Dari hasil penelitian ditarik kesimpulan pada data pertama dan kedua, bahwa torsi dan daya terbesar didapat sebesar 39,72 Nm dan 10,4 kW, didapat pada campuran bahan bakar E50 dengan pengaturan ignition timing +8 obTDC dan injection duration -10%. Data ketiga yang didapat yaitu Specific Fuel Consumption terhemat didapat pada campuran bahan bakar E60, dengan pengaturan pengaturan ignition timing +6 obTDC dan injection duration -10%, yaitu sebesar 329,15 g/kWh. Data keempat yang didapat adalah emisi HC dimana diperoleh emisi terkecil diproduksi pada bahan bakar campuran E40 dengan pengaturan ignition timing +8 obTDC dan injection duration -10%, yaitu sebesar 79,75 ppm. Data kelima yang didapat adalah emisi CO2 dimana produksi terkecil didapat saat bahan bakar campuran E40 dengan pengaturan ignition timing kondisi base dan injection duration kondisi base, yaitu 11,72%. Data keenam yang didapat adalah emisi CO dimana produksi terkecil didapat saat bahan bakar campuran E60 dengan pengaturan ignition timing +8 obTDC dan injection duration -15%, yaitu sebesar 0,13. Data terakhir yang didapat adalah NOx dengan produksi terkecil didapat pada bahan bakar campuran E40 dengan pengaturan ignition timing kondisi base dan injection duration kondisi base, yaitu sebesar 488,77 ppm.
From the results of this study concluded that on the first and second obtained data, ÃÂ the greatest torque and power obtained by 39.72 Nm and 10.4 kW, obtained in the E50 fuel mixture with ignition timing settings +8 obTDC and injection duration -10%, and prove that the setting caused combustion timing happens when piston near to Top Dead Center (TDC) condition. The third obtained data are the Specific Fuel Consumption saved in the E60 fuel mixture, with ignition timing settings +6 obTDC and injection duration -10%, which is 329.15 g/kWh. The ÃÂ fourth obtained data is the HC emission which is the smallest emission produced on the E40 mixture fuel with ignition timing +8 obTDC and injection duration of -10%, which is 79.75 ppm. The fifth obtained data is CO2 emissions where the smallest production is obtained when the E40 fuel mixture with ignition timing base and injection duration base settings, which is 11.72%, proves that this setting produces more incomplete combustion. The sixth obtained data is CO emission where the smallest production is obtained when the E60 mixture fuel with ignition timing +8 obTDC and injection duration -15%, which is equal to 0.13%, proves that this setting produces more complete combustion. The last obtained data is NOx with the smallest production obtained on the E40 mixture fuel with ignition timing conditions in base condition and injection duration in ÃÂ base conditions, which is 488.77 ppm."
Penelitian ini berfokus pada analisa dari optimasi unjuk kerja mesin satu silinder 150cc menggunakan bahan bakar bensin oktan 88 dengan variasi bioetanol. Optimasi dilakukan dengan mengubah ignition timing dan durasi injeksi pada injector mesin menggunakan programmable engine control module (ECM). Unjuk kerja mesin yang diukur dalam penelitian ini adalah Daya, Torsi dan Spesific fuel consumption menggunakan dynamometer. Penelitian ini menggunakan metode beban 100% atau WOT (Wide Open Throttle) dengan perbedaan putaran shaft dynamometer, yaitu pada putaran shaft dynamometer 1000 RPM, 1500 RPM, 2000 RPM, dan 2500 RPM. Untuk variasi bahan bakar, penulis menggunakan lima variasi, yaitu E0, E10, E20, E30, dan E40. Optimasi dilakukan dengan mengubah ignition timing bertambah dua derajat dari kondisi standar dan mengubah durasi injeksi. Nilai RON (Research Octane Number) akan meningkat sebanding dengan peningkatan persentase nilai bioetanol yang dicampurkan. Nilai Torsi dan Daya akan meningkat sebanding dengan peningkatan persentase nilai bioetanol. Dengan meningkatnya nilai RON maka perubahan ignition timing ke arah advance dan perubahan Injection Duration mendekati kondisi AFR lean akan meningkatan Torsi hingga 2.36 Nm dan Daya sebesar 0.61 kW.. Dengan meningkatnya Daya dan Torsi maka hasil emisi CO2 akan meningkat hingga 1.4% serta emisi CO menurun hingga 2.7%.
This research focus on analysis of performance optimation on 4-stroke 150cc one cylinder internal combustion engine using octane 88 gasoline fuel mixed with several number variations of bioethanol. Optimation done by changing ignition timing and injection duration from engines injector using programmable engine control module (ECM). Engine performance measured in this research are Torque, Power and Spesific Fuel Consumption using dynamometer. The methods of this research is using 100% load or can be mentioned as Wide Open Throttle (WOT) with different shaft speed variations in 1000, 1500, 2000 and 2500 RPM. Variations of mixed bioethanol varying in E0, E10, E20, E30 and E40 with the number as the percentage of bioethanol mixed. Optimation do with the change of ignition timing plus 2 degree CA and the change of injection duration from the normal condition. Research Octane Number (RON) increased with the higher bioethanol percentage. Torque and Power produced by engine will increased too. With a higher RON value, so the change of ignition timing with advance direction and the change of Injection Duration when approaching lean AFR conditions will increase Torque up to 2.36 Nm and Power up to 0.61 kW. With the increase of Torque and Power, the amount of CO2 will increase up to 1.4% and CO will decrease up to 2.7%.
"