Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 212953 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitri Syilvia Hatifah
"Penggunaan air untuk aktivitas manusia tersebut, kualitas air yang sesuai dengan baku mutu air minum merupakan hal yang harus dipenuhi. Bila air tanah dan air permukaan sudah tercemar, secara otomatis air dari sumber sumber pencemar seperti jamban, air limbah industri, kandang ternak, pembuangan sampah merembes ke dalam sumur mengikuti aliran air tanah yang berbentuk memusat ke arah sumber air yang dipakai untuk keperluan rumah tangga. Kebutuhan air bersih di Universitas Indonesia masih bergantung pada air tanah. Pemanfaatan air tanah sebagai sumber air di Universitas Indonesia sebagai sanitasi bagi mahasiswa dan civitas akademik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kualitas air tanah di seluruh fakultas di Universitas Indonesia dengan parameter nitrat (NO3-), mangan (Mn), pH, TDS, dan Escherichia Coli serta untuk mengetahui hubungan antara kualitas air tanah di seluruh fakultas di Universitas Indonesia yang diuji dengan jarak antar sumur, tangki septik, dan danau. Selain itu hasil akhir dari penelitian ini merupakan peta persebaran pencemaran kualitas air. Metode yang dilakukan untuk menguji kualitas air yaitu dengan SNI 6989.58:2008 tentang metoda pengambilan air tanah. Hasil analisis menunjukkan bahwa TDS tidak memiliki angka signifikan yang melebihi standar dibandingkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 32 Tahun 2017. Parameter lain, seperti pH, sampel yang memenuhi standar bakumu mutu sebesar 17,95%. Parameter mangan memiliki 44,87% sampel air tanah yang terkontaminasi dan Nitrat memiliki 11,54%. Parameter E.coli memiliki 23 titik sampel yang mencemari kualitas air (29,49%). Kesimpulannya, hasil akhir analisis statistik korelasi antara kualitas air dengan jarak antara septic tank dan sumur menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan. Peta identifikasi kualitas air tanah dilakukan menggunakan sistem informasi geografis (SIG) dengan metode interpolasi spasial. Hasil peta persebaran kualitas air tanah ini diharapkan menjadi acuan dan bahan pertimbangan bagi pihak pihak terkait di Universitas Indonesoadalam upaya pengelolaan kualitas air tanah.

The use of water for human activities, water quality in accordance with drinking water quality standards is something that must be met. If ground water and surface water have been polluted, automatically water from polluting sources such as latrines, industrial waste water, livestock pens, and garbage disposal seeps into the well following the flow of ground water in the form of a center towards the water source used for household purposes. The need for clean water at the University of Indonesia still depends on ground water. Utilization of groundwater as a water source at the University of Indonesia as sanitation for students and the academic community. The purpose of this study was to identify groundwater quality in all faculties at the University of Indonesia with parameters of nitrate, manganese, pH, TDS, and E. Coli and to determine the relationship between groundwater quality in all faculties at the University of Indonesia. tested by the distance between wells, septic tanks, and lakes. In addition, the final result of this study is a map of the distribution of water quality pollution. The method used to test the water quality is SNI 6989.58:2008. The results of the analysis show that the TDS does not have a significant number that exceeds the standard compared to the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia No.32 of 2017. Other parameters, such as pH, samples that meet your standard of quality are 17.95%. The manganese parameter has 44.87% of contaminated groundwater samples and nitrate has 11.54%. E.coli parameter has 23 sample points that pollute water quality (29.49%). In conclusion, the final result of statistikal analysis of the correlation between water quality and the distance between the septic tank and the well shows no significant relationship. The groundwater quality identification map was carried out using a geographic information system (GIS) with the spatial interpolation method. The results of this groundwater quality distribution map are expected to be a reference and consideration for relevant parties at the University of Indonesia in efforts to manage."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anni Zahara Putri
"Air tanah dipandang sebagai salah satu sumber air baku yang sangat potensial dalam memenuhi kebutuhan air perorangan. Air tanah menjadi sumber air baku yang banyak dimanfaatkan sebagai air bersih dan air minum. Namun, pemanfaatan air tanah belum memenuhi standar air bersih yang aman sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 karena terjadinya penurunan kualitas air tanah. Penurunan kualitas air tanah dapat dipengaruhi oleh keberadaan sumber pencemar yang terlalu dekat dengan sumber air. Untuk mengetahui informasi terkait dengan kualitas air tanah, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air tanah di kawasan gedung non fakultas UI dengan menganalis hubungan jarak sumur sumber air dengan sumber pencemar septic tank dan danau, serta mengetahui peta persebaran kualitas air tanah. Sampel air tanah dikumpulkan dari 34 sumur bor dan dilakuan pengujian secara in situ terkait parameter pH dan TDS, sedangkan parameter nitrat, mangan dan E. coli menggunakan teknik standar di laboratorium. Hasil analisis menunjukkan sebanyak 73,53% titik lokasi penelitian dengan meneliti lima parameter kualitas air menunjukkan kualitas air tanahnya belum sesuai standar peraturan. Rata- rata kualitas air tanah pada gedung non fakultas adalah sebagai berikut: pH (6,36), TDS (91,86 mg/L), nitrat (4,20 mg/L), mangan (0,82 mg/L), dan E. coli (5,01 CFU/100ml). Berdasarkan analisis statistik chi-square, jarak sumur dengan danau tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap keseluruhan parameter kualitas air. Sedangkan jarak sumur dengan septic tank memiliki hubungan yang signifikan terhadap parameter E. coli, namun tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap parameter pH, TDS, nitrat, dan mangan. Peta persebaran yang telah dikerjakan dengan penerapan Sistem Informasi Geografis (SIG) menggunakan teknik interpolasi spasial menunjukkan bahwa persebaran kualitas air tanah pada kawasan Kampus UI termasuk kedalam kategori risiko pencemaran rendah dengan luasan 2,36 km2 (92,44 %) dan risiko pencemaran sedang dengan luasan 0,19 km2 (7,56 %).

Groundwater is seen as one of the most potential sources of raw water in meeting individual water needs. Groundwater is a source of raw water which is widely used as clean water and drinking water. However, the utilization of ground water has not met the standard of safe clean water in accordance with the Minister of Health Regulation Indonesia Number 32 of 2017 due to a decrease in groundwater quality. The decline in groundwater quality can be influenced by the presence of pollutant sources that are too close to water sources. To find out information related to groundwater quality, this study aims to determine the quality of groundwater in the area of non-faculty UI buildings by analyzing the relationship between the distance of water wells and the pollutant sources of septic tanks and lakes, as well as knowing the distribution map of groundwater quality. Groundwater samples were collected from 34 boreholes and tested directly in the field regarding pH and TDS parameters, while nitrate, manganese and E. coli parameters used standard laboratory techniques. The results of the analysis showed that 73.53% of the research location points by examining five water quality parameters showed that groundwater quality did not meet regulatory standards. The average groundwater quality in non-faculty buildings is as follows: pH (6.36), TDS (91.86 mg/L), nitrate (4.20 mg/L), manganese (0.82 mg/L), and E. coli (5.01 CFU/100ml). Based on the chi-square statistical analysis, the distance between the well and the lake does not have a significant relationship with all water quality parameters. While the distance between the well and the septic tank has a significant relationship to the parameters of E. coli, but does not have a significant relationship to the parameters of pH, TDS, nitrate, and manganese. The distribution map that has been done with the application of Geographic Information Systems (GIS) using spatial interpolation techniques shows that the distribution of groundwater quality in the UI Campus area is included in the category of low pollution risk with an area of 2.36 km2 (92.44%) and moderate pollution risk with an area of 0.19 km2 (7.56%)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anni Zahara Putri
"Air tanah dipandang sebagai salah satu sumber air baku yang sangat potensial dalam memenuhi kebutuhan air perorangan. Air tanah menjadi sumber air baku yang banyak dimanfaatkan sebagai air bersih dan air minum. Namun, pemanfaatan air tanah belum memenuhi standar air bersih yang aman sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 karena terjadinya penurunan kualitas air tanah. Penurunan kualitas air tanah dapat dipengaruhi oleh keberadaan sumber pencemar yang terlalu dekat dengan sumber air. Untuk mengetahui informasi terkait dengan kualitas air tanah, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air tanah di kawasan gedung non fakultas UI dengan menganalis hubungan jarak sumur sumber air dengan sumber pencemar septic tank dan danau, serta mengetahui peta persebaran kualitas air tanah. Sampel air tanah dikumpulkan dari 34 sumur bor dan dilakuan pengujian secara in situ terkait parameter pH dan TDS, sedangkan parameter nitrat, mangan dan E. coli menggunakan teknik standar di laboratorium. Hasil analisis menunjukkan sebanyak 73,53% titik lokasi penelitian dengan meneliti lima parameter kualitas air menunjukkan kualitas air tanahnya belum sesuai standar peraturan. Rata- rata kualitas air tanah pada gedung non fakultas adalah sebagai berikut: pH (6,36), TDS (91,86 mg/L), nitrat (4,20 mg/L), mangan (0,82 mg/L), dan E. coli (5,01 CFU/100ml). Berdasarkan analisis statistik chi-square, jarak sumur dengan danau tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap keseluruhan parameter kualitas air. Sedangkan jarak sumur dengan septic tank memiliki hubungan yang signifikan terhadap parameter E. coli, namun tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap parameter pH, TDS, nitrat, dan mangan. Peta persebaran yang telah dikerjakan dengan penerapan Sistem Informasi Geografis (SIG) menggunakan teknik interpolasi spasial menunjukkan bahwa persebaran kualitas air tanah pada kawasan Kampus UI termasuk kedalam kategori risiko pencemaran rendah dengan luasan 2,36 km2 (92,44 %) dan risiko pencemaran sedang dengan luasan 0,19 km2 (7,56 %).

Groundwater is seen as one of the most potential sources of raw water in meeting individual water needs. Groundwater is a source of raw water which is widely used as clean water and drinking water. However, the utilization of ground water has not met the standard of safe clean water in accordance with the Minister of Health Regulation Indonesia Number 32 of 2017 due to a decrease in groundwater quality. The decline in groundwater quality can be influenced by the presence of pollutant sources that are too close to water sources. To find out information related to groundwater quality, this study aims to determine the quality of groundwater in the area of non-faculty UI buildings by analyzing the relationship between the distance of water wells and the pollutant sources of septic tanks and lakes, as well as knowing the distribution map of groundwater quality. Groundwater samples were collected from 34 boreholes and tested directly in the field regarding pH and TDS parameters, while nitrate, manganese and E. coli parameters used standard laboratory techniques. The results of the analysis showed that 73.53% of the research location points by examining five water quality parameters showed that groundwater quality did not meet regulatory standards. The average groundwater quality in non-faculty buildings is as follows: pH (6.36), TDS (91.86 mg/L), nitrate (4.20 mg/L), manganese (0.82 mg/L), and E. coli (5.01 CFU/100ml). Based on the chi-square statistical analysis, the distance between the well and the lake does not have a significant relationship with all water quality parameters. While the distance between the well and the septic tank has a significant relationship to the parameters of E. coli, but does not have a significant relationship to the parameters of pH, TDS, nitrate, and manganese. The distribution map that has been done with the application of Geographic Information Systems (GIS) using spatial interpolation techniques shows that the distribution of groundwater quality in the UI Campus area is included in the category of low pollution risk with an area of 2.36 km2 (92.44%) and moderate pollution risk with an area of 0.19 km2 (7.56%). "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Herlin Rachmasari
"

Pembangunan yang terus berkembang pesat menyebabkan luas permukaan sebagai resapan air berkurang sehingga infiltrasi alami ke dalam tanah berkurang. Muka air tanah terus menurun sehingga timbul masalah ketersediaan air dari segi kuantitas dan kualitas. Untuk menangani masalah tersebut, dapat diterapkan alternatif lain berupa pemanfaatan air hujan sebagai sumber air baku. Air hujan harus diolah terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan karena kualitasnya belum memenuhi baku mutu sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010. Air hujan diolah dengan reaktor kombinasi dari media filter polypropylene dan lampu ultraviolet dengan variasi pada debit aliran (waktu kontak), yaitu debit 1400 L/jam (HRT pada unit filtrasi 0,62 s dan waktu kontak pada unit desinfeksi 6,43 s), 2250 L/jam (HRT pada unit filtrasi 0,39 s dan waktu kontak pada unit desinfeksi 4,00 s), dan 3000 L/jam (HRT pada unit filtrasi 0,29 s dan waktu kontak pada unit desinfeksi 3,00 s). Pengujian kontaminan berupa parameter zat organik (KMnO4), kekeruhan, TDS, pH, dan bakteri Escherichia coli. Dari hasil penelitian, variasi waktu kontak 1,2, dan 3 dapat menurunkan konsentrasi seluruh kontaminan hingga memenuhi baku mutu, dimana efisiensi penyisihan E. coli mencapai 100% pada seluruh variasi, TDS 9,30% pada variasi ke 1, kekeruhan 76% pada variasi ke 1, dan zat organik 95,56% pada variasi ke 1.


Development that continues to grow causes the surface area as water infiltration is reduced so that natural infiltration into the soil is reduced. The ground water level continues to decrease, causing water problems in terms of quantity and quality. To overcome this problem, an alternative can be used using rainwater as a source of raw water. Rainwater must be processed first before it can be used to improve the quality of the water, which does not meet the quality requirements according to Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010. Rainwater is treated with a combined reactor of polypropylene filter media and ultraviolet light with variations in flowrate (retention time), i.e. debit of 1400 L/h (HRT on the filtration unit is 0.62 s and contact time on the disinfection unit is 6.43 s), 2250 L/h (HRT on the filtration unit is 0.39 s and contact time on the disinfection unit is 4.00 s) and 3000 L/h (HRT on the filtration unit is 0.29 s and contact time on the disinfection unit is 3.00 s). Testing of contaminants in the form of parameters of organic matter (KMnO4), turbidity, TDS, pH, and Escherichia coli bacteria. From the results of the study, variations in retention time 1, 2, and 3 can reduce the concentration of contaminants to meet the qualifications, while the removal efficiency of E. coli reaches 100% in all variations, TDS 9.30% in variation 1, turbidity 76% in variation 1, and 95.56% organic matter in the variation 1.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhi Putra
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola persebaran wilayah kualitas air tanah dangkal parameter pH, DHL dan TDS menurut baku mutu dalam Peraturan Pemerintah No.20 Tahun 1990, serta untuk menggambarkan perbedaan dan persamaan kualitas air tanah dangkal berdasarkan pasang surut, jarak dari sungai dan jarak dari laut. Pengukuran parameter penentu kualitas air dilakukan di lapangan pada bulan Agustus 2006.
Hasil penelitian menunjukan Pola persebaran wilayah kualitas air tanah dangkal parameter pH, DHL dan TDS di sepanjang Kali Bekasi dan Cikarang Bekasi Laut (CBL) menunjukan kecenderungan makin dekat dengan laut (utara) kualitas air tanahnya relatif semakin buruk, sedangkan makin dekat dengan sungai (tanggul sungai) cenderung akan semakin membaik. Tidak ada pengaruh jarak dari sungai terhadap nilai pH, DHL dan TDS. Jarak dari laut berpengaruh terhadap nilai DHL dan TDS dengan angka korelasi R = 0.7, namun tidak berpengaruh terhadap nilai pH. Pasang surut Kali Bekasi dan saluran CBL mempengaruhi perubahan kualitas air tanah dangkal parameter pH, DHL dan TDS, saat pasang kualitas air tanah dangkal cenderung lebih buruk dibandingkan saat surut."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S34013
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Malik Albantani
"Kebutuhan manusia terhadap makanan merupakan salah satu isu pokok yang digagas oleh PBB dalam indikator ketercapaian Sutainable Development Goals SDGs. Makanan menjadi sumber kehidupan bagi manusia dan dapat juga menjadi sumber pembawa masalah kesehatan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Pengambilan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan pengujian laboratorium.
Hasil Penelitian didapatkan hasil bahwa prilaku penjamah memenuhi syarat sebesar 92,86 , TPM yang memenuhi syarat sebesar 57,14, cara pengolahan makanan yang memenuhi syarat sebesar 92,86, peralatan makanan yang memenuhi syarat sebesar 100. Hasil Uji laboratorium didapatkan hasil usap tangan positif dan makanan yang positif E. coli sebesar 16,7.
Hasil penelitian menyarankan kepada pengelola kantin melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap makanan dan air besih, melakukan pelatihan terhadap penjamah, dan menciptakan lingkungan yang mendukung praktik higiene sanitasi makanan.

Human need for food is one of the key issues initiated by the UN in the indicators of achievement of Sutainable Development Goals SDGs. Food is a source of life for humans and can also be a source of health problems. This research uses descriptive research method. Data collection using interview method, observation, and laboratory testing.
The result of the research showed that the behavior of eligible handlers was 92,86, eligible fulfillment requirement was 92,86, eligible food appliance was 100. Laboratory test results obtained positive hand swabs and E. coli positive foods of 16.7.
The results suggested further examination of food and water, training of handlers, and creating environments that support hygiene practices food sanitation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fildzah Dhira Lestari
"ABSTRAK
Kebocoran jaringan pipa distribusi air bersih dapat menimbulkan risiko keselamatan air bersih berupa kontaminasi air dan penyebaran penyakit melalui air. Sehingga dalam mendukung, mengevaluasi, dan meningkatkan manajemen keselamatan air pada jaringan pipa distribusi, digunakan metode pendekatan kuantitatif salah satunyaQuantitative Microbial Risk Assessment (QMRA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air bersih terutama parameter E. coli di jaringan pipa distribusi, menganalisis penilaian risiko keterpajanan E. coli O157:H7, mengidentifikasi risiko penilaian efek kesehatan dan menganalisis karakter risiko bakteri tersebut. Metode penelitian menggunakan metode QMRA, yaitu identifikasi bahaya, penilaian paparan, penilaian efek kesehatan dengan model Beta-Poisson, dan karakterisasi risiko. Tahap identifikasi bahaya menetapkan paparan E. coli O157:H7 berasal dari air PDAM, dimana jalur paparannya adalah unboiled water, dengan rute paparan melalui proses menelan akibat aktivitas pemakaian air PDAM sehari-hari. Terdapat dua tipe penggunaan air, yaitu penggunaan air secara langsung dari jaringan pipa distribusi dan air dialirkan menuju tangki air. Identifikasi bahaya dilakukan dengan pemeriksaan kualitas air pada jaringan pipa distibusi, bahwa hasil menunjukkan kualitas air telah memenuhi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492 Tahun 2010 untuk parameter fisik dan kimia. Namun untuk parameter biologis, konsentrasi E. colimaksimum ditemukan 49 MPN100 mL pada 1 responden (20) yang menggunakan tangki air. Penilaian paparan untuk menentukan dosis paparan akibat E. coli O157:H7 mendapatkan besarnya rata-rata kurang dari 0,01090,0026 organismeL dan 0,01440,0041 organismeL saat pemakaian air minimum dan maksimum. Dosis paparan meningkat pada responden yang menggunakan tangki air sebesar 946 dan 860 saat penggunaan air minimum dan maksimum. Tahap penilaian efek kesehatan menggunakan model Beta-Poisson dengan dan adalah 0,0571 dan 2,2183 mendapatkan bahwa rata-rata probabilitas infeksi harian pada jaringan pipa distribusi PDAM adalah kurang dari adalah 2,800x10-46,723x10-5 dan 3,698x10-41,046x10-4saat pemakaian air minimum dan maksimum. Bagi responden yang menggunakan tangki air, probabilitas infeksi harian meningkat sebesar 876 dan 785 saat penggunaan air minimum dan maksimum. Sehingga, pada tahap karakterisasi risiko, probabilitas infeksi tahunan adalah kurang dari 9,598x10-22,205x10-2 dan 1,236x10-13,127x10-2 saat pemakaian air minimum dan maksimum. Bagi responden pengguna tangki air, probabilitas infeksi tahunan meningkat sebesar 271 dan 204 saat penggunaan air minimum dan maksimum. Karena itu, evaluasi parameter fisik, kimia dan biologi perlu dilakukan berdasarkan waktu dan wilayah untuk meningkatkan performansi IPAB dan keselamatan konsumen.

ABSTRACT
Pipe leakage of clean water distribution network can cause clean water safety risks in the form of water contamination and waterborne disease. So that, in supporting, evaluating, and improving water safety management in distribution pipe network, a quantitative approach is used, which is Quantitative Microbial Risk Assessment (QMRA). This study aims to study the quality of clean water, especially E. coli in distribution pipe network; analyzing the exposure assessment of E. coli O157:H7, identification the risk of health effects assessment and analyzing the risk character. The research method uses QMRA method, namely hazard identification, exposure assessment, health effects assessment with Beta-Poisson model, and risk characterization. Hazard identification determines exposure of E. coli O157:H7 come from PDAM water, which the exposure path is unboiled water, with route of exposure through ingestion due to daily PDAM water usage activities. There are two types of water usage, its water usage directly from water distribution pipe and through water tank. Examining water quality carries out hazard identification, which water quality on the PDAM distribution pipe network has fulfilled the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia No. 492 in 2010 for physic and chemical parameter. However, in biologic parameter, the maximum E. coli concentration was found to be 49 MPN100 mL in 1 respondent (20), who used water tank. Exposure assessment determines the exposure dose of E. coli O157:H7 on clean water distribution pipe network with the averages of doses are less than 0,01090,0026 organismsL and less than 0,01440,0041 organismsL at minimum and maximum of water usage, respectively. The exposure dose increase when the respondent use water tank, its 946 and 860 at minimum and maximum water usage. Health effects assessment usingBeta-Poisson model with and are 0,0571 and 2,2183, respectively. The averages of daily probability of infection on clean water distribution pipe network in PDAM are less than 2,800x10-46,723x10-5 and less than 3,698x10-41,046x10-4 at minimum and maximum of water usage, respectively. Respondent, who use water tank, have increased the daily probability of infection to 876 and 785 at minimum and maximum water usage. So that, in risk characterization, the annual probability of infection are less than 9,598x10-22,205x10-2 and 1,236x10-13,127x10-2 at minimum and maximum of water usage, respectively. For respondent who use water tank, it has increased to 271 and 204 at minimum and maximum of water usage, respectively. Therefore, evaluation in physic, chemical, and biology parameters needs to be done based on time and region to improve WTP performance and consumer safety.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Afif Hasnan
"Ketersediaan air bersih yang aman dan sehat menjadi tantangan utama dalam memastikan keberlanjutan kehidupan manusia dan ekosistem di sekitarnya. Penelitian ini mengangkat permasalahan kualitas air danau, khususnya Danau Mahoni di Kampus Depok Universitas Indonesia, yang terpapar oleh tingkat pencemaran bakteri Escherichia coli yang melebihi standar keamanan air. Melalui pemodelan sistem dinamis, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsentrasi eksisting pencemaran bakteri E. Coli, menyimulasikan model dinamis konsentrasi bakteri, dan menyusun strategi intervensi untuk meningkatkan kualitas air danau tersebut. Metode pengambilan sampel air akan dilakukan berdasarkan SNI 9063:2022 dan pengujian sampel Bakteri E. Coli dilakukan menggunakan metode Total Plate Count dengan media Triptone Bile X-Glucuronida. Model akan disimulasikan menggunakan aplikasi Vensim PLE. Hasil pengujian laboratorium menunjukkan konsentrasi bakteri E. Coli pada Danau Mahoni berada pada rentang 1,0 x 103 hingga 1,003 x 105 CFU/100 ml. Hasil simulasi kondisi eksisting menunjukkan konsentrasi bakteri E. Coli pada Danau Mahoni pada rentang 2,05 x 102 hingga 1,9 x 105 CFU/100 ml dengan nilai validasi MAPE sebesar 7% untuk segmen 1 (kategori sangat baik), 13% untuk segmen 2 (kategori baik), dan 18% untuk segmen 3 dan masuk kedalam kategori baik. Terdapat dua strategi intervensi perbaikan kualitas pencemaran bakteri E. Coli yaitu dengan pembangunan IPAL dan pembuatan Disinfeksi Ultraviolet pada kedua kanal inlet danau.

The availability of clean and safe water presents a major challenge in ensuring the sustainability of human life and surrounding ecosystems. This research addresses the issue of water quality in lakes, particularly Lake Mahoni at the University of Indonesia's Depok Campus, which is exposed to levels of Escherichia coli (E. coli) bacteria pollution that exceed water safety standards. Through dynamic system modeling, this research aims to analyze the existing concentration of E. coli bacterial contamination, simulate a dynamic model of bacterial concentration, and develop intervention strategies to improve the water quality of the lak. Water sampling will be conducted according to SNI 9063:2022 standards, and E. coli bacteria testing will be performed using the Total Plate Count method with Triptone Bile X-Glucuronida media. The model will be simulated using the Vensim PLE application. Laboratory test results show that the concentration of E. Coli bacteria in Lake Mahoni is in the range of 1.0 x 103 to 1.003 x 105 CFU/100 ml. Simulation results of existing conditions show that the concentration of E. Coli bacteria in Lake Mahoni is in the range of 2.05 x 102 to 1.9 x 105 CFU/100 ml with MAPE validation values of 7% for segment 1(very good category), 13% for segment 2 (good category), and 18% for segment 3 and included in the good category. There are two intervention strategies to improve the quality of E. Coli bacterial contamination, namely by constructing an IPAL and constructing Ultraviolet Disinfection in the two inlet canals of Lake Mahoni."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Marhamah Dwi Anjani
"Air tanah berperan penting sebagai sumber pemenuhan air bersih dan air minum sehari-hari di Kota Depok. Air tanah dianggap memiliki kualitas alami yang baik, namun tidak berarti semua air tanah berkualitas baik. Besi dan mangan merupakan logam esensial dan juga toksik yang sering ditemukan pada air tanah. Penelitian ini menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) yang bertujuan untuk mengestimasi tingkat risiko pajanan besi dan mangan pada air tanah sebagai air minum. Pengumpulan data konsentrasi besi dan mangan didapatkan dari data hasil survei kualitas air tanah oleh BPP PDAM Tirta Asasta Kota Depok tahun 2018 sebanyak 63 sampel. Data lainnya, antropometri, laju aktivitas, dan pola konsumsi air minum didapatkan dari wawancara menggunakan kuesioner dan pengukuran berat badan secara langsung di rumah 63 responden. Hasil analisis konsentrasi besi dan mangan menunjukkan hanya terdapat 18 sampel yang melebihi baku mutu konsentrasi mangan menurut Permenkes 492/2010. Jumlah estimasi asupan besi dan mangan masing-masing 5,02059 x 10-4 mg/kg/hari dan 5,52265 x 10-3 mg/kg/hari. Sedangkan RQ non karsinogenik besi dan mangan masing-masing 0,00072 dan 0,03945 yang menunjukkan bahwa tidak berisiko atau aman. Hasil analisa lebih lanjut menemukan bahwa asupan harian besi dan mangan menurut umur dan jenis kelamin dikategorikan defisiensi (Asupan besi dan mangan

Groundwater plays an important role as a source of fulfillment of daily clean water and drinking water in Depok City. Groundwater is considered to have good natural qualities, but that does not mean that all groundwater is good quality. Iron and manganese are essential but also toxic metals that are often found in groundwater. This study uses the Environmental Health Risk Assessment (EHRA) method which aims to estimate the level of iron and manganese risk exposure in groundwater as drinking water. Data collection of iron and manganese concentration was obtained from groundwater quality survey results by BPP PDAM Tirta Asasta Depok City in 2018 as many as 63 samples. Other data, anthropometry, activity rates, and drinking water consumption rates were obtained from interviews using questionnaires and measurement of body weight directly in the homes of 63 respondents. The result of the analysis of iron and manganese concentration showed that there were 18 samples that exceeded the standar quality of manganese according to Permenkes 492/2010. The estimated amount of iron and manganese intake is 5,02059 x 10-4 mg/kg/day and 5.52265 x 10-3 mg/kg/day, respectively. Whereas non-carcinogenic RQ of iron and manganese were 0,00072 and 0,03945 respectively which indicated that they were safe. Further analysis found that daily intake of iron and manganese according to age and sex categorized as deficiency (intake of iron and manganese "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>