Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151858 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tobing, Mesakh L.
"Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan bioavailabilitas senyawa polifenol dari tanaman, salah satunya dengan menggunakan nanoemulsi sebagai carrier. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan dan mengkarakterisasi nanoemulsi minuman herbal yang mengandung kurkumin dan alfa mangostin dari ekstrak kunyit dan kulit manggis dalam natural deep eutectic solvent (NADES) dengan air, dan virgin coconut oil. NADES yang terbuat dari 1,2-propandiol dan betain anhidrat diaplikasikan untuk meningkatkan kelarutan mangostin berada fase air, sedangkan kurkumin dari ekstrak kunyit berada dalam fase minyak. Nanoemulsi oil in water memiliki variasi rasio fase air terhadap fase minyak, serta kandungan xanthan gum sebagai pengental sebesar 0,50 g; 0,25 g; dan 0,15 g. Uji stabilitas menggunakan accelerated stability dan metode freeze-thaw menunjukkan stabilitas nanoemulsi selama lebih dari satu tahun. Nilai pH berbagai nanoemulsi konstan pada kisaran 6,4 - 6,8 yang merupakan kriteria yang baik untuk minuman herbal. Ukuran droplet emulsi berkisar antara 300 nm - 600 nm dan nilai potensial zeta berkisar -19 mV sampai -44 mV, hasil ini juga menunjukkan nanoemulsi yang stabil. Dengan menggunakan uji freeze thaw, nanoemulsi dapat mempertahankan stabilitasnya dalam kondisi suhu -10 oC. Kandungan fenolik dan aktivitas antioksidan nanoemulsi menunjukkan nilai setara asam galat (GAE) 22-34 mg/100 g sampel dan 30-50 mikromol Fe(II)/100 g sampel. Dari pengujian antioksidan dengan senyawa DPPH didapatkan nilai IC50 dalam rentang 300.000 ppm sampai dengan 400.000 ppm. Uji HPLC menunjukkan bahwa kadar kurkumin berkisar antara 0,4-0,9 ppm per gram sampel emulsi. Uji stabilitas ekstrak di dalam nanoemulsi di dalam larutan simulasi gastrointestinal menunjukkan bahwa ekstrak dalam nanoemulsi tetap stabil sehingga berpotensi meningkatkan bioavailabilitas ekstrak herbal dalam larutan gastrointestinal. Hasil yang diperoleh dapat bermanfaat untuk menentukan formulasi minuman herbal yang tepat untuk meningkatkan kesehatan tubuh. Namun, penting untuk meningkatkan jumlah ekstrak bioaktif dalam nanoemulsi yang diformulasikan tersebut dalam penelitian ini

Various attempts have been made to increase the bioavailability of polyphenol compounds from plants, one of which is by using nanoemulsions as carriers. This work aims to formulate and characterize nanoemulsions herbal drinks containing curcumin and alpha mangostin from turmeric and mangosteen peel extracts in natural deep eutectic solvent (NADES) with water, and virgin coconut oil. NADES made of 1,2-propandiol and betaine anhydrous was applied to increase the solubility of a-mangostin in the water phase, while curcumin from turmeric extract was dissolved in the oil phase. The oil-in-water nanoemulsion have variations in the ratio of the water phase to the oil phase, and the content of xanthan gum as a thickener about 0,50 g; 0,25 g; 0,15 g. Stability test using accelerated centrifuge and freeze-thaw methods showed the stability of the nanoemulsion for more than one year. The pH value of various nanoemulsions is constant in the range of 6.4 - 6.8 which is a good criterion for healthy drinks. The emulsion droplet size ranged from 300 nm - 600 nm and the zeta potential value was around -19 mV to -44 mV, these results also showed a stable nanoemulsion. Using freeze thaw test, nanoemulsion show that it can retain its stability in temperature about -10 ⁰C. The phenolic content and antioxidant activity of the nanoemulsion showed values ​​of 22-38 mg Gallic Acid Equivalent (GAE) / 100 g sample and 30-55 mmol Fe(II)/ 100 g sample, respectively. From antioxidant test using DPPH, the value of IC50 is obtained from 300.000 ppm until 400.000 ppm. HPLC test is used to measure amount of curcumin content and mangosteen content in nanoemulsion. HPLC test show that amount of curcumin content is about 0,4-0,9 ppm per gram nanoemulsion. Stability of extract in nanoemulsion in gastrointestinal fluid shows that nanoemulsion keep and it is potential to increase bioavailability of herbal extract in gastrointestinal fluid. The results obtained can be useful for determining the right herbal drink formulation to improve body health. But, it is important to increase amount of bioactive extract in aqueous phase and oil phase in formulated nanoemulsions in this research."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chantya Bella Ayuandani
"Pericarp extract from Garcinia mangostana Linn (GML), better known as mangosteen, has been used as a traditional medicine to treat several diseases, especially skin diseases. To get the active compound, the pericarp must be extracted. Eutectic solvents in nature (NADES) are known as alternative green solvents for the extraction of α-mangostin from mangosteen pericarp. To optimize the use of mangosteen extract in topical applications, nanoemulsion was introduced. Nanoemulsion has been used as a drug delivery system through various systemic routes and is widely used as the basis for many skin cream formulations and lotions. To increase the content of mangosteen extract in nanoemulsion, NADES with mangosteen extract is used as an aqueous phase. Nanoemulsion is formulated by mixing refined coconut oil, surfactants (Tween 80 and Span 80), and a mixture of distilled water and NADES containing mangosteen extract with a high shear stirring method at 8000 rpm in Ultra Turrax. Nanoemulsion stability and physicochemical properties of nanoemulsion were evaluated. A stable and homogeneous nanemulsion is obtained when the ratio of oil phase: surfactant: water phase is 1: 1.5: 2.6 with HLB value of surfactant 10. This formulation is stable for 27 days, with a particle size of 376.3 nm and zeta potential of - 0.73 mV. NADES formed from Betaine and 1,2-Propanediol with a 1: 3 molar ratio were able to extract α-Mangostin with the highest yield of 5.33% (w/w).

Ekstrak Pericarp dari Garcinia mangostana Linn (GML), lebih dikenal sebagai manggis, telah digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati beberapa penyakit, terutama penyakit kulit. Untuk mendapatkan senyawa aktif, pericarp harus diekstraksi. Pelarut eutektik di alam (NADES) dikenal sebagai pelarut hijau alternatif untuk ekstraksi α-mangostin dari pericarp manggis. Untuk mengoptimalkan penggunaan ekstrak manggis dalam aplikasi topikal, nanoemulsion diperkenalkan. Nanoemulsion telah digunakan sebagai sistem pengiriman obat melalui berbagai rute sistemik dan banyak digunakan sebagai dasar untuk banyak formulasi dan lotion krim kulit. Untuk meningkatkan kandungan ekstrak manggis dalam nanoemulsion, NADES dengan ekstrak manggis digunakan sebagai fase berair. Nanoemulsion diformulasikan dengan mencampurkan minyak kelapa olahan, surfaktan (Tween 80 dan Span 80), dan campuran air suling dan NADES yang mengandung ekstrak manggis dengan metode pengadukan geser tinggi pada 8000 rpm dalam Ultra Turrax. Stabilitas nanoemulsi dan sifat fisikokimia dari nanoemulsion dievaluasi. Nanemulsi yang stabil dan homogen diperoleh ketika rasio fase minyak: surfaktan: fase air adalah 1: 1,5: 2,6 dengan nilai HLB surfaktan 10. Formulasi ini stabil selama 27 hari, dengan ukuran partikel 376,3 nm dan potensi zeta dari - 0,73 mV. NADES yang terbentuk dari Betaine dan 1,2-Propanediol dengan rasio molar 1: 3 mampu mengekstraksi α-Mangostin dengan hasil tertinggi 5,33% (b/b).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Atsarina Dianati Chaidir
"ABSTRAK
Kulit manggis mengandung zat bioaktif α-mangostin yang mempunyai efek baik untuk kesehatan kulit. Natural Deep Eutectic Solvents (NADES) dapat digunakan untuk mengekstrak α-mangostin dari kulit manggis, dan aman digunakan untuk sediaan topikal (melalui kulit). Sistem nanoemulgel mampu meningkatkan stabilitas sediaan. Pada penelitian yang telah dilakukan, sediaan nanoemulgel diformulasikan menggunakan NADES hasil ekstraksi kulit manggis dan akuades sebagai fasa air, Virgin Coconut Oil sebagai fasa minyak, surfaktan HLB 10, xanthan gum sebagai pengental, dan phenoxyethanol sebagai pengawet. Dilakukan variasi rasio massa xanthan gum sebanyak 0%, 0,1%, 0,3%, dan 0,5% dan variasi rasio massa NADES hasil ekstraksi kulit manggis sebanyak 1%, 3%, 5%, dan 8%, untuk memperoleh nanoemulgel yang memiliki kestabilan yang tinggi. Pengujian kandungan senyawa bioaktif, stabilitas, karakteristik, dan organoleptik pada sediaan nanoemulgel dilakukan, dan didapatkan hasil bahwa nanoemulgel stabil diperoleh dengan formulasi X5. X5 memiliki hasil uji stabilitas visual tidak menunjukkan adanya destabilisasi, uji accelerated stability test menyatakan stabil selama 1 tahun, uji stabilitas Freeze-Thaw 4 siklus menunjukkan stabil terhadap perubahan suhu dan masuk dalam rentang keberterimaan pH sediaan topikal. Berdasarkan hasil uji karakteristik dan organoleptik, nanoemulgel X5 tidak mengalami perubahan yang besar dari segi pH, viskositas, ukuran droplet, potensial zeta dan sifat fisiknya selama 15 hari masa pengamatan.

ABSTRACT
Mangosteen skin contains bioactive substances α-mangostin which is good for skin health. Natural Deep Eutectic Solvents (NADES) can be used to extract α-mangostin from mangosteen peel, safe for topical preparations (through the skin). The nanoemulgel system can increase its stability. In this research, nanoemulgel preparations were formulated using mangosteen extract and aquades as water phase, Virgin Coconut Oil as an oil phase, HLB 10 surfactant, xanthan gum as thickener, and phenoxyethanol as preservative. Variation of mass ratio of xanthan gum was done by 0%, 0.1%, 0.3%, and 0.5% and variation of mass ratio of NADES results of mangosteen peel extraction was done by 1%, 3%, 5%, and 8%, to obtain high stability nanoemulgel. Testing of bioactive compound content, stability, characteristics, and organoleptics in nanoemulgel preparations was carried out. The results of stable nanoemulgel obtained from X5 formulation,with the result of visual stability test showed no destabilization, accelerated stability test stated stable for 1 year, Freeze-Thaw 4 cycle stability test showed stable to temperature changes and suitable for topical preparations. Based on the results of characteristic and organoleptic tests, nanoemulgel X5 did not experience a large change of pH, viscosity, droplet size, zeta potential and physical properties during 15 days observation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Alika Salsabila
"ABSTRAK
In the skin care industry, topical medications with high levels of antioxidants and High skin penetration is the ideal that all formulators desire. However, more antioxidant content in the oil phase has been
lead to less stability. To answer this problem and find the right balance of antioxidant benefits and stability, formulation nanoemulgel is made by combining mangosteen nanoemulsion with hydrogels that incorporate antioxidants into the aqueous phase. The nanoemulsion
made from a mixture of distilled water and a naturally occurring eutectic solvent based on betaine (NADES) as the water phase and virgin coconut oil (RCO) as the oil phase. 6 nanoemulgel formulation samples were made and observed. Extraction yield is 5.26% g -mangostin/g mangosteen powder and 0.86% g -mangostin/g nanoemulgel. All
the xanthan gum sample was stable while the Carbopol 934 sample underwent separation in the accelerated stability test. Sample XG 1, with 1% xanthan gum, reported to have an IC50 of 16.97 ppm from the DPPH antioxidant test and the amount of cumulative 101.57 g/cm2 released in an in-vitro penetration assay using . cells Franz diffusion. This sample also found the highest score with a score of 39.6 / 45 in
customer survey. This proves that the use of RCO as the oil phase
and NADES as the aqueous phase to formulate a topical nanoemulgel that stable and high penetration with mangosteen extract is very possible and optimized using 1% xanthan gum.
ABSTRACT
Dalam industri perawatan kulit, obat topikal dengan tingkat antioksidan tinggi dan penetrasi kulit yang tinggi adalah ideal yang diinginkan oleh semua formulator. Namun, lebih banyak kandungan antioksidan dalam fase minyak telah
menyebabkan stabilitas yang lebih rendah. Untuk menjawab masalah ini dan menemukan keseimbangan yang tepat antara manfaat antioksidan dan stabilitas, formulasi nanoemulgel dibuat dengan menggabungkan nanoemulsi manggis dengan hidrogel yang menggabungkan antioksidan ke dalam fase air. nanoemulsion
dibuat dari campuran air suling dan pelarut eutektik alami berdasarkan betaine (NADES) sebagai fase air dan minyak kelapa murni (RCO) sebagai fase minyak. 6 sampel formulasi nanoemulgel dibuat dan diamati. Hasil ekstraksi adalah 5,26% g -mangostin/g bubuk manggis dan 0,86% g -mangostin/g nanoemulgel. Semua
sampel xanthan gum stabil sedangkan sampel Carbopol 934 mengalami pemisahan pada uji stabilitas dipercepat. Sampel XG 1, dengan gom xanthan 1%, dilaporkan memiliki IC50 sebesar 16,97 ppm dari uji antioksidan DPPH dan jumlah kumulatif 101,57 g/cm2 yang dilepaskan dalam uji penetrasi in-vitro menggunakan . difusi sel Franz. Sampel ini juga menemukan skor tertinggi dengan skor 39,6/45 in
survei pelanggan. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan RCO sebagai fase minyak dan NADES sebagai fase air untuk memformulasi nanoemulgel topikal yang stabil dan penetrasi tinggi dengan ekstrak manggis sangat dimungkinkan dan dioptimalkan dengan menggunakan 1% xanthan gum.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeiny Agustin Mantow
"ABSTRAK Minyak kelapa adalah minyak yang besar manfaatnya untuk kesehatan karena kandungan asam lauratnya yang besar, dimana asam laurat termasuk dalam golongan asam lemak rantai menengah yang lebih mudah dicerna, diserap dan diangkut. Dalam percobaan ini akan diekstraksi minyak kelapa secara enzimatik menggunakan ekstrak kasar enzim bromelain dari buah nenas dan ekstrak enzim ragi tempe. Enzim yang telah diisolasi dicampur dengan santan, diaduk perlahan selama 15 menit dan diinkubasi selama 16 jam pada suhu kamar dan suhu optimal enzim. Minyak yang dihasilkan adalah minyak yang jernih dengan rendemen 80-85%. Minyak yang diperoleh kemudian diuji sifat fisiko-kimianya (bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan iodium, dan bilangan peroksida). Dari hasil uji fisiko-kimia terlihat bahwa minyak yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Kata kunci: Bromelain, ekstraksi, enzim, minyak kelapa, Virgin Coconut Oil"
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;;;;, ], 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Verallo-Rowell, Vermen M.
Philadelphia: Xlibris, 2005
665.355 VER r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fife, Bruce
New York: Penguin Books, 2004
615.32 FIF c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Halimatus Sa`diyah
"Kulit manggis mengandung senyawa α-mangostin yang memiliki aktivitas antioksidan dan antimikroba. Ekstraksi α-mangostin menggunakan deep eutectic solvent (DES) sebagai pelarut hijau untuk meminimalisasi masalah kesehatan akibat pelarut organik. Ekstrak α-mangostin dibuat dalam bentuk nanoemulgel yang efektif dalam aktivasi bahan kosmetik. Namun, studi mengenai bioaktivitas nanoemulgel ekstrak kulit manggis berbasis virgin coconut oil (VCO) dengan DES belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakterisasi tersebut melalui uji kandungan total fenolik, uji aktivitas antioksidan, dan antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis serta kemampuan penetrasi untuk aplikasi kosmetik. Formulasi nanoemulgel dibuat dengan variasi penambahan xanthan gum sebesar 0,0%, 0,1%, 0,3% dan 0,5%. Formula X5 mampu menghasilkan nanoemulgel stabil dan memiliki flux penetrasi tertinggi (122,6 ± 32,86 μg/cm2.h) meskipun kandungan fenolik yang terkandung rendah (17,452 g GAE/100 g DES ekstrak) sehingga memiliki aktivitas antioksidan lemah dan tidak memiliki aktivitas penghambatan terhadap S. epidermidis. Penambahan xanthan gum 0,5 % b mampu menunjukkan flux penetrasi α-mangostin tertinggi sehingga dapat direkomendasikan untuk aplikasi kosmetik. Penambahan DES ekstrak dalam formulasi nanoemulgel perlu ditingkatkan untuk meningkatkan konsentrasi α-mangostin.

Mangosteen pericarp contains α-mangostin compounds which have antioxidants and antimicrobial activity. α-mangostin extraction uses deep eutectic solvent (DES) as a green solvent to minimize health problems due to organic solvents and produced in nanoemulgel forms which is effective in activating cosmetic ingredients. However, studies on the bioactivity of nanoemulgel mangosteen pericarp extract based on virgin coconut oil (VCO) with DES have never been done. Therefore, this study aims to determine the characterization through the total phenolic content, antioxidant and antibacterial activity against Staphylococcus epidermidis bacteria and penetration ability for cosmetic application. Nanoemulgel formulations were made with variations in the addition of xanthan gum by 0.0%, 0.1%, 0.3% and 0.5%. Formula X5 is able to produce stable nanoemulgel and has the highest penetration flux (122.6 ± 32.86 μg/cm2.h) despite the low phenolic content (17.452 g GAE/100 g DES extract), so that it has weak antioxidant activity and has no inhibitory activity against S. epidermidis. The addition of 0.5% xanthan gum was able to show the highest α-mangostin penetration flux, so that it could be recommended for cosmetic applications. The addition of DES extract in nanoemulgel formulation needs to be increased to increase the concentration of α-mangostin.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmine Regita Putri
"Piroksikam merupakan obat non steroid antiinflamasi dengan efek antipiretik dan analgesik. Obat digolongkan ke dalam sistem BCS (Biopharmaceutical Classification System) kelas II yang memiliki tingkat kelarutan rendah namun permeabilitas tinggi. Pada penggunaannya, obat ini memiliki efek samping dapat mengiritasi mukosa gastrik. Untuk mengatasi permasalahan ini, penelitian bertujuan untuk memformulasikan piroksikam dalam bentuk mikroemulsi dengan minyak pembawa virgin coconut oil dan palm oil yang diadministrasikan secara transdermal. Pada penelitian, dilihat kumulatif obat terpenetrasi secara in vitro dengan sel difusi Franz menggunakan membran kulit abdomen tikus betina galur sprague-dawley. Formulasi mikroemulsi yang digunakan ialah minyak kelapa sawit (palm oil) atau virgin coconut oil, etanol 96% sebagai kosurfaktan, span 80 serta tween 80 sebagai surfaktan, propilparaben dan metilparaben sebagai antimikroba, dan butylated hydroxytoluen sebagai antioksidan. Evaluasi dilakukan dengan pengukuran globul sediaan, tegangan permukaan, pH, viskositas, bobot jenis, pengamatan uji stabilitas fisik pada suhu 40±2oC, 28±2oC, dan 4±2oC, cycling test, dan uji sentrifugasi. Uji penetrasi obat kumulatif terpenetrasi pada formulasi virgin coconut oil adalah 2469,037 ± 41,483 μg/cm2 dan jumlah fluks sebesar 4,317 ± 71,845 μg/cm2.jam dengan persentase kadar sebesar 55,347% sedangkan, pada formulasi palm oil sebesar 2030,907 ± 37,713 μg/cm2 dan jumlah fluks sebesar 3,498 ± 67,363 μg/cm2.jam dengan persentase kadar sebesar 40,881%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa mikroemulsi yang dihasilkan jernih dan stabil. Pada hasil uji penetrasi obat kumulatif, tingkat penetrasi mikroemulsi dengan pembawa virgin coconut oil memberikan jumlah penetrasi zat aktif lebih banyak dibandingkan mikroemulsi dengan pembawa palm oil.

Piroxicam is a non-steroidal anti-inflammatory drug with antipyretic and analgesic effects. Drugs are classified into the BCS (Biopharmaceutical Classification System) class II system which has low solubility but high permeability. Piroxicam has side effect can irritate the gastric mucosa. To overcome this problem, the aim of the study is to formulate piroxicam in the form of microemulsion with carrier of virgin coconut oil and palm oil which administered transdermally. In this study, the calculation of cumulative drug penetrated done by in vitro with Franz diffusion cells using the skin abdominal membrane of female sprague-dawley rats. The microemulsion formulations used were palm oil or virgin coconut oil, 96% ethanol as cosurfactant, span 80 and tween 80 as surfactants, propylparaben and methylparaben as antimicrobials agent, and butylated hydroxytoluene as antioxidants. Evaluation was carried out by measuring the globule of microemulsion, surface tension, pH, viscosity, specific gravity, observing physical stability tests at three different temperature of 40±2oC, 28±2oC, and 4±2oC, cycling test, and centrifugation mechanical stability test. The cumulative drug penetration test penetrated in the virgin coconut oil formulation was 2469,037 ± 41,483 μg/cm2 and the total flux was 4,317 ± 71,845 μg/cm2.hour with a percentage level of 55,347% while, in the palm oil formulation it was 2030, 907 ± 37,713 μg/cm2 and the amount of flux was 3,498 ± 67,363 μg/cm2.hour with a percentage content of 40,881%. Based on results, it concluded formulation used form microemulsion that was clear and stable. In the cumulative drug penetration test results, the penetration rate of microemulsions with virgin coconut oil carrier provides more penetration of piroxicam substances than microemulsions with palm oil carriers."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Ananda
"Andrografolid merupakan senyawa bahan alam dari Andrographis paniculata (Burm. F) Ness yang menunjukkan aktivitas antivirus. Andrografolid memiliki kelarutan air yang buruk dan bioavailabilitas yang rendah, sehingga dapat membatasi distribusi dan akumulasi dalam tubuh setelah pemberian. Nanoemulsi merupakan sistem dispersi berupa emulsi yang dapat meningkatkan kelarutan obat yang sukar larut dalam air. Nanoemulsi memiliki stabilitas jangka panjang dan kemampuan penetrasi yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan nanoemulsi dengan bahan aktif andrografolid menggunakan minyak kelapa sawit dan Medium Chain Triglyceride (MCT) coconut oil sebagai fase minyak yang ditujukan untuk rute parenteral sehingga dapat langsung menuju ke sistemik. Nanoemulsi dibuat dengan memvariasikan konsentrasi lesitin yang digunakan yaitu 1%, 1,5%, dan 3%. Metode pembuatan dengan ultrasonikasi kemudian dilakukan evaluasi stabilitas fisik selama 12 minggu penyimpanan pada suhu ruang (30 ± 2°C), suhu rendah (5 ± 2°C), dan suhu tinggi (40 ± 2°C). Hasil uji morfologi nanoemulsi yang diamati dengan transmission electron microscope memiliki bentuk yang sferis. Nilai ukuran globul yang dihasilkan 452,3±8,17 nm dengan indeks polidispersitas 0,129±0,01.  Hasil uji sentrifugasi pada 3800 rpm selama 30 menit dan cycling test selama 12 hari menunjukkan sediaan yang stabil dan tidak terdapat pemisahan fase. Hasil pengujian kadar diperoleh sebesar 98,91%. Penelitian ini menunjukkan bahwa sediaan nanoemulsi andrografolid dengan konsentrasi lesitin 3% memiliki kestabilitan fisik yang baik selama 12 minggu penyimpanan.

Andrographolide is a natural compound from Andrographis paniculata (Burm. F) Ness which exhibits antiviral activity. Andrographolide has poor water solubility and low bioavailability, so it can limit the distribution and accumulation in the body after administration. Nanoemulsion is a dispersion system in the form of an emulsion that can increase the solubility of drugs that are less soluble in water. Nanoemulsion has long-term stability and good penetration ability. This study aims to formulate a nanoemulsion with the active pharmaceutical ingredient andrographolide using palm oil and Medium Chain Triglyceride (MCT) coconut oil as the oil phase intended for the parenteral route so that it can enter to the blood circulation directly. Nanoemulsions were made by varying the concentration of lecithin used, namely 1%, 1.5%, and 3%. Nanoemulsion were made using the ultrasonication method and then studied for physical stability for 12 weeks of storage at room temperature (30 ± 2°C), low temperature (5 ± 2°C), and high temperature (40 ± 2°C). The nanoemulsion as observed under transmission electron microscope were found to be spherical in shape. The resulted of globule size value was 452.3±8.17 nm with a polydispersity index of 0.129±0.01. Centrifugation test at 3800 rpm for 30 minutes and the cycling test for 12 days showed that the preparation was stable and there was no phase separation. The result of the drug content determination was 98.91%. This study showed that the andrographolide nanoemulsion preparation with 3% lecithin concentration had good physical stability for 12 weeks of storage."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>