Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99458 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Yahya Ayyasy
"Muncul dari kehancuran Jepang pasca-perang, Metabolism Movement, gerakan avant-garde dari timur, menantang sifat statis arsitektur dengan visinya mengenai keberlanjutan dan kemampuan beradaptasi. Kehancuran Perang Dunia II menunjukkan kehancuran yang mengerikan. Melalui rekonstruksi fisik, banyak perumahan dan bangunan sementara disediakan, bersamaan dengan rencana ambisius pemerintah untuk membangun megalopolis di sepanjang kepulauan Jepang. Namun, pendekatan top-down ini sering kali berbenturan dengan persepsi masyarakat, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang siapa yang mengendalikan masa depan kota. Di tengah pragmatisme rekonstruksi, muncullah Metabolism. Terinspirasi oleh proses biologis, arsitek Metabolism membayangkan megastruktur yang mampu merespons perubahan kebutuhan sosial dan lingkungan dalam membangun kembali keadaan kota setelah kekalahan dan kehancuran selama Perang Dunia II. Idealisme arsitektur yang ambisius ini, meskipun tidak terwujud seluruhnya, menyanggah sifat statis urbanisme tradisional, menawarkan gambaran konteks yang dapat mengubah dan merespons masa depan dengan dinamis. Skripsi ini menggali latar belakang dan prinsip-prinsip inti Metabolism Movement dan menganalisis secara kritis penerapannya untuk menghadapi berbagai tantangan arsitektur dan perkotaan pada periode aktivitasnya hingga akhir. Terlepas dari idealisme yang revolusioner, Metabolism menghadapi permasalahan dan kekhawatiran dengan keterbatasan dalam implementasinya. Melalui konteks historisnya, peninjauan kembali ke Metabolism dilakukan dengan menyelidiki relevansi gerakan ini di antara gerakan-gerakan avant-garde lainnya dengan memahami sejarah, cita-cita, dan tantangan gerakan tersebut, yang mendorong mereka untuk menciptakan urbanisme yang dinamis dan merespons kebutuhan masyarakat yang selalu berubah.

Emerging from the ashes of post-war Japan, Metabolism Movement, the eastern avant-garde, challenged the static nature of architecture with its vision of continuity and adaptability. The devastation of World War II bore the gruesome testimony of destruction. Through the physical reconstruction, many of temporary housing and building were provided along with the ambitious masterplan of building megalopolis in the belt of the country. Yet, this top-down approach often clashed with the lived experiences of communities, raising questions about who controlled the future of the city. Amidst the pragmatism of reconstruction, Metabolism emerged. Inspired by biological processes, Metabolists envisioned megastructures capable of responding to changing social and environmental needs in rebuilding urban state after the defeat and destruction during World War II. These ambitious architectural dreams, though not always fully realized, challenged the static nature of traditional urbanism, offering a glimpse into a context that could transform and respond to the dynamic future. This thesis delves into the background and core principles of Metabolism Movement and critically analyzing their application to face several architectural and urban challenges in their prevalent time until the end of the movement. Despite its revolutionary ideals, Metabolism faced issues and raised concerns for the limitations in the implementation. Through its specific historical context, the revisit to Metabolism inquires the relevance of the movement among the other avant-gardes by understanding the movement's history, ideals, and challenges, which encourage them to create dynamic urban environments that respond to the ever-changing needs of their present and future."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Marwati
"Skripsi ini membahas mengenai keterkaitan Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto terhadap perkembangan arsitektur di Indonesia pada masa kepemimpinan masing-masing Presiden. Pembahasan ini dipilih karena masingmasing Presiden memiliki andil yang besar dalam pembangunan Indonesia pasca kemerdekaan, namun keterkaitannya dengan dunia arsitektur masih jarang tersentuh perhatian publik. Keterkaitan akan ditinjau dengan membuka kembali latar belakang pengalaman hidup dan budaya masing-masing untuk kemudian dihubungkan dengan gaya arsitektur yang berkembang pada masa kepemimpinan Soekarno dan Soeharto. Latar belakang berbeda yang dimiliki oleh Soekarno dan Soeharto akhirnya menghasilkan perbedaan perkembangan gaya arsitektur yang signifikan. Perbedaan ini akan dibandingkan melalui studi kasus pada perbandingan Gelora Bung Karno dengan Taman Mini Indonesia Indah, Masjid Istiqlal dengan Masjid At-Tin dan Patung Selamat Datang dengan Patung Arjuna Wijaya. Pembahasan dalam skripsi ini membawa kepada kesimpulan bahwa kedua Presiden memiliki pengaruhnya masing-masing dalam perkembangan Arsitektur. Presiden Soekarno memberikan suasana modern kepada arsitektur di Indonesia dengan gagasannya atas proyek-proyek yang bergaya modern dan monumental. Sementara itu, gaya arsitektur yang berkembang pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto salah satunya terpengaruh oleh ide Soeharto mengusung regionalisasi dalam mewujudkan stabilitas nasional.

This study talks about the correlation between each of President Soekarno and President Soeharto to the architecture growth of Indonesia. This study is chosen because both of Soekarno and Soeharto had a big impact to the Indonesian development era but their correlation to architecture is often forgotten. The correlation will be revealed by studying about the historical and culture background of each President. The Study shows that Soekarno and Soeharto?s different backgrounds and visions influence some significant differences of architecture style that was happened during their era. The differences will be compared by comparative case studies between Gelora Bung Karno and Beautiful Indonesia, Istiqlal Mosque and At-Tin Mosque, and Welcoming Statue and Arjuna Wijaya Statue. The end of the study, it is revealed that President Soekarno brings modernity to architecture in Indonesia meanwhile President Soeharto gives influence with his idea of 'traditionalizing', which for him, is a must thing to do in order to remain the national stability."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42867
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Imas Yuliani
"ABSTRAK
15 Agustus 2017 lalu, Jepang memperingati Hari Berakhirnya Perang Dunia II yang ke-72. Selama 72 tahun terlepas dari perang, Jepang masih memiliki isu-isu terkait perang yang belum terselesaikan. Isu perang di Jepang merupakan isu yang hangat namun tabu untuk dibahas. Untuk memperingati hari yang bersejarah, tiga surat kabar nasional Jepang, yaitu Asahi Shimbun, Mainichi Shimbun dan Sankei Shimbun menerbitkan editorial dengan suasana yang sama, yaitu mengenai perang dan sejarah perang Jepang di laman website masing-masing. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana ketiga surat kabar nasional Jepang membingkai masing-masing editorialnya. Melalui analisis framing milik Robert M. Entman, penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman mengenai bagaimana ketiga surat kabar ini mengkonstruksi agenda pribadi masing-masing melalui pembingkaian yang dilakukan pada isu terkait perang pada hari yang sangat bersejarah bagi Jepang.

ABSTRACT
August 15th this year, Japan commemorate their 72nd Anniversary of World War II. Even though it has been 72th since war ended, Japan still has unresolved issues related to the war. The issue of war in Japan is a quite a hot topic yet taboo to discuss. To commemorate the historic day, three of Japaneses national newspaper, which is Asahi Shimbun, Mainichi Shimbun and Sankei Shimbun published an editorial on the same line, which is about the war and history of Japanese war on their own respective website pages. This research aims to see how the three Japaneses national newspapers frame their own editorial. Through Robert M. Entman 39s framing analysis, this research is expected to provide an understanding of how these three newspapers construct their own individual agendas through framing methods on war related issues and history of Japanese war."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Larasati Rahmani
"Manusia dan makhluk hidup lainnya seperti hewan ikut berperan dan tinggal dalam sebuah lingkup bangun arsitektur. Akan tetapi, dalam kenyatannya masih banyak pemahaman yang terbatas mengenai kebutuhan hewan dalam lingkup bangun ini yang dapat menyebabkan kondisi wellbeing mereka terganggu. Tulisan ini akan menelusuri bagaimana hewan mengkonstruksi makna dari sebuah lingkup bangun ruang arsitektur. Penelusuran ini dilakukan dengan melihat respons kucing peliharaan sebagai aktor terhadap affordance pada pengaturan surface dan objek yang ada di tiap ruangan rumah. Penelusuran ini dilakukan dengan menambahkan campur tangan aktor lain dan variasi jenis material sebagai aspek tambahan dari luar yang ikut menentukan bentuk respons terhadap affordance. Dari penelusuran tersebut, dapat dipahami bahwa hewan memahami dan memaknai sebuah lingkup bangun arsitektur melalui affordance yang ditawarkan oleh lingkup bangun tersebut. Kemungkinan-kemungkinan aksi yang dihasilkan dari respons terhadap affordance inilah yang akan menjadi penentu bagaimana pada akhirnya hewan dapat memaknai sebuah arsitektur. Hasil penelusuran ini diharapkan dapat menjadi sebuah titik acuan dan arahan untuk mengeksplorasi karya arsitektur yang ramah bagi hewan.

Architecture is not only made to accommodate the needs of human being but also any other living things such as animals. However, there is still a lack of knowledge and practices regarding the needs of animals within architectural space that leads to the degradation of its physical and psychological wellbeing. This writing attempts to explore how the animals perceives and constructs the architectural meaning in order to fills the knowledge gap within architectural practices. In particular, this writing explores the construction of meaning by investigating the case of how domestic cats, as the actors, response the affordance that is contained within the layout of surface and objects. Another factor that responsible in shaping this response are the intervention of another actor human and variation in materials. As a result, it can be understood that animals perceives and interprets an architecture through the affordance of the environment which offered to the animal. Action possibilities as a result of the affordance will determine on how animals interprets an architecture and its meaning. The findings from this exploration would result in a guide or a reference for a better animal friendly architecture."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriella Djaya Atmadja
"Skripsi ini membahas peran sketsa dalam tahapan merancang arsitektur terkait dengan penyajian pesan yang ingin disampaikan. Sketsa yang dibuat langsung menggunakan tangan dengan kualitas cepat dan bebas, merupakan salah satu representasi dan komunikasi ide arsitektur dalam proses perancangan. Sketsa merupakan proses berpikir visual terkait eksternalisasi mental image arsitek dalam penggagasan ide-ide arstekturnya. Ide arsitektur ini dieksternalisasi dalam perwujudan elemen visual yang ada pada sketsa. Hal ini berkaitan dengan potensi dan peranan sketsa yang mungkin digunakan dalam berbagai tahapan merancang.

This study discusses about the role of sketches in architectural design process associated with the presentation of the idea. Sketches, drawing that are made directly by hand with fast and free qualities, is one of the representation and communication of architecture ideas in design process. Sketches are visual thinking process related to externalization of architect's mental image in initiating his her architectural ideas. The architectural idea is externalized in the embodiment of visual elements that exist in the sketch. It relates to the potential and role of sketches that may be used in various stages of architectural design."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66447
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ching, Frank
Jakarta: Erlangga, 1996
720.28 CHI at
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Halimatussaadiyah Anar
"Skripsi ini membahas perancangan parametrik dalam arsitektur sebagai salah satu bentuk penggunaan logika dalam proses perancangan. Mulai dari definisi parameter dalam perancangan, faktor pembentuk, proses pembentukan hingga metode modifikasinya. Pembahasan dilakukan untuk mengetahui lebih dalam tentang perancangan menggunakan parameter sebagai alat pembentuk rancangan. Menggunakan metode studi literatur yang bersumber dari buku, majalah, jurnal, tesis dan media elektronik untuk mendalami teori tentang parameter dan menganalisis studi kasus untuk melihat praktik nyata perancangan parametrik. Studi memperlihatkan adanya kelebihan penggunaan parameter dalam perancangan dibandingkan dengan perancangan konvensional.

Focus on this study is about parametric design in architecture as a form of using logic in design process. Begin with the definition of parameter in design, forming factors, forming process and modification methods. The aims of this study is to know more about design that using parameter as a tools to create form. Doing literatures study method using books, magazines, journals, thesis and digital media as a source of references to understand the theories about paramater and case study to see a real work of parametric design. Study shows some advantages of using parameters in design instead of none."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42713
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Nirmalasari
"Skripsi ini membahas pentingnya pemodelan dalam sebuah proses desain arsitektur. Proses pemodelan terdiri dari model konseptual dan model konkret. Proses pemodelan tersebut saling melengkapi satu sama lain sehingga tidak selamanya berjalan secara linear. Hal tersebut menyebabkan proses pemodelan menjadi penting dalam sebuah proses desain. Perkembangan teknologi melahirkan inovasi baru dalam proses pemodelan. Pabrikasi digital dapat memudahkan pekerjaan dalam pemodelan. Saya mencoba menganalisa dan memahami lebih lanjut perkembangan pemodelan melalui indikator dasar proses pemodelan. Hal itu menunjukkan betapa pentingnya pemodelan dalam sebuah proses desain dan relevansinya hingga saat ini. Model dapat merepresentasi sebuah gagasan ide dengan sangat jelas sesuai keinginan arsitek.

The writing informs the importance of modeling in architectural design process. Modeling process consists of conceptual modeling and concrete modeling. These processes complement each other. They not always occur in linear sequence. Therefor modeling becomes important in design process. The development of technology also contribute to the new innovations in the modeling process such as digital fabrication that helps working process in modeling. The analytical study is based on several basic indicators in the development of modeling process. The study shows that the role of modeling in the design process and its relevance to the present times helps architect to represent their ideas clearly through models."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57696
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mentari Nancy Adjani
"ABSTRAK
Ruko di Palembang muncul sejak era kolonialisme di daerah perdagangan di kota Palembang. Makalah ini membahas bagaimana ruko di Palembang sebagai salah satu area komersial terpenting dalam berbagai ekspresi dan transformasi dari waktu ke waktu, terlibat dalam sejarah, dan budaya lingkungan perkotaan di Kota Palembang. Masyrakat Cina memperkenalkan bangunan ruko di tempat pertama yang dibawa dari tanah asalnya dan telah ada beberapa adaptasi dengan kondisi setempat. Ada perubahan yang signifikan di bagian interior, namun perubahan yang lebih lambat di bagian luar ruko. Analisis ini berfokus pada penataan ruang yang menghasilkan orientasi ke dalam-ke luar, organisasi linier, dan kedekatan-keterbukaan terlepas dari bentuk bangunan. Makalah ini lebih jauh menganalisis pentingnya ruko di kota Palembang dan bagaimana hal itu menopang perubahan kota, termasuk fasad yang menciptakan kesinambungan visual di daerah tersebut. Makalah ini menyimpulkan bahwa perubahan ruko di Palembang terkait dengan gagasan fungsionalitas, serta mempertahankan budaya dan lingkungan perkotaan, dan citra kota atau kawasannya.

ABSTRACT
Shophouses in Palembang appearing since the colonialism era at the trading area in Palembang city. This paper discusses how shophouses in Palembang as one of the most important commercial area in its various expressions and transformations over time, involves in the history, and culture of urban environments of the Palembang City. Chinese introduced shop house building at the first place that were brought from their original land and there has been some adaptation to local conditions. There had been rapid changes in the interior, yet slower change in the exterior of shophouses. The analysis focuses on the spatial arrangement which resulted in the inward-outward orientation, linear organization, and closeness-openness regardless of the shape of the building. This paper further analyzes the importance of shophouses in Palembang city and how it sustains the change of the city, including the façade that create a visual continuity in the area. The paper concludes that changes of shophouse in Palembang are related to the idea of functionality, as well as sustaining the culture and urban environment, especially though maintaining the images of city or the district."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmatika Ajeng Rahardjo
"Berdasarkan perspektif semiotika, setiap elemen arsitektur mengandung makna denotatif maupun konotatif yang dapat mengkomunikasikan suatu budaya dan sejarah di lingkungan tersebut. Dalam hal ini, elemen-elemen arsitektur Hotel X terlihat pada desain eksterior yang terdiri dari fasad bangunan, lobby, kolam renang, taman, serta restoran dan kafe. Sementara itu, desain interior Hotel X terdiri dari pencahayaan pada kamar Hotel X, jendela kamar Hotel X, kasur pada kamar Hotel X, serta lantai kamar Hotel X. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana semiotika desain arsitektur Hotel X dalam objek berbentuk render desain yang bersifat dua dimensi (2D). Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Hotel X memiliki desain arsitektur yang khas dan unik, yaitu didominasi dengan corak geometris yang membentuk motif Batik Kawung dengan filosofi tinggi. Hal ini yang kemudian akan mempengaruhi bagaimana Hotel X justru lebih menonjolkan budaya “Jawa-sentris” daripada budaya Kalimantan itu sendiri. Penelitian ini menggunakan semiotika Pierce dan Umberto Eco sebagai ‘pisau analisis’ dalam mengeksplorasi elemen-elemen arsitektur pada Hotel X. Penelitian ini merupakan penelitian dengan paradigma kritis, pendekatan kualitatif, dan jenis eksploratif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara dokumentasi, observasi, dan studi pustaka.

Based on a semiotic perspective, each architectural element contains denotative and connotative meanings that can communicate culture and history in that environment. In this case, the architectural elements of Hotel X can be seen in the exterior design, consisting of building facades, lobbies, swimming pools, gardens, restaurants, and cafes. Meanwhile, the interior design of Hotel X consists of lighting in bedrooms, windows in bedrooms, mattresses in bedrooms, and floors in bedrooms. This study aims to find out how Hotel X's architectural design semiotics is in the form of two-dimensional (2D) design rendering objects. The results of this study indicate that Hotel X has a distinctive and unique architectural design, dominated by geometric patterns that form the Batik Kawung motif with high philosophy. This will then affect how Hotel X puts forward a "Jawa-centric" culture rather than the culture of Kalimantan itself. This study uses Pierce and Umberto Eco's semiotics as an 'analytical knife' in exploring architectural elements in Hotel X. This research is research with a critical paradigm, a qualitative approach, and exploratory type. Data collection in this study was carried out using summaries, observations, and literature studies."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>