Ditemukan 181483 dokumen yang sesuai dengan query
Shabrina Iqlil Fadhilah
"Ruang domestik terbangun melalui konstruksi antara ruang, penghuni dan objek melalui sebuah sistem yang terorganisir sebagai naratif kehidupan sehari-hari dimana penghuni mempunyai kontrol terhadap keseluruhan elemen sehingga membentuk sebuah order yang membantu naratif tersebut berjalan dengan harmonis dan semestinya. Clutter merupakan kondisi yang terbentuk disebabkan kurangnya kontrol dalam sebuah ruang sehingga menciptakan situasi dimana order yang ada akan terganggu dan menciptakan disorder. Pada tulisan ini, penulis akan membahas mengenai proses clutter dan declutter dengan meninjau relasi antara objek dengan kontrol melalui mekanisme organisasi sebagai upaya untuk mengembalikan order dalam sebuah area pada ruang domestik yang akan mempengaruhi realisasi seorang individu.
Domestic space is built through the construction elements of space, occupants, and objects through an organized system as a narrative of daily life. This space lets residents have control over all elements to form an order that helps the narrative run harmoniously and properly. Clutter is a condition formed due to lack of control in a space to create a situation where existing orders will be disrupted and create a disorder. In this paper, the author will discuss the process of clutter construction by analyzing the relationship between objects and control through the implementation of an organizational system as an effort to restore order in an area of domestic space that will affect the realization of an individual."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Agnes Agustine
"Skripsi ini membahas tentang clutter sebagai jejak kegiatan yang memperlihatkan identitas pengguna ruang. Objek di dalam ruang tidak hanya berfungsi secara utilitarian, tetapi juga mampu merefleksikan identitas pengguna ruang. Memahami akumulasi objek memperlihatkan dinamika identitas tersebut hadir dalam kegiatan sehari-hari pengguna ruang. Skripsi ini membahas bagaimana identitas pengguna ruang dapat ditelaah melalui clutter sebagai akumulasi benda berserakan yang mencerminkan jejak adanya pola aktivitas, kebiasaan, dan identitas pengguna. Dalam dunia arsitektur, ada tuntutan mendesain ruang dengan cepat, tetapi ada juga keterbatasan interaksi dengan calon pengguna ruang. Akumulasi benda atau clutter sering dianggap tidak rapi atau buruk sehingga disembunyikan, padahal keberadaannya menyimpan banyak informasi tentang kegiatan dan identitas penghuni ruang tersebut. Mengamati clutter sebagai jejak kegiatan, memungkinkan kita untuk memahami perilaku privat atau aktivitas yang sulit diamati, tanpa perlu hadir saat aktivitas itu berlangsung (Zeisel, 1981). Dengan demikian, pembahasan clutter pada skripsi ini menjadi relevan karena clutter merepresentasikan jejak material yang mencerminkan identitas kehidupan sehari-hari penghuni. Studi ini mengidentifikasi bagaimana clutter merefleksikan beragam layer (lapisan) identitas, seperti kebutuhan, kemampuan, ekspresi diri, hingga kebiasaan, tradisi, dan prioritas hidup. Clutter hadir seiring dengan transisi antar kegiatan, yang memperlihatkan bagaimana lapisan identitas merespon kegiatan-kegiatan tersebut.
This text discusses clutter as traces of activities that show the identity of space users. Objects exist in space beyond its function, but are also able to reflect the identity of the user of the space. Understanding the accumulation of objects shows that the dynamics of identity are present in the daily activities of space users. This thesis discusses how the identity of space users can be explored through clutter as an accumulation of scattered objects that reflect traces of activity patterns, habits and user identities. Architecture demands a quick design process with limited interactions with potential users of the space. The accumulation of objects defined as clutter is often considered untidy or ugly and is therefore hidden, even though its existence holds a lot of information about the activities and identity of the occupants of the space. Observing clutter as traces of activity allows us to understand private behavior or activities that are difficult to observe, without needing to be present when the activity takes place. Thus, the discussion of clutter becomes relevant because clutter represents material traces that reflect the identity of residents' daily lives. This study identifies how clutter reflects various layers of identity, such as needs, abilities, self-expression, to habits, traditions and life priorities. Clutter occurs along with transitions between activities, showing how the identity layer responds to these activities."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Alvina Olivia Jeanette
"Penulisan ini membahas tentang pengalaman adaptasi yang dialami oleh pengguna ruang ketika berada di ruang liminal. Ruang liminal merupakan titik transisi yang menghubungkan dua area yang berbeda sehingga memiliki karakter ambigu yang membuat pengguna bisa kebingungan ketika berada di dalamnya. Penulisan ini bertujuan menjelaskan kemungkinan tindakan adaptasi yang dilakukan oleh pengguna untuk merespon kebingungan di titik-titik tertentu. Penulisan ini menggunakan kasus Stasiun MRT bundaran HI untuk menganalisis proses adaptasi pengguna melalui tindakan proses penyebaran indra ke sekitar (diffuse), meluangkan waktu sejenak untuk merenungkan kondisi (pause) dan menyatu dengan ruang (merge). Melalui penulisan ini, didapati bahwa transformasi bisa terjadi di dalam ruang liminal itu sendiri berupa tindakan proses adaptasi dalam berbagai macam gerakan dan urutannya. Hal itu bergantung pada rasa familiaritas kita yang diakibatkan faktor frekuensi dan jangka waktu pengguna dalam ruang, serta kepekaan terhadap kebutuhan pengguna dan karakter spasial ruang liminal pada tiap titik adaptasi.
This paper discusses the experiences of adaptation encountered by users in liminal spaces. Liminal spaces serve as transitional points that connect two different areas, resulting in an ambiguous nature that can confuse users when they are inside. The purpose of this writing is to explain the possible adaptive actions taken by users to respond to confusion at specific points. The case of Bundaran HI MRT Station is used to analyze the user adaptation process through actions such as sensory diffusion to the surroundings, taking a momentary pause to reflect on the conditions, and merging with the space. Through this writing, it is found that transformations can occur within the liminal space itself through various adaptive actions and sequences of movements. This depends on our sense of familiarity, influenced by factors such as the frequency and duration of the user's presence in the space, as well as awareness of user needs and the spatial characteristics of the liminal space at each point of adaptation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ajeng Nadia Ilmiani
"Arsitektur sering kali diasosiasikan dengan bangunan. Ini membuat kehadiran ruang, sebagai elemen utama arsitektur terkadang tidak disadari. Dalam seni pertunjukan, salah satu cara membentuk ruang arsitektural dapat dari proyeksi gerakan serta interaksi yang terjadi antar manusia. Pada seni pertunjukan, terjadi komunikasi lansung antara penampil dan penonton. Penonton menangkap pertunjukan, menginterpretasikan event dan mengalami ruang yang hadir selama pertunjukan berlangsung. Skripsi ini menjabarkan dan menyimpulkan bahwa ruang tidak selalu tercipta akibat hadirnya batasan fisik. Aktivitas, suara, intensitas cahaya, bahkan penonton merupakan elemen yang juga berpotensi untuk menghadirkan ruang.
Architecture is often associated with buildings. As a result, the presence of space as the essence of architecture is seemingly failed notice. In a performing art, architectural space emerges from projections of people's movements and interactions. In performing art, direct communications occur between performers and audience. The audience captures the show, interprets events and experiences the spaces that continuously exist during the show. This thesis describes and concludes that space is not always created by the presence of physical boundaries. Activity, sound, light intensity and even the audience are also powerful elements to bring the space into existence."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42031
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Varadina Hany
"Kegiatan membersihkan merupakan salah satu cara untuk menjaga kesehatan ruang. Kegiatan membersihkan berkaitan dengan adanya penghilangan dan pemisahan unsur dalam suatu ruangan atau objek. Penghapusan dan pemisahan terjadi sebagai hierarki domain bersih dan domain kotor. Antara domain bersih dan kotor, ada batas untuk menginformasikan transisi dari kotor ke bersih atau sebaliknya.Skripsi ini akan membahas terjadinya eliminasi dan pemisahan antara bersih dan kotor. Dengan melihat secara mendalam hal-hal tersebut, bagaimana kejadian tersebut terjadi dan mempengaruhi kegiatan pembersihan akan diketahui. Untuk memperkaya informasi tentang kegiatan, tesis ini akan mengobservasi lebih dalam tentang bersih dan kotor melalui kegiatan penghapusan dan pemisahan pengguna di rumah mereka. Melalui observasi yang telah dijelaskan sebelumnya, akan diketahui dampak dan keterkaitan antara kegiatan pembersihan dengan ruang yang terbentuk.
Cleaning activity is one of the ways to maintain a healthy space. Cleaning activity is connected with the presence of element elimination and separation in a room or an object. Elimination and separation happened as a hierarchy of clean and dirty domains. Between clean and dirty domains, a boundary exists to inform the transition from dirty to clean or otherwise. This thesis will discuss the occurrence of elimination and separation between clean and dirty. By deeply looking through those things, how the incident occurred and influenced cleaning activities will be known. To enrich information about the activities, this thesis will observe about clean and dirty through user elimination and separation activity in their house. Through the observation explained before, the impact and linkages between cleaning activities and formed space will be known."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Cintana Ramadhany Maladjong
"Studi ini mengkaji pemaknaan neighborhood bagi masyarakat kampung kota dan persepsi mereka terhadap makna tersebut melalui penggunaan ruang publik di sana. Pemaknaan dan persepsi tersebut ditelusuri melalui teori Place Identity dan Place Attachment sebagai konsep yang menjelaskan hubungan manusia dengan tempat. Interaksi sosial menjadi faktor utama dalam memahami makna neighborhood bagi seseorang, yang mana dalam konteks kampung kota, makna tersebut didasari oleh rasa seperjuangan antar warga. Untuk mendalami kajian, studi kasus dilakukan di Blok Eceng, sebuah kampung kota di Penjaringan, Jakarta Utara. Hasil studi menunjukkan bahwa makna neighborhood bagi masyarakat kampung kota berakar pada prinsip kebersamaan yang dipegang teguh setiap warga, menghadirkan rasa solidaritas yang ditandai dengan tingginya interaksi sosial dan membentuk place identity dan place attachment warga. Persepsi terhadap makna demikian ditunjukan melalui identifikasi warga terhadap neighborhood sebagai satu wilayah kampung baik secara sosial maupun spasial. Afiliasi pekerjaan, organisasi, dan konflik sosial antar warga berpengaruh terhadap persepsi mereka akan tetangga dekat.
This study examines the meaning of neighborhood for urban kampung society and how they perceive it through the use of space in urban kampung. These meanings and perceptions are traced using the people-place relationship theories: Place Identity and Place attachment. Social interaction is the main factor leading to the individual's interpretation of the neighborhood, which in the urban kampung context lies in the shared sense of collective struggle among residents. To further the discussion, a case study was conducted at Blok Eceng, an urban kampung in Penjaringan, North Jakarta. Results show that the meaning of neighborhood for urban kampung community is rooted in the togetherness principle shared among residents, presents a sense of solidarity marked by high social interaction, and forms residents' place identity and place attachment. This meaning is shown through their perceptions of the neighborhood as a whole unit of kampung, both socially and spatially. Affiliation of work, local organization, and social conflict influence their perceptions of close neighbors."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
MET 11:1(2013)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Dewitz, Sandra Donaldson
New York: McGraw-Hil, 1996
658.403.8 DEW p
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Fachryal Hiltansyah
"Proses pendokumentasian dan pengukuran untuk pemantauan keausan mata pahat (tool wear) micromilling membutuhkan ketelitian yang tinggi. Proses ini menggunakan mikroskop digital Dino-Lite untuk mengambil gambar dan dilakukan secara berulang setiap setelah melakukan pemesinan dengan cara melepas mata pahat dari spindle pada mesin micromilling. Maka dari itu dilakukan pengembangan robot manipulator untuk mempermudah proses pemantauan mata pahat micromilling. Pengendalian pergerakan aktuator servo dan motor stepper pada pengembangan sistem kontrol robot manipulator dilakukan dengan menggunakan microcontroller board Arduino MEGA2560. Pergerakan aktuator digunakan untuk meletakkan titik koordinat end-effector pada ujung lensa Dino-Lite ke titik koordinat pada ujung permukaan mata pahat micromilling. Dalam pencarian solusi kinematika robot manipulator, digunakan bantuan software Phyton untuk memudahkan perhitungan. Solusi kinematika berupa nilai joint value akan dikirimkan ke servo melalui microcontroller menggunakan kode perintah yang dibuat menggunakan software Arduino IDE. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terdapat nilai error accuracy pada servo 1, 2, dan 3 sebesar 16,471%, 1,463%, dan 0,588%. Namun setelah dilakukan proses kompensasi terhadap error, nilainya berkurang menjadi sebesar 0.003%, 0.143%, dan -0.382%, kemudian kemampuan repeatability pergerakan robot manipulator terbilang baik pada tiap servo, yaitu mendekati 0 sehingga dapat meletakkan end-effector ke titik yang dituju dan dapat membuat robot bekerja sesuai fungsinya.
The process of documenting and measuring for monitoring the tool wear in micromilling requires high accuracy. This process uses a Dino-Lite digital microscope to take pictures and is repeated every time after machining by removing the cutting tool from the spindle on the micromilling machine.Therefore the development of a manipulator robot is made to simplify the process of monitoring the micromilling tool wear. Control of servo and stepper motors movements in the development of a robot manipulator control system is performed using an Arduino microcontroller board MEGA2560. The actuator is moved to place the end-effector coordinate point at the tip of the Dino-Lite lens to the coordinate point at the tip of the micromilling cutting tool's surface. To find kinematics solutions for robotic manipulators, the help of Python software is used to facilitate calculations. The kinematics solution in the form of a joint value will be sent to the servo via a microcontroller using the command code created using the Arduino IDE software. Based on research conducted there are accuracy errors on servo 1, 2, and 3 values of 16.471%, 1.463% and 0.588%. However, after the error compensation process is carried out, the value is reduced to 0.003%, 0.143%, and -0.382%, then repeatability of the robot manipulator movement is good in each servo, which is close to 0 so that it can put the end-effector to the intended point and can make the robot manipulator work according to its function."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Lelly Nurul Latifa
"
ABSTRAKStudi ini menjelaskan pemaknaan ruang (place-meaning) terhadap Car Free Day Jakarta sebagai ruang publik. Car Free Day merupakan agenda Pemerintah Daerah DKI Jakarta untuk mengkampanyekan pengurangan emisi gas melalui pengurangan penggunaan kendaraan bermotor, dan telah digunakan oleh pengunjungnya untuk melakukan aktivitas sesuai dengan kepentingannya masing-masing. Salah satunya adalah Komunitas Cosplayer yang melakukan pertunjukan kostum, dimana hal ini tidak berhubungan dengan pesan yang dikampanyekan oleh Car Free Day Jakarta. Penulis berargumen bahwa aktivitas Komunitas Cosplayer di area Car Free Day Jakarta tidak dapat dilepaskan dari analisis ruang. Secara khusus, penulis menghubungkan pemaknaan struktur spasial dengan tindakan sosial yang dilakukan aktor di dalam lingkungan ruang Car Free Day. Penelitian kualitatif ini menunjukkan hasil bahwa ruang sebagai sebuah bentuk struktural memiliki hubungan dialektis dengan aktor yang berada di dalamnya. Hal ini membentuk pemaknaan ruang yang diterima oleh aktor dan melakukan aktivitas di Car Free Day atas makna tersebut. Komunitas Cosplayer menggunakan Car Free Day Jakarta sebagai sebuah tempat untuk mencapai tujuan pragmatisnya: mendapat pendapatan lebih banyak yang berasal dari kepadatan pengunjung di dalam ruang Car Free Day Jakarta. Pengambilan data lapangan dalam studi ini dilakukan sebelum terjadinya pandemic COVID-19 dan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di Jakarta sejak Maret 2020.
ABSTRACTThis study aims to explain the meaning of place of Car Free Day Jakarta as urban public place. Car Free Day is one of the DKI Jakarta Regional Government's agendas to campaign for reducing gas emissions through reducing the use of motorized vehicles, has been used by visitors to carry out activities in accordance with their respective interests. One of them is the Cosplayer Community who perform costumes, which is not related to the message campaigned by Car Free Day Jakarta. The author argues that the activities of the Cosplayer Community in the Jakarta Car Free Day area cannot be separated from place analysis. Specifically, the author connects the meaning of spatial structure with social actions carried out by actors in the Car Free Day place environment. This qualitative study shows the results that place as a structural form has a dialectical relationship with the actors within it. This forms the meaning of the place received by the actor and carries out activities on Car Free Day for that meaning. The Cosplayer community uses Car Free Day Jakarta as a place that aims to achieve its pragmatic goals: get more income, which comes from the density of visitors in the Car Free Day Jakarta. The field data in this study was taken before the pandemic COVID-19 and PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) happened in Jakarta since March 2020."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library