Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40898 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pandu Waliyyu Ramadhon
"Penelitian ini berfokus untuk melihat pengembangan kapital sosial linking di Institut Musik Jalanan (IMJ) dan manfaat yang didapat dari pengembangan kapital sosial linking tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan kapital sosial linking di IMJ dilakukan sejak proses IMJ menjalin kerja sama dengan mitra hingga pada upaya mempertahankan kerja sama dengan mitra. Pengembangan kapital sosial linking berkaitan dengan upaya IMJ membangun jaringan, norma, dan kepercayaan dalam hubungan kerja sama dengan mitra. Berbagai upaya yang dilakukan membantu IMJ dalam mengakses sumber daya yang dibutuhkan untuk membantu mewujudkan kesejahteraan pengamen jalanan.

This research focuses on looking at the development of linking social capital at Institut Musik Jalanan (IMJ) and the benefits derived from the development of social linking capital. This research uses a qualitative approach with descriptive research. The results showed that the development of social capital linking at IMJ was carried out from the process of IMJ collaborating with partners to efforts to maintain cooperation with partners. The development of social linking capital is related to IMJ's efforts to build networks, norms, and trust in cooperative relationships with partners. Various efforts have been made to assist IMJ in accessing the resources needed to help realize the welfare of street buskers."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Larasati
"ABSTRAK
Pengamen jalanan lekat dengan pandangan negatif dari warga sekitar dan aturan hukum yang membatasi praktik mengamen mereka. Dalam kasus Indonesia, di Depok, Jawa Barat, sebuah kelompok pengamen jalanan bernama Institut Musik Jalanan IMJ menemukan jalan keluar dengan membuat album musik sendiri. Penelitian ini berfokus pada bagaimana pengamen jalanan IMJ berupaya menegaskan identitas dengan menunjukkan kemampuan dan kompetensi mereka bermain musik di jalur komersial. Menerapkan logika struktur dan agensi Margaret Archer 1996 mdash;siklus morfogenesis mdash;penelitian ini menemukan bahwa identitas personal dan kelompok pengamen jalanan IMJ tidak terbentuk dalam satu waktu. Lebih mendalam lagi, pengamen jalanan IMJ melawan kondisi struktur dengan membentuk struktur baru dan senantiasa bertindak refleksif. Proses tersebut menunjukkan bahwa pembentukan identitas pengamen jalanan IMJ terjadi melalui pengulangan struktur dan agensi.

ABSTRAK
Street buskers are attached with negative views from people around and laws that limit their busking practice. In Indonesia case, located in Depok, West Java, a street buskers group named Institut Musik Jalanan IMJ finds a way out by making their own music album. This research focuses on how IMJ street buskers define identity by showing their capability and competency of playing music in commercial way. Using Margaret Archer rsquo s logic of structure and agency 1996 mdash the morphogenetic cycle mdash this research finds that IMJ street buskers rsquo personal and group identity are not formed in one time. Furthermore, IMJ street buskers resist the structural condition with elaborate a new one and always act reflexively. The process shows their identity is formed through the recursiveness of structure and agency."
2017
S68046
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gian Aptha Prakosa
"Kondisi kemiskinan yang masih tinggi di DKI Jakarta adalah hal yang perlu untuk ditekan angkanya sehingga masyarakat mengalami hidup yang lebih sejahtera. Kemiskinan tersebut menjadikan anak-anak yang berasal dari lingkungan dengan status ekonomi yang rendah menjadi terhambat dalam mendapatkan hak mereka. Dengan kondisi seperti ini, diperlukan aksi nyata dalam mewujudkan kesejahteraan pada anak-anak tersebut agar masa depan mereka dapat tercipta dengan lebih baik. Melalui penelitian ini, penelitian ini memberikan gambaran mengenai kehidupan anak jalanan terutama dalam hal pembinaan pada Yayasan Bina Anak Pertiwi. Dengan demikian dapat diketahui bagaimana proses dan bentuk pembinaan yang dilakukan terhadap anak-anak tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif, di mana dalam melakukan pengumpulan data, metode wawancara mendalam dan observasi secara langsung merupakan metode yang digunakan. Pengambilan dan pengumpulan data dilakukan pada Agustus hingga Desember 2023. Gambaran yang dijelaskan melalui penelitian ini berupa bentuk-bentuk proses belajar sosial yang terjadi pada anak-anak binaan yang sedang menjalani pembinaan bersama Yayasan Bina Anak Pertiwi melalui modal sosial yang dimiliki oleh anak binaan.Anak-anak binaan yang menjadi informan pada penelitian ini terdiri dari tiga jenis latar belakang,yaitu children on the street, children of the street, dan children from families of the street. Ketiga latar belakang ini memperlihatkan kondisi dan status mereka sebelum menjadi bagian dari anak binaan Yayasan Bina Anak Pertiwi. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bagaimana proses belajar sosial yang dialami oleh anak binaan melalui modal sosial yang dimiliki sebagai bagian dari proses pembinaan mereka. Anak-anak binaan tersebut diketahui memiliki berbagai jenis modal sosial, seperti bonding, bridging, dan linking. Peneliti melihat jenis belajar sosial seperti apa yang didapatkan oleh para anak binaan, melalui masing-masing modal sosial yang mereka miliki. Berdasarkan temuan penelitian ini, para anak binaan memiliki modal sosialnya masing-masing pada tiap jenisnya. Ikatan yang dimiliki oleh anak binaan dengan tiap jenis modal sosial menunjukan relasi yang dekat serta dalam berbagai bentuk relasi dan interaksi. Dari analisa tersebut, ditemukan bahwa adanya peran guru, pembina, dan teman sebagai modal sosial yang memicu adanya bentuk belajar sosial anak binaan Yayasan Bina Anak Pertiwi selama melakukan proses pembinaan. Secara lebih mendalam, bentuk belajar sosial yang dialami oleh para anak binaan berupa modelling dan cognitive learning. Penelitian ini tidak menemukan adanya indikasi anak binaan yang mengalami proses insight learning. Beberapa faktor penyebab seperti minimnya pendidikan dan finansial membuat tidak terjadinya insight learning.

The condition of poverty which is still high in DKI Jakarta is something that needs to be reduced so that people experience a more prosperous life. This poverty makes it difficult for children who come from environments with low economic status to obtain their rights. Under conditions like this, real action is needed to create welfare for these children so that their future can be created better. Through this research, this research provides an overview of the lives of street children, especially in terms of guidance at the Bina Anak Pertiwi Foundation. In this way we can find out what the process and form of coaching is for these children. This research uses a qualitative method approach, where in collecting data, in-depth interviews and direct observation are the methods used. Data collection and collection was carried out from August to December 2023. The picture explained through this research is in the form of social learning processes that occur in assisted children who are undergoing guidance with the Bina Anak Pertiwi Foundation through the social capital possessed by the assisted children. The assisted children who became informants in this research consisted of three types of background, namely children on the street, children of the street, and children from families of the street. These three backgrounds show their condition and status before becoming part of the children assisted by the Bina Anak Pertiwi Foundation. The results of this research explain the social learning process experienced by fostered children through the social capital they have as part of their coaching process. These fostered children are known to have various types of social capital, such as bonding, bridging and linking. Researchers looked at what type of social learning the target children received, through the respective social capital they had. Based on the findings of this research, assisted children have their own social capital in each type. The ties that assisted children have with each type of social capital show close relationships and various forms of relationships and interactions. From this analysis, it was found that the role of teachers, coaches and friends as social capital triggers forms of social learning for children assisted by the Bina Anak Pertiwi Foundation during the coaching process. In more depth, the form of social learning experienced by assisted children is in the form of modelling and cognitive learning. This research did not find any indication of assisted children experiencing the insight learning process. Several causal factors such as lack of education and finances prevent insight learning from occurring."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Kamal Reza Malewa
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang pergerakan meruang musisi jalanan dan keterkaitannya antar sesamanya dan lingkungannya dengan kaitan penelitian ?Spatial History? yang telah dilakukan oleh Stanford University. Spatial History adalah sebuah proyek kolaboratif yang digunakan untuk menjelaskan lalu lintas aktifitas manusia ketika meruang dari satu titik awal hingga akhir dalam bentuk pemetaan ruang. Dengan begitu, dapat dilihat bagaimana musisi jalanan membuat teritori dalam lingkungannya ketika sedang bekerja. Penyusunan skripsi ini dilakukan pendekatan kualitatif dengan metode etnografis. Metode ini menekankan observer untuk melakukan studi lived experience yang meliputi 3 (tiga) cara yakni questioning, observing, dan experiencing.. Sedangkan teori yang digunakan ialah teori produksi ruang. Teori ini diharapkan dapat menjabarkan secara rinci pola perilaku musisi jalanan dari unsur budaya, pola perilaku, dan interaksi mereka dari waktu ke waktu dalam satu kesimpulan. Dengan menganalisa pergerakan, keterhubungan dan fleksibiltas mereka dimulai dari melihat lingkungan dimana mereka besar dan hidup bersama hingga tempat mereka berkarya serta mencari nafkah, diharapkan topik ini dapat melihat lebih jauh tentang keterhubungan dunia musisi jalanan sebagai komunitas informal dalam ruang lingkup urban secara terperinci

ABSTRAK
This thesis discusses about the spatial movement of street musicians and their relation with one another and their environment with based research named "Spatial History" that has been carried out by Stanford University. ?Spatial History? is a collaborative project that used to describe the traffic of human activity when moving (from the starting point to the end point) in the form of mapping space. And then, it can be seen how street musicians making territory in its environment while it is working.
By analyzing the (street musician) movement, connectivity and flexibility from where they started with their environment which they live together (with antother person) and where they work and earn some money to live, this thesis be expected can see more about connectivity in street musician?s world as informal communities within the scope of urban detailed."
2016
S63717
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Irfarinda
"Tesis ini membahas tentang timbulnya proses kepercayaan antara pemulung dan pengepul. Kepercayaan yang berkembang tersebut diketahui dapat membentuk kapital sosial di dalam hubungan kerja antara pemulung dan pengepul. Elemen kapital sosial selain kepercayaan juga ditemukan dalam penelitian ini, diantaranya unsur jaringan dan norma yang digunakan untuk memperlancar aktivitas jual beli antara pemulung dan pengepul.
Fokus penelitian ini adalah unsur percaya antara pemulung dan pengepul dan kontribusinya unsur percaya tersebut pada kelancaran aktivitas jual beli antara pemulung dan pengepul. Rasa saling percaya antara keduanya juga dianggap penting dalam rangka meningkatkan kapital sosial.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam hubungan kerja antara pemulung dan pengepul ini besar dipengaruhi oleh rasa saling percaya. Hubungan kerja kedua aktor ini dapat langgeng selain karena mendapat mutual benefit, keduanya juga sudah memiliki rasa saling percaya. Rasa percaya yang terjadi di antara kedua aktor semakin kuat, maka dapat meningkatkan unsur jaringan dan melonggarkan unsur norma, sehingga kapital sosial dapat dikatakan meningkat.

This thesis discusses the emergence of a trust process between scavengers and collectors. This growing belief is known to form social capital in the working relationship between scavengers and collectors. Elements of social capital other than trust are also found in this study, including the elements of networks and norms used to facilitate buying and selling activities between scavengers and collectors.
The focus of this study is the element of trust between scavengers and collectors and the contribution of these elements of trust in the smoothness of buying and selling activities between scavengers and collectors. The mutual trust between the two is also considered important in order to improve social capital.
The results showed that in the working relationship between scavengers and collectors is greatly influenced by mutual trust. The working relationship of these two actors can be lasting apart from having mutual benefit, they also have mutual trust. The trust between the two actors is getting stronger, it can increase the elements of the network and loosen the elements of the norm, so that social capital can be said to increase.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T51507
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lovina Aisha Malika Putri
"Sejak Pasca Krisis Keuangan Asia pada tahun 1997, Pemerintah Indonesia telah meluncurkan dua program pembangunan berbasis masyarakat yaitu Program Pengembangan Kecamatan dan Program Kemiskinan Perkotaan untuk mengentaskan kemiskinan, meningkatkan kondisi ekonomi, dan memperkuat institusi lokal. Dampak program pembangunan berbasis masyarakat terhadap modal sosial masih kurang diteliti di Indonesia, terlepas dari pentingnya modal sosial sebagai salah satu aspek yang relevan dalam pembangunan ekonomi. Program pembangunan berbasis masyarakat dapat meningkatkan atau memperburuk modal sosial, karena akan mendorong perilaku pro-sosial atau tidak meningkatkan proses pembangunan ekonomi karena faktor institusional yang kurang memadai. Penelitian ini melihat dampak program pembangunan berbasis masyarkat di Indonesia terhadap modal sosial jangka panjang dan partisipasi dalam kegiatan masyarakat. Melalui estimasi menggunakan data IFLS 2007 & 2014 dan Susenas 2009 & 2012, dengan metode Propensity Score Matching dan Difference-in-differences, kami menemukan bahwa program pembangunan berbasis masyarakat di Indonesia memiliki hasil yang beragam terkait perubahan hasil modal sosial dan partisipasi dalam jangka panjang. Kedua program memiliki dampak negatif dan signifikan terhadap modal sosial dan partisipasi, meskipun Program Kemiskinan perkotaan memiliki dampak positif terhadap modal sosial yang bersifat menjembatani.

Since the post-Asian Financial Crisis in 1997, Government of Indonesia launched two Community Driven Development (CDD) programs namely Kecamatan Development Program and Urban Poverty Program to alleviate poverty, increased livelihood, and strengthen the local institution. The impact of CDD Programs to social capital still tend to be understudied in Indonesia, regardless the importance of social capital as one relevant aspect in development economics. CDD Programs can improve or deteriorate the social capital, since it will induce pro-social behaviour or not developing the livelihood because of obstructive institutional factor. This paper assesses the impacts of Indonesia's CDD Programs on long-term social capital and participation in community activities. Using the IFLS 2007 & 2014 and Susenas 2009 & 2012 data, with Propensity Score Matching and Difference-in-differences Method, we found that CDD Programs in Indonesia had mixed results regarding changes in the outcome of social capital and participation over time. KDP and UPP Programs have a negative and significant impact on social capital and participation, albeit UPP Program has a positive impact on bridging social capital."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fathanah As'ad
"Forum Anak Kota Depok adalah wadah partisipasi anak dalam mewujudkan partisipasi anak-anak di tingkat lokal hingga nasional. Dalam hal ini, Forum Anak menghadapi tantangan seperti keterbatasan sumber daya dan partisipasi masyarakat yang minim. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan kapital sosial untuk mendukung kinerja Forum Anak. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan upaya pengembangan kapital sosial yang dilakukan oleh Forum Anak Kota Depok dalam menjalankan perannya, serta melihat manfaat dari upaya tersebut dalam memperkuat partisipasi anak di masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif untuk menggambarkan secara rinci elemen-elemen kapital sosial yang dimanfaatkan oleh Forum Anak Kota Depok. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan studi dokumen, dengan informan yang terdiri dari pengurus 2 orang Forum Anak dan 2 orang Fasilitator Forum Anak Kota Depok. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode induktif, melalui proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya pengembangan jaringan, norma, dan kepercayaan yang dilakukan oleh Forum Anak Kota Depok berkontribusi dalam mendukung kegiatan organisasi dan mencapai tujuan bersama. Dalam pengembangan jaringan, Forum Anak menciptakan lingkungan yang inklusif melalui pendekatan internal dan eksternal. Secara internal, kegiatan informal seperti menonton film bersama, berbincang santai, dan berfoto di photobox setelah acara resmi mempererat hubungan antar anggota dan membangun bonding social capital. Secara eksternal, Forum Anak aktif menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak untuk memperluas jaringan organisasi melalui bridging social capital, yang memberikan akses ke sumber daya baru dan mendukung keberlanjutan program. Dalam pengembangan norma, prinsip keterbukaan, profesionalitas, dan sopan santun menjadi panduan yang menciptakan lingkungan yang terbuka dan mendorong rasa saling percaya. Norma tersebut juga memperkuat identitas kolektif organisasi dan menjaga hubungan harmonis dengan pihak eksternal. Pengembangan kepercayaan dilakukan melalui komunikasi yang transparan, keberhasilan program berdampak nyata, dan interaksi konsisten dengan mitra eksternal, yang meningkatkan kredibilitas organisasi dan membuka peluang kolaborasi lebih luas. Manfaat dari pengembangan kapital sosial meliputi penguatan solidaritas internal, akses terhadap sumber daya, efisiensi pembagian tugas, dan peningkatan pengenalan organisasi di masyarakat. Kapital sosial membantu Forum Anak Kota Depok mengatasi tantangan seperti ketidakpercayaan masyarakat dan anggapan ketidakmampuan, dengan memperkuat hubungan strategis dan meningkatkan keberlanjutan organisasi.

The Children's Forum of Depok City serves as a platform for children's participation, aiming to enhance child involvement at local and national levels. The Forum faces challenges such as limited resources and low community participation. Consequently, the development of social capital is essential to support its performance. This study aims to describe the efforts of the Children's Forum in developing social capital and examine the benefits of these efforts in strengthening children's participation in society. A qualitative descriptive approach was employed to detail the elements of social capital utilized by the Forum. Data was collected through in-depth interviews and document reviews involving two board members of the Children's Forum and two facilitators. The data was analyzed using an inductive method, including data reduction, presentation, and conclusion drawing. The results indicate that the Forum develops networks, norms, and trust to support its organizational activities and goals. Internal network development includes informal activities, such as watching movies together and casual discussions, which strengthen relationships and build bonding social capital. Externally, the Forum collaborates with various stakeholders, such as government agencies and NGOs, to expand its network through bridging social capital, providing access to new resources and ensuring program sustainability. Norm development emphasizes openness, professionalism, and courtesy, fostering a trusting environment and reinforcing the Forum's collective identity. Trust is cultivated through transparent communication, impactful program outcomes, and consistent interactions with external partners, enhancing the organization's credibility and opening broader collaboration opportunities. The benefits of social capital development include strengthened internal solidarity, access to resources, task efficiency, and increased organizational recognition in society. Social capital enables the Forum to address challenges, such as public mistrust and perceptions of incompetence, by fostering strategic relationships and ensuring organizational sustainability."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radita Senja Maharani
"ABSTRAK
Dengan adanya media sosial konsumen saat ini dapat bertindak sebagai marketing
atau PR sehingga membuat perusahaan tidak lagi sebagai sumber utama
komunikasi sebuah brand. Pemasar atau perusahaan dapat memanfaatkan
komunitas online yang dibuat oleh pengguna atau anggota komunitas online, karena
banyak melibatkan topik yang berbeda, termasuk mengenai brand dan produk
dimana anggotanya saling berbagi pengetahuan, pengalaman dan diskusi mengenai
brand tersebut. Namun, tantangan terbesar dalam membina komunitas online
adalah penyediaan pengetahuan, serta kemauan untuk terus melanjutkan hubungan
dalam komunitas. Penelitian ini menyelidiki faktor yang memotivasi knowledge
sharing dalam komunitas online, dan meningkatkan hubungan yang berkelanjutan
dalam komunitas online (relationship continuity). Penelitian ini menggunakan teori
motivasi dan social capital, karena knowledge sharing dalam komunitas online
adalah proses sosial yang melibatkan interaksi pribadi di antara anggota. Social
capital terdiri dari structural capital (social interaction), relational capital
(identification, trust, reciprocity), dan cognitive capital (shared language dan
shared vision), motivasi terdiri dari, motivasi intrinsik (enjoyment in helping
others) dan ekstrinsik (rewards dan reputation). Metode analisis data dilakukan
dengan analisis deskriptif dan Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian ini
menemukan bahwa enjoyment in helping others, reputation, social interaction,
trust, reciprocity, dan shared language mempengaruhi knowledge sharing,
penelitian ini menemukan temuan menarik dimana rewards, identification, dan
shared vision tidak mempengaruhi knowledge sharing.

ABSTRACT
This study investigates the factors that motivate knowledge sharing within the
online community, and to continually improve sustainable relationships within the
online community. This study uses social capital theory and individual motivation,
because knowledge sharing in the online community is a social process involving
personal interaction among members, the individual psychology perspective and
sociology will be able to explain more about this behavior. Social capital consists
of structural capital (social interaction), relational capital (identification, trust,
reciprocity), and cognitive capital (shared language and shared vision), while the
motivation is divided into two, namely intrinsic motivation (enjoyment in helping
others) and extrinsic motivation (rewards and reputation). This research is
quantitative research, with respondent member of Female Daily community. Data
analysis method is done by descriptive analysis and Partial Least Square (PLS) to
prove hypothesis in this research. The results of this study found that enjoyment in
helping others, reputation, social interaction, trust, reciprocity, and shared language
influence knowledge sharing, but this research finds interesting findings where
rewards, identification, and shared vision do not affect knowledge sharing."
2017
T48414
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abdul Halim Sani
"Tesis ini membahas tentang Kapital Sosial dalam Organisasi Pelayanan; Studi Atas Pelayanan Sosial Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Penelitian ini, menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kapital sosial dalam KPAI kurang berjalan dengan baik. Hal ini dikarenakan, kapital sosial belum mampu membuat kinerja organisasi yang baik, sehingga pelayanan berjalan lambat. Namun dengan itu semua, keberadaan KPAI mulai dipertimbangkan secara politis dalam tingkatan nasional. Sedangkan fungsi kapital sosial dalam pelayanan sosial KPAI membantu proses perlindungan anak seperti, konseling, advokasi kebijakan agar ramah anak dan advokasi terhadap klien dalam meghadapi kasusnya melalui mitra KPAI.

This thesis discusses Social Capital in Social Organization; Study About Social Service of Indonesian Children Protection Council, by using a descriptive qualitative approach. The result of this research show that social capital in KPAI is not going well. It is because social capital in this institution less power to influence a good organization performance, then make the service going slowly. Nevertheles, the existence of KPAI began to be taken into account in national political arena. Beside of this, the function of social capital in social service of KPAI help the children protection process counseling, such as public policy advocay to be child-friendly policy and clients advocacy to face their cases through KPAI partner."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35559
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mortaza A Syafinuddin Hammada
"Kajian Penerapan Konsep Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan pada Sekolah Adiwiyata Mandiri di DKI Jakarta Konsep Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan Education for Sustainable Development sejak Konferensi Tingkat Tinggi KTT Bumi, Rio De Jeneiro, 1992 belum menunjukkan kemajuan sesuai harapan. Materi pendidikan lingkungan dan program sekolah berwawasan lingkungan juga sudah diluncurkan pemerintah karena pendidikan dipandang sebagai pengungkit kesadaran lingkungan yang lebih maju. Konsep yang terakhir dilaksanakan adalah Adiwiyata, sebuah penghargaan yang diberikan pemerintah kepada sekolah berbudaya lingkungan dengan harapan budaya lingkungan akan terbentuk di sekolah dan dapat berpengaruh kemasyarakat luas. Sejak pertama kali dilaksanakan tahun 2006, kini telah tercatat 290 sekolah yang memperoleh penghargaan nasional Adiwiyata, namun kenyataannya kesadaran dan budaya lingkungan di sekitar sekolah belum terwujud sesuai harapan, bahkan ada sekolah Adiwiyata yang mengalami penurunan kualitas.
Penelitian ini bertujuan membangun model pendidikan berbudaya lingkungan dengan memanfaatkan modal sosial, sebuah modal yang merupakan bagian dari konsep Daya Dukung Lingkungan Carrying Capacity. Berdasarkan analisis kualitatif, ditemukan bahwa program Adiwiyata mengandung modal sosial yang dapat digunakan untuk menerapkan pendidikan berbudaya lingkungan. Berdasarkan analisis deskriptif, ditemukan bahwa sekolah Adiwiyata Mandiri telah memanfaatkan modal sosialnya dalam penerapan konsep ESD Education for Sustainable Development . Berdasarkan kedua analisis tersebut maka konsep Adiwiyata dikembangkan menjadi sebuah model pendidikan berbudaya lingkungan yang optimal melalui pemanfaatan modal sosial.

A Study on Implementation of the Education for Sustainable Development Concept at AdiwiyataMandiri School in DKI Jakarta The Education for Sustainable Development is a concept which declared by Rio De Jeneiro Earth Summit in 1992. Since it declaration the expectation of the concept is not rich optimally yet. The enviromental education curriculum and all enviromental program of view also was launched as a leverage of environmental awareness. Adiwiyata is the government program to make an environmental culture of daily activity both in the school and community anrround it. Since the first of the launching until now there are 290 school are awarded national level of Adiwiyata, but in fact the expectation is not realized yet, even many school were quality degraded.
The objective of the research is to develop a model for environmental consciousness education with implementation of Social Capital. Social capital is one of the part of the concept of carrying capacity. According to the descriptive qualitative analysis the research found that the Adiwiyata program has been adopted criteria of the Education for SustanableDevelupment ESD to implement the environmental conscious eduacation. The research also found that the social capital of AdiwiyataMandiri school have been used to develop the environmental conscious and culture eduacation. According to all analysis the result of the research can develop The Adiwiyata Concept to be a model to optimalized an environmental education culture through application of social capital.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>