Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139536 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Karubaba, Joshua Jesse
"Laporan kerja pratik keinsinyuran ini dibuat untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Insinyur Profesi pada Programm Studi Profesi Insinyur Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Kerja praktik dilakukan di Laboratorium Pilot Plant Innovation Pertamina selama lebih kurang 2 tahun. Implementasi Metode Hazard Operability Study (HazOp) pada Operasi Pilot Plant Hydroprocessing Pertamina bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi masalah-masalah yang mewakili resiko-resiko perorangan atau peralatan atau mencegah operasi yang efisien. Sehingga tercipta suatu kondisi aman pada OPERASI PERENGKAHAN minyak Jelantah. Selama ini tidak pernah terjadi kecelakaan di Pilot Plant Innovation Pertamina, karena Tim Laboratory Services mempunyai komitmen untuk menerapkan Metode HazOp dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara rutin dan berkelanjutan. Kondisi operasi yang aman pada Operasi Perengkahan Minyak Jelantah di Unit Hydroprocessing Pilot Plant Inovasi Pertamina dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah kondisi fisik instrumen pada Hydroprocessing Units: Apakah baik atau rusak ? Sedangkan faktor eksternal adalah operator yang tidak teliti dan disiplin dalam memantuan kondisi fisik Unit Hydrprocessing, dan juga tidak mengimplementasikan prosedur HazOp dengan baik dan benar, dapat mengakibatkan kecelakaan.Hydroprocessing Pilot Plant Inovasi Pertamina termasuk dalam kelas hydrotreating berdasarkan prinsip dan mekanismenya. Hasil uji coba Perengkahan Minyak Jelantah dari pabrik percontohan (Pilot Plant Innovation Pertamina) berupa produk energi baru, yang akan dikembangkan lebih lanjut oleh Kilang-Kilang Minyak Pertamina yang ada di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat. Rekomendasi yang diberikan untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja, antara lain: Operator wajib menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) saat bekerja, dan harus berhati-hati saat bekerja di area Unit Pilot Plant Hydroprocessing, dan operator harus dapat menyesuaikan diri pada lingkungan kerja.

This engineering practical work report is made to fulfill some of the requirements for obtaining the Professional Engineer degree at the Professional Engineer Study Program, Faculty of Engineering of the University of Indonesia. Practical work was carried out at the Pertamina Innovation Pilot Plant Laboratory for approximately 2 years. The implementation of the Hazard Operability Study (HazOp) Method in Pertamina's Hydroprocessing Pilot Plant Operations aims to identify and discuss problems that represent individual or equipment risks or prevent efficient operation. So as to create a safe condition in the process of cracking used cooking oil. So far, there has never been an accident at Pertamina's Innovation Pilot Plant, because the Laboratory Services Team is committed to implementing the HazOp Method and the Occupational Safety and Health Management System (SMK3) on a regular and sustainable basis. The safe operating conditions in the Used Cooking Oil Cracking Process at the Hydroprocessing Unit of Pertamina's Innovation Pilot Plant are influenced by internal and external factors. The internal factor is the physical condition of the instrument at the Hydroprocessing Units: Is it good or damaged? Meanwhile, external factors are operators who are not careful and disciplined in monitoring the physical condition of the Hydrprocessing Unit, and also do not implement the HazOp procedure properly and correctly, which can result in accidents. Pertamina's Innovation Hydroprocessing Pilot Plant is included in the hydrotreating class based on its principles and mechanisms. The results of the Cracking of Used Cooking Oil from the pilot plant (Pertamina's Pilot Plant Innovation) are in the form of new energy products, which will be further developed by Pertamina Oil Refineries in Indonesia to meet people's energy needs. The recommendations given to reduce the risk of work accidents include: Operators must use PPE (Personal Protective Equipment) while working, and must be careful when working in the area of Hydroprocessing Pilot Plant Unit, and operators must be able to adapt to the work environment. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Joshua Jesse Karubaba
"Laporan kerja pratik keinsinyuran ini dibuat untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Insinyur Profesi pada Programm Studi Profesi Insinyur Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Kerja praktik dilakukan di Laboratorium Pilot Plant Innovation Pertamina selama lebih kurang 2 tahun. Implementasi Metode Hazard Operability Study (HazOp) pada Operasi Pilot Plant Hydroprocessing Pertamina bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi masalah-masalah yang mewakili resiko-resiko perorangan atau peralatan atau mencegah operasi yang efisien. Sehingga tercipta suatu kondisi aman pada OPERASI PERENGKAHAN minyak Jelantah. Selama ini tidak pernah terjadi kecelakaan di Pilot Plant Innovation Pertamina, karena Tim Laboratory Services mempunyai komitmen untuk menerapkan Metode HazOp dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara rutin dan berkelanjutan. Kondisi operasi yang aman pada Operasi Perengkahan Minyak Jelantah di Unit Hydroprocessing Pilot Plant Inovasi Pertamina dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah kondisi fisik instrumen pada Hydroprocessing Units: Apakah baik atau rusak ? Sedangkan faktor eksternal adalah operator yang tidak teliti dan disiplin dalam memantuan kondisi fisik Unit Hydrprocessing, dan juga tidak mengimplementasikan prosedur HazOp dengan baik dan benar, dapat mengakibatkan kecelakaan.Hydroprocessing Pilot Plant Inovasi Pertamina termasuk dalam kelas hydrotreating berdasarkan prinsip dan mekanismenya. Hasil uji coba Perengkahan Minyak Jelantah dari pabrik percontohan (Pilot Plant Innovation Pertamina) berupa produk energi baru, yang akan dikembangkan lebih lanjut oleh Kilang-Kilang Minyak Pertamina yang ada di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat. Rekomendasi yang diberikan untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja, antara lain: Operator wajib menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) saat bekerja, dan harus berhati-hati saat bekerja di area Unit Pilot Plant Hydroprocessing, dan operator harus dapat menyesuaikan diri pada lingkungan kerja

This engineering practical work report is made to fulfill some of the requirements for obtaining the Professional Engineer degree at the Professional Engineer Study Program, Faculty of Engineering of the University of Indonesia. Practical work was carried out at the Pertamina Innovation Pilot Plant Laboratory for approximately 2 years. The implementation of the Hazard Operability Study (HazOp) Method in Pertamina's Hydroprocessing Pilot Plant Operations aims to identify and discuss problems that represent individual or equipment risks or prevent efficient operation. So as to create a safe condition in the process of cracking used cooking oil. So far, there has never been an accident at Pertamina's Innovation Pilot Plant, because the Laboratory Services Team is committed to implementing the HazOp Method and the Occupational Safety and Health Management System (SMK3) on a regular and sustainable basis. The safe operating conditions in the Used Cooking Oil Cracking Process at the Hydroprocessing Unit of Pertamina's Innovation Pilot Plant are influenced by internal and external factors. The internal factor is the physical condition of the instrument at the Hydroprocessing Units: Is it good or damaged? Meanwhile, external factors are operators who are not careful and disciplined in monitoring the physical condition of the Hydrprocessing Unit, and also do not implement the HazOp procedure properly and correctly, which can result in accidents. Pertamina's Innovation Hydroprocessing Pilot Plant is included in the hydrotreating class based on its principles and mechanisms. The results of the Cracking of Used Cooking Oil from the pilot plant (Pertamina's Pilot Plant Innovation) are in the form of new energy products, which will be further developed by Pertamina Oil Refineries in Indonesia to meet people's energy needs. The recommendations given to reduce the risk of work accidents include: Operators must use PPE (Personal Protective Equipment) while working, and must be careful when working in the area of Hydroprocessing Pilot Plant Unit, and operators must be able to adapt to the work environment"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Yulia
"ABSTRAK
Kemiri Sunan adalah sumber energi alternatif yang mempunyai kadar minyak yang cukup banyak dan tidak dikonsumsi oleh manusia. Hydroprocessing minyak nabati kemiri sunan berpotensi menghasilkan bahan bakar terbarukan. Penggunaan katalis NiMoCe/?-Al2O3 diharapkan bisa menggantikan katalis NiMo/?-Al2O3 tersulfidasi dalam hydroprocessing minyak kemiri sunan dan diharapkan akan menghasilkan konversi hidrokarbon terbarukan. Katalis dipreparasi menggunakan metoda impregnasi basah dengan variasi Ce 1 , 5 dan 15 . Karakterisasi katalis dilakukan dengan teknik BET, SEM, XRD dan XRF. Hydroprocessing dilakukan dengan menggunakan autoclave batch reactor dengan kondisi operasi suhu 400oC dan tekanan 35 bar selama 5 jam. Hasil konversi minyak kemiri sunan berdasarkan karakterisasi GC menghasilkan hidrokarbon terbarukan yang didominasi oleh rantai alkana C15-C18. Syncrude hasil hydroprocessing kemiri sunan dengan katalis NiMoCe/?-Al2O3 1 memberikan hasil konversi bahan bakar terbarukan berupa fraksi diesel sebesar 57.79 . Hasil analisis terhadap fraksi diesel terbarukan hasil distilasi syncrude menunjukkan bahwa fraksi diesel terbarukan memenuhi standar baku mutu yang dipersyaratkan oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi.

ABSTRACT
Kemiri Sunan is an alternative energy source that has a considerable amount of oil and is not to be consumed by human. Hydroprocessing of kemiri sunan oil has the potential to be produced as renewable fuels. The NiMoCe Al2O3 catalysts has the potential to replace sulfided NiMo Al2O3 catalysts in hydroprocessing of saturated kemiri sunan oil and is expected to convert it to be renewable hydrocarbons. The catalyst was prepared by using wet impregnation method with variations of Ce 1 , 5 and 15 . Characterization of the catalyst was performed by BET, SEM, XRD and XRF techniques. Hydroprocessing was performed using an autoclave batch reactor under operating conditions of 400 C and 35 bar pressure for 5 hours. The result of the conversion shown based on GC characterization produces renewable hydrocarbons dominated by the C15 C18 alkana chain. Syncrude of kemiri sunan oil hydroprocessing by using NiMoCe Al2O3 1 produces diesel fraction conversion which is 57.79 . Analysis result of the renewable diesel fraction of the syncrude indicate that the renewable diesel fraction qualify the goverment standard required"
2018
T51997
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rekha Putra Atarita
"

Coal mill merupakan salah satu unit produksi pada pabrik semen yang bertujuan untuk menggiling batubara hingga halus untuk kemudian digunakan sebagai bahan bakar. Proses yang terjadi didalam coal mill ini memiliki risiko terjadinya ledakan seperti yang terjadi di beberapa pabrik semen di Indonesia pada tahun 2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran deviasi dan risiko, tingkat kemungkinan dan konsekuensi, tingkat risiko dan pengendalian risiko pada unit coal mill pabrik semen PT. X. Desain penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan cara brainstorming bersama tim SHE dan process engineer. Identifikasi risiko yang dilakukan menggunakan teknik HAZOP dan penilaian risiko menggunakan analisis semi kuantitatif. Dari hasil penilaian risiko unit coal mill, terdapat risiko ledakan yaitu pada node inlet hot gas, outlet coal mill, inlet bag house, bag house dan fine coal bin. Tingkat risiko setelah terpasang sistem pengaman (safeguard) yang masuk ke dalam kategori risiko tinggi yang membutuhkan pengendalian terdapat pada node fine coal bin, bag house, inlet bag house dan outlet coal mill. Tindakan pengendalian yang perlu untuk dilakukan terhadap setiap node dapat dikelompokkan atas pengendalian yang terkoneksi dengan CCR (central control room) dan pengendalian yang dilakukan secara manual tanpa terkoneksi dengan CCR (central control room).


Coal mill is one of the production units at cement plant that aims to grind the coal until smooth and then used as fuel. The process that occurs in the coal mill has a risk of explosion as happened in some cement plants in Indonesia in 2015. The purpose of this study is to describe the deviation and risk, the level of probability and consequence, the level of risk and also the risk control in the coal mill unit, cement plant PT. X. The design of this research is qualitative descriptive, by means of brainstorming with the team consist of SHE and process engineers. Risk identification is done using the HAZOP and risk assessment techniques using semi-quantitative analysis. Results of the risk assessment in coal mill, there is a risk of explosion that is on the node of hot gas inlet, outlet coal mill, inlet bag house, bag house and fine coal bin. The level of risk after the safeguards have been istalled, that goes into the high risk category requiring additional controls are at the node of fine coal bin, bag house, bag house inlet and outlet coal mill. Required control on each node can be classified by the control connected with CCR (central control room) and control is conducted manually without connected to CCR (central control room).

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Zuhdi
"Kebutuhan solar terus meningkat setiap tahun, sehingga perlu pemanfaatan biodiesel untuk subtitusi bahan bakar fosil dengan bahan bakar dari energi terbarukan. Indonesia memiliki kapasitas terpasang produsen Biodiesel yang memiliki kapasitas 17,1 juta KL dan pada umumnya berbahan baku dari minyak sawit, namun terdapat beberapa produsen yang menggunakan minyak jelantah sebagai bahan bakunya, salah satunya adalah PT Bali Hijau di Denpasar, Bali. Potensi minyak jelantah yang dihasilkan Indonesia di tahun 2019 diperkirakan 3 juta KL dan berpotensi dapat dimanfaatkan salah satunya sebagai Biodiesel. Namun bahan baku yang melimpah terutama dari sektor hotel di Bali hanya sedikit yang dimanfaatkan menjadi biodiesel, sehingga perlu dilakukan riset terkait pemanfaatan limbah minyak jelantah untuk produksi biodiesel berkelanjutan sebagai salah satu penerapan ekonomi sirkular di Indonesia. Metode gabungan kuantitatif dan kualitatif dipergunakan dalam riset ini. Hasil riset menunjukan potensi minyak jelantah sebagai bahan baku biodiesel rata-rata hanya sekitar 12% dari total minyak jelantah terkumpul, dengan rata-rata potensi timbulan minyak jelantah dari sektor hotel adalah 27% dari konsumsi penggunaan minyak goreng. Tingkat Willingness to Accept (WTA) minyak jelantah dari sektor hotel di daerah Badung, Bali untuk produksi Biodiesel memiliki rata-rata WTA Rp 4.827/L atau setara Rp 5.000/L. Biaya produksi biodiesel minyak jelantah setiap batch adalah Rp 12.641/L dengan harga jual Rp 14.000/L dan margin Rp 1.359/L. Sedangkan penurunan emisi CO2 dari pemanfaatan biodiesel minyak jelantah tahun 2022 sebesar 25.112 kg CO2 e dan meningkat di tahun 2023 menjadi 39.792 kg CO2 e. Strategi keberlanjutan dengan melakukan analisis SWOT menghasilkan nilai IFAS 0,647 dan EFAS 0,684 sehingga berada di kuadran 1 yang berarti strategi yang tepat adalah growth oriented strategy.

The need for diesel fuel continues to increase every year, so it is necessary to utilize biodiesel to substitute fossil fuels with fuels from renewable energy. Indonesia has an installed capacity of Biodiesel producers which has a capacity of 17.1 million KL and is generally made from palm oil, but there are several producers who use used cooking oil as raw material, one of which is PT Bali Hijau in Denpasar, Bali. The potential of used cooking oil produced in Indonesia in 2019 is estimated at 3 million KL and can potentially be utilized as Biodiesel. However, the abundant raw materials, especially from the hotel sector in Bali, are only slightly utilized into biodiesel, so it is necessary to conduct research related to the utilization of used cooking oil waste for sustainable biodiesel production as one of the applications of circular economy in Indonesia. A combined quantitative and qualitative method was used in this research. The results showed that the potential of used cooking oil as a biodiesel feedstock averaged only about 12% of the total used cooking oil collected, with an average potential of used cooking oil generation from the hotel sector of 27% of cooking oil consumption. The Willingness to Accept (WTA) level of used cooking oil from the hotel sector in Badung, Bali for Biodiesel production has an average WTA of IDR 4,827/L or equivalent to IDR 5,000/L. The production cost of used cooking oil biodiesel per batch is IDR 12,641/L with a selling price of IDR 14,000/L and a margin of IDR 1,359/L. Meanwhile, the reduction in CO2 emissions from the use of used cooking oil biodiesel in 2022 was 25,112 kg CO2 e and increased in 2023 to 39,792 kg CO2 e. The sustainability strategy by conducting SWOT analysis resulted in an IFAS value of 0.647 and EFAS of 0.684 so that it is in quadrant 1, which means that the right strategy is a growth-oriented strategy."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusbani Kurniawan
"Kehandalan sistem penanganan dan penyimpanan bahan bakar pada HTR 10 merupakan salah satu aspek kunci dari operasi reaktor. Sistem tersebut bekerja dengan memanfaatkan gaya gravitasi dan gaya dorong pneumatik untuk mengumpan, mensirkulasi dan membuang elemen bahan bakar yang berbentuk bola dengan diameter 60 mm secara kontinyu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menilai risiko yang dapat terjadi pada setiap komponen desain sistem penanganan dan penyimpanan bahan bakar HTR 10 dengan menggunakan metode HAZOP dan dengan menggunakan pedoman kriteria risiko yang tertuang pada Peraturan Kepala BATAN No. 020/KA/I/2012. Data dianalisis dengan metode semi kualitatif dengan mengamati deviasi pada parameter yang telah ditetapkan pada setiap node sistem. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain sistem penanganan dan penyimpanan bahan bakar pada HTR 10 memiliki risiko awal yang cukup tinggi. Namun dengan desain tindakan pengendalian yang ada pada akhirnya akan mengkoreksi nilai risiko awal dengan cukup signifikan sehingga risiko sisa yang didapatkan turun hingga batas dapat diterima.

Fuel handling and storage system reability is one of the HTR 10 operation key aspects. A spherical form fuel element with a diameter of 60 mm continuously feed through to the core driven by gravity, circulated and discharged by gas pneumatic system. This study aims to identify and assess the risks that can occur in any component of the HTR 10 fuel handling and storage system design using the HAZOP and using risk criteria that described in BATAN Regulation No. 020/KA/I/2012. Data were analyzed using semi-qualitative method to observe deviations in the parameters that have been set on each node of the system. The results showed that the HTR 10 fuel handling and storage system design has a quite high initial risk. However, with the existing control design will ultimately adjust the value of the initial risk to the acceptable value."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46537
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Try Rahadi Sulistomo
"Tangki Penimbun yang berfungsi untuk menyimpan minyak, adalah salah satu peralatan penting dan berisiko tinggi yang memerlukan perhatian pada aspek keselamatannya. Sebagai langkah preventifnya, pemerintah mewajibkan Inspeksi pada seluruh tangki penimbun baik dengan metode jangka waktu tertentu (setiap 4 tahun) maupun analisis risiko. Studi Keselamatan ini bertujuan untuk membuat rencana Inspeksi pada tangki penimbun yang ada di kilang Minyak dengan menggunakan Metode RBI. Metode RBI pada studi ini mengadopsi API RP 581 Edisi ke-3 tahun 2016.  Secara analisis risiko dilakukan dengan tahapan, pengumpulan data teknis tangki, penentuan mekanisme kerusakan, analisis risiko dan terakhir membuat rencana interval dan metode Inspeksi. Data teknis yang dikumpulkan dan dilakukan studi sebanyak 29 unit tangki yang didesain sesuai Standar API 650. Mekanisme kerusakan pada bagian shell tanki penimbun yang ditentukan: Atmospheric Corrosion, General Corrosion dan Corrosion Under Insulation. Dari hasil analisis risiko, didapatkan hasil seluruh tangki memiliki risiko menengah dengan rincian 16 unit kategori 3C dan 13 unit kategori 2C. Metode Inspeksi yang direncanakan adalah visual inspection, UT Thickness/Flaw Thickness dan CUI dengan interval inspeksinya mayoritas mencapai 10 tahun. Berdasarkan studi ini, disimpulkan Inspeksi Berbasis Analisis Risiko (RBI) lebih efektif dan efisien daripada metode inspeksi metode jangka waktu tertentu (setiap 4 tahun).

A storage tank, which is used to store oil, is an important and high-risk equipment that requires attention to its safety aspects. As a preventive action, the government obligate inspections on all storage tanks, either on a specific time interval (every 4 years) or based on risk analysis. This safety study aims to create an inspection plan for the storage tanks at the Oil Refinery using the Risk Based Inspection (RBI) method. The RBI method in this study adopts API RP 581 Third Edition 2016. Risk analysis is carried out in stages, including collecting technical data on the tanks, determining failure mechanisms, risk analysis, and finally creating an inspection interval and method. Technical data was collected and studied on 29 storage tanks designed according to the API 650 standard. The determined failure mechanisms for the storage tank shell are atmospheric corrosion, general corrosion, and corrosion under insulation. The results of the risk analysis showed that all tanks have a medium risk, with 16 units in category 3C and 13 units in category 2C. The planned inspection methods are visual inspection, UT Thickness/Flaw Thickness, and CUI, with most inspection intervals reaching 10 years. Based on this study, it is concluded that Risk Based Inspection (RBI) is more effective and efficient than the specific time interval inspection method (every 4 years)."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Everson, Rolan
"Dewasa ini perusahaan semakin dituntut lebih efisien disamping tetap mempertahankan kualitas produk dan/atau jasa yang dihasilkannya. Hal ini disebabkan karena persaingan diantara dalam satu industri semakin ketat dalam usaha untuk merebut dan/atau mempertahankan pangsa pasar.
Di lain pihak, konsumen semakin kritis terutama mengenai masalah kualitas dan harga yang kompetitif. Produsen semakin tidak mempunyai pilihan. Selain dituntut untuk memenuhi kehendak konsumen dalam hal kualitas dan harga.
Untuk meningkatkan efisiensi yang pada akhirnya berpengaruh pada harga jual suatu perusahaan dituntut untuk dapat mengendalikan biaya yang dikeluarkan.
Agar pihak perusahaan dapat mengendalikan biaya yang dikeluarkan, perusahaan dituntut untuk mengetahui bagaimana terjadinya dan mengapa terjadi biaya tersebut.
Sebagaimana diketahui, biaya dikeluarkan karena adanya aktivitas yang dilakukan. Jadi dengan memahami aktivitas yang dilakukan dalam menghasilkan produk dan/atau jasa, maka perusahaan akan dapat untuk mengendalikan biaya.
Salah satu komponen biaya yang sulit untuk dikendalikan karena tidak dapat secara langsung dihubungkan ke obyek biaya adalah biaya tak langsung (overhead).
Dengan pengalokasian biaya tak langsung, metode Activity Based Costing berbeda dengan metode tradisional dalam penggunaan pemicu (driver). Pemicu yang digunakan mencerminkan aktivitas yang dikonsumsi oleh masing-masing obyek biaya. Jadi, metode Activity Based Costing sangat berkepentingan dengan aktivitas dalam melakukan proses produksi.
Ada beberapa kondisi yang harus diperhatikan agar penggunaan metode Activity Based Costing dapat diimplementasikan dengan lebih baik, yaitu besarnya biaya tidak langsung dan beragamnya produk yang ditawarkan.
Sebagai perusahaan di bidang produksi Asphalt Hotmix yang memiliki 9 jenis produk, PT. X perlu menerapkan metode Activity Based Costing dalam menentukan Harga Pokok Produksi (HPP), untuk menghasilkan HPP yang lebih akurat.
Disamping itu, dengan menerapkan metode Activity Based Costing, dapat dipilah-pilah aktivitas-aktivitas yang memberikan nilai tambah dan yang tidak bernilai tambah, sehingga biaya produksi menjadi lebih efisien.

Nowadays company was asked to be efficient to survive its product quality and 1 or its service. This condition was caused by tight competition among industries in every business to complete and/or maintains its market share.
In other side, consumers become critical especially about quality problems and competitive price. Producer has no choice. They were asked to fulfill consumer's will in quality and prices.
To improve efficiency at last influencing to company selling price a company was forced to control its expenses.
In order controlling the expenses, company was asked to know how and why the expenses occur.
As we know, expenses occur because of activities. So by understanding the activities done to produce the product and/or service, company can control its expenses.
One of the expenses components that were hard to be controlled because it is indirectly connect to the expenses object is overhead.
By allocating overhead, Activity Based Costing method is different from traditional method in driver usage. Driver we use to express activity consumed by expenses objects. Activity Based costing method being concerned with activity in doing production process
Few conditions that must be concerned in order to implement Activity Based Costing Method, that is how much the overhead and how many products were offered.
As an Asphalt Hot mix production company, it has 9 products, PT. X need to implement Activity Based Costing to decide Production Cost Price (PCP), to produce accurate PCP.
Besides by implement Activity Based Costing, we can separate activities that give additional value and not, so production expenses become more efficient.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14816
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alan Try Putra Samad
"Perancangan Pabrik biodiesel portable berbahan baku minyak jelantah dilakukan secara simultan dengan mengacu pada standard biodiesel SNI 7182:2012. Produksi biodiesel pada perancangan ini melibatkan proses esterifikasi, transesterifikasi, dekantasi, evaporasi vakum, dan membran ultrafitrasi. Proses esterifikasi mampu mengonversi FFA menjadi FAME sebanyak 90,8% dengan menggunakan 9:1 rasio molar metanol-FFA dan 2,5% massa FFA katalis asam sulfat. Transesterifikasi memberikan yield biodiesel sebesar 90% menggunakan 6:1 rasio molar metanol-trigliserida dan 1% massa trigliserida katalis NaOH. Evaporasi pada sistem vakum 0,01 bar mampu menghasilkan biodiesel dengan kadar metanol hingga 0,5% dan kemurnian metanol 99,9% dengan konsumsi energi yang relatif rendah. Pemurnian biodiesel menggunakan membran ultrafiltrasi membutuhkan energi yang cukup besar namun dapat menghasilkan tingkat kemurnian biodiesel hingga 99,5% serta proses yang relatif singkat. Pabrik biodiesel portable ini mampu menghasilkan 128 liter biodiesel per-batch dengan memroses 18 batch perhari. Pabrik ini diperkirakan mulai beroperasi pada tahun 2017 dan mampu bekerja selama 20 tahun dengan memberikan internal rate of return (IRR) sebesar 17,8 % dengan periode pengembalian pada tahun ke-3, sehingga layak untuk dibangun dan dikomersialisasikan. Analisis sensitivitas mengenai fluktuasi harga bahan baku, produk, jumlah batch proses serta nilai tukar US dollar terhadap rupiah juga dibahas dalam paper ini.

Waste cooking oil based biodiesel portable plant design is running simultaneusly based on biodiesel standardd SNI 7182:2012. Production process of biodiesel in this design involves esterification, transesterification, decantation, vacuum evaporation, and membrane ultrafiltration. The esterification process shows that 90.8% FFA can be converted into FAME by 9:1 molar ratio methanol to FFA using sulfuric acid catalyst 2.5%wt of FFA mass. The transesterification process gives biodiesel?s yield by 90% by 6:1 molar ratio methanol to triglyceride using NaOH catalyst 1%wt of triglyceride mass. The evaporation process in vacuum system 0.01 bar can separate methanol up to 0,5%wt, only by consuming a little energy. Biodiesel purification using membrane ultrafiltration requires a large amount of energy, but can reach up to 99.8% biodiesel purity as well as with a short process. This plant is able to produce 128 litre biodiesel in one batch and process 18 batches per day. This plant will be operated in 2017 and capable for operating for 20 years by providing IRR (internal rate of return) by 17.8% with a payback in the third year that can be commercialy viable. Sensitivity analysis regarding fluctioation in raw material price, product price, and the exchange rate of the US dollar against rupiah disscused in this paper."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65232
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laurentius Kristianto Adi Wicaksono
"Di era dimana krisis iklim semakin menjadi ancaman nyata bagi dunia, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir semakin menarik perhatian untuk melakukan transisi energi menuju energi yang lebih bersih demi mengurangi emisi karbon. Namun sebagai bangunan yang memiliki risiko tinggi, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) perlu dirancang dengan baik dengan mempertimbangkan aspek kegempaan, salah satunya peak ground acceleration sebagai parameter. Penelitian ini bertujuan menganalisis kondisi peak ground acceleration di pulau Bangka sebagai salah satu kandidat lokasi PLTN di Indonesia dengan menggunakan metode probabilistic seismic hazard analysis untuk dapat mengkuantifikasi probabilitas terlampauinya masing-masing tingkatan peak ground acceleration. Untuk melakukan prediksi nilai peak ground acceleration, dilakukan identifikasi sumber-sumber gempa yang berpengaruh bagi pulau Bangka dilakukan pada penelitian ini beserta pemodelan seismisitasnya. Hasil penelitian menunjukkan Pulau Bangka memiliki probabilitas terjadinya peak ground acceleration yang setara atau lebih dari 0.1 hingga 0.125 g sebesar 1% dalam 100 tahun yang menunjukkan bahwa Pulau Bangka relatif aman dan memenuhi kriteria untuk lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir.

In an era where climate change become real threat for the world, Nuclear Power Plant (NPP) getting more attention to do energy transition toward a cleaner energy in order to reduce carbon emission. But has a high risk building and facility, Nuclear Power Plant need to be specifically designed by considerating seismisicity aspect with peak ground acceleration as one of its parameter. This research aims to analyze the peak ground acceleration condition in Bangka Island as one of the Nuclear Power Plant location candidate in Indonesia using probabilistic seismic hazard analysis method in order to quantify exceedance probability of certain level of peak ground acceleration. In order to predict the peak ground acceleration, seismic source that affecting Bangka Island was identified on this research, including its seismicity model. This research results show that Bangka Island has 1% probability in a hundred year that a 0.1-0.125 g peak ground acceleration was felt on this island and that was considered relatively safe and pass the peak ground acceleration criteria for Nuclear Power Plant location candidate."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>