Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81373 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Winda Widia
"Metode Mononobe Okabe (1926) merupakan metode yang masih banyak digunakan untuk menghitung tekanan tanah lateral. Namun, dalam beberapa tahun terakhir dinding basement menunjukan kinerja yang cukup baik selama gempa bumi yang relatif besar. Kesimpulan ini didasarkan pada beberapa gempa besar yang terjadi di Amerika Serikat dimana terdapat laporan kerusakan pada beberapa struktur penahan, akan tetapi tidak ditemukan laporan kerusakan pada dinding basement, atau tidak ada kegagalan struktur basement meskipun pada saat perencanaan tidak didesain untuk menahan beban gempa. Hal ini menunjukan bahwa metode saat ini menghasilkan tekanan tanah lateral yang berlebih. Dalam penelitian ini, dilakukan pemodelan basement 3 dan 4 lantai menggunakan finite element dua dimensi dengan menggunakan software PLAXIS 2D v8. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemodelan Hardening-Soil berpengaruh terhadap perilaku tekanan tanah dinamik.

The Mononobe-Okabe (1926) is a method that is still frequently used to calculate the earth’s pressure. However, in recent years basement walls appeared to perform well during relatively large earthquakes. This conclusion is based on several earthquakes that occurred in the United States where there were reports of damage to some retaining structures but found no reports of damage on the basement wall, or there was no basement structure failure even though it was not designed to withstand the earthquakes. This suggested that the current method yielded excessive lateral earth pressures. In this paper, a two-dimensional finite element was used to examine the dynamic lateral earth pressure on 3 and 4-story concrete basement walls. The results of this study indicate that the Hardening-Soil modeling affects the dynamic soil pressure behavior. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Beltian Winner
"Pada umumnya, dinding besemen adalah salah satu penahan tanah yang biasa digunakan untuk seebuah pondasi rumah atau bangunan tinggi. Penahan tanah atau besmen adalah struktur yang di desain untuk menahan tanah. Pada model tekanan tanah di dinding besemen yang menerima gaya akibat gempa dimodelkan dengan menggunakan program khusus geotech yaitu PLAXIS. Jenis dinding besmen adalah rigid, dengan tinggi 8m. lebar model besmen adalah 30m, dengan 2 lapis tanah dan 2 jenis tanah yang berbeda yaitu mohr coulomb dan linear elastic. Kedalaman tanah pada desain model adalah 30m dengan layer 1 18m dan layer 2 adalah 12 m. Input gaya gempa diletakan ditengah antara kedua layer soil. Variabel terikat di skripsi ini adalah, gaya lentur maksimum, tekanan tanah, dan frequency.

Generally, Basement wall is one of the retaining wall alternatives that used to be a foundation such in residence houses or building. Retaining wall as in basement are structures that designated to restrain the soil. The models of the lateral earth pressure at basement wall that recieve seismic loading are modeled using PLAXIS geotech program. The type of the basement wall are rigid, with height of 8m. The width of the basement modeling is 30m, with two soil layer and two type of soil properties which is Mohr Coulomb and Linear Elastic. The deepness of the soil design are 30m depth which layer 1 is 18 and layer 2 is 12m. The Earthquake motion placed at the middle of the 2 layer. The dependent variables are Maximum bending moment, Earth Pressure, acceleration and frequency."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rustama Berangket
"Tesis ini membahas besaran dan distribusi tekanan tanah lateral yang disebabkan oleh gempa pada struktur dinding penahan tanah embedded non-yielding dengan tanah di belakang dinding adalah non-kohesif. Penelitian ini mengunakan analisis numerik metode elemen hingga dengan PLAXIS dan dibandingkan dengan metode desain eksisting. Hasil penelitian menunjukan respon tekanan tanah lateral akibat beban dinamik dipengaruhi oleh konfigurasi struktur, dan besaran momen dinamik pada dinding PLAXIS lebih kecil dibandingkan dengan metode analisis eksisting untuk kategori struktur dinding non-displacing. Dari hasil penelitian disarankan untuk melakukan evaluasi kembali metode eksisting untuk memperoleh pendekatan yang realistik dalam perencanaan struktur dinding penahan tanah khususnya pada lokasi yang memiliki resiko kegempaan tinggi.

The focus of study discusses the magnitude and the distribution of lateral earth pressure is induced seismically on the retaining wall structure of embedded nonyielding with backfill is non-cohesif. This study uses the numerical analysis of finite element method PLAXIS that is compared with conventional seismic design. The results of study present the response of dynamic lateral earth pressure are influenced by structure configuration, and the magnitude of PLAXIS dynamic moment on wall is lower than conventional design for non-displacing wall. Based on the results of study is suggested to evaluate current design method for provide realistic approach in design of retaining structure specially at area have high seismic risk."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46128
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Indomedia Lingkungan Komunikasi, 2000
550 LINK
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Bowler, Sue
Jakarta : Erlangga, 2002
910 BOW b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Victoria Salma Sunukanto
"Saat ini 56,7% dari penduduk tinggal di kota di Indonesia. Tingginya persentasi ini selaras dengan Urbanisasi. Proses urbanisasi memiliki hubungan kuat dengan panas perkotaan. Selain suhu, luas penutupan lahan serta pertambahan jumlah penduduk juga berubah setiap tahunnya, pengurangan luas penutupan lahan bervegetasi mengakibatkan suhu semakin meningkat. Naiknya suhu pada lingkungan perkotaan menyebabkan dampak-dampak tertentu kepada masyarakat terhadap perubahan lingkungan. Tutupan lahan di lingkungan perkotaan memiliki rentang nilai suhu yang tinggi-rendah yang disebut dengan Urban Heat Signature. Penelitian ini dilaksanakan pada Kecamatan Bogor Tengah di Kota Bogor dengan mengolah citra Land Surface Temperature dari citra Landsat 9 TIRS dan Sentinel-2 untuk mendapatkan citra dengan resolusi tinggi, pengambilan suhu udara, dan penyebaran kuesioner mengenai dampak suhu pada kenyamanan termal manusia. Hasil pengolahan terlihat bahwa nilai suhu maksimum dari seluruh penggunaan di Kecamatan Bogor Tengah lebih dari 30°C. Suhu tertinggi terdapat pada permukiman tidak teratur dan lahan kosong, serta suhu terendah berada pada hutan kota. Variasi pada UHS dapat menciptakan persepsi termal pada manusia. Selisih suhu maksimum dan minimum tiap penggunaan lahan tidak memiliki hubungan dengan tingkat kenyamanan termal manusia. Meskipun begitu, besaran suhu minimum dan maksimum tiap penggunaan lahan memberikan efek terhadap kenyamanan termal manusia.

Currently, 56.7% of the population lives in cities in Indonesia. This high percentage is in line with urbanization. The urbanization process has a strong relationship with urban heat. In addition to temperature, the area of land cover and the increase in population also change every year. Land use changes cause the temperature to increase. Rising temperatures in urban environments cause certain impacts on humans against environmental changes. Land use in urban areas has a range of high-low temperature values called the Urban Heat Signature. This research was conducted in Bogor Tengah District in Bogor City by processing Land Surface Temperature images from Landsat 9 TIRS and Sentinel-2 images to obtain high-resolution images, taking air temperature, and distributing questionnaires regarding the impact of temperature on human thermal comfort. The processing results show that the maximum temperature value of all land uses in the Bogor Tengah District is more than 30°C. The highest temperatures are in open spaces and irregular settlements, and the lowest are in urban forests. UHS variations can develop a thermal perception in humans. The difference between the maximum and minimum temperatures for each land use has no relationship with the level of human thermal comfort. Even so, the minimum and maximum temperatures for each land use affect human thermal comfort."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Haryo Dwiriandri
"Tanah lempung merupakan salah satu jenis tanah yang memiliki banyak manfaat. Tanah lempung dapat dimanfaatkan pada bidang pertanian sebagai media tanaman yang membutuhkan kuantitas air yang cukup banyak karena tanah lempung memiliki nilai porositas yang tinggi dan nilai permeabilitas yang rendah. Cara mengidentifikasi tanah lempung dapat memanfaatkan metode resistivitas. Salah satu jenis tanah yang memiliki nilai resistivitas tinggi adalah tanah lempung. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh tanah lempung terhadap nilai resistivitas tanah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tanah lempung terhadap perubahan nilai resistivitas tanah di lahan perkebunan Cikreteg, Jawa Barat. Dalam melakukan penelitian ini pengambilan sampel dilakukan di tiga lahan berbeda dengan variasi kedalaman hingga 100 cm untuk menganalisis hubungan tanah lempung terhadap nilai resistivitas. Nilai resistivitas didapatkan setelah mengukur nilai resistivitas tanah sampel di laboratorium menggunakan alat pengukuran resistivitas konfigurasi empat elektroda. Keberadaan mineral lempung dapat dibantu oleh analisis SEM (Scanning Electron Microscopy) dan XRD (X Ray Diffraction) dimana terlihat pada hasil foto SEM bahwa terdapat tanah dengan ukuran butir bernilai dibawah 2 μm, dan hasil analisis XRD menunjukan pada tanah sampel yang diambil di daerah Cikreteg, Jawa Barat mengandung mineral lempung dickite dan kaolinite. Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian kali ini menunjukan bahwa distribusi partikel tanah lempung memiliki pengaruh terhadap nilai resistivitas atau dengan kata lain keberadaan tanah lempung mempengaruhi nilai resistivitas tanah.

Clay soil is a type of soil that has many benefits. Clay soil can be used in agriculture as a growing medium which requires a large quantity of water because clay has a high porosity value and a low permeability value. How to identify clay soil can use the resistivity method. One type of soil that has a high resistivity value is clay soil. The purpose of this study was to identify the effect of clay on soil resistivity values. This research was conducted to determine the relationship between clay soil and changes in soil resistivity values in plantation areas in Cikreteg, West Java. In conducting this study, sampling was carried out in three different fields with variations in depth of up to 100 cm to analyze the relationship of clay soil to resistivity values. The resistivity value was obtained after measuring the resistivity value of the sampled soil in the laboratory using a four-electrode configuration resistivity measurement tool. The presence of clay minerals can be assisted by SEM (Scanning Electron Microscopy) and XRD (X Ray Diffraction) analysis where it can be seen from the SEM photo results that there is soil with a grain size of less than 2 μm, and the results of the XRD analysis show that the soil samples taken in the Cikreteg area , West Java contains dickite and kaolinite clay minerals. The conclusions obtained in this study show that the distribution of clay particles has an influence on the resistivity value or in other words the presence of clay affects the resistivity value of the soil."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamid Sobirin
"Anoda Korban merupakan salah satu sistem proteksi katodik yang digunakan untuk melindungi material dari serangan korosi. Studi sebelumnya dari peneliti utama dengan Al-5Zn-Cu menunjukkan bahwa paduan ini mampu menjadi kandidat anoda korban karena memiliki laju korosi yang tinggi. Pengaruh unsur logam tanah jarang Itrium terhadap paduan Al-5Zn-0,5Cu dan Al-5Zn-1Cu  diteliti dengan pengamatan mikrostruktur menggunakan mikroskop optik, Scaning Elektron Microscope (SEM)- Energy Dispersive Spectorcopy/X-Ray (EDS), polarisasi dinamis siklik dan Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS). Kadar Itrium yang digunakan sebagai variabel adalah 0,1wt%, 0,3wt%, dan 0,5wt%. Pengamatan mikrostruktur dilakukan untuk melihat perubahan ukuran SDAS dan pembentukan presipitat. SEM-EDS dilakukan untuk mengidentifikasi morfologi spesimen dan transformasi fasa. Polarisasi siklik dilakukan untuk mengetahui perilaku korosi anoda korban Al-5Zn-0,5Cu-xY dan Al-5Zn-1Cu-xY. EIS dilakukan untuk mengidentifikasi lapisan pasif anoda korban. Pengaruh Itrium dapat membentuk presipSEMitat pada batas butir dan mengurangi ukuran SDAS. Berdasarkan pengamatan SEM EDS kehadiran Itrium membuat distribusi homogen intermetalik fasa  yang tersebar di bagian batas butir. Hasil EIS menunjukkan ketidak stabilan lapisan pasif yaitu nilai n kurang dari 1 dan ditemukan adanya fenomena induktansi. Berdasarkan hasil Polarisasi siklik menunjukkan bahwa laju korosi menurun akan tetapi pada paduan tertinggi Al-5Zn-1Cu-0,5Y terindikasi bahwa hysterisis loop memiliki area yang luas membentuk pitting korosi . Logam tanah jarang Itrium pada varisasi 0,1wt%, 0,3wt%, dan 0,5wt% berpotensi sebagai penghalus butir (grain refinement) dan pada konsentrasi 0,5wt% pada paduan Al-5Zn-0,5Cu-0,5Y memiliki OCP sebesar 0,881 V vs SCE sehingga  bisa dijadikan sebagai kandidiat unsur tambahan pada Anoda korban “low voltage”.

Sacrificial Anode is one of the cathodic protection systems used to protect the material from corrosion attack. Previous studies with Al-5Zn-Cu showed that this alloy is capable of being a candidate for sacrificial anode due to its high corrosion rate. The effect of the rare earth element Itrium on Al-5Zn-0,5Cu and Al-5Zn-1Cu alloys was investigated by observing the microstructure using an optical microscope, Scaning Electron Microscope (SEM)- Energy Dispersive Spectorcopy/X-Ray (EDS), cyclic potentiodynamic polarization and Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS). Yttrium levels used as variables were 0.1wt%, 0.3wt%, and 0.5wt%. Microstructural observations were carried out to see changes in the size of the SDAS and the formation of precipitates. SEM-EDS was performed to identify specimen morphology and phase transformation. Cyclic polarization was carried out to determine the corrosion behavior of the sacrificial anodes Al-5Zn-0,5Cu-xY and Al-5Zn-1Cu-xY. EIS was carried out to identify the passive layer of the sacrificial anode. The effect of Yttrium can form precipitates at grain boundaries and reduce the size of SDAS. Based on SEM EDS observations, the presence of Itrium makes a homogeneous distribution of intermetallic phases that are spread over the grain boundaries. The EIS results show that the passive layer is unstable, namely the value of n is less than 1 and an inductance phenomenon is found. Based on the results of cyclic polarization showed that the corrosion rate decreased but the highest alloy Al-5Zn-1Cu-0,5Y indicated that the hysteresis loop had a large area to form corrosion pitting. The rare earth metal Itrium at 0,1wt%; 0,3wt% and 0,5wt% variations has the potential as a grain refiner and at a concentration of 0.5wt% in the Al-5Zn-0,5Cu-0,5Y alloy has OCP of 0,881 V vs SCE so that it can be used as a candidate for additional elements at the "low voltage" sacrificial anode."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Ramadhianto
"Trend penggunaan peralatan elektronika daya sesungguhnya tidak hanya ada di industri saja, namun sudah merambah pemakaian di skala rumah tangga. Peralatan elektronik seperti lampu hemat energi, lampu LED, UPS, dan perangkat lainnya yang menggunakan elektronika daya memiliki kontribusi terhadap total distorsi harmonisa di dalam jaringan listrik.
Arus bocor merupakan arus yang mengalir dari kawat fasa ke tanah, secara umum berkaitan dengan kapasitansi antara fasa dengan tanah. Kapasitansi ini dapat bersifat normal, parasitis, atau disebabkan oleh kegagalan kerja suatu komponen, masalah pengkawatan dan turunnya kemampuan insulasi.
Harmonisa memiliki komponen frekuensi tinggi di dalamnya, sehingga dapat menurunkan kapasitansi antara kawat fasa dengan insulasi. Sehingga arus bocor dapat meningkat dengan adanya frekuensi tinggi di dalam kawat ini. Arus bocor yang cukup tinggi dapat memicu bekerja nya perangkat proteksi arus bocor atau dapat menimbulkan resiko tersengat listrik pada sistem yang tidak dilengkapi oleh perangkat proteksi tersebut.

The trends of power electronic usage are not only happening in world of industry, but it is also already happening in household appliances. Electronic equipment such as fluorescence lamp, LED lamp, Uninterruptible power supply, and other equipment that use power electronics have a definite contribution to total harmonic distortion in the system.
Leakage current is the current that flows from phase wire to the ground. Generally it is related to capacitance between phase and earth. The capacitance could be normal, parasitic, or caused by component failure, wiring problems and degradation of insulation level.
Harmonic that have high frequency component inside of it could reduce the insulation capacitance between phase and earth, that will be tend to cause larger earth leakage. If the earth leakage high enough it could trigger the earth leakage protection device or it will increase the possibility of electrical shock risk on the system that not completed by those protective device.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41692
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Ohmen S. O.
"Berbeda dengan material konstruksi lainnya, kekuatan geser tanah bukanlah suatu nilai yang tetap. Kemampuan tanah dalam menahan tegangan yang mengakibatkan pergeseran pada tanah dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah derajat kejenuhan (koefisien B), kandungan mineral yang terdapat pada tanah tersebut dan juga metode pengujian yang dilakukan. Berdasarkan Craig (1987), tanah divisualisasikan sebagai suatu kerangka partikel padat (solid skeleton) yang membatasi pori-pori dimana pori-pori tersebut mengandung air dan/atau udara. Sehingga pada prinsipnya tanah dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian padat tanah dan bagian pori/rongga. Jika bagian pori diisi seluruhnya oleh air maka tanah dikatakan berada dalam kondisi jenuh sempurna (koefisien B = 1). Sebaliknya jika bagianpori diisi oleh udara maka tanah dikatakan dalam keadaan kering sempurna (koefisien B = 0). Dari penjelasan di atas dapat didefinisikan bahwa derajat kejenuhan (koefisien B) adalah perbandingan antara volume air dengan volume pori dari suatu tanah. Meningkatnya jumlah air yang dikandung oleh suatu tanah (derajat kejenuhannya meningkat) akan menyebabkan volume tanah meningkat namun kepadatan tanah tersebut akan menurun. Fenomena tersebut dikenal sebagai swelling. Terjadinya penurunan kepadatan tanah akan menyebabkan gaya tarik antara partikel-partikel padat tanah semakin berkurang dan kecendreungan partikel-partikel padat untuk tergelincir dan terguling akan semakin meningkat. Fenoma swelling terjadi hampir pada seluruh jenis tanah. Namun fenomena itu terlihat dengan jelas pada tanah lempung ekspansif. Tanah ekspansif adalah bagian dari tanah lempung yang banyak mengandung mineral lempung montmorilonit. Mineral lempung montmorilonit inilah yang menyebabkan faktor swelling pada tanah lempung. Semakin banyak mineral montmorilonit yang dikandung oleh suatu tanah lempung maka faktor swellingnya akan semakin besar. Mineral lempung montmorilonit adalah mineral lempung yang mempunyai struktur dasar sebuah lembaran alumina oktahedron yang diapit oleh dua lembaran silika tetrahedron yang mana ruangan diantara kombinasi-kombinasi lembaran diisi oleh molekuk air dan kation-kation (dapat diganti) selain potassium. Kekuatan ikatan antara kombinasi-kombinasi lembaranini sangat lemah. Pada montmorilonite dapat terjadi swelling bila ada penambahan air yang terserap di antara kombinasi-kombinasi lembaran tersebut. Untuk mengetahui pengaruh dari derajat kejenuhan (koefisien B) terhadap parameter kekuatan geser tanah lempung ekspansif Karawang, Jawa Barat dilakukan pengujian Triaksial Consolidated Undrained (sesuai ASTM D4767-88). Pada metode pengujian dalam kondisi consolidated undrained ini, pengaliran pada contoh tanah diperbolehkan di bawah tekanan sel tertentu hingga proses konsolidasi selesai. Kemudian dilakukan proses kompresi hingga contoh mengalami keruntuhan. Pada pengujian ini, derajat kejenuhan tanah (nilai koefisien B) dibuat berbeda-beda yaitu mendekati 0,5; 0,7 dan 1. Dan untuk setiap nilai koefisien B, setiap contoh tanah (3 contoh tanah) diberi tekanan konsolidasi isotropis masing-masing sebesar 20, 40 dan 60 kPa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34726
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>