Outlook Pattern” survey in the society level _in Nusa Tenggara Barat and Nusa Tenggara Timur province year 2007. The samples taken are infant aging 0-ll months, and is inline with the researcher’s standard of data, therefore the total number- of samples are 1937 infants. The variables studied in the research are expenditure per capita., maternal working status, and maternal educational status (socioeconomic factors), stunting, tmderweight, and wasting (infant survival), matemal age, parity, birth distance (maternal factors), Source of drinking water, type of toiletry, house density, type of house wall, type of house floor (environmental contaminants factors), colostrums providing, exclusive breastfeeding and the proper supplementary food providing (nutritional deficiency factors), completeness of immunization, first and second neonatal visits (infant health prevention and treatment factors). The method of statistic analysis used is the chi-square test and the Structural Equation Modeling (SEM).
The proportion of poor nutritional status is around 13-16% in the two provinces for the three types of nutritional status measurement (srunring, wasting, and underweighr). There is a significant difference in the proportion of infant wasting among infants living in high density housing compared to the infants living in the lower density housing (p<0.05). 'I`l1ere is a significant difference in the proportion of infant stunting, underweight, or wasting in the exclusive breastfeeding variable, proper supplementary food providence, and completeness of immunization (p<0.0l). Undenveighr is the most dominant indicator among stunting and wasting in explaining infant survival as much as 96% (x standardized;0.70; VE20.50; CIQO.70). In the nutritional deficiency factor, the colostnxms providing and breastfeeding variables are good indicators, second neonatal visit variable is the proper indicator in explaining the factors of health infant prevention and treatment, as much as 98% (x standardized20.70; VE?_0.50; CF20.70). There is a relationship pattern between the socioeconomic factors and the infant survival through proxy factor (matemal, environmental contamination, nutritional deficiency factors) (GF I>0.90; CF l>0.92).
"
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T33880
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Surotul Ilmiyah
"ABSTRAK
Indonesia pernah berhasil mengendalikan laju pertumbuhan penduduk melalui program KB, namun angka Total Fertility Rate TFR masih stagnan, bahkan tinggi dibanding negara ASEAN. Metode Kontrasepsi jangka panjang MKJP adalah metode efektif yang disarankan pemerintah untuk menunda, memberi jarak kehamilan. Nusa Tenggara Barat merupakan provinsi dengan angka TFR cukup tinggi, Contraceptive Prevalence Rate CPR rendah dan penggunaan KB MKJP rendah. Desentralisasi seharusnya memperkuat dukungan kelembagaan untuk KB di tingkat desa. John Hopskin University melalui Pusat Penelitian Kesehatan UI dan Yayasan Cipta Cara Padu YCCP telah melakukan inisiasi advokasi UU Desa Nomor 6/2014 untuk kepentingan program KB. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan pemanfaatan alokasi dana desa untuk promosi MKJP dengan penggunaan MKJP di Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini dilakukan dengan desain cross sectional menggunakan analisis bivariat chi square dan alanisis multivariat menggunakan analisis multilevel dengan level 1 individu dan level dua desa dengan data sekunder endline survey Improving Contraceptive Method Mix Project ICMM yang diadakan John Hopskin University bekerjasama dengan Yayasan Cipta Cara Padu YCCP dan Pusat Penelitian Kesehatan UI tahun 2016. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh alokasi dana desa untuk meningkatkan penggunaan MKJP dengan nilai P sebesar 0,041, dan MOR sebesar MOR 1,162 artinya desa yang memiliki alokasi dana desa untuk promosi MKJP 1,162 kali lebih besar kecenderungan dalam meningkatkan jumlah akseptor pengguna MKJP di desa tersebut dibandingkan dengan desa yang tidak memiliki alokasi dana desa untuk promosi MKJP. Selain itu variabel lain yang berengaruh signifikan yaitu kebijakan KB di desa, kelembagaan KB desa, pengetahuan setelah dikontrol variabel pendidikan, usia,statsu ekonomi, biaya pelayanan KB, biaya transportasi. Rekomendasi penelitian ini, perlu ada intervensi advokasi kesehatan level desa di berbagai daerah dengan mengalokasikan dana desa diatas Rp.7.500.000,- untuk penguatan program keluarga berencana mendukung pemakaian MKJP. Hambatan akses dalam penggunaan KB MKJP ini dapat diatasi dengan penggunaan dana selain untuk kegiatan penggerakan penyuluhan, konseling, juga dapat digunakan untuk transport akseptor, dan transport kader yang mengantar akseptor ke fasilitas kesehatan. Kata kunci: pembangunan desa, dana desa, advokasi, MKJP, KBABSTRAK Indonesia pernah berhasil mengendalikan laju pertumbuhan penduduk melalui program KB, namun angka Total Fertility Rate TFR masih stagnan, bahkan tinggi dibanding negara ASEAN. Metode Kontrasepsi jangka panjang MKJP adalah metode efektif yang disarankan pemerintah untuk menunda, memberi jarak kehamilan. Nusa Tenggara Barat merupakan provinsi dengan angka TFR cukup tinggi, Contraceptive Prevalence Rate CPR rendah dan penggunaan KB MKJP rendah. Desentralisasi seharusnya memperkuat dukungan kelembagaan untuk KB di tingkat desa. John Hopskin University melalui Pusat Penelitian Kesehatan UI dan Yayasan Cipta Cara Padu YCCP telah melakukan inisiasi advokasi UU Desa Nomor 6/2014 untuk kepentingan program KB. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan pemanfaatan alokasi dana desa untuk promosi MKJP dengan penggunaan MKJP di Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini dilakukan dengan desain cross sectional menggunakan analisis bivariat chi square dan alanisis multivariat menggunakan analisis multilevel dengan level 1 individu dan level dua desa dengan data sekunder endline survey Improving Contraceptive Method Mix Project ICMM yang diadakan John Hopskin University bekerjasama dengan Yayasan Cipta Cara Padu YCCP dan Pusat Penelitian Kesehatan UI tahun 2016. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh alokasi dana desa untuk meningkatkan penggunaan MKJP dengan nilai P sebesar 0,041, dan MOR sebesar MOR 1,162 artinya desa yang memiliki alokasi dana desa untuk promosi MKJP 1,162 kali lebih besar kecenderungan dalam meningkatkan jumlah akseptor pengguna MKJP di desa tersebut dibandingkan dengan desa yang tidak memiliki alokasi dana desa untuk promosi MKJP. Selain itu variabel lain yang berengaruh signifikan yaitu kebijakan KB di desa, kelembagaan KB desa, pengetahuan setelah dikontrol variabel pendidikan, usia,statsu ekonomi, biaya pelayanan KB, biaya transportasi. Rekomendasi penelitian ini, perlu ada intervensi advokasi kesehatan level desa di berbagai daerah dengan mengalokasikan dana desa diatas Rp.7.500.000,- untuk penguatan program keluarga berencana mendukung pemakaian MKJP. Hambatan akses dalam penggunaan KB MKJP ini dapat diatasi dengan penggunaan dana selain untuk kegiatan penggerakan penyuluhan, konseling, juga dapat digunakan untuk transport akseptor, dan transport kader yang mengantar akseptor ke fasilitas kesehatan. Kata kunci: pembangunan desa, dana desa, advokasi, MKJP, KBABSTRAK Indonesia pernah berhasil mengendalikan laju pertumbuhan penduduk melalui program KB, namun angka Total Fertility Rate TFR masih stagnan, bahkan tinggi dibanding negara ASEAN. Metode Kontrasepsi jangka panjang MKJP adalah metode efektif yang disarankan pemerintah untuk menunda, memberi jarak kehamilan. Nusa Tenggara Barat merupakan provinsi dengan angka TFR cukup tinggi, Contraceptive Prevalence Rate CPR rendah dan penggunaan KB MKJP rendah. Desentralisasi seharusnya memperkuat dukungan kelembagaan untuk KB di tingkat desa. John Hopskin University melalui Pusat Penelitian Kesehatan UI dan Yayasan Cipta Cara Padu YCCP telah melakukan inisiasi advokasi UU Desa Nomor 6/2014 untuk kepentingan program KB. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan pemanfaatan alokasi dana desa untuk promosi MKJP dengan penggunaan MKJP di Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini dilakukan dengan desain cross sectional menggunakan analisis bivariat chi square dan alanisis multivariat menggunakan analisis multilevel dengan level 1 individu dan level dua desa dengan data sekunder endline survey Improving Contraceptive Method Mix Project ICMM yang diadakan John Hopskin University bekerjasama dengan Yayasan Cipta Cara Padu YCCP dan Pusat Penelitian Kesehatan UI tahun 2016. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh alokasi dana desa untuk meningkatkan penggunaan MKJP dengan nilai P sebesar 0,041, dan MOR sebesar MOR 1,162 artinya desa yang memiliki alokasi dana desa untuk promosi MKJP 1,162 kali lebih besar kecenderungan dalam meningkatkan jumlah akseptor pengguna MKJP di desa tersebut dibandingkan dengan desa yang tidak memiliki alokasi dana desa untuk promosi MKJP. Selain itu variabel lain yang berengaruh signifikan yaitu kebijakan KB di desa, kelembagaan KB desa, pengetahuan setelah dikontrol variabel pendidikan, usia,statsu ekonomi, biaya pelayanan KB, biaya transportasi. Rekomendasi penelitian ini, perlu ada intervensi advokasi kesehatan level desa di berbagai daerah dengan mengalokasikan dana desa diatas Rp.7.500.000,- untuk penguatan program keluarga berencana mendukung pemakaian MKJP. Hambatan akses dalam penggunaan KB MKJP ini dapat diatasi dengan penggunaan dana selain untuk kegiatan penggerakan penyuluhan, konseling, juga dapat digunakan untuk transport akseptor, dan transport kader yang mengantar akseptor ke fasilitas kesehatan. Kata kunci: pembangunan desa, dana desa, advokasi, MKJP, KB

ABSTRACT
Name Surotul IlmiyahDepartment Public Health, Health PromotionTitle Utilization of village funds allocation for family planningpromotion with uptake Long Acting and Permanent Method LAPM in West Nusa Tenggara Province , IndonesiaAdvisor Dr. Dra. Rita Damayanti, M.SPHIndonesia has managed to control the rate of population growth through family planning programs, but the Total Fertility Rate TFR is still stagnant, even higher than ASEAN countries. LAPM is an effective method and be a government recommendation for spacing and limitting, distinguish pregnancy. West Nusa Tenggara is high TFR province, low Contraceptive Prevalence Rate CPR and low LAPM. Decentralization should strengthen institutional support for family planning at the village level. John Hopskin University through the Center for Health Research Universitas Indonesia and Yayasan Cipta Cara Padu YCCP has initiated advocacy of Village Law No. 6 2014 for the interest of family planning FP programs. This study aims to examine the relationship between utilization of village fund allocation for LAPM promotion with uptake of LAPM in West Nusa Tenggara. This research was conducted by cross sectional design using bivariate analysis chi square and multivariate analysis using multilevel regresi logistic with level 1 individual and level two village with secondary data endline survey Improving Contraceptive Method Mix Project ICMM held by John Hopskin University in collaboration with Yayasan Cipta Cara Padu YCCP and Center for Health Research UI in 2016. The results show that there is influence of village fund allocation to increase the use of MKJP with P value of 0.041, and OR of OR 1,162 means that village that has a village funds allocation for promotion of LAPM, 1.162 times greater increased uptake LAPM acceptors in villages compared to villages with no allocation. In addition, variables that significantly influence LAPM uptake were village fund allocation for promoting LAPM, family planning policy in the village, FP village team, knowledge after adjusted by education, age, economic statistics, cost of family planning services, transportation costs. Recommendation of this research, there should be village level health advocacy intervention in various regions by allocating village fund above Rp.7.500.000, and creating district working group DWG family planning for strengthening of family planning program to support uptake LAPM.Keywords village development, village fund, advocacy, LAPM, Family Planning"
2018
T49479
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Muflihendri Widyarta
"Lombok dan Nusa Tenggara adalah salah satu daerah di Indonesia yang memiliki pengaturan tektonik yang cukup kompleks. Dengan keteraturan ini, tidak jarang di kawasan itu sering terjadi fenomena bencana alam. Salah satu hal yang paling mengejutkan adalah terjadinya serangkaian gempa berkekuatan Mw> 5.0 yang mengguncang wilayah utara pulau Lombok pada tanggal 29 Juli 2018 (Mw = 6,4), 5 Agustus 2018 (Mw = 6,9), 9 Agustus 2018 (Mw = 5.9), 19 Agustus 2018 (Mw = 6.3 dan 6.9) dan 25 Agustus 2018 (Mw = 5.5). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi struktur tektonik di bawah permukaan daerah yang terjadi gempa menggunakan metode tomografi. Metode ini memanfaatkan data perekaman waktu tempuh gempa yang direkam pada stasiun rekaman yang tersebar di beberapa titik, di mana data yang digunakan berasal dari 15 stasiun rekaman BMKG. Hasil tomogram menunjukkan kontras nilai anomali dalam model Vp dan Vs yang setelah dicocokkan dengan data bola mekanisme fokal, diindikasikan bahwa kontras nilai anomali dikaitkan dengan keberadaan struktur sesar yang memiliki sudut penyisihan sekitar ± 20-30 ° dan tipe sorong dorong. Dorong patahan ini kemudian diindikasikan sebagai penyebab terjadinya gempa bumi dengan magnitudo Mw> 5.0 di atas, yang mengguncang bagian utara pulau Lombok pada bulan Juli-Agustus 2018.

Lombok and Nusa Tenggara are among the regions in Indonesia which have quite complex tectonic settings. With this regularity, it is not uncommon in the region that natural disasters often occur. One of the most surprising things was the occurrence of a series of earthquakes of Mw> 5.0 magnitude which shook the northern region of the island of Lombok on July 29, 2018 (Mw = 6.4), August 5, 2018 (Mw = 6.9), August 9, 2018 (Mw = 5.9), 19 August 2018 (Mw = 6.3 and 6.9) and 25 August 2018 (Mw = 5.5). This study aims to identify the condition of tectonic structures below the surface of the earthquake area using tomographic methods. This method utilizes the recording data of earthquake travel times recorded at recording stations that are scattered at several points, where the data used comes from 15 BMKG recording stations. The results of the tomogram showed the contrast of anomaly values ​​in the Vp and Vs models which after being matched with spherical focal mechanism data, indicated that the contrast of anomalous values ​​was associated with the presence of fault structures that had allowance angles of around ± 20-30 ° and the thrust type. This fault is then indicated as the cause of an earthquake with a magnitude of Mw> 5.0 above, which shook the northern part of the island of Lombok in July-August 2018."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Sinergi Pustaka Indonesia, 2009
910SINP030
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Amran
"Dalam siklus reproduksi, bertambah usia, jumlah anak dan kondisi kesehatan menimbulkan kebutuhan jenis alat kontrasepsi baru yang lebih rasional. Peralihan ke metode yang tidak rasional dapat berdampak pada kehamilan tidak direncanakan. Pengetahuan yang tinggi serta persepsi efektifitas dan efisiensi penggunaan alat kontrasepsi berhubungan dengan pola penggantian metode rasional. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk mengevaluasi pola penggantian metode kontrasepsi, serta membuktikan perbedaan hubungan pengetahuan serta persepsi penggunaan alat kontrasepsi dengan pola penggantian metode kontrasepsi rasional antara perempuan akseptor KB di Jawa Timur dan NTB.Studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi Cross-Sectional. Subyek penelitian adalah wanita usia subur dengan jumlah 4616 perempuan di Jawa Timur dan 4819 perempuan di NTB. Perubahan jenis kontrasepsi ditinjau dari perbedaan jenis kontrasepsi saat ini dengan sebelumnya selama rentang waktu mengikuti program KB. Penilaian rasionalitas ditinjau dari kecocokan metode kontrasepsi terakhir dengan usia, jumlah anak dan motivasi KB. Pengetahuan yang diukur terkait MKJP. Sementara persepsi yang diukur terkait efektifitas efek samping dan cara pemakaian dan efisiensi biaya dan kemudahan memperoleh alat kontrasepsi. Data dianalisis dengan meggunakan multilevel analisis regresi logistik berganda untuk membuktikan hipotesis penelitian. Pola pengantian metode kontrasepsi didominasi oleh perpindahan dari non MKJP ke non MKJP lainnya. Hanya sebagian kecil perempuan berisiko tinggi yang beralih menggunakan kontrasepsi rasional baik di NTB maupun Jawa Timur. Persepsi terhadap efek samping terbukti berhubungan dengan pola penggantian rasional pada perempuan di Jawa Timur, dan persepsi terhadap cara pemakaian alat kontrasepsi terbukti berhubungan dengan pola penggantian metode kontrasepsi rasional pada perempuan di NTB. Persepsi terhadap biaya alat kontrasepsi terbukti berhubungan dengan pola penggantian metode kontrasepsi rasional pada perempuan di Jawa Timur dan NTB.Dapat disimpulkan ada perbedaan hubungan persepsi penggunaan alat kontrasepsi dengan pola penggantian metode kontrasepsi antara Jawa Timur dan NTB. Oleh karena itu, disarankan strategi KIE pada perempuan di Jawa Timur fokus pada penyelesaian masalah persepsi terkait efek samping dan pada perempuan NTB fokus pada penyelesaian masalah persepsi cara pemakaian alat kontrasepsi. Untuk menyelesaikan permasalah terkait persepsi biaya alat kontrasepsi pada perempuan di Jawa Timur dan NTB, perlu didukung keberlanjutan program penggratisan alat kontrasepsi pada masyarakat miskin dan juga masyarakat katagori lainnya melalui program BPJS.

In the reproductive cycle, the increasing age, number of children and health conditions lead to the need for more rational types of new contraceptives. Switching contraception to irrational methods may cause unintended pregnancies. High knowledge and perceptions of the effectiveness and efficiency of contraceptive use are related to the rational switching method pattern. Therefore, this study aims to evaluate the pattern of switching contraceptive methods, and to prove the difference association of knowledge and perception of contraceptive use with the pattern of rational switching contraceptive methods among women of Family Planning FP acceptors in East Java and West Nusa Tenggara.This study used a quantitative approach with Cross Sectional study design. Research subjects were women of reproductive age with 4616 women in East Java and 4819 women in West Nusa Tenggara. Changes in types of contraceptives were reviewed from the different types of contraceptives with the previous one during the timeframe of the FP program. Assessment of rationality was reviewed from the compatibility of the last method of contraception with age, number of children and family planning motivation. Knowledge was measured related to Long Term Contraceptive Method LTCM . While, perception rsquo s measurement was related to the effectiveness side effects and mode of use and efficiency cost and ease of obtaining of contraceptives. Data were analyzed using Multilevel Multiple Logistic Regression analysis to prove the research hypothesis.The switching pattern of contraceptive methods was dominated by changing from non LTCM to other non LTCM. Only a small proportion of high risk women switched to use rational contraception both in West Nusa Tenggara and East Java. Perceptions of side effect was associated with rational patterns of switching method in women in East Java, and perceptions of the use of contraceptives had relationship with patterns of rational contraceptive methods for women in West Nusa Tenggara. Perceptions of the cost of contraceptives was foundto be related withrational switching pattern of contraceptive methods among women in East Java and West Nusa Tenggara.In conclusion, there was a difference relationship of perceptionon contraception use and switching contraceptive method between East Java and West Nusa Tenggara. Therefore, it is recommended that Communication, Information and Education CIE strategies for women in East Java should focus on solving perceptual problems related to side effect while in West Nusa Tenggara women more focus on solving perception problems about how to use contraceptives. To solve the problems related to perception of contraceptive cost among women in East Java and West Nusa Tenggara, it is necessary to support the continuity of contraceptive application program for the poor and other categories through the Social Insurance Administration Organization Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS program."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
D2401
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>