Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166770 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Riefqi Dwi Alviansyah
"Industri minyak dan gas umumnya menggunakan sistem perpipaan untuk mengalirkan fluida. Meskipun pipa yang digunakan telah dirancang dengan baik, penggunaan pipa sebagai sarana transportasi fluida tetap memberikan kemungkinan kegagalan yang bisa terjadi kapan saja, salah satunya akibat korosi seragam. Penggunaan Risk Based Inspection (RBI) standar sesuai dokumen API RBI RP 581 telah banyak digunakan untuk mengantisipasi potensi kegagalan yang terjadi terhadap komponen pipa. Penggunaan RBI standar dapat menekan tingkat risiko kegagalan secara signifikan. Pada kenyataannya dikarenakan RBI standar menganggap nilai risiko suatu komponen bernilai konstan, menyebabkan kemungkinan adanya eror terhadap penilaian status komponen. Sangat disayangkan untuk terjadi, apabila suatu industri mengalami kegagalan akibat kondisi komponen yang tidak bisa di pantau secara akurat dan akan menyebabkan kerugian yang besar secara finansial. Pada penelitian ini akan dibahas susunan rancangan RBI dinamik dengan menggunakan data ketebalan 12 titik inspeksi PT.X dalam 5 interval waktu inspeksi. Hasil penelitian didapatkan bahwa rancangan RBI dinamik yang disusun mampu memberikan status kondisi komponen secara real-time. RBI dinamik diketahui juga mampu untuk menangkap fluktuasi laju korosi yang terjadi pada komponen. Hasil yang diperoleh dapat memberikan gambaran secara akurat terkait kondisi komponen yang sebenarnya. Menggunakan rancangan RBI dinamik ini perencanaan inspeksi dan pemeliharaan dapat direncanakan lebih akurat serta dapat meminimalisir biaya yang diakibatkan oleh inspeksi terlalu cepat ataupun kerusakan komponen akibat kemungkinan tidak akuratnya prediksi kegagalan komponen ketika menggunakan RBI standar.

The oil and gas industry generally uses a piping system to drain fluids. Although the pipes used have been well designed, the use of pipes as a means of fluid transportation still provides the possibility of failure that can occur at any time, one of which is due to uniform corrosion. The use of standard Risk Based Inspection (RBI) according to the API RBI RP 581 document has been widely used to anticipate potential failures that occur to pipe components. The use of standard RBI can reduce the risk of failure significantly. In fact, because the standard RBI considers the risk value of a component to be constant, it is possible for an error to occur in the component status assessment. It is unfortunate to happen, if an industry fails due to the condition of components that cannot be monitored accurately and will cause huge financial losses. In this study, we will discuss the arrangement of dynamic RBI designs using thickness data of 12 PT.X inspection points in 5 inspection time intervals. The results showed that the dynamic RBI design that was compiled was able to provide real-time component condition status. Dynamic RBI is also known to be able to capture fluctuations in the corrosion rate that occurs in components. The results obtained can provide an accurate description of the actual condition of the components. Using this dynamic RBI design, inspection and maintenance planning can be planned more accurately and can minimize costs caused by too fast inspections or component damage due to the possibility of inaccurate component failure predictions when using standard RBI."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Abdillah Mas`Ud
"

Kegagalan sistem perpipaan pada industri minyak bumi dan gas merupakan kondisi yang sangat dihindari dan diantisipasi karena kerugian yang dihasilkan dapat mencapai sangat tinggi. Salah satu penyebab yang mengakibatkan kegagalan sistem perpipaan adalah korosi internal. Korosi internal ini disebabkan oleh kandungan karbon dioksida dan zat-zat yang korosif di dalam minyak bumi dan gas. Untuk mengantisipasi kegagalan yang dapat terjadi, dibutuhkan sistem inspeksi yang optimal sehingga tidak hanya dapat mencegah terjadinya korosi yang mengakibatkan kegagalan sistem perpipaan namun juga overbudgetting akibat inspeksi yang terlalu sering. Risk Based Inspection (RBI) merupakan salah satu metode untuk menentukan sistem inspeksi secara optimal dengan menggunakan pendekatan risiko. Dalam pendekatan penghitungan risiko, simulasi monte carlo dapat digunakan untuk mendekati nilai risiko aktual pada kondisi lapangan dengan jumlah sampel yang sedikit. Dalam simulasi monte carlo ini digunakan dua jenis fungsi laju korosi yang sesuai dengan ASTM G-16 95. Dengan membandingkan jenis fungsi laju korosi linier yang umumnya digunakan dalam penghitungan laju korosi di lapangan dengan fungsi laju korosi non-linier akan menghasilkan pendekatan nilai risiko yang lebih akurat. Dengan pendekatan nilai risiko yang lebih akurat, sistem inspeksi yang dihasilkan dalam akan lebih optimal.

 


Failures in oil and gas piping system are a condition which may occur and resulting in high amount of loses. One of the main causes on pipeline system failure is Internal corrosion. This internal corrosion is occurred due to high content of carbon dioxide gasses and other corrosive substances inside crude oil and natural gasses. Therefore, an optimum inspection scheduling system will be needed not only to intercept the probability of pipeline failures caused by corrosion but also to prevent overbudgeting on excessive inspection scheduling. For this purpose, Risk-Based Inspection (RBI) is used based on API RP 581 document as a standard procedure of analysis. Also, in this paper Monte Carlo simulation will be applied using stochastic iteration to approximate the actual risk value of the pipeline system with limited amount of sample on site. In addition, the non-linear corrosion rate function is used as a comparison to the commonly used linear corrosion rate function based on the ASTM G-16 95 document. The results show non-linear corrosion rate function will generate more accurate approach on approximating the actual risk value and eventually resulting in more efficient inspection scheduling system during the lifetime of the pipe system.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudha Pratesa
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kandidat biomaterial yang mampu luruh
berbasis Fe-Mn-C menggunakan proses metalurgi serbuk. Karbon ditambahkan
dalam paduan dengan tujuan untuk meningkatkan sifat mekanik dan korosi sebagai
biomaterial yang mampu luruh. Hasil pencampuran serbuk disinter dalam tungku
kedap udara. Hasil sinter dilakukan karakterisasi sifat mekanik, fisik,
kimia,biokompatibilitas dan perilaku korosi dalam lingkungan albumin dan tanpa
albumin dalam larutan ringer. Pengujian biokompatibilitas invitro dilakukan dengan
metode Methylthiazol Tetrazolium Assay (MTT) untuk mengetahui toksisitas paduan.
Hasil penelitian menunjukkan fasa Austenite terbentuk hingga 99% pada paduan Fe-
25%Mn-1%C dan Fe-35%Mn-1%C. Karakteristik laju korosi meningkat dari
1.01mm/year menjadi 1.53 mm/year seiring dengan peningkatan kadar mangan
dalam paduan dan menurun dalam kondisi mengandung Albumin. Nilai viabilitas sel
pada persentase 50% hingga 72 jam pengamatan menujukan paduan ini potensial
untuk dikembangkan sebagai kandidat biomaterial mampu luruh

This study aims to find the candidate of degradable biomaterial using Fe-Mn-C alloy
formed by powder metallurgy. Carbon added in the alloy to improve the mechanical
properties and corrosion rate of material as a degradable biomaterial. The result from
powder mixing process sintered in a vacuum furnace. Sintering product was
characterized to gain the mechanical, physical, chemical properties,
biocompatibilities and corrosion behavior in the presence of albumin and without
albumin in ringer solution. Biocompatibility In Vitro testing was performed by
Methylthiazol Tetrazolium Assay (MTT) method to determine the toxicity of alloys.
This research shows 99% of austenite phase formed at Fe-25%Mn-1%C and Fe-
35%Mn-1%C alloy. The corrosion rate increase proportionally with Manganese
content in the alloy from 1.01mm/year to 1.53 mm/year and decline in albumin
environment. The decline of percentages viabilities into 50% after 72 hours shows
potential of this alloy to be developed as degradable biomaterial candidate.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35068
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Cahyadi
"Terak akhir timah merupakan produk samping hasil peleburan terak-1 yang mengandung jenis oksida serupa dengan semen Portland OPC , yaitu SiO2, CaO, Al2O3, dan Fe2O3 sehingga terdapat potensi untuk diutilisiasi sebagai beton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik OPC dan semen campuran terak-2 terhadap korosivitas material semen dan baja berdasarkan metode Electrochemical Impedance Spectroscopy EIS dan Cyclic Polarization. Penelitian ini menggunakan terak akhir timah Bangka yang dicampurkan dengan OPC masing-masing sebanyak 10 , 20 , dan 30 . Beton yang dicetak memiliki rasio 0.5 w/c dengan proses curing selama 28 hari lalu direndam di dalam larutan NaCl 3.5 selama 6 hari. Hasil analisa menunjukkan baja di dalam campuran 20 terak memiliki ketahanan korosi yang paling kompetitif dan stabil terhadap beton OPC murni, diikuti campuran 10 , dan 30 terak secara berturut-turut.

Final tin slag is a byproduct of slag 1 smelting process that contains similar oxides compared to Portland cement OPC , which is SiO2, CaO, Al2O3, and Fe2O3 so that there is potential to be initiated as a concrete. The aim of this research is to know the characteristics of OPC and cement of slag 2 mixture against corrosivity of cement and steel material based on Electrochemical Impedance Spectroscopy EIS and Cyclic Polarization methods. This study uses final tin slag from Bangka mixed with OPC each of 10 , 20 , and 30 . The molded concrete has a ratio of 0.5 w c with 28 days curing process then immersed in a 3.5 NaCl solution for 6 days. The analysis shows that the steel in 20 slag 2 concrete mixture has the most competitive and stable corrosion resistance compared to original OPC concrete, followed by 10 , and 30 slag mixture respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristian
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S41103
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Sapto Nugroho
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S41102
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Rita Adriana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S41093
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Haryo Rahmadani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi kemungkinan terjadinya korosi dalam pipa penyalur gas bawah laut dan memverifikasi hasil pemodelan tersebut menggunakan data inspeksi langsung. Metode penelitian melibatkan pengumpulan data teknis pipa penyalur, data operasi, serta data inspeksi dari Non Destructive Testing (NDT) dan In Line Inspection (ILI) yang menggunakan prinsip Magnetic Flux Leakage (MFL). Langkah-langkah penelitian meliputi pengumpulan data, analisa data ILI, analisa data perawatan pipa, penilaian awal, pemodelan korosi dan penilaian lokasi korosi, serta evaluasi pemodelan dan hasil inspeksi ILI. Data yang digunakan mencakup komposisi kimia gas dan cairan, laju dan volume aliran, tekanan dan suhu, serta kondisi dasar laut. Pemodelan korosi dilakukan pada setiap lokasi dengan interval tertentu dalam satu sub-region menggunakan data aliran dari pemodelan multifasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemodelan aliran dan laju korosi dapat digunakan untuk memprediksi lokasi dan derajat keparahan dari korosi internal dengan tingkat akurasi model sebesar 66.6%. Model dengan perhitungan rentang jarak 500m dan laju korosi tinggi memiliki akurasi sebesar 42%, sementara model dengan perhitungan rentang jarak 500m dan laju korosi rendah memiliki akurasi sebesar 92%. Program mitigasi korosi menggunakan inhibitor cukup berhasil, namun beberapa lokasi menunjukkan laju korosi yang lebih tinggi.

This research aims to identify potential corrosion locations in subsea gas pipelines and verify the modeling results using direct inspection data. The research method involves data collection of pipeline technical specifications, operational data, and inspection data from Non-Destructive Testing (NDT) and In-Line Inspection (ILI) using the Magnetic Flux Leakage (MFL) principle. The research steps include data collection, ILI data analysis, pipeline maintenance data analysis, initial assessment, corrosion modeling and location assessment, and evaluation of modeling and ILI inspection results. The data used includes the chemical composition of gas and liquid, flow rate and volume, pressure and temperature, and seabed conditions. Corrosion modeling is performed at each location with certain intervals within a sub-region using flow data from multiphase modeling. The results indicate that flow and corrosion rate modeling can predict the location and severity of internal pipeline corrosion with a model accuracy of 66.6%. Models with 500m interval calculations and high corrosion rates have an accuracy of 42%, while models with 500m interval calculations and low corrosion rates have an accuracy of 92%. The corrosion mitigation program using inhibitors is generally successful, though some locations exhibit higher corrosion rates."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rony Prayitno Simeon
"Perusahaan energi dan Perusahaan kimia menggunakan pipa penyalur untuk menyalurkan minyak, gas dan fluida lainnya dari satu tempat ke tempat lainnya, baik didalam lokasi pabrik maupun antar pabrik. Integritas pipa penyalur menjadi sangat penting dikarenakan kebocoran pipa penyalur dapat menyebabkan kerugian ekonomi maupun lingkungan yang sangat serius. Beberapa penelitian telah diterapkan pada pipa penyalur mengetahui dan mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai ekstrapolasi ketebalan minimum pipa penyalur menggunakan Teori Nilai Ekstrim. Penelitian ini menggunakan dan menerapkan model statistik dan Metode Extreme Value untuk kehandalan pipa penyalur dengan mengasumsikan laju korosi yang tetap dan deviasi akibat alat ukur diabaikan. Penelitian ini mendapatkan sisa usia pakai dari 344 blok data dari pipa penyalur sekitar 5,23 tahun dengan menggunakan teknik Generalized Extreme Value. Sehingga disarankan untuk melakukan pigging pada pipa penyalur dalam 2,5 tahun yang akan datang. Data yang sama disimulasikan dengan teknik Generalized Pareto Distribution namun hasil menyatakan bahwa distribusinya tidak sesuai dengan distribusi Pareto sehingga nilai ekstrim minimum, sisa usia pakai pipa penyalur dan waktu pigging berikutnya tidak dapat ditentukan

Energy and chemical companies use pipelines to transfer oil, gas and other materials from one place to another, within and between their plants. Pipeline integrity is an important concern because pipeline leakage could result in serious economic or environmental losses. Some researches has applied to understand the effect on extrapolation value of minimum thickness of pipeline by using the Extreme Value Theory. In this research both statistical models and Extreme Value methods were applied and developed for reliability of pipeline by assuming the constant corrosion rate and deviation due to measuring devices was neglected. The research obtained that the remaining life of 344 blocks data of the pipeline around 5,23 years by using Generalized Extreme Value Technique. It could be suggested that next pipeline pigging should be conducted within 2,5 years. The result found that the extreme value method seems not close agreement with the Pareto Distribution so the minimum extreme value, remaining useful and next pigging could not be determined. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>