Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108726 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarah Mahira Adrian
"Jumlah perokok di seluruh dunia hampir mencapai 1 milyar jiwa. Negara Indonesia merupakan negara dengan perokok aktif terbanyak ketiga di dunia setelah China dan India. Lebih dari satu pertiga penduduk Indonesia merupakan perokok aktif dengan 92% diantaranya menggunakan rokok kretek. Tetapi kesadaran masyarakat terhadap membuang punting rokok dengan benar masih sangat kurang sehingga mengakibatkan tingkat kebakaran yang disebabkan oleh rokok lebih tinggi dibandingkan dengan kebakaran yang disebabkan oleh konsleting listrik, kegiatan memasak, dan sebagainya. Salah satu contoh dari peristiwa yang disebabkan oleh rokok adalah kebakaran pada Gedung Kejaksaan Agung. Oleh karena itu, penulis melakukan studi dan penelitian tentang probabilitas terjadinya transition to flaming dari tumpukan sampah yang terdiri dari potongan kertas koran dengan sumber api dari sebatang rokok kretek. Metode penulisan yang penulis gunakan adalah studi literatur dan eksperimen. Dari hasil studi literatur didapatkan bahwa temperatur pyrolysis dari kertas adalah 315 oC. Eksperimen menggunakan dua variable yaitu variable bebas (ukuran reaktor pembakara, massa bahan bakar, dan moisture content bahan bakar) dan variable terikat (temperatur api, waktu transition to flaming, duration of flaming, flame height, dan spread rate). Variasi ukuran reaktor yang digunakan adalah D15 cm H22,5 cm; D12,5 cm H18,75 cm; D10 cm H15 cm; D10 cm H12,5 cm; dan D10 cm H10 cm. Massa bahan bakar menyesuaikan dengan ukuran reaktor dengan menggunakan density konstan setiap ukuran reaktornya serta moisture content dari kertas berbeda-beda pada setiap kertas yang digunakan sebagai bahan bakar pada saat percobaan berlangsung. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa pada ukuran reaktor yang semakin besar memiliki probabilitas transition to flaming yang lebih tinggi. Pada reaktor ukuran D15 cm H22,5 cm, D12,5 cm H18,75 cm, dan D10 cm H15 cm memiliki probabilitas transition to flaming sebesar 100%. Sementara itu untuk reaktor ukuran D10 cm H12,5 cm dan H10 cm D10 cm hanya memiliki probabilitas sebesar 33,3 %. Untuk temperatur api, waktu transition to flaming, duration of flaming, flame height, dan spread rate yang berbeda-beda dan tidak menentu untuk setiap ukuran reaktor. Hal ini juga disebabkan oleh perbedaan dari moisture content bahan bakar dan moisture content dari rokok sebagai sumber api.

The number of smokers worldwide is nearly 1 billion people. Indonesia is the third most active smokers in the world after China and India. More than one third of Indonesia's population is an active smoker with 92% of them using kretek cigarettes. However, public awareness of properly disposing of cigarette butts is still lacking, resulting in a higher rate of fires caused by cigarettes compared to fires caused by electric short circuits, cooking activities, and so on. One example of an incident caused by smoking is the fire at the Attorney General's Office. Therefore, the author conducted a study and research on the probability of transition to flaming from a pile of garbage consisting of pieces of newsprint with a fire source from a kretek cigarette. The writing method that the author uses is a literature study and experiment. From the results of the literature study, it was found that the pyrolysis temperature of the paper was 315 oC. The experiment used two variables, namely the independent variable (size of the combustion reactor, fuel mass, and fuel moisture content) and the dependent variable (fire temperature, transition to flaming time, duration of flaming, flame height, and spread rate). Variations in the size of the reactor used are D15 cm H22.5 cm; D12.5 cm H18.75 cm; D10cm H15cm; D10 cm H12.5 cm; and D10 cm H10 cm. The mass of fuel adjusts to the size of the reactor using a constant density of each reactor size and the moisture content of the paper is different for each paper used as fuel during the experiment. The results of this study showed that the larger the reactor size, the higher the probability of transition to flaming. In reactor sizes D15 cm H22.5 cm, D12.5 cm H18.75 cm, and D10 cm H15 cm have a transition to flaming probability of 100%. Meanwhile for the reactor size D10 cm H12.5 cm and H10 cm D10 cm only has a probability of 33.3%. For fire temperature, transition to flaming time, duration of flaming, flame height, and spread rate are different and uncertain for each reactor size. This is also caused by differences in the moisture content of the fuel and the moisture content of cigarettes as a source of ignition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Budiyanto
"Kasus terjadinya kebakaran mengakibatkan kerugian baik secara material maupun kematian. Dampak kerugian semakin terasa apabila objek yang mengalami kebakaran merupakan bangunan vital yang secara langsung berhubungan dengan kesinambungan berputamya perekonomian baik secara mikro maupun makro. Bangunan Industri adalah sarana yang mempunyai fungsi tempat mengelola bahan baku menjadi bahan jadi (kegiatan kerja untuk produksi), sarana perakitan dan kegiatan lain sejenis. Kegiatan dalam Bangunan Industri akan mengalami hambatan bahkan dapat terhenti sama sekali jika terjadi kasus kebakaran. Kerugian yang terjadi dapat meluas sarnpai tingkat keinginan investor baik dalam negeri maupun penanam modal asing dalam melakukan investasinya.
Berdasarkan data dari Dinas Kebakaran DKI Jakarta frekwensi terjadinya kebakaran dalam lima tahun belakang hampir 1000 kali pertahunya, khusus untuk Bangunan Industri yang terbakar sebanyak 443 bangunan. Fakta ini tentunya perlu mendapat perhatian terutama yang menyangkut Fire Safety Desain (FSD). Kepekaan perencanaan oleh Manajemen Konstruksi profesional terhadap FSD terutama Sistim Proteksi Pasif pada bangunan industri akan mempengaruhi kehandalan bangunan dalam mencegah terjadinya bahaya kebakaran.
Berdasarkan 35 sampel di Kawasan Industri Pulogadung yang ditabulasikan dari 46 yang disebarkan. Hasil penelitian menunjukan Sistem Proteksi Pasif disain jalan lingkungan memberikan kontribusi sebesar 53,4 % terhadap kehandalan bangunan dan kapasitas akses jalan masuk sebesar 28,7 % terhadap kehandalan bangunan dalam mencegah terjadinya kebakaran."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T996
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noegroho Ary Wibowo
"Struktur kota yang paling mudah dilihat adalah kawasan gedung tinggi. Kawasan gedung tinggi merupakan ciri khas dari kota besar. Rancangan kawasan terbangun suatu kota memberikan makna, ekspresi dan identitas dalam urbanisasi. Setiap bangunan memiliki semangat dari masanya. Kawasan gedung tinggi sebagai identitas pusat kota merupakan ciri kota-kota besar di dunia. Gedung tinggi tersebut disebut skyscraper atau pencakar langit. Gejala ini sekarang telah menyebar ke kota-kota besar berpenduduk lebih dari satu juta jiwa. Demikian pula di Jakarta dimana banyak terdapat gedung tinggi perkantoran yang menjadi salah satu pusat kegiatan masyarakat dan rawan terhadap bahaya kebakaran. Sehingga diperlukan perlengkapan keselamatan dari bahaya kebakaran dalam gedung tinggi diantaranya adalah Active Fire Protection System (sistem proteksi aktif kebakaran). Dalam penelitian ini dibahas bagaimana peran desain sistem proteksi aktif terhadap keandalan bangunan tinggi perkantoran. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel melalui kuesioner ke 5 wilayah DKI Jakarta kepada para pengelola bangunan tinggi khusus perkantoran. Dimana dalam kuesioner mengandung 33 variabel bebas komponen sistem desain proteksi aktif dan variabel terikat yang merupakan keandalan sistem proteksi aktif terpasang. Sampel kemudian diolah dengan software SPSS 11.0 untuk mendapatkan model pengaruh desain sistem proteksi aktif terhadap keandalan bangunan tersebut. Model regresi Linier keandalan yang diperoleh diwakili oleh variabel mutu sistem deteksi dan alarm kebakaran dengan pengujian kelayakan sistem hydran. Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi bagi Building Management untuk bagaimana mengelola kinerja sistem proteksi aktif dalam bangunan tinggi perkantoran."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14750
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erdi Aron Primariawan
"Kebakaran adalah suatu peristiwa tidak terduga dan menimbulkan banyak kerugian. Hal ini dapat terjadi pada gedung-gedung yang tidak memiliki sistem perlindungan serta manajemen kebakaran dan keselamatan. Para pengelola gedung khususnya gedung tinggi perkantoran, harus memiliki beberapa standar kebakaran, salah satunya adalah design sistem proteksi pasif. Design sistem proteksi pasif sangat penting bagi bangunan sebagai sistem untuk menahan penjalaran asap dan api dalam bangunan saat terjadi bahaya kebakaran.
Penelitian ini digunakan untuk meneliti komponen kinerja design sistem proteksi pasif apa saja yang mempengaruhi keandalan bangunan dalam hal keselamatan terhadap bahaya kebakaran. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer didapat dengan menyebarkan 90 kuesioner ke gedung-gedung tinggi perkantoran di DKI Jakarta. 34 kuesioner telah diterima dan kemudian 27 kuesioner dianalisa dengan menggunakan program statistik SPSS 11.00 untuk mendapatkan pengukuran dan indikator-indikator yang relevan.
Pengolahan data menunjukkan beberapa parameter design sistem proteksi pasif yang terdiri dari (1) design tanda-tanda penunjuk jalan keluar=56,6%, (2) design pintu penyekat api=20% dan design tempat parkir=6,3%. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai persyaratan design bangunan tinggi perkantoran dalam mengurangi dampak bahaya kebakaran.

The fire damage occurs in unpredictable time and can cause losses to owner because of damage. It can occur in buildings that do not have Fire Protection and Fire Safety Management System in the building. A building management, especially for high-rise office building, should meet certain standards; one of them is fire prevention through a passive protection system design. The existence passive protection system design is important for building as a system for containing fire and smoke in case of fire.
This research is used to observe factor of passive protection system design that influence the reliability of building in preventing and controlling the damages used by fire in high-rise office building. This research uses primary and secondary data. Distributing 90 questionners gather primary data to various high-rise offices building in DKI Jakarta. 34 responses were received to be viable for in, dept analysis, 27 data gathered is then analyzed by using statistic program SPSS 11.00 to obtain measurable and relevant indicators. Data analysis shows same parameters in Fire Safety Management, which are (I) design of exit sign = 56,6%, (2) design of fire resisting doors = 20% and design of parking area = 6,3%. The result at this research can be used as a minimum design requirement for high-rise office building design, for its reliability in fire safety design.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14747
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Sujatmiko
"Saat ini di Indonesia ketentuan laik fungsi harus dipenuhi bangunan hunian. Perlu dilakukan kajian standar dan peraturan keselamatan kebakaran pada bangunan tinggi dan kemungkinan penerapannya. Pada tulisan ini dilakukan kajian terhadap kedua aspek tersebut. Untuk aspek pertama metoda yang dipergunakan adalah dengan kajian terhadap standar dan peraturan keselamatan evakuasi di Indonesia dan membandingkan dengan NFPA 101 selaku standar rujukan. Untuk aspek kedua dilakukan pemeriksaan terhadap bangunan kajian terkait pemenuhan standar dan peraturan keselamatan evakuasi. Objek studi adalah 9 buah bangunan residensial bertingkat tinggi yang terdiri atas 3 hotel dan 6 rusunami. Hasil kajian memperlihatkan bahwa peraturan keselamatan evakuasi pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26 Tahun 2008 perlu direvisi terkait istilah dan definisi teknis untuk lebih disesuaikan dengan SNI Sarana Jalan Keluar dan standar rujukannya NFPA 101. Hasil kajian lapangan menunjukkan sejumlah bangunan tidak memenuhi ketentuan keselamatan evakuasi. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26 Tahun 2008 dan SNI Sarana Jalan Keluar perlu dilengkapi dengan butir-butir perataran berbasis masing-masing kelas bangunan dan konsep basis kinerja sesuai standar NFPA agar lebih mudah dan fleksibel dalam pemenuhan persyaratan sesuai kelas bangunan, Pemenuhan keselamatan evakuasi perlu dukungan riset berbasis kinerja."
Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2016
728 JUPKIM 11:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abdul Jabbar
"Krisis energi pada tahun 1973 memicu ketertarikan dalam peningkatan efisiensi energi, salah satunya pada sektor bangunan. Ilmu pengetahuan yang semakin berkembang memicu penggunaan façade dalam pembangunan gedung untuk penghematan energi dan penambahan nilai estetika pada bangunan. Namun, Aluminium Composite Panel (ACP) sebagai material pembentuk façade memiliki konsekuensi dari segi keselamatan kebakaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi aliran asap pada kebakaran ACP secara visual menggunakan metode fotografi schlieren, dengan harapan penelitian ini dapat memberikan pertimbangan dalam pemilihan material pada bangunan, khususnya pemilihan material pada bagian façade. Penelitian ini dilakukan dengan skala laboratorium dengan menggunakan sampel ACP dengan panjang 25 cm, dan variasi lebar dengan nilai 1.5, 3.0, 4.5, 6.0, dan 9.0 cm. Visualisasi aliran dengan metode fotografi schlieren pada penelitian ini menggunakan setup single mirror off-axis schlieren system dan background oriented schlieren. Penangkapan gambar menggunakan kamera digital dengan kecepatan penangkapan gambar 25 frame per second (fps). Hasil gambar yang didapat kemudian dianalisis menggunakan metode particle image velocimetry (PIV) dengan piranti lunak PIVlab. Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat variasi waktu antar ukuran sampel ACP, serta perubahan pola aliran asap secara kualitatif dan kuantitatif pada kebakaran ACP, yang dianalisis menjadi empat fase, ignition, dripping, fully developed fire, dan extinguished.

The energy crisis in 1973 sparked interest in increasing energy efficiency, one of which was in the building sector. The development of science has triggered the use of façade s in building construction for energy savings and adding aesthetic value to buildings. However, Aluminum Composite Panel (ACP) as a façade-forming material has consequences in terms of fire safety. This study aims to characterize the flow of smoke in ACP fires visually using the schlieren photography method, with the hope that this research can provide consideration in the selection of materials in buildings, especially the selection of materials on the façade. This research was conducted on a laboratory scale using ACP samples with a length of 25 cm, and variations in width with values ​​of 1.5, 3.0, 4.5, 6.0, and 9.0 cm. The flow visualization using the schlieren photography method in this study uses a single mirror off-axis schlieren system setup and a background oriented schlieren. Capture images using a digital camera with an image capture speed of 25 frames per second (fps). The resulting images were then analyzed using the particle image velocimetry (PIV) method with PIVlab software. Based on observations, there are time variations between ACP sample sizes, as well as qualitative and quantitative changes in smoke flow patterns in ACP fires, which are analyzed into four phases, ignition, dripping, fully developed fire, and extinguished.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dahlia Suryani
"Influence of Fire Safety Management (FSM) to Building Reliability in Preventing Fire Damage at Hotel Buildings in JakartaJakarta is the center of economic, politic, cultural activities and also the center of the state defense. Along with development in many sectors, numbers of building development grows accordingly with numerous functions: hotel, office, apartment, shop, amusement center, restaurant or a mix at the aforementioned functions. A commercially managed hotel should meet certain standards; one of them is fire prevention through a system that called Fire Safety Manage, rent. The existence of Fire Safety Management is important as most hotel guests have no or little knowledge at how to respond in case of fire.
This research on hotel Fire Safety Management is used to observe the correlation between application of Fire Safety Management and reliability of building in preventing and controling the damages caused by fire at hotels in Jakarta.
This research uses primary and secondary data. Primary data is gathered by distributing questioners to hotel building managers, data gathered is then analyzed by using statistic program SPSS 10.0 to obtain measurable and relevant indicators to improve reliability at a hotel building.
Data analysis shows same parameters in Fire Safety Management, Which are: Pre-estinguishment at fire : 50,0 %, Response to alarm and signal : 33,6 % , other variable from dummy analysis is : Identification potential at fire : 12, 3 %. The result at this research can be used to improve role of Fire Safety Management in building reliability in general and hotel building in specific."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T8572
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Rosida, supervisor
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26631
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Refaldo Fanther
"Penelitian tentang pengaruh pemberian tekanan (presurisasi) terhadap opasitas asap pada ruang tangga kebakaran di gedung bertingkat tinggi dilakukan pada suatu model gedung bertingkat dengan sistem presurisasi berukuran 70 cm x 65 cm x 200 cm menggunakan skala 1:20 dibandingkan dengan desain gedung bertingkat tinggi yang sebenarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh dari jumlah pintu terbuka di dalam ruang tangga bertekanan terhadap opasitas asap di gedung bertingkat tinggi. Penggunaan tekanan melalui pemberian suplai udara di dalam ruang tangga kebakaran adalah sebagai salah satu bentuk sistem pengendalian asap yang beertujuan untuk mencegah asap memasuki ruang tangga pada saat kebakaran. Penggunaan presurisasi pada ruang tangga juga disimulasikan dengan desain gedung yang sebenarnya, menggunakan Fire Dynamic Simulator (FDS Ver. 5.0). Data yang diperoleh melalui eksperimen pada model akan dibandingkan dengan hasil analisis yang dilakukan pada simulasi. Hasil dari penelitian ini adalah sistem ruang tangga kebakaran terbukti menurunkan tingkat opasitas asap, sehingga dapat diaplikasikan untuk mencegah asap kebakaran pada gedung bertingkat tinggi.

Experimental work on the effect of pressurized system on optical density of smoke in a high rise building was studied using a model with the size 70 cm x 65 cm x 200 cm. This represents a scaling factor of 1:20 compared to the typical building size. This study aims to study the influence of the number of open doors in the pressurized stairwell to the optical density of smoke in the high-rise buildings. The pressurization through the provision of air supply in the stairwell is as one of smoke control systems that aim to prevent smoke from entering the stairwell during a fire. The effect of pressurization on the stairwell was also simulated with the actual building design, using the Fire Dynamic Simulator (FDS Ver. 5.0). The data obtained through experiments on the model were compared with the results of analyzes performed on the simulation. The result of this research is the pressurized stairwell system was proven to decrease optical density of smoke, therefore it can be applied to prevent smoke of fire in high rise building."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43351
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Afriza Andika
"Terbatasnya ketersediaan lahan menjadi alasan utama dibangunnya gedung-gedung bertingkat guna menunjang aktifitas masyarakat di kota besar seperti jakarta. Pembangunan gedung-gedung bertingkat ini memiliki konsekuensi-konsekuensi yang memerlukan perhatian cukup serius. Salah satunya ialah faktor proteksi kebakaran di dalam gedung untuk menjamin keamanan dan keselamatan pengguna gedung serta melindungi aset-aset yang ada dari risiko kebakaran. Penelitian ini mempelajari bagaimana sistem proteksi kebakaran dengan menggunakan sprinkler berdasar standar NFPA (National Fire Protection System) dapat diterapkan pada suatu gedung perkantoran X di Jakarta, sebagai upaya untuk mencegah dan meminimisasi kerugian yang akan timbul akibat potensi bahaya kebakaran. Metodologi penelitian dilakukan dengan menerapkan standar NFPA yang didukung dengan studi literatur buku, jurnal maupun informasi-informasi tambahan lain yang dapat dipertanggungjawabkan.

The limitedness of land availability in a big city, as Jakarta, is the main reason for constructing the buildings to support the activities and mobilities of the humans. Those have consequences that need serious attention. One of them, is the fire safety protection system in the building to ensure the security and the safety building users and to protect the existing assets from loses risk due to fire. This research studied how the fire protection system (using fire sprinkler) based on NFPA (National Fire Protection Assosiation) standards can be applied to the ?X? building in Jakarta, as an effort to prevent and minimize losses that would arise due to potential fire risk. The study was conducted by the method of implementing NFPA standards are supported by literature books, journals, and other additional information that can be accounted."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44294
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>