Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46675 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wisnu Leksono Aji
"Curah hujan di wilayah DKI Jakarta cukup signifikan sehingga pemanenan air hujan atau rainwater harvesting (RWH) berpotensi menjadi alternatif sumber air bersih, khususnya dalam skala perumahan. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan proses pendesainan sebuah sistem RWH yang meliputi: penangkapan, penampungan, pengolahan air, dan distribusi, pada objek observasi perumahan. Pada proses pendesainan tersebut, dibuat beberapa desain dalam 3 skenario berbeda dimana masing-masing skenario memiliki luas area tangkapan yang berbeda. Skenario pada proses pendesainan ditentukan oleh volume limpasan air hujan yang dihasilkan oleh curah hujan andalan 60%, 70% dan 80%. Data sekunder digunakan sebagai data kualitas air untuk menentukan desain unit filtrasi dan disinfeksi. Volume limpasan terbesar adalah dari Skenario 3 sebesar 4.266 L/hari dengan area penangkapan seluas 824 m2. Kebutuhan volume penampungan terbesar ada pada Skenario 3. Pada perhitungan desain unit filtrasi Skenario 1 memiliki dimensi filter terkecil dengan ukuran 10 cm×10 cm×40 cm dan Skenario 3 memiliki dimensi terbesar dengan ukuran 50 cm×50 cm×40 cm. Setelah analisis, Skenario 3 memiliki efisiensi terbaik dibandingkan skenario yang lain. Sistem mampu menghemat biaya air PAM hingga Rp 300.000,00 per tahun.

Rainfall in Jakarta is quite significant so that rainwater harvesting (RWH) has a potential to be an alternative for water source, especially in a housing scale. This research goal is to make a design process of an RWH system which covered: catchment, storage, treatment, and distribution, on residential area. During designing process 3 scenarios are made, on which the scenarios consist of different catchment area. Scenarios are determined by rainwater runoff generated by rainfall probability: 60%, 70% dan 80%. Water quality secondary data is used to set the design of filtration and disinfection unit. From the research, it is known that the largest runoff produced is from Scenario 3 with 4.266 L/day from 824 m2 catchment area. Water tank is used as the storage unit, with the largest tank volume needed is from Scenario 3. On filtration unit designing, Scenario 1 has the smallest dimension: 10 cm×10 cm×40 cm while Scenario 3 has the largest dimension: 50 cm×50 cm×40 cm. After analysis, Scenario 3 is more efficient compared to others. The system also able to save water usage costs up to Rp 300.000,00 per year."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fika Hanna Alfa Putri
"Perihal ketersediaan dan pemerataan distribusi air bersih masih menjadi masalah di berbagai wilayah. Wilayah perkotaan merupakan wilayah yang membutuhkan suplai air bersih dalam jumlah tinggi setiap harinya. Suplai air bersih dapat diperoleh dari air tanah dan air permukaan yang diolah oleh perusahaan air bersih. Namun, pemompaan air tanah yang terus menerus menyebabkan ketersediaan air tanah semakin menipis, dan masih terbatasnya ketersediaan air olahan perusahaan air bersih. Sistem Pemanenan Air Hujan (SPAH) diharapkan dapat menjadi salah satu sumber alternatif sumber air bersih, terutama di wilayah perkotaan. Belum banyak yang mengimplementasikan SPAH karena berbagai faktor, salah satunya karena kurangnya pemahaman terhadap kualitas dan kuantitas air hujan. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh fungsi wilayah terhadap kandungan air hujan serta memetakan sebaran wilayah potensial untuk mendukung SPAH. Lima fungsi wilayah yang diamati yaitu wilayah komersial, bandara, pemukiman, wilayah industri, dan pesisir pantai. Dari masing-masing wilayah diambil sampel air hujan sebanyak lima kali periode sampling. Setelah sampel diuji laboratorium, kemudian analisis pengaruh fungsi wilayah dilakukan menggunakan uji anova, kemudian dibuat pemetaannya menggunakan ArcGIS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi fungsi wilayah tidak mempengaruhi kandungan kimia air hujan namun berpengaruh signifikan terhadap kandungan fisik dan biologis air hujan. Berdasarkan pemetaan spasial, diketahui wilayah yang paling potensial untuk menerapkan SPAH adalah wilayah pemukiman, wilayah komersial, dan wilayah pesisir.

The issue of availability and equal distribution of clean water is still a problem in various regions. Urban areas are areas that require a high supply of clean water every day. Clean water supply can be obtained from ground water and surface water treated by clean water companies. However, continuous pumping of ground water causes the availability of groundwater to be depleted, and the availability of processed water from clean water companies is still limited. The Rainwater Harvesting System (RWH) is expected to be an alternative source of clean water, especially in urban areas. Not many have implemented RWH because of various factors, one of which is due to a lack of knowledge about the quality and quantity of rainwater. So, this study aims to analyze the effect of regional function on the content in rainwater and map the potential distribution of areas in the utilization of RWH. Areas that are compared are commercial area, airport, cluster area, industrial area, and coastal area. From each region rainwater sample was taken five times in sampling period. After the samples were tested in laboratory, then analysis effect of regional functions was carried out using ANOVA test, then the mapping was made using ArcGIS.The results showed that the function of the region did not affect the chemical content in rainwater but affected the physical and biological content in rainwater. And the mapping results show that the areas that have the most potential in utilizing RWH are residential area, commercial area, and coastal area. Whereas the least potential is the industrial area."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haifa Siti Al-Kautsar
"Kebutuhan manusia akan air dimulai dari kebutuhan untuk air minum sampai sanitasi. Di Indonesia, terdapat kecenderungan menggunakan satu sumber air dengan satu mutu untuk memenuhi semua kebutuhan sehingga terjadi pemborosan air bersih. Di sisi lain, kelangkaan air telah menjadi salah satu masalah lingkungan utama. Untuk memecahkan masalah tersebut diperlukan sumber air bersih alternatif, salah satunya air hujan. Penelitian dikhususkan pada sektor hotel, karena hotel memiliki tingkat konsumsi air yang tinggi. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengembangkan skema pemanfaatan air hujan sebagai strategi penghematan air bersih yang disusun berdasarkan potensi air hujan, kategori kebutuhan air di hotel dan kriteria kualitas air. Dengan menggunakan metode rainwater harvesting, potensi air hujan yang jatuh pada luasan atap gedung dan sisi dinding hotel dapat dihitung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan air hujan dapat digunakan untuk menggantikan kebutuhan air PDAM di hotel berupa kebutuhan untuk siram tanaman, pemadam kebakaran, sanitasi, dan dapur sehingga terjadi penghematan air PDAM sebesar 2.398,07 m3/tahun. Untuk mencapai kualitas air setara air PDAM perlu dilakukan pengolahan air hujan dengan biaya per m3 sebesar Rp 10.757/m3 sehingga penghematan yang dapat dilakukan adalah selisih biaya air dari pengadaan air PDAM sebesar Rp 45.158.976 /tahun.

Human's need for water start from the need for drinking water to sanitation. In Indonesia, there is a tendency to use one source of water with one quality to meet all needs which causing a waste of clean water. On the other hand, water scarcity has become one of the main environmental problems. To solve this problem, an alternative source of clean water is needed, one of which is rainwater. The research is done specifically for hotels sector, because hotels have a high level of water consumption. The main objective of this study is to develop a rainwater utilization scheme as a strategy to save clean water which prepared based on rainwater potential, hotel water consumption and criteria of water quality. By using the rainwater harvesting method, the potential of rainwater that falls on the roof area and the walls of the hotel can be calculated. The result shows that the rainwater can be used to replace the water needs of PDAMs in the hotel in the form of needs for plants watering, fire engines, sanitation, and kitchens so that there was a saving of PDAM water of 2,398.07 m3 / year. To reach the quality of PDAM water, the rainwater need to be processed with a cost of Rp 10,757/m3, so the saving that can be made is the difference in water costs from PDAM water supply of Rp 45,158,976 /year."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53448
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frieska Ariesta Syafnijal
"Pertambahan jumlah penduduk perkotaan yang meningkat berbanding lurus dengan kebutuhan akan hunian. Di tengah sulitnya penyediaan lahan untuk hunian, apartemen menjadi solusi. Suplai air bersih untuk kebutuhan apartemen menjadi perhatian utama bagi para Pengembang. Sumber air permukaan yang semakin menyusut dan ekstraksi air tanah yang berlebihan menjadi faktor untuk mencari alternatif sumber air baku yang murah dan mudah didapat. DKI Jakarta dengan curah hujan 2500-3000mm per tahun memiliki potensi air hujan yang dapat dimanfaatkan. Sistem Rainwater Harvesting digunakan untuk menangkap air hujan. Treatment untuk pengolahan air hujan hingga menjadi air bersih dipilih berdasarkan hasil pengujian kualitas air hujan. Potensi air hujan dapat diketahui dengan analisa hidrologi menggunakan data curah hujan tahunan. Skema pemanfaatan air hujan untuk penggunaan di apartemen disusun berdasarkan jenis kebutuhan,  jumlah volume per kebutuhan, kualitas air hujan serta kriteria kualitas air sesuai dengan standar nasional dan internasional. Hasil riset diketahui bahwa dengan volum panen  air hujan yang tertinggi dapat memasok 13,93% kebutuhan air bersih selama sebulan. Estimasi biaya pemanfaatan air hujan menurut perhitungan diperkirakan, nilai yang diperoleh jika menerapkan skema pemanfaatan adalah Rp 3.794,75 per m3.
The increase in urban population increases directly with the need for housing. Amid the difficulty of providing land for housing, the apartment is the solution. Clean water supply for apartment needs is a major concern for developers. The increasingly shrinking source of surface water and excessive extraction of ground water is a factor in finding alternative sources of raw water that are cheap and easy to obtain. DKI Jakarta with 2500-3000mm of rainfall per year has the potential of rainwater that can be utilized. The Rainwater Harvesting system is used to capture rainwater. Treatment for processing rainwater into clean water is chosen based on the results of rainwater quality testing. The potential of rainwater can be known by hydrological analysis using annual rainfall data. The rainwater utilization scheme for use in apartments is arranged based on the type of needs, the amount of volume per requirement, the quality of rainwater and the criteria for water quality in accordance with national and international standards. The research results revealed that the highest volume of rainwater harvest could supply 13.93% of clean water needs for a month. The estimated cost of using rainwater is estimated, the value obtained if applying the utilization scheme is IDR 3,794.75 per m3."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53329
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nike Dwi Wahyuningsih
"ABSTRAK
Pemanenan air hujan adalah kegiatan menampung air hujan secara lokal dan menyimpannya melalui berbagai teknologi yang bertujuan untuk pengunaan masa depan agar terpenuhi kebutuhan air manusia. Di negara maju seperti Korea Selatan, Texas (U.S), Australia, Jerman dan Singapura sudah menggunakan sistem panen air hujan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Faktor yang mempengaruhi kualitas limpasan air hujan dalam sistem pemanenan air hujan yaitu material komponen pemanenan air hujan dan faktor eksternal lainnya seperti kondisi klimatologi, intensitas curah hujan dan periode hari kering. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas limpasan air hujan pada variasi jenis atap, faktor-faktor yang mempengaruhi dan potensi pemanfaatannya di pemukiman kawasan industri. Penelitian ini menggunakan 3 jenis atap full scale yaitu jenis atap asbes, genteng dan seng, dengan jumlah pengambilan sampel sebanyak 10 kali dengan metode komposit. Jenis atap genteng memiliki kualitas limpasan air hujan terbaik dibanding jenis atap asbes dan seng. Faktor internal seperti jenis material atap dan kemiringan atap memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas limpasan air hujan. Intensitas curah hujan yang tinggi dan periode hari kering yang panjang menyebabkan semakin tinggi konsentrasi kontaminan dalam limpasan air hujan. Pemanfaatan limpasan air hujan menjadi air bersih untuk kebutuhan sanitasi perlu dilengkapi dengan unit pengolahan yang sederhana.

ABSTRACT
Rainwater harvesting is the activity of collecting rainwater locally and storing it through various technologies that aim to use in the future to meet water needs in various human activities. Developed countries such as South Korea, Texas (U.S), Australia, Germany and Singapore have used rainwater harvesting systems to meet clean water needs. Factors that affect the quality of rainwater runoff in the rainwater harvesting system are rainwater harvesting components and other external factors such as climatological conditions including the intensity of rainfall and dry days. This study aims to analyze the quality of rainwater runoff on the type of roof variation, the influenced factors and potential utilization of rainfall runoff in residential industrial estates. This study uses 3 types of full-scale roofs consisted of asbestos roofs, tile and zinc, with 10 times sampling using the composite method. The tile roof type has the best quality of rainwater runoff compared to the type of asbestos roof and zinc. Internal factors such as the type of roofing material and the slope of the roof have a significant influence on the quality of rainwater runoff. The high intensity of rainfall and long dry period causes higher concentrations of contaminants in rainwater runoff. The utilization of rainwater runoff into clean water for sanitation needs to be equipped with a simple processing unit."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kintari Faza
"Air merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu dibutuhkan alternatif penyediaan sumber air bersih pada saat musim kemarau, salah satunya dengan menerapkan sistem pemanenan air hujan. Salah satu media dalam sistem pemanenan air hujan yang sering digunakan adalah melalui atap. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh variasi luas atap terhadap kualitas dan kuantitas limpasan air hujan, serta faktor yang mempengaruhinya. Selain itu juga menentukan kelayakan dari limpasan air hujan yang ditampung berdasarkan standar baku mutu PerMenKes RI No.32 tahun 2017, untuk kebutuhan hygiene sanitasi, pada parameter fisik, kimia maupun biologis. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 kali, dengan total sampel yang dikumpulkan pada setiap minggunya sebanyak 11 sampel melalui atap, dan 1 sampel tanpa melalui atap (secara langsung). Data curah hujan harian selama penelitian dianalisis untuk menentukan kuantitas limpasan air hujan yang ditampung dari berbagai luasan atap yang disimulasikan. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa warna, pH, krom dan E.coli tidak memenuhi standar baku air bersih pada pekan pertama. Pada pekan kedua, parameter yang tidak memenuhi standar baku mutu air bersih yaitu warna, pH, mangan, krom dan E.coli. Pada perhitungan volume limpasan air hujan pertama sebesar 20,59 m3 dan pekan kedua sebesar 14,06 m3 . Adapun lokasi yang memiliki volume limpasan tertinggi, yaitu di Warung Bahari dengan luas permukaan atap sebesar 150 m2 . Kesimpulan dari penelitian ini yaitu, luas permukaan atap mempengaruhi kualitas limpasan air hujan pada warna dan TDS. Adapun parameter yang memenuhi standar baku mutu kebutuhan air bersih pada kedua sampel yaitu kekeruhan, besi, kesadahan, mangan, nitrat dan nitrit. Parameter yang tidak memenuhi standar baku mutu air bersih yaitu pH, krom, wana, TDS dan E.coli. Kemudian, luas permukaan atap dan curah hujan harian terbukti mempengaruhi volume limpasan air hujan yang dipanen.

Water is the most important thing to support our daily activities. Therefore, we need other alternative source of clean water when the dry season is coming, such as by rainwater harvesting system. There are many media to support rainwater harvesting system, and one of them is by rooftop catchment area. The purpose of this experience is to analyze the effect of variation in rooftop surface area on the quality and quantity by rainwater runoff and other external factors. The other purpose is to determine the eligibility the rainwater runoff from variation rooftop catcment area by PerMenKes RI No.32, 2017 standard of sanitation hyginen, on physical, chemical and biological parameters. This experience was going 2 times with 11 samples that collected each week from the variation
of rooftop catchment area and 1 sample without roof. And then, we need daily rainfall data to determine the volume of rainfall that we can collected by variation of rooftop catchment areas. With daily rainfall data during the study were alayzed to determaine the quantity of rainwater runoff that was collected by variation of rooftop catchment area. Based on research, it was found that the color, pH, chrome and E.coli did not meet the clean water standard in the first week. In the second week, color, pH, manganese, chrome and E,coli did not meet the clean water standard too. For the quantity of rainwater runoff, the highest volume are 20,59 m3 for the first sample and 14,06 m3 for second sample at
Warung Bahari with 150 m2 rooftop catchment area. The conclusion of this research is, the variation of rooftop cathment area affects the quality of rainwater runoff in color and TDS parameters. The parameters that meet the clean water standard in two samples are turbidity, iron, hardness, manganese, nitrates and nitrities. The parameters that do not meet the clean water quality standard are pH, chrome, color, TDS and E.coli. Then, the rofftop catchment area and daily rainfall data have been proven to affects the volume of rainwater runoff.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifia Auni Oktafianti
"Atap hijau/Green Roof sebagai Sistem Pemanenan Air Hujan (SPAH) merupakan salah satu upaya alternatif penyediaan air bersih sekaligus menambah Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh perbedaan ketebalan zeolit terhadap penghilangan logam timbal (Pb) dan kadmium (Cd) pada limpasan air hujan serta potensi penggunaan limpasan air hujan sebagai alternatif sumber air bersih di permukiman kawasan industri. Penelitian ini menggunakan zeolit dengan variasi ketebalan 5 cm, 10 cm, dan 15 cm serta tanaman Hanjuang merah (Cordyline fruticosa sp.) yang telah diketahui sebagai hiperakumulator bagi logam timbal (Pb) dan kadmium (Cd). Sampling dilakukan sebanyak 17 kali pada rentang bulan Oktober 2020 – Mei 2021 dengan rentang pengambilan selama ±2 minggu. 3 buah reaktor yang masingmasing berukuran 60 cm × 48 cm × 43 cm digunakan dalam penelitian untuk kedalaman zeolit 5 cm (reaktor 1), 10 cm (reaktor 2), dan 15 cm (reaktor 3). Sampel yang telah diketahui kandungannya melalui uji laboratorium dianalisis menggunakan Statistik Deskriptif, Uji Anova Satu Arah, dan Uji Hipotesis t-test guna mengetahui sifat sebaran data dan pengaruh perbedaan ketebalan zeolit terhadap kualitas air limpasan. Perhitungan efektivitas penghilangan dilakukan untuk mengetahui potensi penerapan atap hijau sebagai SPAH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan ketebalan zeolit memengaruhi penghilangan logam timbal dan kadmium pada air limpasan. Efektivitas penghilangan maksimum dimiliki oleh reaktor 3 dengan efektivitas penghilangan untuk timbal adalah 66.67% dan 50% untuk kadmium. Rerata efektivitas penghilangan reaktor 1, reaktor 2, dan reaktor 3 untuk timbal (Pb) adalah sebesar 17.63%, 25.12%, dan 28.40%. Sedangkan untuk logam kadmium (Cd) adalah sebesar 2.50%, 12.50%, dan 20.78%. Berdasarkan uji t-test, reaktor atap hijau dengan ketebalan zeolit 10 cm memiliki signifikansi terhadap kandungan logam timbal dan kadmium. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan dalam rentang waktu yang lebih panjang guna mengetahui waktu yang dibutuhkan zeolit untuk mencapai titik penyerapan maksimumnya.

Green Roof as Rainwater Harvesting System could be an alternative way to provide clean water as well to increase the Green Open Space (GOS). This study aims to analyze the effect of different subtrate depths on heavy metals removal on rainwater runoff and its potency to be used as an alternative source of clean water in industrial residential area. 3 depth variations of zeolite, 5 cm, 10 cm, and 15 cm with Hanjuang Merah (Cordyline fruticosa sp.) as the plant were used in this study. The sampling was carried out 17 times from October 2020 to May 2021 with a span of 2 weeks for each sampling. 3 reactors with each dimensions of 60 cm × 48 cm × 43 cm were used for each zeolite depth variations as followed 5 cm (reactor 1), 10 cm (reactor 2), and 15 cm (reactor 3). The samples that have been taken were carried out through laboratory tested then being analyzed with Descriptive Statistic, One Way Anova, and t-test to identify the characteristic of the data samples and to determine the effect of different substrate depths on lead and cadmium removal on rainwater runoff. The usage potency of the green roof reactors as rainwater harvesting system was determined based on its removal effectivity rates. The study results showed that the different depth of zeolite affected the removal of lead and cadmium from rainwater runoff with the maximum removal rates was performed by reactor 3 with the lead removal percentage of 66.67% while the maximum removal rates of cadmium was 50%. The average removal effectivity rates of reactor 1, reactor 2, and reactor 3 for lead were 17.63%, 25.12%, dan 28.40%, while the cadmium removal effectivity rates were 2.50%, 12.50%, dan 20.78%. Based on the t-test, reactor 2 with 10 cm zeolite depth had significancy on lead and cadmium in its runoff water. In order to determine green roof’s consistency to reduce pollutants, a long-term study on atap hijau runoff quality is needed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigih Sigit Hendro Budiman
"ABSTRAK
Telah kita ketahui oleh sementara penduduk air hujan telah diperg nakan untuk keperluan nunah tangga. Tetapi umumnya penggunaan air hujan ini hanya berupa sambil lalu atau sekedar untuk mengisi kekurangan air. Dengan adanya hujan dimana air hujan dari taiang-talang rumah dikumpulkan dalam tandon-taudon air seperti drum-drum, bak-bak dsb. Ada puia yang mengetahui manfaat air hujan, sehingga untuk menampung air hujan dibuatlah reservoir yang lebih besar dan lebih baik.
Di Daerah Jakarta Utara, kebutuhan akan air bersih makin meningkat sching dengan pertambahan penduduk. Sedangkan sumber air bersih makin menipis akibat eksploitasi besar-besaran seperti pengeboran air tanah yang mengakibatkan intrusi air Taut ke daratan. Dan berdasarkan penelitian dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), 100% dari 100 sampel sumur dangkal di kawasan Jabotabek sudah tercemar oleh limbah penduduk, yaitu bakteri coli tinja, disamping zat kimia organik, amonia dan nitrit. Kondisi ini mengakibatkan air tanah di daerah Jakarta Utara sekarang ini menjadi payau dan tercemar oleh baktcri yang berbahaya sehingga tidak iayak untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Sumber air bersih utama yang scat ini diandalkan adalah Bari suplai air jaringan pipa PDAM DKI Jakarta. Akan tetapi kemampuan untuk mensuplai air bersili inasih terbatas. Disampuag tarif iuran buianan yang makin naik terkadang layanan air PDAM kurang memuaskan sepeni air yang kotor dan berwarna coklat. Sumber air kedua yaitu dari air tanali yang tidak iayak dipergunakaii, Icarena terasa asin akibat intrusi air laut. Dan suriiber ketiga adalah dengan membeli air dari penjual air pikulan. Dengan biaya yang reiatif malial yaitu Rp.800 per pikul (isi 40 liter).
Sedangkan sumber air lain yang memungkinkan dapat dipakai yaitu dari air hujan. Akan tetapi sayangnya banyak anggota masyarakat yang belum mengetahui manfaat dari air hujan, cars pembuatan bait penainpung air hujan dan cara-cars pengolahan air hujan yang sesuai dengan syarat-syarat kesehatan. Untuk itu dengan adanya Karya TuIis ini dengan judul "Kajian Kelayakan Air Hujan sebagai Surnber Air Bersih di Wilayah Jakarta Utara" diharapkan dapat sebagai panduan dan promosi agar pembaca dapat tertarik dan memanfaatkan air liujan seoptimal mungkin.

"
2000
S35624
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robby Cahyanto
"

Fokus disertasi ini adalah menganalisis keberlanjutan kegiatan konservasi air dalam bentuk pemanenan air hujan berkelanjutan beserta instalasi pemanenan air hujan yang dilakukan oleh gerakan komunitas di masyarakat desa. Riset ini didorong karena pertumbuhan penduduk dengan kondisi ketersediaan air sebagai sumber daya esensial yang semakin kritis, ditambah dengan masih sedikitnya kegiatan pemanfaatan air hujan. Pemanfaatan air hujan dengan kegiatan ini cukup sederhana. Apalagi dengan memanfaatkan atap rumah yang sudah ada sebagai area tangkapan air. Aktivitas sosial yang ada di mansyarakat desa serta semakin banyaknya informasi yang berkembang merupakan kekuatan tersendiri dalam pengembangan kegiatan ini berikut pembuatan unit instalasinya. Keberadaan unit instalasi yang ada memiliki dampak tersendiri dari aspek ekologi, ekonomi, dan sosial. Riset ini bertujuan untuk mengkaji peran aktivitas sosial dan pemanfaatan informasi berupa informasi dominan terkait pemanenan air hujan sebagai suatu kekuatan untuk pengembangan kegiatan konservasi air. Riset juga bertujuan untuk mengetahui dampak lebih luas dari penggunaan material-material penyusun instalasi. Aktivitas sosial diukur dengan analisis jalur (path analisys). Peran informasi dominan diukur dengan analisis kualitatif berupa pembobotan berskala. Sedangkan aspek keberlanjutan dianalisis dengan menggunakan metode Life Cycle Sustainabilty Analisys/LCSA), meliputi: Life Cycle Assessment (LCA) untuk mengukur dampak lingkungan, Life Cycle Costing (LCC) untuk mengukur keberlanjutan aspek ekonomi, dan Social Life Cycle Assessment (SLCA) untuk mengukur dampak aspek sosialnya. Riset dilakukan di Desa Sardonoharjo, Provinsi Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberlanjutan pengembangan pemanenan air hujan oleh gerakan komunitas dapat efektif dengan memanfaatkan peran aktivitas sosial dan penggunaan informasi sebagai kekuatan yang dilakukan secara simultan. Unit instalasi pemanenan air hujan tetap memberikan dampak pada ekosistem dari material penyusunan dengan sumbangsih terbesar dari area tangkapan air hujan (atap rumah). Dampak ekonomi memberikan keberlanjutan selama kurun waktu ±20 tahun dengan nilai manfaat kepada masyarakat pengguna instalasi Rp8,3 juta. Sedangkan dampak sosial berupa terbukanya kesempatan kerja dalam hal pemeliharaan dan penemuan beberapa inovasi dalam pengembangan unit instalasi secara sederhana.


The focus of this dissertation is to analyze the sustainability of water conservation activities in the form of sustainable rainwater harvesting along with rainwater harvesting installations carried out by community movements in rural communities. This research is encouraged because of population growth with the condition of the availability of water as an increasingly critical critical resource, coupled with the lack of rainwater utilization activities. Utilization of rainwater with this activity is quite simple. Especially by utilizing the roof of an existing house as a water catchment area. The social activities that exist in the village community as well as the growing amount of information are its own strengths in the development of these activities and the creation of the installation unit. The existence of the existing installation unit has its own impact on ecological, economic and social aspects. This research aims to examine the role of social activities and the use of information in the form of dominant information related to rainwater harvesting as a force for the development of water conservation activities. The research also aims to find out the wider impact of the use of the materials making up the installation. Social activity is measured by path analysis. The role of dominant information is measured by qualitative analysis in the form of scale weighting. While the sustainability aspect is analyzed using the Life Cycle Sustainability Analysis (LCSA) method, including: Life Cycle Assessment (LCA) to measure environmental impact, Life Cycle Costing (LCC) to measure the sustainability of economic aspects, and Social Life Cycle Assessment (SLCA) to measure the impact of social aspects. Research was carried out in Sardonoharjo Village, Yogyakarta Province. The results showed that the sustainable development of rainwater harvesting by the community movement could be effective by utilizing the role of social activities and the use of information as a strength carried out simultaneously. The rainwater harvesting installation unit continues to have an impact on the ecosystem of drafting materials with the largest contribution from the rainwater catchment area (roof of the house). The economic impact provides continuity for a period of ±20 years with a value of benefits to the community users of the installation of Rp8.3 million. While the social impact in the form of opening up job opportunities in terms of maintenance and the discovery of several innovations in the development of a simple installation unit.

"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilmy Fathul Jabbar Almanshury
"Pada tahun 2019 penduduk Jawa Barat menjadi provinsi terbesar di Indonesia
dalam hal jumlah penduduk yang menjadikan alternatif pemukiman akibat dari
masuknya industri yang mendorong terjadinya urbanisasi. Kota Bekasi juga
menjadi daerah penyangga Ibukota dan beberapa daerah lainnya. Apartemen
menjadi solusi atas sulitnya lahan untuk pemukiman. Berkurangnya sumber air
permukaan dan eksploitasi air tanah yang berlebihan merupakan faktor dalam
sulitnya mencari sumber air yang murah dan mudah didapat. Panen air hujan
menjadi salah satu alternatif suplai air di apartemen. Selain area tangkapan atap dan
sisi bangunan, area tangkapan sisi balkon bangunan juga memiliki potensi untuk
memanen air hujan. Potensi air hujan dapat diketahui dengan analisis hidrologi
menggunakan data curah hujan tahunan. Desain di usulkan pada penelitian ini untuk
area tangkapan sisi balkon bangunan. Hasil riset diketahui bahwa dengan volum
panen air hujan yang tertinggi dapat memasok 21% kebutuhan air bersih selama
sebulan. Estimasi biaya penghematan dengan menggunakan pemanenan air hujan
menurut perhitungan diperkirakan mencapai Rp 35.371.388 per tahun. Dari hasil
analisis investasi di dapatkan nilai perhitungan NPV positif dengan nilai Rp.
327.833.808 dengan asumsi lama investasi 30 tahun. Nilai PP yaitu selama 15 tahun
1 bulan. Nilai BCR memiliki angka 3,35 dan nilai IRR adalah 7,9% dari faktor
diskonto 5%. Analisis sensitivitas menunjukan beberapa skenario kenaikan biaya
material sebesar 10%, 20% dan 30%. Namun semua analisis investasi masih di
kategorikan layak terhadap skenario kenaikan tersebut.

In 2019 the population of West Java became the largest province in Indonesia
in terms of population which made it an alternative settlement as a result of the
entry of industries that led to urbanization. Bekasi City is also a buffer area for the
capital and several other areas. Apartments are a solution to the difficulty of land
for settlement. Reduced surface water sources and overexploitation of groundwater
are factors in the difficulty of finding cheap and accessible water sources. Rainwater
Harvesting is an alternative water supply in apartments. Apart from the roof
catchment area and the sides of the building, the balcony side catchment area also
has the potential to harvest rainwater. Rainwater potential can be determined by
hydrological analysis using annual rainfall data. The design proposed in this study
is for the balcony side catchment area of the building. The research results show
that with the highest volume of rainwater harvested, it can supply 21% of water
needs for a month. The estimated cost of saving using rainwater harvesting is
estimated at Rp. 35,371,388 per year. From the results of the investment analysis,
the NPV calculation is positive with a value of Rp. 327,833,808 assuming the
investment period is 30 years. The PP value is 15 years and 1 month. The BCR
value has a number of 3.35 and the IRR value is 7.9% from the discount factor of
5%. The sensitivity analysis shows several scenarios of increasing material costs by
10%, 20% and 30%. However, all investment analyzes are still categorized as
feasible under this increasing scenario.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>