Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152280 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Fadhilah Muthmainnah
"Konsumsi zat aditif sintetis dalam jangka panjang dapat memicu obesitas. Dalam penelitian ini, dilakukan formulasi minuman bernutrisi dari campuran VCO, madu, dan air menggunakan emulsifier alami yaitu lesitin kedelai yang dihasilkan sebagai produk samping pada proses produksi minyak kedelai. Sehingga, dilakukan pemurnian lesitin kedelai melalui proses de-oiling menggunakan pelarut aseton untuk meningkatkan untuk meningkatkan sifat hidrofiliknya sehingga dapat membentuk emulsi O/W yang stabil, sebelum digunakan dalam formulasi minuman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses de-oiling mampu melarutkan asam lemak bebas pengotor pada lesitin, dengan perolehan de-oiled lesitin sebesar 67,63%. Melalui analisis GC-MS, ditemukan 7 jenis asam lemak bebas dengan kandungan utama yaitu hexadecanoic acid dengan persen area sebesar 22,83%. Proses de-oiling juga mampu menurunkan bilangan asam lesitin sebanyak 50%, dan menghasilkan de-oiled lesitin yang memiliki kelarutan yang baik di dalam air. Formulasi minuman emulsi dilakukan secara bertahap, pertama untuk menemukan emulsi dasar yang terdiri dari VCO, air, dan de-oiled lesitin yang stabil. Terdapat 4 formula emulsi dasar dengan kestabilan yang baik selama 72 jam pengamatan yang selanjutnya digunakan untuk formulasi minuman bernutrisi dengan penambahan madu sebanyak 15%. Formula dengan komposisi VCO 40% dan 15% de-oiled lesitin (dihitung dari total massa VCO) menunjukkan kestabilan paling baik selama 48 jam pengamatan.

Synthetic additives consumption in the long term can cause obesity. A nutritional drink formulation from a mixture of VCO, honey, and water using de-oiled soy lecithin was done in this study. Soy lecithin is a by-product of soybean oil production. Thus, soy lecithin is purified through the de-oiling process to improve its hydrophilic properties to form a stable O/W emulsion. The result shows that the de-oiling process can dissolve the free fatty acid (FFA) impurities in soy lecithin, with the de-oiled lecithin produced 67.63%. Seven types of FFA were found through GC-MS analysis, with hexadecenoic acid as the main content with a percentage area of 22.85%. The de-oiling process reduced the soy lecithin acid number by 50% and produced water-soluble de-oiled lecithin. The nutritional drink formulation was carried out gradually, starting with finding the stable basic emulsion consisting of VCO, water, and de-oiled lecithin. There are four basic emulsion formulas with good stability for 72 hours which was then used to formulate nutritional drinks with 15% of honey added. A formula consisting of 40% VCO and 15% de-oiled lecithin (from VCO’s total mass) showed the best stability for 48 hours."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maheswara Prihat Ayodyo
"Campuran madu, dan ekstrak lengkuas merah serta minyak jahe merah banyak manfaatnya, namun campuran ini bersifat tidak stabil karena memiliki sifat kepolaran yang berbeda. Untuk menstabilkannya diperlukan emulsifier, penelitian ini menggunakan emulsifier tween 80 dan lesitin. Campuran tanpa emulsifier yang stabil diperoleh pada penambahan ekstrak jahe merah sebanyak 2 mL dan ekstrak lengkuas merah sebanyak 4 mL dalam 100 mL madu. Sedangkan campuran dengan emulsifier paling stabil didapat pada penambahan tween 80 sebanyak 3 mL dan lesitin sebanyak 2 gram dalam 100 mL. Penambahan emulsifier ke dalam campuran menyebabkan viskositas rata-rata campuran meningkat sebesar 100-700 cPs, tegangan permukaan menurun sebesar 10-20 dynes/cm, diameter partikel mengecil hingga 500-600 nm dan densitas serta pH campuran yang relatif stabil. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa tween 80 merupakan emulsifier yang lebih baik dibanding lesitin untuk campuran madu, ekstrak jahe merah dan lengkuas merah.

A mixture of Honey, Red Galangal Extract and Red Ginger Extract many benefit, however this mixture is not stable because of its differing polarities. Stabilization required an emulsifier, this study used a tween 80 and lecithin emulsifier commonly used in the food industry. Without an emulsifier, the most stable mixture possible is up to 2 ml red ginger extract and up to 4 ml red galangal extract in 100 mL. With emulsifier, the most stable mixture can be obtained by adding up to 3 ml tween 80 and up to 2 ml lecithin in 100 mL. Adding emulsifier to mixture raises the mixture’s viscosity amounted to 100-700 cPs and decreased surface tension amounted to 10-20 dynes/cm, decreased particle diameter to 500-600 nm and relativity stable mixture density and pH. From this study, it can be concluded that tween 80 is a better emulsifier than lecithin for a mixture of honey, red ginger and galangal extracts."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47164
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Komar Sutriah
"Telah dilakukan pengukuran tegangan permukaan , stabilitas emulsi , dan aktivitas emulsi terhadap lesitin termodifikasi hasil hidrolisis enzimatik menggunakan fosfolipase A2 .
Dispersi 0,05 %(blv) lesitin termodifikasi dalam air teryata mampu menurunkan tegangan permukaan sekitar 50 % dibanding lesitin awal, menjadi 30 dyne/cm. Sedangkan dispersi 0,013 %(blv) lesitin termodifikasi setelah mengalami pemisahan asam lemak bebasnya mampu menurunkan tegangan permukaan sekitar 25 % , menjadi 50 dyne/cm.
Stabilitas emulsi (01W) dan aktivitas emulsi lesitin termodifikasi ternyata lebih rendah dibanding lesitin awal. Dispersi 0,05 %(blv) lesitin termodifikasi mengalami penurunan stabilitas emulsi 45 %, sedangkan dispersi 0,013 % lesitin termodifikasi yang telah mengalami pemisahan asam lemak bebasnya turun 38 %. Lesitin termodifikasi ternyata meningkatkan stabilitas emulsi (W/0). Uji terhadap 0,12 %(b/v) dispersi lesitin termodifikasi ternyata meningkatkan stabilitas emulsi (W/0) sebesar 12 %.
Penurunan tegangan permukaan lesitin termodifikasi disebabkan adanya perubahan struktur molekul dan komposisi individual fosfolipid yang ada didalarnnya, sehingga menjadikannya lebih mudah mengadsorpsikan din ke permukaan . Diduga adanya sinergestik antara lisofosfolipid dengan asam lemak bebas dalam menurunkan tegangan permukaan melalui solubilisasi.
Penurunan stabilitas emulsi (OIW) dan aktivitas emulsi lesitin termodifikasi disebabkan adanya peningkatan karakter hidrofilik dari lisofosfolipid hasil hidrolisis, sehingga diduga meningkatkan HLB-nya. Komponen individual surfaktan yang diduga paling berperan dalam meningkatkan stabilitas emulsi (W/O) lesitin termodifikasi adalah asam lemak bebas dan lisofosfatidiietanolamin.
Uji statistika menunjukkan adanya beda nyata antara tegangan permukaan dan stabilitas emulsi lesitin termodifikasi dibanding kontrol, tetapi tidak ada beda nyata antar taraf perlakuan pada dua kondisi percobaan yang dilakukan. Variasi konsentrasi lesitin dan variasi waktu reaksi ternyata tidak memberikan pengaruh nyata terhadap perubahan tegangan permukaan , stabilitas emulsi dan aktifitas emulsi antar lesitin termodifikasi.

We examined surface tension, emulsion stability, and emulsion activity shown by aqueous dispersion of lecithin product hydrolyzed with phospholipase A2. The result showed significant decreasing of surface tension and it can be compared to Aerosol-DT, which is the most effective commercial wetting agent. On the other hand, lecithin hydrolyzed decreased on the stability and the activity of oil in water emulsion (01W), vice versa it enhanced the stability of water in oilemulsion (W/O).
Improvement on surface properties of the hydrolyzed lecithin caused by structure of lysolecithin molecule which preferred to adsorb at surface. While, improvement on hydrophylic character of lysophospholipid also reduced properties of oil in water emulsion . It is suggested that synergetic effect occurs between free fatty acids with lysophosphatydylethanolamine in hydrolyzed lecithin which are predominantly enhanced the stability of water in oil emulsion .
No significant result was observed by various concentration and time reaction applied on the experiment upon surface and emulsion properties of lecithin hydrolyzed.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Alisha
"Asam amino esensial yang terkandung pada protein nabati maupun hewani, penting untuk asupan nutrisi manusia. Namun, protein lemak yang ada dihewani dikenal dengan Low Density Lipoprotein LDL dapat menyebabkan penyakit tertentu yang berbahaya. Protein nabati dapat menjadi konsumsi alternatif untuk menurunkan kadar kolesterol LDL tersebut. Teknologi yang berkembang saat ini adalah protein nabati yang direstrukturisasi teksturnya menyerupai tekstur daging hewan. Salah satu sumber protein nabati yang memiliki kualitas gizinya mendekati dengan daging hewan adalah protein kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh enzim transglutaminase TG-ase sebagai agen pengikat silang pada campuran Texturized Soy Protein TSP dan tepung kedelai. Sampel akan di uji melalui tingkat keasaman, gugus fungsi, profil tekstur, organoleptik dan proksimat. Melalui hasil uji tersebut akan diperoleh jumlah dosis transgluminase dan suhu inkubasi yang optimal. Variasi yang digunakan adalah dosis enzim 0,0; 0,5; 1,0; 1,5; 2 dan suhu inkubasi 50C; 150C; 250C dengan durasi 24 jam inkubasi. Hasilnya menunjukkan bahwa karakteristik dari setiap sampel yang diamati, peningkatan dosis enzim transglutaminase mempengaruhi tekstur sampel yang dibuktikan dengan uji profil tekstur dan organoleptik. Sedangkan, reaksi enzimatik dibuktikan dengan uji FTIR dan tingkat keasaman. Pada penelitian ini enzim optimum adalah 1,5 . Namun, hasil dari karakteristik variasi perbedaan suhu pada penelitian ini tidak signifikan.

The essential amino acids contain in vegetable and animal protein is important for human nutrition intake. However, the presence of the animal protein in the the animal meat generally exists with a lot of fat and cholesterol type Low Density Lipoprotein LDL that can cause a certain disease. Vegetable protein should be the alternative consumption to decrease the LDL cholesterol content. The current growing technology, the vegetable protein could be restructured to resemble the texture of animal meat. One of the vegetable protein sources that has the same nutritional quality similar to animal meat is soybean protein. This study aims to determine the effect of transglutaminase TG ase enzyme as a crosslinking agent on mixture of Texturized Soy Protein TSP and soybean powder. The sample would be examined by acidity level test, function group, texture profile, organoleptic and proximate analysis. By these tests, it could be obtained the optimum of amount transgluminase dosage and the incubation temperature. The experimenatal variations are the enzyme dosage 0.0 0.5 , 1,0 1.5 2 and the incubation temperature 5oC 15 oC 25oC with the duration of 24 h incubation. The result showed that the characteristic of each sample observed, increased dosage of transglutaminase enzyme affects the texture of sample as evedenced by TPA and organoleptic test. While, enzimatic reaction evidenced by FTIR and acidity level test. In this research the optimum enzyme is 1,5 . However, the characteristic of this variations temperature was insignificant different.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Mesakh L.
"Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan bioavailabilitas senyawa polifenol dari tanaman, salah satunya dengan menggunakan nanoemulsi sebagai carrier. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan dan mengkarakterisasi nanoemulsi minuman herbal yang mengandung kurkumin dan alfa mangostin dari ekstrak kunyit dan kulit manggis dalam natural deep eutectic solvent (NADES) dengan air, dan virgin coconut oil. NADES yang terbuat dari 1,2-propandiol dan betain anhidrat diaplikasikan untuk meningkatkan kelarutan mangostin berada fase air, sedangkan kurkumin dari ekstrak kunyit berada dalam fase minyak. Nanoemulsi oil in water memiliki variasi rasio fase air terhadap fase minyak, serta kandungan xanthan gum sebagai pengental sebesar 0,50 g; 0,25 g; dan 0,15 g. Uji stabilitas menggunakan accelerated stability dan metode freeze-thaw menunjukkan stabilitas nanoemulsi selama lebih dari satu tahun. Nilai pH berbagai nanoemulsi konstan pada kisaran 6,4 - 6,8 yang merupakan kriteria yang baik untuk minuman herbal. Ukuran droplet emulsi berkisar antara 300 nm - 600 nm dan nilai potensial zeta berkisar -19 mV sampai -44 mV, hasil ini juga menunjukkan nanoemulsi yang stabil. Dengan menggunakan uji freeze thaw, nanoemulsi dapat mempertahankan stabilitasnya dalam kondisi suhu -10 oC. Kandungan fenolik dan aktivitas antioksidan nanoemulsi menunjukkan nilai setara asam galat (GAE) 22-34 mg/100 g sampel dan 30-50 mikromol Fe(II)/100 g sampel. Dari pengujian antioksidan dengan senyawa DPPH didapatkan nilai IC50 dalam rentang 300.000 ppm sampai dengan 400.000 ppm. Uji HPLC menunjukkan bahwa kadar kurkumin berkisar antara 0,4-0,9 ppm per gram sampel emulsi. Uji stabilitas ekstrak di dalam nanoemulsi di dalam larutan simulasi gastrointestinal menunjukkan bahwa ekstrak dalam nanoemulsi tetap stabil sehingga berpotensi meningkatkan bioavailabilitas ekstrak herbal dalam larutan gastrointestinal. Hasil yang diperoleh dapat bermanfaat untuk menentukan formulasi minuman herbal yang tepat untuk meningkatkan kesehatan tubuh. Namun, penting untuk meningkatkan jumlah ekstrak bioaktif dalam nanoemulsi yang diformulasikan tersebut dalam penelitian ini

Various attempts have been made to increase the bioavailability of polyphenol compounds from plants, one of which is by using nanoemulsions as carriers. This work aims to formulate and characterize nanoemulsions herbal drinks containing curcumin and alpha mangostin from turmeric and mangosteen peel extracts in natural deep eutectic solvent (NADES) with water, and virgin coconut oil. NADES made of 1,2-propandiol and betaine anhydrous was applied to increase the solubility of a-mangostin in the water phase, while curcumin from turmeric extract was dissolved in the oil phase. The oil-in-water nanoemulsion have variations in the ratio of the water phase to the oil phase, and the content of xanthan gum as a thickener about 0,50 g; 0,25 g; 0,15 g. Stability test using accelerated centrifuge and freeze-thaw methods showed the stability of the nanoemulsion for more than one year. The pH value of various nanoemulsions is constant in the range of 6.4 - 6.8 which is a good criterion for healthy drinks. The emulsion droplet size ranged from 300 nm - 600 nm and the zeta potential value was around -19 mV to -44 mV, these results also showed a stable nanoemulsion. Using freeze thaw test, nanoemulsion show that it can retain its stability in temperature about -10 ⁰C. The phenolic content and antioxidant activity of the nanoemulsion showed values ​​of 22-38 mg Gallic Acid Equivalent (GAE) / 100 g sample and 30-55 mmol Fe(II)/ 100 g sample, respectively. From antioxidant test using DPPH, the value of IC50 is obtained from 300.000 ppm until 400.000 ppm. HPLC test is used to measure amount of curcumin content and mangosteen content in nanoemulsion. HPLC test show that amount of curcumin content is about 0,4-0,9 ppm per gram nanoemulsion. Stability of extract in nanoemulsion in gastrointestinal fluid shows that nanoemulsion keep and it is potential to increase bioavailability of herbal extract in gastrointestinal fluid. The results obtained can be useful for determining the right herbal drink formulation to improve body health. But, it is important to increase amount of bioactive extract in aqueous phase and oil phase in formulated nanoemulsions in this research."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatma Sari
"ABSTRAK
Fatty Acid Alkanolamide FAAA merupakan senyawa amida yang banyak digunakan dalam industri kimia, kosmetik, maupun otomotif. Senyawa ini memiliki sifat ldquo;deterjensi rdquo;karena memiliki molekul amphiphilik. Amphiphilik adalah suatu molekul yang sekaligus memiliki gugus hidrofilik dan gugus lipofilik dimana bagian polar yang suka akan air hidrofilik dan bagian nonpolar yang suka akan minyak/lemak lipofilik . Karena sifatnya, FAAA dapat berperan sebagai surfaktan. Surfaktan adalah bahan aktif permukaan senyawa yang tepat untuk bertindak sebagai agen pengemulsi, deterjen, pelumas, dan sebagainya Sejumlah surfaktan berbasis sintetis atau minyak bumi dikenal beracun bagi hewan, ekosistem dan manusia dan dapat meningkatkan difusi kontaminan lingkungan lainnya. Maka surfaktan jenis FAAA masih sangat diperlukan untuk menghasilkan surfaktan yang murah, ramah lingkungan dan biodegradable dari sumber terbarukan.Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis senyawa amida dari reaksi antara trigliserida dan diethanolamina. Sumber trigliserida yaitu minyak kelapa sawit, minyak kelapa, minyak kedelai, dan minyak castor dan variasi katalis yaitu KOH dan NaOH. Dari hasil analisis FTIR, senyawa amida yang terbentuk memliki panjang gelombang yang tidak jauh berbeda dengan hasil terbaik adalah 1618 cm-1, dari hasil GC ndash;MS terbaik terbentuk senyawa dietanolamida laurat dengan luas area 31,20 , dengan kemiripan 93 .

ABSTRACT
Fatty Acid Alkanolamide FAAA is an amide compound widely used in chemical, cosmetic and automotive industries. This compound has a detergency property because it has an amphilic molecule. Amphilic is a molecule that also has a hydrophilic group and a lipophilic non polar member. Because of its nature, the FAAA can act as a surfactant. Surfactants are the surface active substances of the right compounds to act as emulsifying agents, detergents, lubricants, etc. A number of synthetic or petroleum based surfactants are known to be toxic to animals, ecosystems and humans and can increase the diffusion of other environmental contaminants. Hence, the surfactant of FAAA type environmentally friendly and biodegradable surfactant from renewable sources. This study aims to synthesize amide compounds from reaction between triglyceride and diethanolamine. The sources of triglycerides are palm oil, coconut oil, soybean oil, and castor oil and catalyst variations are KOH and NaOH. From the FTIR analysis result, the amide compound formed has a wavelength that is not much different from the best result is 1618 cm 1, the best result of GC MS is the compound diethanolamide laurate with the area of 31,20 , with 93 similarity."
2017
T47742
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kajian ini menganalisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi dan permintaan kedelai pada industri pengolahan kedelai di Kota Banda Aceh dan implikasinya terhadap upaya peningkatan manajemen usaha tani kedelai. Kajian ini menggunakan data time series dan data primer yang diperolah dari industri pengolahan kedelai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan harga tempe dan kedelai impor akan meningkatkan permintaan kedelai dan pengaruh secara statistik sangat signifikan. Peningkatan harga kedelai impor seharusnya menurunkan permintaan akan tetapi pada kajian ini terjadi sebalikanya. Hal ini meninjukkan besarnya ketergantungan industri pengolahan kedelai di Kota Banda Aceh terhadap kedelai impor. Oleh sebab itu perlu adanya manajemen usaha tani kerah yang lebih baik ."
MIMBAR 28:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Laras Novitasari
"Dalam penelitian ini dilakukan pengujian elektrolisis plasma dengan menggunakan larutan aditif pada larutan NaCl. Larutan aditif yang digunakan diantaranya kalium hidroksida, etanol dan asam klorida. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan pengujian elektrolisis plasma dengan menggunakan membran sebagai pembanding. Membran yang digunakan adalah membran penukar kation. Pengujian elektrolisis plasma dengan menggunakan membran hanya dilakukan terhadap variasi yang membutuhkan konsumsi energi terendah dan memiliki nilai pH larutan yang sesuai dengan kondisi operasi membran. Pada proses elektrolisis plasma tanpa menggunakan membran, konsumsi energi terendah dicapai pada penggunaan larutan NaCl dengan 15%v larutan HCl yaitu sebesar 12,24 kJ/mmol dengan produksi gas klor sebesar 35,10 mmol.
Berdasarkan nilai pH larutan yang sesuai dengan kondisi operasi membran, larutan NaCl dengan 15%v etanol membutuhkan konsumsi energi terendah, yaitu 12,64 kJ/mmol, untuk memproduksi gas klor sebanyak 28,26 mmol gas klor. Selanjutnya pengujian elektrolisis plasma dengan membran mampu meningkatkan produksi gas klor hingga sebesar 36,18 mmol dan menekan konsumsi energi hingga mencapai 7,21 kJ/mmol. Peningkatan produksi gas klor membuktikan kemampuan membran untuk dapat memisahkan produk samping NaOH dan mengurangi potensi pembentukan produk samping yang dapat menyebabkan produksi gas klor tidak optimal.

In this research, plasma electrolysis process used an additive solution in NaCl solution, which are, Potassium Hydroxide, Ethanol and Hydrochloric Acid. In addition, this research also used membrane as comparison with plasma electrolysis without using membrane. Membrane that used in this research is cation exchange membrane. Plasma electrolysis with using membrane only done for the electrolyte solution that requires the lowest energy consumption and has a pH value in accordance with membrane operating condition. In plasma electrolysis without using membrane, the lowest energy consumption achieved on the use of NaCl with 15%v HCl solution that is equal to 12,24 kJ/mmol with chlorine production around 35,10 mmol Cl2.
Based on pH value that corresponds to the membrane operating condition, NaCl with 15%v ethanol solution requires the lowest energy consumption, which is 12,64 kJ/mmol, to produce chlorine as much as 28,26 mmol Cl2. Further plasma electrolysis with membrane able to increase clorine production up to 36,18 mmol Cl2 and reduce energy consumption until 7,21 kJ/mmol. Increased chlorine production can prove membrane ability to separate the byproducts NaOH and reduce side reaction that can cause chlorine production is not optimal.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58830
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Produksi kedelai domestik terus menurun selama periode 1990−2009 sejalan dengan berkurangnya areal tanam secara tajam. Untuk mencukupi kebutuhan kedelai domestik, pemerintah melakukan impor. Penurunan areal
tanam kedelai disebabkan oleh rendahnya tingkat partisipasi petani dalam menanam kedelai karena usaha tani kedelai dinilai tidak mampu memberi keuntungan yang memadai. Pelaksanaan program kebijakan insentif merupakan salah satu upaya untuk memacu peningkatan produksi kedelai menuju swasembada. Namun, upaya peningkatan produksi kedelai tidak hanya berkaitan dengan aspek teknis, tetapi juga perlu didukung strategi untuk memotivasi dan memperkuat partisipasi petani dalam budi daya kedelai. Untuk meningkatkan partisipasi petani dalam menanam kedelai, diperlukan kebijakan pemerintah yang berpihak kepada petani, antara lain perbaikan tata niaga kedelai dan penetapan harga dasar yang menarik, yang didukung dengan penyediaan teknologi budi daya yang sesuai,
penyuluhan, dan pemberian insentif lainnya."
630 JPPP 29:4 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kirana Mahadewi Heryadi
"Kampus Universitas Indonesia memiliki fasilitas pelayanan alat penyedia air siap minum yang dapat mengubah air tanah menjadi air siap minum. Penggunaan air tanah masih dominan di Kampus Universitas Indonesia Kota Depok. Kota Depok memiliki karakteristik jenis tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan sedimen sehingga air tanah Kota Depok berpeluang mengandung logam berat berupa mangan dan kromium heksavalen. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan studi Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) yang bertujuan untuk mengestimasi besaran risiko kesehatan akibat pajanan mangan dan kromium heksavalen melalui asupan air siap minum yang dikonsumsi mahasiswa Universitas Indonesia. Total responden yang diwawancarai berjumlah 60 orang dan sampel air siap minum berjumlah 9 sampel yang dikumpulkan dari 8 fakultas. Terdapat 1 sampel air siap minum yang kadar konsentrasi mangannnya melebihi standar baku mutu berdasarkan Permenkes No 2 Tahun 2023. Jumlah estimasi rata-rata intake pajanan mangan dan kromium heksavalen masing-masing sebesar 1.21×10-5 mg/kg/hari dan 7.12×10-7 mg/kg/hari (realtime) serta 8.75×10-5 mg/kg/hari dan 5.15×10- 6 mg/kg/hari (lifespan). Tingkat risiko pajanan mangan dan kromium heksavalen masing-masing sebesar 8.64×10-5 dan 2.37×10-4 (realtime) serta 6.25×10-4 dan 1.72×10-3 (lifespan). Hasil ini menunjukkan bahwa air siap minum tidak berisiko menimbulkan gangguan kesehatan (RQ ≤ 1) sehingga air aman untuk diminum.

The University of Indonesia campus has a ready-to-drink water service facility that can convert groundwater into ready-to-drink water. The use of groundwater is still dominant in the University of Indonesia campus in Depok City. Depok City has the characteristic of soil type which is formed from the weathering of sedimentary rocks so that Depok City's groundwater has the possibility of containing heavy metals in the form of manganese and hexavalent chromium. This research was conducted using the Environmental Health Risk Analysis (ERHA) study approach which aims to estimate the magnitude of the health risk due to exposure to manganese and hexavalent chromium through intake of ready-to-drink water consumed by University of Indonesia students. The total number of respondents interviewed was 60 people and the ready-to-drink water samples were 9 samples that were collected from 8 faculties. There is 1 ready-to-drink water sample whose manganese concentration exceeds the quality standard based on Permenkes No 2 of 2023. The estimated average intake of manganese and hexavalent chromium exposure respectively is 1.21×10-5 mg/kg/day and 7.12×10-7 mg/kg/day (realtime) and 8.75×10-5 mg/kg/day and 5.15×10- 6 mg/kg/day (lifespan). The risk levels of exposure to manganese and hexavalent chromium respectively were 8.64×10-5 and 2.37×10-4 (realtime) and 6.25×10-4 and 1.72×10-3 (lifespan). These results indicate that ready-to-drink water is not at risk of causing health problems (RQ ≤ 1) so that the water is classified as safe to drink water.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>