Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138956 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Panjaitan, Nathania Adella
"This paper narrates the idea of public space after and during COVID-19. It is constructed on two main things, which are the history of public space planning to cover the idea of public space in the past, and the current condition during COVID-19 as the newest data resource. The smart city idea is injected to give the notions of narrative research in regards to the correlation of the ICT Developments, its usage in relations to the public space planning development, and the increasing numbers of subjects that are using ICT Tools in the prevention of COVID-19. However, this narrative finds other interesting findings that there are big disjuncture between the idea of Smart City in multiple stakeholders and its interrelation during the public space planning activities.

Ruang publik merupakan hal yang cukup diperhatikan dalam konteks COVID-19. Penerapan berbagai kebijakan dan insentif menyebabkan perubahan kondisi ruang publik di berbagai negara. Dalam tulisan akan dibahas mengenai penggambaran kondisi mengenai ruang publik saat dan sesudah COVID-19. Sejarah ruang publik menceritakan kondisi sebelum COVID-19 dan kondisi terkini mengenai ruang publik dalam kondisi COVID-19. Pengertian mengenai kota pintar lalu digabungkan menjadi penelusuran terkait dengan korelasi antara peningkatan ICT terhadap penciptaan ruang publik dan penggambaran naratif tentang apa yang terjadi dalam konteks kota pintar dalam penciptaan ruang publik sebelum, sesudah dan sesaat COVID-19. Di dalam naratif ditemukan bahwa adanya celah yang cukup besar antara pengertian kota pintar di dalam berbagai konteks subjek. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roselina Petty
"Smart home merupakan suatu konsep hunian yang memanfaatkan teknologi yang telah dikembangkan untuk dapat berkomunikasi antar perangkat dan dengan penghuni baik secara internal maupun eksternal bangunan. Penerapan teknologi smart home masih belum banyak diterapkan pada hunian di Indonesia karena adanya penambahan biaya di awal saat memasukkan teknologi tersebut ke dalam hunian sehingga muncul persepsi bahwa hunian smart home lebih mahal jika dibandingkan dengan hunian konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan desain konseptual hunian konvensional menjadi hunian berkonsep smart home menggunakan pendekatan Value Engineering sehingga dapat memberikan nilai tambah dari segi kenyamanan, kemudahan, keamanan, efisiensi, dan inovasi dengan mempertimbangkan nilai ekonomi bangunan. Studi literatur, studi Value Engineering, dan analisa initial cost dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui inovasi pemanfaatan teknologi dapat mewujudkan bangunan hunian yang responsif dengan penambahan biaya awal sebesar 10-15% dari bangunan konvensional namun mampu meningkatkan kualitas hidup peghuninya dan penambahan biaya tersebut dapat kembali setelah pemanfaatan teknologi selama 6-10 tahun melalui efisiensi energi dari sistem teknologi cerdas yang digunakan.

A smart home is a design concept that utilizes technology development that uses some connected devices which can communicate between devices and with residents both internally and externally in the building. The application of smart home technology is still not widely applied to residences in Indonesia because of the additional initial costs when incorporating this technology into a residence, resulting in the perception that smart home residences are more expensive when compared to conventional residences. This research aims to develop the conceptual design of a conventional residence into a smart home concept using a Value Engineering approach so that it can provide added value in terms of comfort, convenience, security, efficiency, and innovation by considering the economic value of the building. Literature studies, Value Engineering studies, and initial cost analysis were carried out to achieve research objectives. The research results show that through innovation in the use of technology, responsive residential buildings can be created with additional initial costs of 10-15% compared to conventional buildings but they are able to improve the quality of life of the occupants and alsp these additional costs can be returned after using technology for 6-10 years through energy efficiency when intelligent technology system used.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ridho Kurniawan Pratama
"Di tengah perkembangan teknologi yang semakin pesat, beberapa kota di dunia saling berpacu untuk menjadi yang terdepan dalam penerapan smart city. Sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap perkembangan smart city, dicanangkan sebuah program Gerakan 100 Smart City yang diinisiasi di tahun 2017. Kabupaten Purworejo termasuk salah satu kabupaten yang terpilih dalam program ini pada periode 2021. Namun, ada beberapa permasalahan yang telah diidentifikasi seperti masih banyak aplikasi yang berdiri sendiri tanpa integrasi, belum adanya disaster recovery center, belum adanya kebijakan daerah turunan SPBE nasional, rencana induk yang pernah dirancang sebelumnya telah habis masa laku hingga kurangnya pegawai yang memiliki latar belakang TIK. Penelitian ini bertujuan untuk membuat rencana strategis sistem informasi untuk mendukung pembangunan smart city yang sejalan dengan visi misi pembangunan di Kabupaten Purworejo. Kerangka kerja yang digunakan adalah kerangka kerja Ward and Peppard dengan alat analisis seperti business model canvas, value chain, SWOT, critical success factor, PEST, dan McFarlan Strategic Grid. Analisis tematik digunakan sebagai metode analisis data. Penelitian ini menghasilkan perencanaan strategis sistem informasi yang terdiri dari strategi SI, strategi TI, dan strategi manajemen SI/TI. Strategi SI yang dihasilkan berupa pengembangan 32 aplikasi yang terdiri dari 11 aplikasi eksisting yang dilakukan upgrade dan 21 aplikasi baru. Strategi TI yang dihasilkan berupa rekomendasi untuk menerapkan disaster recovery center, penerapan SSL di seluruh aplikasi milik pemerintah, perbaikan kondisi data center, perluasan akses internet hingga pelosok desa dan peningkatan bandwith terpusat. Strategi manajemen SI/TI yang dihasilkan berupa rekomendasi untuk menyusun peraturan daerah yang mengatur smart city dan turunan SPBE, melakukan percepatan pengintegrasian aplikasi, menyusun rencana induk TIK yang selaras dengan peraturan SPBE, membentuk SOP pengintegrasian data dan aplikasi, dan melakukan peningkatan perekrutan tenaga ahli bidang TIK.

Amidst the rapid expansions of technology, several cities throughout the globe are competing in becoming the forefront in implementing smart cities. As a form of government assistance on smart city development, a proclaimed program of Gerakan 100 Smart City is initiated in 2017. Purworejo Regency became one of the cities or regencies selected in the said program in 2021. Though there are several identified issues such as the number of unintegrated standalone apps, the lack of disaster recovery center, the absence of regional regulations derived from the nationwide SPBE regulation, the expired masterplan that has been arranged previously, to the lack of employees with IT background. This research is aimed to compose an information system strategic plan to assist the smart city's progress that is in line with the vision and mission of development in Purworejo regency. The framework used is the Ward and Peppard Framework with analysis tools such as business model canvas, value chain, SWOT, critical success factor, PESTEL, and McFarlan Strategic Grid. Thematic analysis is utilized as the data analysis method. This research resulted in an information system strategic plan that is comprised of SI strategy, TI strategy, as well as SI/TI management strategy. The produced SI strategy is in a form of developments for 32 applications that are comprised of the soon-upgraded 11 existing apps and 21 new applications. The produced TI strategy is in a form of a recommendation to implement a disaster recovery center, to use SSL in all government-owned applications, data center maintenance, internet access expansion to reach remote villages, as well as the upgrade of centralized bandwidth. The produced SI/TI management strategy is in form of a recommendation to formulate regional regulations that govern the smart city and SPBE derivatives, to accelerate applications integration, to develop the masterplan of information and communication technology that is in line with SPBE regulations, to establish an SOP for data and applications integration, as well as to conduct enhanced recruitments for experts in information and communication technology."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alief Brahmarizky Roseno
"Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjadi hal yang substansial dalam pembangunan berkelanjutan, dan dalam konteks perkotaan menjadi pendukung pengembangan smart cities. Smart home merupakan turunan dari smart cities yang diterapkan di ranah hunian, dan memberi dampak positif seperti mempermudah penghuni difabel, peningkatan keamanan, dan peningkatan efektivitas pemakaian energi. Skripsi ini mencoba mencari hubungan antara penerapan teknologi smart home dengan pembangunan kota berkelanjutan, dan aspek-aspek yang mendukung pengaplikasian teknologi ini sehingga nantinya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Dari beberapa studi kasus tentang pengaplikasian teknologi smart home, tingkat literasi teknologi merupakan sebuah aspek yang penting untuk mengoperasikan perangkat smart home agar dapat dipakai secara optimal. Pemerintah juga berandil dalam pengaplikasian teknologi ini dengan melibatkan teknologi smart sebagai pendukung misi pembangunan negara seperti yang dilakukan Singapura. Dengan kebutuhan aspek yang berbeda-beda tiap wilayahnya, tetap diperlukan peningkatan literasi teknologi di daerah terkait, karena hal tersebut akan mendukung pembangunan infrastruktur teknologi yang dapat mengatalisasi pembangunan ekonomi, dan terbentuknya komunitas yang saling mendukung
.The development of Information and Communication Technology (ICT) has become a substantial matter in sustainable development, and in the urban context it support the development of smart cities. Smart home is a branch from smart cities that is applied in the residential context, and has positive impacts such as facilitating people with disabilities, increasing security, and managing effective use of energy. This paper is about finding the connection between the application of smart home technology and sustainable city development, and aspects that support the application of this technology so that it can later be utilized by the community. From several case studies on the application of smart home technology, technological literacy is an important aspect on operating smart home devices so that it can help them optimally. The government can also plays a role in the application of this technology by involving smart technology as a supporter of the country's development mission as has been done by Singapore. It is necessary to increase technological literacy in related areas, because this will support the development of technological infrastructure that can catalyze economic development, and the formation of mutually supportive communities."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Isnaini
"Disertasi ini merupakan sebuah studi mengenai representasi relasi kekuasaan yang bertitik tolak dari telaah tata ruang publik kota dalam membentuk identitas sebuah kota. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif eksplanatif dengan menggunakan metode penelitian semiotika sosial. Dengan mengacu pada konsep Representasi dari Stuart Hall dan Episteme dari Foucault, secara umum dapat disimpulkan dua hal penting dalam penelitian ini. Pertama, Alun-alun Kota Tuban adalah sebuah representasi identitas Kota Tuban sebagai kota yang religius dan multikultural. Kedua, perubahan bentuk arsitektur serta lokasi bangunan menandakan bergesernya rezim kepenguasaan yang terjadi dalam konteks wilayah Alun-alun Kota Tuban Kontemporer. Transformasi episteme berupa relasi kuasa tergambar jelas pada kompleks Alun-alun Kota Tuban kontemporer yang menunjukkan dominasi kontrol yang dimiliki oleh diskursus-diskursus tertentu yang dalam konteks penelitian ini berwujud diskursus Islam, Globalisasi, Kapitalisme dan Postkolonialisme, dengan ideologi dominan yang muncul adalah kapitalisme dan postkolonialisme.
Implikasi teoritis penelitian ini menunjukkan, khususnya dalam kaitannya dengan pilihan identitas Kota Tuban, Hall tidak menjelaskan bahwa sebetulnya faktor ekonomi pun berperan terhadap konstruksi akan identitas sekaligus pilihan identitas pada suatu kota baik langsung atau tidak langsung, sama seperti Theodore Adorno yang tidak menyinggung faktor komodifikasi dapat berperan terhadap konstruksi akan identitas. Selain itu, ketika budaya menjadi basis dalam perekonomian kota, maka dalam perekonomian simbolis terjadi reduksi dalam pemaknaan budaya. Budaya yang didefinisikan sebagai shared of meaning dibatasi maknanya sebagai semua image dan simbol yang marketable yang mampu untuk mendorong konsumsi.

This dissertation explores how power relations represented in urban planning of public spaces form the identity of a city. This is a qualitative research study using an explanatory social semiotics method. With reference to the concept of representation by Stuart Hall and Foucault's perspectives on episteme, there are two important things can be concluded from this study. First, Alun-alun Kota Tuban (Tuban's City Square) is a representation of the city's religious and multicultural identities. Second, the changes on architectural landscapes and building sites signify the shift of the regime that has take a place within the context of Contemporary Tuban's City Square. The transformation of power relations episteme is clearly illustrated in the Tuban's Contemporary City Square complex which shows the dominance of control possessed by certain discourses such as Islamic Globalization, Capitalism and Post colonialism discourses, whereas the dominant ideologies that emerge in those discourses are capitalism and post colonialism.
The theoretical implication of this study suggests that, particularly in relation to the selected Tuban's identity, Stuart Hall and Theodore Adorno did not explain that in fact, economic factors also contribute to the construction of identity. In other words, in order to understand the way in which the city's identity is formed we should consider commoditization as a contributing factor to the construction of identity. Furthermore, when culture becomes merely a part of the city's economy or a form of symbolic economy, it reduces the profound meaning of culture making. Culture, which is defined as shared of meaning, has limited meaning as all images and marketable symbols that support people's mode of consumption.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willy Candra Junior
"Alun-alun Kota Serang merupakan ruang publik yang dibangun pada tahun 1828 oleh Belanda. Sebagai warisan benda budaya, pemanfaatan ruang publik ini diatur agar sesuai dengan kondisinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran Pemerintah Daerah Kota Serang dalam mengatur pemanfaatan ruang Alun-alun Kota Serang dan pengaruhnya terhadap pemanfaatan ruang. Hal ini diidentifikasi melalui interaksi tiga elemen spasial yaitu representasi ruang (conceived space), praktik spasial (perceived space), dan ruang representasi (lived space) yang diwujudkan dalam bentuk perencanaan, penyelenggaraan, dan pemanfaatan ruang. Data penelitian ini dikumpulkan melalui metode observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Sedangkan analisis dilakukan dengan metode komparatif spatial antara rencana tata ruang pemanfaatan alun-alun, dengan persebaran aktivitas dan kepadatan pengguna di alun-alun. Selain itu juga dilakukan identifikasi interaksi antara tiga elemen spasial pembentuk aktivitas di alun-alun. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagai conceived space, terdapat dua ruang perencanaan. Pada area timur, perencanaan dilakukan dengan konsep modern dan berorientasi pada peningkatan ekonomi sehingga fasilitas dan atraksi yang tersedia lebih banyak dan bervariasi. Sedangkan pada area barat, perencanaan yang dilakukan oleh Pemerintah dilakukan dengan konsep kuno dan berorientasi untuk melestarikan bangunan-bangunan bersejarah yang tersebar di sekitar Alun-alun Kota Serang. Untuk mempertahankan fungsi warisan budaya di area barat, fasilitas dan atraksi disediakan secara terbatas. Dengan perbedaan pola ruang pemanfaatan tersebut, perceived space cenderung memusat di area timur. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa perencanaan alun-alun sebagai warisan benda budaya yang dilakukan pemerintah berhasil mengatur pemanfaatan ruang. Alun-alun sebagai lived space tidak berdiri sendiri, namun menunjukkan keterkaitan dengan ruang di sekitarnya.

Serang Alun-alun is a public space built in 1828 by the Dutch. As a cultural heritage, the utilization of this public space is regulated according to its conditions. This study aims to identify the role of the Local Government of Serang City in regulating the spatial use of Serang Alun-alun and its influence on space utilization. This is identified through the interaction of three spatial elements, namely spatial representation (conceived space), spatial practices (perceived space), and representational space (lived space) which are embodied in the form of planning, organizing, and spatial utilization. The research data was collected through observation, interviews, and documentation studies. While the analysis was carried out using a spatial comparative method between the spatial plan for the use of the Alun-alun, with the distribution of activities and the density of users in the Alun-alun. In addition, the study was also carried out to identify interactions between the three spatial elements forming activities in the Alun-Alun. The results of the analysis show that as a conceived space, there are two planning spaces. In the eastern area, planning is carried out with a modern concept and is oriented towards improving the economy so that more and more varied facilities and attractions are available. Whereas in the western area, the planning carried out by the government with an ancient concept is oriented towards preserving historical buildings scattered around Serang Alun-alun. To maintain the function of cultural heritage in the West area, the government provided limited facilities and attractions. With the difference in the spatial utilization pattern, the perceived space tends to concentrate in the east. The conclusion of this study shows that the planning of the Alun-alun as a cultural heritage by the government has succeeded in regulating the use of space. Alun-alun as a lived space does not stand alone but shows a connection with the space around it."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utoyo Harjito
"Manusia berperan penting dalam pembangunan terutama di perkotaan agar menjadi pemukiman yang sesuai dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) ke-11 yaitu menjadikan kota dan pemukiman manusia yang inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan. Salah satu permasalahan perkotaan adalah mengenai kesenjangan antara jumlah populasi dan ketersediaan informasi, lahan, polusi, kriminalitas, kesenjangan sosial, dan sebagainya. Pada hakekatnya, kota memerlukan media informasi di ruang publik sebagai sarana informasi untuk membangun manusia sesuai dengan konsep Smart city yaitu masyarakat cerdas (Smart People). Media luar ruang telah berkembang dengan sentuhan  teknologi menjadi media luar ruang digital sebagai bagian dari Internet of Things (IoT) yang merupakan komponen Information Communication Technology (ICT) dari pengejawantahan  konsep Smart city. Kota Bogor yang menjadi percontohan Smart city menggunakan media luar ruang digital sebagai sarana informasi publik luar ruang. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif dengan sebelas informan melalui purposive sampling. Hasil penelitian menyatakan media luar ruang digital pada ruang publik di Kota Bogor kurang menginformasikan edukasi, lebih menjadi sarana komersial dan tidak sesuai dengan konsep smart people. Dalam perkembangannya, munculnya bentuk praktik-praktik penguasaan ruang publik dengan pengelolaan media luar ruang yang diserahkan kepada golongan tertentu (private) yang hanya menjadi alat kepentingan komersil. Publik tidak hanya kurang mendapatkan informasi edukasi yang mencerdaskan namun juga kurang memiliki akses publik terhadap ruang publik itu sendiri.
Kata kunci: kota, ruang publik, smart city, smart people, SDG's

People play an important role in development, especially in urban areas so that they become settlements in accordance with the 11th Sustainable Development Goals (SDGs) which is to make cities and human settlements inclusive, safe, resilient, and sustainable. One of the urban problems is the gap between population size and the availability of information, land, pollution, crime, social inequality, and so on. In essence, cities need information media in public spaces as a means of information to build people in accordance with the Smart city concept, namely smart people. Outdoor media has developed with a touch of technology into digital outdoor media as part of the Internet of Things (IoT) which is an Information Communication Technology (ICT) component of the embodiment of the Smart city concept. The city of Bogor, which is a smart city pilot, uses digital outdoor media as a means of outdoor public information. This research was conducted with a descriptive qualitative approach with eleven informants through purposive sampling. The results of the study state that digital outdoor media in public spaces in Bogor City are less informative of education, are more of a commercial facility and are not in accordance with the concept of smart people. In its development, the emergence of the practice of controlling public space with the management of outdoor media that is handed over to certain groups (private) which is only a tool for commercial interests. The public not only lacks educational information, but also lacks public access to the public space itself.
Keywords: city, public space, smart city, smart people, SDG's.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tamia Sheira Bagasta
"Tesis ini menelusuri faktor-faktor ruang halaman belakang yang mendorong atau menghambat aktivitas pengguna. Analisis ini didasari oleh konsep affordance Gibson, kesesuaian antara aktor dan lingkungan yang memugkinkan suatu tindakan. Thesis ini menggabungkan actual use dengan potential affordances di halaman belakang untuk menghasilkan klasifikasi dari actual affordance. Pola aktivitas sehari-sehari pengguna akan direkam menggunakan metode rifting. Tesis ini menunjukkan bahwa ruang publik yang dikaitakan dengan pola keseharian dan pilihan jenis aktivitas aktor di halaman belakang. Hasil akan dibandingkan kembali dengan studi sebelumnya mengenai pentingnya merancang dan memfasilitasi aktivitas keseharian di halaman belakang.

This thesis moves the factors of backyard space that encourage or inhibit user activity. The analysis is based on the concept of Gibson's ability, the suitability between actors and the environment that enables an action. This thesis combines actual usage with back page potential capabilities to produce a classification of actual abilities. The user everyday activity patterns will use the rifting method. This thesis shows that public space is associated with daily patterns and the choice of actors' activities in the backyard. The results will be compared again with previous studies regarding the importance and facilitation of daily activities in the backyard. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Milka Vincentiya
"Skripsi ini mengenai hubungan antara aktor, dalam konteks ini antara stranger dengan stranger, dan aktor dengan lingkungan sekitarnya.  Dengan adanya perubahan makna dari stranger yang awalnya stranger adalah, orang yang tidak termasuk dalam lingkungan tempat seseorang tinggal, menjadi orang lain yang memiliki kesamaan umum dengan seseorang tersebut. Karena, sekarang kita berada pada tahap appearance dari spectacle, yang mana kita akan menilai sesuatu berdasarkan apa yang kita lihat atau tampak, skripsi ini menggunakan teori coding appearance, yang mana aktor akan beraktivitas berdasarkan tiga hal, yaitu: lokasi (location), appearance, dan sikap (behavior). Para aktor ini akan bersikap dan membawa properti menyesuaikan dengan ruang publik (lokasi), sebaliknya ruang publik juga dapat memengaruhi aktor dalam bersikap dan properti yang dibawa. Lalu, interaksi yang terjadi antar-stranger dalam ruang publik ini dapat terlihat dari keberadaan shield of privacy yang tidak bisa dilihat secara fisik namun, dapat diukur secara keruangan.

This study focusing in the relationship between actor, in this context stranger with stranger, and actor with the surrounding. Stranger then was categorized by those who did not live in someons living territory, and now stranger categorized as the people who have the same commonness with someone. With the state of appearance in spectacle, where we judge based on what we see (what appear in front of us), this study mainly use the theory about coding appearance, where actor will act based on three things: location, appearance, and behavior. They behave (behavior) and bring property (appearance) as what supposed in that public space (location), also the public space may affect the behavior and appearance of the actor. In the same location, interaction between stranger could be seen in the existence of shield of privacy, that is not physical but it is there with a measurement in space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afif Farhan Rizqullah
"Penyediaan trotoar yang dirancang dengan baik pada lingkungan perkotaan dengan fungsi mixed-use dapat meningkatkan aktivitas pejalan kaki. Tujuan dari penelitian ini adalah mencoba menelaah bagaimana peran substances dan surfaces dalam ruang publik kota. Sasaran dari penelitian ini adalah membuat panduan rancang kota bagi ruang publik di perkotaan yang livable dan interaktif. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif, pendekatan dari Gibson (1979), tentang substances dan surface, dan walking experience dari Jacobs (1993); Speck (2013) digunakan dalam penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan cara berjalan kaki, pengamatan langsung, wawancara, dokumentasi visual dengan foto, video, dan sketsa. Analisis dengan cara naratif deskriptif. Penelitian ini melihat bahwa pendekatan substance dan surface dapat mewujudkan ruang jalan yang ramah bagi pejalan kaki melalui 4 unsur indikator yaitu (1) safe walk, (2) comfortable walk, (3) attractiveness, dan (4) accessible. Keempat unsur tersebut berfungsi untuk menata kembali pola penggunaan ruang oleh pedagang toko dan pedagang kaki lima (PKL), serta mengoptimalkan potensi toko-toko yang sudah tutup menjadi ruang yang atraktif, sehingga menciptakan ruang kota yang livabilitas bagi semua pengguna ruang kota.

The provision of well-designed sidewalks in urban environments with mixed-use functions can increase pedestrian activity. This research aims to examine the role of substances and surfaces in the city's public space. The objective of this research is to create a city design guide for livable and interactive urban public spaces. The research was conducted using qualitative methods, the approach of Gibson (1979) about substance and surface, and the walking experience from Jacobs (1993); Speck (2013) was used in this study. Data collection was done by walking, direct observation, interviews, and visual documentation with photos, videos, and sketches. Analysis using descriptive narrative. This study sees that the substance and surface approach can create a pedestrian-friendly road space through 4 indicator elements, namely (1) safe walk, (2) comfortable walk, (3) attractiveness, and (4) accessibility. These four elements function to reorganize the pattern of use of space by shop traders and street vendors, as well as optimize the potential of closed shops into attractive spaces, thereby creating livable urban space for all city space users."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>