Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 205954 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pramudita Satriya Sotama
"Cinere merupakan wilayah yang cukup padat penduduk di Kota Depok, Jawa Barat. Jumlah penduduk dan rumah tangga pada wilayah ini terus meningkat setiap tahunnya sehingga bertambahnya pula kebutuhan energi pada wilayah tersebut. Penggunaan gas alam dapat menjadi alternatif energi untuk kebutuhan sehari-hari yang memiliki banyak kelebihan bila dibandingkan dengan LPG. Penggunaan gas alam merupakan alternatif energi yang lebih murah, lebih aman, dan lebih praktis bila dibandingkan dengan LPG. Untuk memenuhi kebutuhan gas sejumlah 2.954.160 m3/tahun di kawasan Cinere, dengan sumber gas yang di tansport menggunakan sarana CNG maka didapat desain perpipaan melalui simulasi menggunakan perangkat lunak sebagai berikut: Pipa MDPE 80 SDR 11 Ø 180mm digunakan sebagai pipa utama atau pipa backbone. Pipa MDPE 80 SDR 11 Ø 90mm dan pipa MDPE 80 SDR 11 Ø 63mm digunakan untuk pipa pada cluster perumahan menuju muka bangunan pelanggan. Harga jual untuk konsumen juga akan sesuai dengan peraturan BPH Migas apabila sumber gas CNG menggunakan CNG subsidi dan proyek menggunakan skema pendanaan KPBU dengan persentase 30% dana pembiayan CAPEX. Dengan begitu, proyek ini akan dikatakan layak dan menarik karena memiliki parameter NPV sebesar Rp 2.076.329.000, parameter IRR sebesar 12,05%, dan parameter PBP selama 7,22 tahun.

Cinere is a densely populated area in Depok City, West Java. The number of residents and households in this region continues to increase every year so that the energy demand in the region also increases. The use of natural gas can be an alternative energy for daily needs which has many advantages when compared to LPG. The use of natural gas is an energy alternative that is cheaper, safer, and more practical than LPG. Cinere’s gas demand is fulfilled by CNG gas in a total of 2.954.160 m3/year, with the design obtained: MDPE 80 SDR 11 Ø 180mm pipe that is used as the main pipe or backbone pipe. MDPE 80 SDR 11 Ø 90mm pipe and MDPE 80 SDR 11 Ø 63mm pipe are used for pipes in residential clusters. The selling price for consumers will also be in accordance with BPH Migas regulations if the source of CNG gas uses governance CNG subsidies and the project uses a KPBU funding scheme with a proportion of 30% of CAPEX financing funds. That way, this project will be said to be feasible and attractive because it has an NPV parameter of Rp 2.076.329.000, IRR parameter of 12,05%, and PBP parameter of 7,22 years."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Darmawan
"Sentul City merupakan kawasan hunian dan komersial yang cukup ramai di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Jumlah penduduk dan rumah tangga pada kawasan ini terus meningkat setiap tahunnya sehingga kebutuhan energinya pun terus bertambah. Penggunaan gas alam, dalam hal ini gas kota, dapat menjadi alternatif energi yang memiliki banyak kelebihan apabila dibandingkan dengan LPG. Dibandingkan dengan LPG, gas kota lebih murah, ketersediaannya melimpah, dan ramah lingkungan. Untuk memenuhi kebutuhan gas sejumlah 4.299.840 m3/tahun di kawasan ini, dibutuhkan pembangunan jaringan pipa distribusi sepanjang 36.196 m dengan kombinasi Pipa MDPE 80 SDR 11 Ø 125mm digunakan sebagai pipa utama serta Pipa MDPE 80 SDR 11 Ø 90mm dan pipa MDPE 80 SDR 11 Ø 63mm digunakan untuk pipa pada cluster perumahan dan area komersial menuju muka bangunan pelanggan. Harga jual gas yang layak untuk proyek ini adalah Rp4.950 untuk pelanggan rumah tangga dan Rp6.000 untuk pelanggan komersial. Dengan begitu, proyek dikatakan layak karena memperoleh nilai NPV sebesar Rp3.962.490.849, IRR sebesar 12,85%, dan PBP selama 7,43 tahun.

Sentul City is a densely residential and commercial area in Bogor Regency, West Java. The number of residents and households in this area continues to increase every year, increasing the area's energy demand. Natural gas, in this case city gas, can be used as an alternative energy source which has many advantages. Compared to LPG, city gas is cheaper, abundantly available, and environmentally friendly. To meet the gas demand of 4,299,840 m3/year in this area, it required to build a distribution pipeline network of 36,196 m long with a combination of MDPE Pipe 80 SDR 11 Ø 125mm used as the main pipe also MDPE Pipe 80 SDR 11 Ø 90mm and MDPE Pipe 80 SDR 11 Ø 63mm are used for pipes in residential clusters and commercial areas to the customer's building facade. The proper selling price of gas for this project is Rp4,950 for household customers and Rp6,000 for commercial customers. That way, the project is said to be feasible because it has an NPV value of Rp. 3,962,490,849, an IRR of 12.85%, and a PBP of 7.43 years.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfiya Naifa Putri
"ABSTRAK
Kelapa Gading adalah salah satu daerah padat penduduk di DKI Jakarta dengan kepadatan penduduk 16,122 orang/km2 yang cenderung meningkat setiap tahun. Dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan energi cenderung meningkat untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan komersial, seperti restoran. Salah satu energi alternatif yang dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari selain LPG adalah gas alam. Dibandingkan dengan LPG, gas alam lebih murah, ketersediaannya melimpah, dan ramah lingkungan. Gas yang dibutuhkan untuk area ini adalah 4,326,856 m3/tahun dengan rute sepanjang 41,122.25 m menggunakan kombinasi pipa MDPE SDR 11 dan pipa API 5L Grade B. Biaya kapital yang dibutuhkan adalah sebesar Rp70,511,737,825.17 dengan biaya operasional Rp4,141,071,275/tahun dengan umur proyek selama 20 tahun. Berdasarkan analisis ekonomi, proyek ini layak dijalankan dengan harga jual gas rumah tangga Rp7,200/m3 dan harga jual gas komersial Rp8,400/m3, dimana didapatkan NPV sebesar Rp5,303,138,979, IRR 12,29% dan PBP pada tahun ke-7.

Kelapa Gading is one of the densely populated areas in DKI Jakarta with population density of 16,122 people/km2 that tends to increase every year. With increasing of population, the energy needs are likely to increase to meet household and commercial needs, such as restaurants. One of the alternative energies that can be used for daily needs is besides LPG is natural gas. Compared to LPG, natural gas is cheaper, has abundant availability, and is environmentally friendly. The gas needed for the area is 4,326,856 m3/year with a route of 41,122.25 m using a combination of MDPE SDR 11 pipe and API 5L Grade B pipe. The capital expenditure is calculated to be Rp70,511,737,825 with operational costs of Rp4,141,071,275/year and project lifetime of 20 years. Based on the economic analysis, this project is feasible with households’ gas selling price of Rp7,200/m3 and commercials’ gas selling price of Rp8,400/m3, where the calculated NPV is Rp5,303,138,979 with 12,29% of IRR and payback period time of 7 years."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nico Nathanael
"ABSTRACT
Kebutuhan energi Indonesia terus meningkat dan harus dipenuhi. Strategi bauran energi adalah salah satu cara yang ditetapkan oleh pemerintah untuk mengurangi penggunaan minyak bumi. Oleh sebab itu dibutuhkan infrastruktur distribusi gas untuk dikonsumsi dalam kegiatan kehidupan sehari-hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan studi kelayakan terkait pembangunan infrastruktur distribusi gas kota untuk sektor rumah tangga dan komersial di wilayah Summarecon Serpong yang adalah kota yang terus berkembang dari segi hunian dan komersial secara pesat. Ditentukan 2 tapping point pada jaringan, sehingga terbagi menjadi 2 sistem perpipaan, yaitu tapping Summarecon Mall Serpong dan Universitas Multimedia Nusantara. Perhitungan teknis dilakukan dengan analisa hidraulik menggunakan piranti lunak. Jaringan pipa menggunakan MRS dan regulator tekanan untuk mengukur laju alir dan menurunkan tekanan pada setiap sistemnya. Pipa yang digunakan adalah pipa baja dan pipa polietilen. Dari 2 sistem yang di rancang pada titik terjauh tekanan adalah 0,12 bar dan 0,29. Bill of quantity dibuat berdasarkan gambar teknis sebagai dasar perhitungan investasi. Harga jual gas yang layak untuk proyek tersebut adalah Rp 9.105 untuk pelanggan rumah tangga dan Rp 6.650 untuk pelanggan komersial. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai NPV 41 milyar rupiah, IRR 11,02%, dan PBP 7,5 tahun.

ABSTRACT
Indonesias energy consumption keeps increasing every year. The energy mix strategy is one of the ways that the government implement to reduce the use of fossil fuel. Therefore more infrastructure is needed to increase the consumption of natural gas in everyday activities. The purpose of this study is to obtain the technical design and feasibility study of gas distribution network in Summarecon Serpong which has a high rate of household and commercial sector growth. The study was conducted with a basis of Summarecon Serpongs geographical and population condition. There are 2 tapping points determined on the network, so the network is divided into 2 systems. Technical calculations are carried out with hydraulic analysis using software. The pipe network uses MRS and pressure regulators to measure flow rates and reduce pressure on each system. The pipes used are steel pipes and polyethylene pipes. At the farthest point of the network the pressure is 0.12 bar for Summarecon Mall Serpong system and 0.29 bar for Universitas Multimedia Nusantara system. Technical drawings are based on the results of calculations and contain the required material and isometric drawings. Bill of quantity is based on technical drawings as a basis for calculating investments. The suitable selling price of gas for the project is IDR 9,105 for household customers and IDR 6,650 for commercial customers. This is indicated by the NPV value of 41 billion rupiah, IRR 11.02%, and PBP 7.5 years."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhsan Lazuardi Imani
"Jaringan distribusi gas untuk rumah tangga merupakan program pemerintah Indonesia dalam mengurangi penggunaan energi minyak bumi. Program ini biasa disebut dengan Gas Kota yang berarti mengalirkan gas dari sumbernya melalui jaringan perpipaan hingga sampai ke konsumen yaitu rumah tangga. Salah satu daerah yang sudah mendapatkan program Gas Kota ini adalah Cikarang Kabupaten Bekasi. Pembangunan tahap satu jaringan ini rampung pada akhir tahun 2015 dan mulai beroperasi pada awal tahun 2016 sedangkan pembangunan tahap dua ini masih dalam perencanaan. Oleh karena itu dilakukan studi pengembangan jaringan distribusi ini.
Dalam studi ini, pertama dilakukan pemetaan rute jaringan dari katup pengembangan hingga ke pelanggan. Kedua, menetapkan tekanan dan debit awal yang dibutuhkan. Terakhir, melakukan perhitungan hidraulik dengan simulasi menggunakan perangkat lunak sistem perpipaan yaitu Pipesim dan Pipe Flow Expert.
Hasil dari studi ini diharapkan mampu menambah kurang lebih 1500 pelanggan baru dengan tekanan dan debit sesuai dengan standar yang ditetapkan. Dalam studi ini dilakukan analisis pada penggunaan beberapa diameter pipa untuk membandingkan tekanan akhir yang dihasilkan. Selain itu, dilakukan juga analisis pada kondisi seperti, sebagian pelanggan tidak menggunakan gas atau menutup katup gas sambungan rumahnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tekanan yang ada pada jaringan tersebut.

Gas distribution network for households is a program of the Indonesian government in reducing the use of petroleum energy. This program is commonly called City Gas which means the gas flow from the source through pipeline network to the consumers that is households. One of the areas that already getting this Gas City program is Cikarang Bekasi. Construction of phase one of the network was completed by the end of 2015 and began operating in early 2016 while the construction of phase two is still planning. Therefore, it conducted a study of this pipeline distribution.
In this study, first mapping the route network from the development valve through to the costumers. Second, set initial pressure and gas flow is needed. Lastly, did a hydraulic calculations by simulation using piping system software ie Pipesim and Pipe Flow Expert.
The results of this study are expected to add approximately 1500 new costumers with pressure and gas flow in accordance with established standards. In this study conducted an analysis on the use of several pipe diameter to compare the final pressure. In addition, analysis is also performed on the condition of some costumers don rsquo t use gas or close the gas valve. It is intended to know the difference in pressure on the network.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faatih Rizkia Hudaya
"Peningkatan kebutuhan energi rumah tangga dan komersial di wilayah padat penduduk, seperti Bekasi, mendorong pengembangan sistem jaringan gas kota sebagai alternatif LPG yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Studi ini bertujuan merancang sistem jaringan distribusi gas kota di Kecamatan Pondok Melati, Bekasi. Metodologi penelitian meliputi identifikasi kebutuhan energi berbasis survei konsumsi LPG, analisis geografis menggunakan Google Earth Pro, simulasi aliran fluida melalui perangkat lunak, dan desain teknis menggunakan AutoCAD. Data dihimpun untuk menghitung kebutuhan volume gas, menentukan rute pipa, dan menentukan kondisi operasi optimal. Kondisi operasi optimal dipilih berdasarkan output tekanan pada titik terjauh, titik terdekat, dan kecepatan aliran yang dihasilkan, sedangkan perhitungan investasi dilakukan menggunakan Bill of Material (BOM) dan Bill of Quantity (BOQ). Hasil penelitian menunjukkan kondisi operasi optimal berada pada tekanan output RS sebesar 250 mbarg dan total investasi yang diperlukan sebesar 30,1 milyar rupiah. Studi ini diharapkan mendukung percepatan implementasi jaringan gas kota guna memenuhi kebutuhan energi berkelanjutan di kawasan padat penduduk.

The escalating demand for household and commercial energy in densely populated urban areas, such as Bekasi, necessitates the development of a city gas network system as a more efficient and environmentally friendly alternative to Liquefied Petroleum Gas (LPG). This study aims to design a city gas distribution network in the Pondok Melati District, Bekasi. The research methodology encompassed an energy demand identification based on an LPG consumption survey, a geographical analysis using Google Earth Pro, a fluid flow simulation conducted with pipe simulation software, and a technical design executed using AutoCAD. Data were collected to calculate the required gas volume, determine the optimal pipeline route, and establish the ideal operating conditions. The optimal operating condition was selected by analyzing the output pressure at the network's furthest and nearest points, as well as the resulting flow velocity, while the investment calculation was performed using a Bill of Material (BOM) and a Bill of Quantity (BOQ). The findings reveal that the optimal operating condition is achieved at a Regulating Station (RS) output pressure of 250 mbarg, with a total required investment of IDR 30.1 billion. This study is expected to support the accelerated implementation of the city gas network, thereby fulfilling the demand for sustainable energy in densely populated areas. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Theresia Beatrix Marito
"Terjadi peningkatan permintaan terhadap apartemen yang cukup pesat pada beberapa tahun terakhir, terutama di kota-kota besar seperti DKI Jakarta. Hingga saat ini, sebagian besar hunian di Indonesia mengandalkan liquefied petroleum gas (LPG) sebagai sumber energi utama untuk memenuhi kebutuhan energi rumah tangga, termasuk juga pada hunian vertikal yaitu apartemen. Produksi LPG dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan LPG rumah tangga yang terus meningkat setiap tahunnya sehingga Indonesia masih mengandalkan impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Jaringan gas kota menggunakan potensi gas bumi untuk rumah tangga merupakan salah satu perhatian dari Presiden sebagai Proyek Strategis Nasional yang dapat dilihat dari terbentuknya Perpres No.6 tahun 2019. Pada tahun 2009 hingga 2018 sudah terbangun sejumlah 325.852 sambungan rumah (SR) di berbagai kota. Melihat kondisi tersebut, beberapa wilayah di Jabodetabek, terutama pada gedung apartemen masih belum terpasang infrastruktur jaringan gas bumi untuk rumah tangga dan komersial. Salah satu apartemen yang belum memiliki jaringan gas adalah Apartemen Lavande Tebet. Apartemen Lavande terdiri dari 1 tower, 32 lantai dengan 121 unit apartemen. Untuk memenuhi sasaran pelanggan sejumlah 121 pelanggan rumah tangga dengan kebutuhan gas sejumlah 88.360 m3/tahun, dan sumber gas dari jaringan pipa gas eksisting milik PT. Perusahaan Gas Negara, Tbk. yang berlokasi di Jl Prof. Dr. Satrio, Tebet maka didapat desain dengan Pipa MDPE 80 SDR 11 diameter 63 mm yang digunakan sebagai pipa utama dari tapping point menuju gedung apartemen. pipa carbon steel diameter 2” dan pipa carbon steel diameter 1⁄2” digunakan untuk pipa servis pada gedung apartemen menuju unit rumah tangga. Nilai investasi yang dibutuhkan untuk proyek ini sebesar Rp. 1,438,330,531.

There has been a rapid increase in demand for apartments in recent years, especially in big cities like DKI Jakarta. Until now, most households in Indonesia rely on Liquefied Petroleum Gas (LPG) as the main energy source to meet household energy needs, including vertical housing, namely apartments. Domestic LPG production is unable to meet household LPG needs which continue to increase every year, so Indonesia still relies on imports to meet domestic needs. Provision of city gas networks using the potential of natural gas for households is one of the concerns of the President as a National Strategic Project which can be seen from the issuance of Presidential Decree No. 6 of 2019. In 2009 to 2018 a total of 325,852 piping infrastructure have been built in various cities. Seeing these conditions, several areas in Jabodetabek, especially in apartment buildings, have not yet installed natural gas network infrastructure for households and commercial. One of the apartments that do not have a gas network is the Lavande Apartment Tebet. The Lavande Apartment consists of 1 tower, 32 floors with 121 apartment units. To meet the customer target of 121 household customers with gas needs of 88,360 m3/year, and gas sources from the existing gas pipeline network owned by PT. Perusahaan Gas Negara, Tbk. which is located on Jl Prof. Dr. Satrio, Tebet then obtained a design with an 80 SDR 11 diameter 63 mm MDPE pipe used as the main pipe from the tapping point to the apartment building. carbon steel pipes diameter 2” and carbon steel pipes diameter 1⁄2” are used for service pipes in apartment buildings to household units. The investment value required for this project is Rp. 1,472,163,388."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vicario Burhan
"ABSTRAK
Natural gas di Indonesia memiliki potensi yang besar karena masih memiliki cadangan yang cukup, tetapi pemanfaatan natural gas di Indonesia masih terbatas. Jakarta sebagai Ibukota bisa menjadi pelopor dalam pemanfaatan natural gas. Kebayoran Baru bisa menjadi kecamatan pertama di Jakarta yang menggunakan jaringan pipa gas untuk mendorong penggunaan gas yang lebih luas. Diameter pipa yang digunakan dalam desain ini adalah 180 mm, 90 mm, dan 63 mm. Menggunakan harga jual pemerintah Rp 3,141/m3 maka desain ini layak dibangun dari segi keekonomian.

ABSTRACT
Natural gas in Indonesia has a big potential because it still have a long enough reserves, however the utilization of natural gas in the country is still limited. Jakarta as the capital city could be a pioneer to use the potential of natural gas. Kebayoran Baru could become the first sub-district in Jakarta that using gas pipeline network to encourage the use of gas to be more widely. Pipe diameters that will be used on this design are 180 mm, 90 mm, and 63 mm. Using government selling price Rp 3,141/m3 this design is feasible to be built economically.
"
2015
S59634
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Apriliayanti
"Pembangunan Jaringan Distribusi Gas Bumi untuk Rumah Tangga (JGRT) adalah salah satu program Pemerintah untuk memperbanyak penggunaan gas bumi. Program JGRT dilaksanakan di 24 kota di seluruh Indonesia dengan sasaran sebanyak 80.000 rumah tangga. Salah satu kota yang terpilih adalah Kota Depok. Pembangunan JGRT Kota Depok diberikan terhadap 4000 rumah tangga di Kelurahan Beji dan Beji Timur pada tahun 2010. Namun hingga saat ini belum pernah dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program tersebut.
Penelitian ini mencoba mengevaluasi pencapaian outcomes program pembangunan JGRT di Kota Depok. Penelitian dilakukan dengan pendekatan survei dengan jumlah responden 150 rumah tangga yang dipilih dengan metode proportional random sampling. Analisis dilakukan dengan cara deskriptif kuantitatif.
Berdasarkan analisis diperoleh kesimpulan bahwa jumlah penerima program yang beralih menggunakan gas bumi dari LPG tabung sebesar 93,45%. Konsumsi gas bumi dari penerima program dapat menggantikan 11.439 tabung LPG 3kg dan 1.120 LPG 12kg per bulan. Jumlah tersebut hanya 0,85% dari total rumah tangga dan total konsumsi LPG 3kg dan 12kg per bulan di Kota Depok. Penghematan subsidi yang telah didapatkan Pemerintah sejak bulan Juni tahun 2011 sampai dengan Desember tahun 2013 sebesar 8,2 miliar rupiah.
Analisis persepsi responden terhadap penggunaan gas bumi disimpulkan bahwa gas bumi terbukti lebih murah, lebih aman, dan lebih praktis dibandingkan LPG 3kg dan 12kg. Hambatan program JGRT Kota Depok adalah belum adanya pengembangan JGRT ke wilayah lain di Kota Depok.

The Development of Natural Gas Distribution Network for Household (JGRT) is one of the Government of Indonesia's programs to increase the use of natural gas. JGRT program is implemented in 24 cities across Indonesia with a target of 80,000 households, including Depok as one of the pilot. The JGRT Depok development was applied to 4000 households in Beji and East Beji Village in 2010. However, an evaluation of the implementation of the program has never been conducted until today.
This study is focused on evaluating the achievement of the program outcomes of the JGRT in Depok. The study was conducted by using the survey approach with 150 households selected as respondents. The respondents selection process was done by using proportional random sampling method, while the analysis was conducted by using descriptive quantitative method.
Based on the above analysis, it is concluded that the number of beneficiaries who previously use the LPG tubes and switch to use the natural gas is 93.45% of all surveyed beneficiaries. The amount of gas consumption can substitute 11,439 tubes of LPG 3kg and 1,120 tubes of LPG 12kg per month. This figure represents 0.85% of the total households in Depok and total monthly of 3kg and 12kg LPG consumption in Depok. Government subsidies which have been saved since June of 2011 until December of 2013 amounted to 8.2 billion Rupiah.
Based on the analysis of respondent's perceptions of the use of natural gas, it is concluded that the natural gas is proven to be cheaper, safer and more practical compared to LPG 3kg and 12kg. The barriers of the JGRT program in Depok is the lack of development JGRT to other areas in Depok.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T43212
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Barii Redhanta
"Tingginya kebutuhan gas bumi yang di sertai menurunnya pasokan dari sumur migas sekitarnya diperkirakan akan membuat terjadinya defisit neraca gas sebesar 1.322 MMSCFD untuk wilayah Jawa Bagian Barat di tahun 2020. Oleh karena itu, Jawa Barat membutuhkan Fasilitas Regasifikasi LNG untuk menerima gas bumi dari luar daerah untuk dapat masuk ke jaringan pipa. Dalam penelitian dilakukan perbandingan efisiensi pemanfaatan energi dingin LNG untuk gudang pendingin dengan kapasitas 200 ton ikan dan pembangkit listrik dengan kapasitas 70% pemanfaatan energi dingin dari terminal apabila diterapkan di wilayah Jawa Bagian Barat. Regasifikasi dengan pemanfaatan energi dingin LNG menggunakan siklus rankine dan brayton untuk pembangkit listrik combined cycle dan sebagai media pendingin gudang pendingin. Selain dari itu dilakukan perbandingan nilai ekonomi untuk aplikasi dari masing-masing fasilitas yang terintegrasi.
Perhitungan teknis dilakukan menggunakan perangkat lunak proses simulasi dengan hasil dari analisa simulasi terminal regasifikasi efisiensi thermal didapatkan sebesar 58,44% dengan 70,05% gudang pendingin, 67,67% pembangkit listrik dan 97,61% regasifikasi. Sedangkan efisiensi energi listrik yang didapatkan adalah sebesar 58,21% dengan energi listrik yang dihasilkan 186 MW. Pada nilai ekonomi dilakukan perhitungan levelized cost untuk biaya produksi regasifikasi pada gudang pendingin yaitu sebesar 0,73 $/MMBtu, pada pembangkit listrik sebesar 0,75 $/MMBtu dan regasifikasi sebesar 1,20 $/MMBtu. Biaya pembangkitan listrik didapatkan sebesar 0,08$/kWh dan biaya penyimpanan gudang pendingin sebesar 0,67 $/pallet hari.

The high demand of natural gas which is accompanied by a declining supply of oil and gas wells surrounding areas is expected to create a deficit gas balance by 1.322 MMSCFD for the region of Western Java in 2020. Therefore, West Java requires LNG Regasification facilities to receive natural gas from outside of the region to be able to get into the pipeline network in this study, a comparison of efficiency cold energy LNG utilization for refrigeration warehouse with capacity of 200 tons fish and power plant with 70% capacity of cold energy utilization from terminal when applied in Western Java area. Regasification with LNG cold energy utilization using rankine and brayton cycles for combined cycle power plants and as cooling cooler medium for cold storage. In addition, economic value comparisons for applications of each integrated facility are performed.
Technical Calculations are performed using process simulation software with the result of regasification terminal simulation analysis of thermal efficiency which are 58,44% with 70,05% for cold storage, 67,67% for power plant and 97,61% for regasification. While the electrical energy efficiency obtained is 58.21% with electric energy generated 186 MW. The economic value of regasification are calculated by using levelized cost to obtain production cost in for cold storage that is equal to 0.73 $ / MMBtu, for power plant equal to 0,75 $ / MMBtu and regasification equal to 1,20 $ / MMBtu. Electricity generation costs were obtained at 0.08 $ / kWh and cooling storage cost of 0.67 $ / pallet days.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50372
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>