Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179272 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Resya Aulia Rahmadanti
"Indonesia merupakan negara tropis sehingga banyak tanaman yang tumbuh subur di dalamnya seperti tanaman serat. Serat alami merupakan serat yang ramah lingkungan, biodegradable, dapat didaur ulang, fleksibel, dan dapat meningkatkan sifat mekanik seperti serat kenaf Sumberejo. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa nilai kekerasan, impak, dan ketahanan bakar pada komposit epoksi berpenguat serat kenaf Sumberejo dengan arah serat 0o/0o/0o/0o dan 0o/90o/0o/90o, yang difabrikasi dengan metode Vacuum Assisted Resin Infusion. Observasi mikroskop optik dilakukan pada permukaan sampel komposit epoksi berpenguat serat kenaf Sumberejo sebelum dan sesudah pengujian ketahanan bakar. Hasil yang didapatkan memiliki nilai kekerasan dan kuat impak yang sama pada arah serat 0o/0o/0o/0o dan 0o/90o/0o/90o, masing-masing adalah (71,48 ± 0,61) HD, dan (32,61 ± 1,28) J/cm2 untuk lamina 0o/0o/0o/0o, dan (72,4 ± 1,01) HD dan (33,03 ± 1,05) J/cm2 untuk lamina 0o/90o/0o/90o. Sementara ketahanan bakar tertinggi (14,0 ± 0,2) mm/menit pada KF/EP 0o/90o/0o/90o.

Indonesia is a tropical country which is many plants thrive. Natural fibers are environmentally friendly fibers, biodegradable, recycle, flexible, and might improve the mechanical properties such as Sumberejo Kenaf fiber. This research aims to analyze the hardness, impact, and fire resistance properties on kenaf fiber reinforced epoxy composites with fiber orientation, 0o/0o/0o/0o and 0o/90o/0o/90o, fabricated by the Vacuum Assisted Resin Infusion method. Optical microscope observation was carried out on the surface of Sumberejo kenaf fiber reinforced epoxy composites before and after the flammability test. The results of testing have the hardness and the impact strength with 0o/0o/0o/0o and 0o/90o/0o/90o fiber orientation, respectively (71,48 ± 0,61) HD and (32,61 ± 1,28) J/cm2 for laminate 0o/0o/0o/0o; (72,4 ± 1,01) HD and (33,03 ± 1,05) J/cm2 for laminate 0o/90o/0o/90o. Meanwhile, the higher fire resistance properties (14,0 ± 0,2) mm/minutes on KF/EP 0o/90o/0o/90o.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Shafia Afkari
"Komposit berpenguat serat alam dikembangkan oleh para peneliti dan industri sebagai salah satu solusi untuk mengurangi penggunaan serat sintetis sebagai penguat bahan komposit. Serat kenaf Sumberejo merupakan salah satu serat alam yang melimpah di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sifat mekanik dan termal komposit laminat epoksi berpenguat serat kenaf Sumberejo yang dipabrikasi menggunakan metode Vacuum Assisted Resin Infusion (VARI). Serat dengan perlakuan alkali disusun dengan orientasi 0o/0o/0o/0o dan 0o/90o/0o/90o. Pengukuran densitas, pengujian mekanik, dan Thermo Gravimetric Analysis (TGA) dilakukan pada epoksi dan komposit. Hasil uji mekanik menunjukkan bahwa kuat tarik, lentur, dan tekan komposit epoksi berpenguat serat kenaf Sumberejo dengan orientasi serat 0o/0o/0o/0o lebih tinggi daripada komposit dengan orientasi serat 0o/90o/0o/90o, dengan nilai masing-masing (96,61 ± 10,18) MPa, (131,01 ± 6,60) MPa, dan (71,96 ± 5,50) MPa. Pengamatan Scanning Electron Microscope (SEM) menunjukkan bahwa komposit memiliki daya rekat serat-matriks yang baik. Suhu degradasi maksimum kedua komposit adalah 357 oC. Mengacu pada Standar Nasional Indonesia 01-4449-2006, kedua komposit dikelompokkan sebagai Papan Serat Kerapatan Tinggi tipe T2 45.

Natural fiber reinforced composites have been developed by researchers and industries as a solution to reduce the use of synthetic fibers as composite reinforcements. Sumberejo kenaf fiber is one of the abundant natural fibers in Indonesia. This study aimed to analyze the mechanical and thermal properties of Sumberejo kenaf fiber reinforced epoxy laminated composites fabricated using Vacuum Assisted Resin Infusion (VARI) method. The alkaline-treated fibers were arranged in the orientation of 0o/0o/0o/0o and 0o/90o/0o/90o. Density measurement, mechanical testings, and thermo gravimetric analysis (TGA) were carried out on epoxy and the composites. The results of the mechanical test showed that the tensile, flexural, and compression strengths of Sumberejo kenaf fiber reinforced epoxy composites with 0o/0o/0o/0o fiber orientation were higher than those of the composites with 0o/90o/0o/90o fiber orientation, with the values of (96.61 ± 10.18) MPa, (131.01 ± 6.60) MPa, and (71.96 ± 5.50) MPa, respectively. Scanning Electron Microscope (SEM) observations showed that the composites had good fiber-matrix adhesion. The maximum degradation temperature of the two composites is 357 oC. According to the Indonesian National Standard 01-4449-2006, the two composites were classified as T2 45 High Density Fiberboard."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oxford: Pergamon Press, 1984
620.11 MEC I
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Ichsan
"Penggunaan bahan yang ramah lingkungan menjadi topik utama peneliti ilmu bahan termasuk pada material komposit. Salah satunya mengganti penggunaan serat sintetis dengan serat alam yang ramah lingkungan dan ketersediaan yang berlimpah serta memiliki kekuatan yang baik. Serat kenaf Sumberejo merupakan salah satu serat alam yang banyak di Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh nilai ketahanan impak dan bakar, serta kekerasan papan komposit polipropilena/serat kenaf Sumberejo dan mengetahui golongan kerapatan papan serat menurut SNI 01-4449-2006. Komposit difabrikasi dengan variasi serat kenaf Sumberejo sebesar 30%, 40%, dan 50% fraksi berat yang disusun searah. Sebagai pembanding difabrikasi juga sampel polipropilena murni. Fabrikasi diawali dengan memberi perlakuan alkali pada serat kenaf kemudian difabrikasi dengan metode hot press. Hasil terbaik dimiliki oleh komposit polipropilena/ 50 wt% serat kenaf dengan ketahanan impak yaitu (47,5 ± 10,7) J/cm2, laju rambat bakar (7,1±5,1) mm/menit, kekerasan komposit yaitu (66 ± 0,8) HD dengan nilai densitas (1,04±0,01) gr/cm3, maka komposit ini tergolong papan serat kerapatan tinggi. Pengamatan dengan mikroskop optik pada permukaan uji impak adalah serat yang tertarik keluar dan putus, sementara kerusakan akibat uji bakar adalah serat yang hangus terbakar serta sisa polipropilena. Hal ini masing-masing menandakan bahwa serat kenaf Sumberejo berperan sebagai penyerap energi dan penghalang oksigen.

The use of natural fibers as the filler of  composites whose good strength, ecofriendly, and abundant like kenaf fiber from Sumberejo, Indonesia. The purpose of this study was to obtain the value of impact resistance, flammability, and hardness of polypropylene/Sumberejo kenaf fiber composite boards and to classify the dense of the fiber boards accordance to SNI of 01-4449-2006. Composites were fabricated by the variation of unidirectional Sumberejo kenaf fiber, which contents weigth 30%, 40%, and 50%. As comparison, pure polypropylene sample was also fabricated. The fabrication initiated with an alkaline treatment to Sumberejo kenaf fiber then followed by a compression molding method. The best results were obtained from polypropylene / 50 wt%  kenaf fiber composites with impact energy, burn rate, and hardness values were (47.5 ± 10.7) J / cm2, (7.1±5.1) mm/minute, and (66 ± 0.8) HD respectively, with the density of (1.04±0.01) gr/cm3, this compositeclassified as high density fiber board. Optical microscope observation on the impacted surface was fiber pull out and breakage, in which showed the energy of impact was absorbed by kenaf fiber while the burned surface was a burnt kenaf fiber and rest of PP, in which showed the kenaf fiber acted as an oxygen barrier.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilva Zahrotin
"Sifat material komposit yang ringan dan kuat menjadikan material ini digunakan dalam berbagai aplikasi. Komposit berpenguat serat alami merupakan salah satu jenis komposit yang memiliki biodegradasi yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa karakteristik kandungan air dan kuat tarik paku terhadap variasi orientasi arah serat kenaf. Sebelum digunakan sebagai penguat, serat kenaf diberi perlakuan alkalisasi. Metode VARI (Vacuum Assisted Resin Infusion) digunakan untuk fabrikasi komposit epoksi berpenguat serat kenaf (KF/EP). Orientasi arah serat kenaf pada komposit epoksi ini adalah (0°/0°/0°/0°) dan (0°/90°/0°/90°). Komposit KF/EP (0°/0°/0°/0°) dan (0°/90°/0°/90°) dikategorikan sebagai Papan Serat Kerapatan Tinggi (PSKT) menurut SNI 01-4449-2006 dengan nilai densitas masing-masing sebesar (1,146 ± 0,025) g/cm3 dan (1,066 ± 0,009) g/cm3. Nilai kadar air dan pengembangan tebal pada KF/EP (0°/0°/0°/0°) dan (0°/90°/0°/90°) memenuhi SNI 01-4449-2006 dengan masing-masing nilai kadar air (4,34 ± 0,18) %, (4,66 ± 0,38) % dan masing-masing nilai pengembangan tebal (4,07 ± 0,50) %, (6,19 ± 1,63) %. Nilai kuat tarik paku pada KF/EP (0°/0°/0°/0°) dan (0°/90°/0°/90°) dengan nilai masing-masing (2,63 ± 0,71) kgf/mm2 dan (5,11 ± 0,07) kgf/mm2 dan nilai keteguhan tarik paku kedua komposit memenuhi SNI 01-4449-2006.

The properties of composite that are light and strong made this material used in various applications. Natural fiber reinforced composite is one of type of composite that has a good biodegradability. This study aimed to analyze the characteristics of the water content and the nail head pulled-through strength concerning variations in the orientation of kenaf fiber. Before being applied as reinforcement, kenaf fiber was treated with alkalization. VARI (Vacuum Assisted Resin Infusion) method was used for fabrication of kenaf fiber reinforced epoxy composite (KF/EP). The orientation of the kenaf fiber in this epoxy composite was in the direction of (0°/0°/0°/0°) and (0°/90°/0°/90°). It was found that KF/EP (0°/0°/0°/0°) and (0°/90°/0°/90°) composites were categorized as High Density Fiberboard according to SNI 01-4449-2006 with a density value of (1,146 ± 0,025) g/cm3 and (1,066 ± 0,009) g/cm3 respectively. Water content and the thickness after swelling of KF/EP (0°/0°/0°/0°) and (0°/90°/0°/90°) met the SNI 01-4449-2006 standard with a water content of (4,34 ± 0,18) % and (4,66 ± 0,38) % respectively and thickness swelling value of (4,07 ± 0,50) % and (6,19 ± 1,63) % respectively. Nail head pulled-through strengths of KF/EP (0°/0°/0°/0°) and (0°/90°/0°/90°) were (2,63 ± 0,71) kgf/mm2 dan (5,11 ± 0,07) kgf/mm2 respectively and nail head pulled-through resistances of these composites met the SNI 01-4449-2006 standard."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Susilawati
"Dengan meningkatnya konstruksi dan pengembangan bangunan di dunia konstruksi, kita perlu mencari alternatif bahan dengan kualitas yang lebih baik. Harga bahan sangat dipengaruhi oleh peningkatan persyaratan dan keberadaannya di alam telah menurun. Banyak orang melakukan review untuk mencari bahan alternatif dengan kualitas baik dan harga lebih efisien. Buat komposisi yang ideal dan tambahkan bahan lain seperti serat yang dapat digunakan untuk mendapatkan kualitas bahan bangunan yang lebih baik. Dalam penelitian ini difokuskan pada batu bata dengan komposisi 15% semen, 55% pasir, 30% tanah liat, 12,5% air, 2,5 cm serat kelapa yang diperlakukan (luar penyimpanan) sebagai tanda banch dan dengan 2,5 cm serat kelapa yang tidak diolah (dalam ruangan) penyimpanan) sebagai bata pembanding. Persentase serat dari perangkat serat yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0%, 2%, 4% dan 6% dari massa semen.
Hasil tes kompresi bata optimal setelah 28 hari disimpan, dengan persen serat kelapa: 4% untuk keduanya, tanda banch dan bata perbandingan. Dengan hasil tes untuk tanda banch adalah 3,78 MPa, nilai ini 23,93% lebih tinggi dari batu bata dengan serat 0% (3,305 MPa). Dan hasil uji perbandingan bata adalah 5,305 MPa, 37,7% lebih tinggi dari komposisi dengan 0% serat kelapa. Standar uji kompresi bata menurut ASTM C67-a adalah 10,4 MPa.
Dalam modulus uji pecah untuk tanda banch dari bata, nilai rata-rata hasil tertinggi adalah 0,459 MPa dalam komposisi dengan 6% serat kelapa dan 28 hari penyimpanan. Nilainya 13,31% lebih tinggi dari batu bata dengan serat 0% (0,423 MPa). Sementara nilai modulus pecah tertinggi untuk bata pembanding adalah 0,901 MPa pada batu bata dengan penambahan 2% serat kelapa dan 28 hari penyimpanan, nilai ini meningkat 53,05% dari batu bata dengan serat 0%. Nilai standar ruptur modulus menurut ASTM C67-a adalah 3,5 MPa.
Kelembaban dan suhu ruang penyimpanan batu bata memiliki pengaruh dalam kelembaban batu bata. Bata dengan kerendahan hati yang rendah memiliki lebih banyak pori di bagian dalam dan daripada memiliki kerapatan rendah. Dari hasil pengujian, serat kelapa dalam komposisi batu bata dapat meningkatkan kekuatan karakteristik batu bata.

With the increasing construction and development of buildings in the construction world, we need to find alternative materials with better quality. Material prices are greatly affected by increased requirements and its presence in nature has decreased. Many people do a review to find alternative materials with good quality and more efficient prices. Create an ideal composition and add other materials such as fiber that can be used to get better quality building materials. In this study focused on bricks with a composition of 15% cement, 55% sand, 30% clay, 12.5% ​​water, 2.5 cm coconut fiber which is treated (outside storage) as a sign of banch and with 2.5 cm fiber Unprocessed coconut (indoor) storage) as a comparison brick. The percentage of fiber from the fiber device used in this study is 0%, 2%, 4% and 6% of the mass of cement.
Optimal brick compression results are stored after 28 days, with percent coconut fiber: 4% for both, banch marks and brick comparison. With the test result for the banch mark being 3.78 MPa, this value is 23.93% higher than bricks with 0% fiber (3.305 MPa). And the brick comparison test results are 5,305 MPa, 37.7% higher than the composition with 0% coconut fiber. The brick compression test standard according to ASTM C67-a is 10.4 MPa.
In the broken test modulus for banch marks from bricks, the highest average yield was 0.459 MPa in composition with 6% coconut fiber and 28 days of storage. The value is 13.31% higher than bricks with 0% fiber (0.423 MPa). While the highest breaking modulus value for comparison bricks is 0.901 MPa in bricks with the addition of 2% coconut fiber and 28 days of storage, this value increases 53.05% from bricks with 0% fiber. The standard value of the modulus rupture according to ASTM C67-a is 3.5 MPa.
The humidity and temperature of the brick storage room has an influence on the brick humidity. Bricks with low humility have more pores on the inside and than have low density. From the test results, coconut fiber in brick composition can increase the strength of brick characteristics.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2013
S70468
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Padma Firdausi
"komposit berpenguat serat alam dapat menjadi alternatif untuk menggantikan komposit berpenguat serat sintetis yang kurang ramah terhadap lingkungan. Serat dari tumbuhan kenaf adalah salah satu serat alam yang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti penguat serat sintesis pada komposit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kuat lentur, daya serap air, dan kadar air pada komposit polipropilena berpenguat serat kenaf dengan variasi fraksi berat serat sesuai dengan SNI 01-4449-2006. Serat kenaf diberi perlakuan alkali sebelum digunakan sebagai penguat dengan cara direndam dalam larutan NaOH 5%. Komposit polipropilena/serat kenaf kemudian difabrikasi dengan mesin hot press. Fraksi berat serat yang digunakan pada penelitian adalah 30 wt%, 40 wt%, 50 wt%, dan sampel polipropilena murni juga difabrikasi sebagai pembanding. Komposit yang difabrikasi disebut sebagai papan serat dengan kerapatan tinggi menurut SNI karena memiliki nilai densitas 1,08 g/cc. Kuat lentur, daya serap air, dan kadar air terbaik dimiliki oleh komposit polipropilena/serat kenaf 30wt% dengan nilai masing-masing (4,77 ± 1,00) MPa, (3,61 ± 1,77) % dan (1,12 ± 0,34)%; dan nilai-nilai ini memenuhi Standard Nasional Indonesia (SNI) tentang papan serat.

Natural fiber reinforced composites can be an alternative to replace composites with synthetic fibers reinforcement that are less environmentally friendly. Kenaf fiber which is obtained from kenaf plant is one of natural fibers that can be used as a reinforcement in composites. The purpose of this research was to determine the flexural strength, water absorbent, and water content of polypropylene/kenaf fiber composites with variations of fiber weight fraction according to SNI 01-4449-2006. Kenaf fiber was treated by alkaline treatment before being used as a reinforcement by immersing kenaf fiver in NaOH 5% solution. Polypropylene/kenaf fiber composites were fabricated with compression moulding method using a hot press machine. Fiber weight fractions used in this research were 30 wt%, 40 wt%, 50 wt%, and pristine polypropylene samples were also fabricated as a comparison. Based on SNI, the fabricated composites was called Papan Serat Kerapatan Tinggi (PSKT) because the density value was 1,08 g/cc. The flexural strength, minimum water absorption and water content were found in polypropylene/kenaf fiber composite 30wt% with the value of (4,77 ± 1,00) MPa, (3,61 ± 1,77) % and (1,12 ± 0,34)% respectively and these values met the Fiber Board Indonesian National Standard (SNI).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karlina Oktaviana Istiqomah
"Penambahan partikel nano SiC kedalam matriks Al6061 menghasilkan material komposit dengan kekuatan mekanis yang tinggi namun tetap mampu mempertahankan sifat ulet. Magnesium sebesar 10% Vf juga ditambahkan sebagai agen pembasah agar didapatkan ikatan yang kuat pada daerah antarmuka. Pada penelitian ini digunakan variasi penambahan partikel nano SiC sebesar 0,05%, 0,10%, 0,15%, 0,20% dan 0,30% untuk mengetahui titik optimal penambahan penguat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan penambahan partikel nano SiC optimal di komposisi 0,15%, dengan kekuatan tarik 263,43 MPa, presentase elongasi 7,67%, kekerasan 56,5 HRB, dan harga impak sebesar 0,0550 J/mm2. Peningkatan kekuatan mekanis pada komposit dihasilkan dari kehadiran fasa penguat Mg2Si, distribusi partikel nano SiC yang merata, serta pembasahan yang baik antara matriks dan partikel penguat.

The addition of nano SiC particles to Al6061 matrix has enhancing the mechanical properties of metal matrix composite while the ductility properties still maintained. 10% Vf of magnesium were used as wetting agent to achieve strong interface bonding. In the present work, Al6061 reinforced with various amounts (0,05%, 0,10%, 0,15%, 0,20% and 0,30%) of nano SiC were prepared. Results of this study shows the optimum content of nano SiC in Al6061 matrix were 0,15% Vf, with UTS (Ultimate Tensile Strength) reached 263,43 MPa, 7,67% elongation, hardness up to 56,5 HRB, and 0,0550 J/mm2 impact value. The enhancement of mechanical properties of Al6061/SiC composite were influenced by the presence of Mg2Si phase, good distribution of nano SiC particles, and also good interface bonding between matrix and reinforce.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65248
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iman Utama
"Kebutuhan penghematan energi dunia menuntut untuk melakukan peminimalisasian energi tak terlepas di bidang pengecoran. Penggunaan TWADI (Thin Wall Austempered Ductile Iron) yang didapatkan dari heat treatment TWDI (Thin Wall Ductile Iron) menjadi kandidat yang paling menarik karena ketangguhannya yang sangat tinggi serta biaya lebih murah dan tentunya lebih hemat energi dibandingkan aluminium. Dalam Pemrosesan TWDI menemui masalah yaitu perubahan grafit nodul menjadi flakes atau yang dikenal sebagai skin effect dimana skin akan menurunkan sifat mekanis dari TWDI.
Penelitian ini mempelajari pengaruh penambahan kadar nodulizer terhadap terbentuknya skin serta pengaruhnya terhadap sifat mekanis. Skin yang didapat pada penambahan 1,1 % nodulizer dengan tebal 40 µm lebih tipis dibandingkan 1 % nodulizer yang memiliki tebal skin 45 µm. Nilai UTS yang didapat oleh penambahan 1,1% nodulizer yaitu 416,5 MPa, lebih tinggi dibandingkan 1 % nodulizer sebesar 387,54 MPa, dimana hal tersebut sejalan dengan nodularitas yang lebih tinggi dengan penambahan 1,1 % nodulizer. Nilai elongasi kedua sampel tidak mencapai 10 % yang dikarenakan terbentuknya kolumnar karbida yang terbentuk dari berlebihnya kadar mangan pada kedua sampel.

Recent world energy condition obligates people to reduce quantity of energy useement especially ini casting process. Uses of Thin Wall Austempered Ductile Iron (TWADI), which is a heat treatment material from Thin Wall Ductile Iron (TWDI) , become a best candidate to replace aluminium in industry due to the fact of its high quality toughness and another mechanical properties, with low producing cost and also low energy production. One of the most issue that have been met in processing TWDI is a phenomenon that nodular graphites turn into flakes shape which will decrease large amount of mechanical properties.
This research is studying about the enhacement of content nodulizer for reducing skin thickness and also to increase mechanical properties. The addition of 1,1 % nodulizer that obtained shown an effective result with reducing 11 % thickness of skin compared to the thickness of addition 1 % nodulizer. The thickness of skin with addition 1,1% nodulizer is 40 µm, while with addition 1 % nodulizer is 45 µm. The UTS number that has been reached by 1,1 % nodulizer is 416,5 % MPa, which is bigger than the UTS of 1 % nodulizer in the amount of 387,54 MPa which also as a result of grater nodularity of 1,1 % nodulizer. The elongation of both sample have elongation below 10 %, as result of carbides that have been formed in the microstructure, because of excessive number of manganese.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60137
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shandy Puar Indo
"Benda Rumah Transmisi pada penelitian sebelumnya tidak memenuhi standar FC 300 JIS G 5501. Sehingga penelitian kali ini bertujuan untuk meningkatkan nilai yield casting dan memperbaiki kekuatan mekanis dari benda Rumah Transmisi agar dapat memenuhi standar.
Proses desain ulang diambil dari desain penelitian sebelumnya. Kemudian dilakukan simulasi pengecoran menggunakan z-cast. Setelah hasil simulasi didapat, proses pengecoran pun bisa dilakukan. Untuk memperbaiki kekuatan mekanis (kekuatan tarik dan kekerasan) yaitu, menurunkan unsur Silikon (Si) serta menaikan unsur Mangan (Mn) dari target komposisi material FC 300 sebelumnya.
Hasil penelitian desain ke-4 memiliki hasil terbaik, karena memiliki yield casting tinggi dan cacat shrinkage yang rendah saat simulasi pengecoran. Penambah yang digunakan Ø50 mm. Yield casting yang didapat setelah proses pengecoran yaitu 68.29% meningkat 9.29% dari yield casting sebelumnya. Penambahan unsur Mangan (Mn) 0.6%-1.0% dan menurunkan Silikon menjadi 1.8%-2.0% terlihat efektif meningkatkan kekuatan mekanis menjadi 271 N/mm2 untuk uji tarik dan uji kekerasan 286.5HB. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42788
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>