Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121979 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rakha Pratama Abdurrahman
"Penelitian kualitas dan karakteristik geokimia batuan induk dilakukan pada Formasi Bayah, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak, Banten. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan karakteristik dan kualitas dari batuan induk di Formasi Bayah dengan metode geokimia. Metode geokimia akan menghasilkan parameter batuan induk dalam kekayaan material organik, tingkat kematangan, serta tipe hidrokarbon yang dihasilkan. Sebanyak lima sampel singkapan yang diyakini berpotensi sebagai batuan induk kemudian dianalisis ke laboratorium untuk penyelidikan karakteristik geokimia.
Metode geokimia yang digunakan untuk menentukan kualitas dari batuan induk adalah Total Karbon Organik, Pirolisis Rock-Eval, dan Pantulan Vitrinit. Hasil TOC dari seluruh sampel tersebut, menunjukkan bahwa formasi Bayah memiliki kadar kekayaan organik yang sangat baik. Berdasarkan tingkat kematangan, perconto memiliki tingkat kematangan immature dengan kualitas kerogen tipe II – III serta lingkungan pengendapan berupa Transitional Zone-Lower Delta Plain. Diharapkan penelitian ini dapat membuka peluang baru bagi eksplorasi minyak dan gas bumi di daerah penelitian.

Characteristics geochemical research for source rock analyzes is located on Bayah Formation, Cihara District, Lebak Regency, Banten. The purpose of this study is to determine the characteristics and quality of the source rock in the Bayah Formation by geochemical methods. Geochemical methods will describe source rock parameters in the value of organic material, ranks of maturity, and the kerogen type. Five selected outcrop samples, consisting of black shale and coal, which believed to be potential source rock were analyzed in a laboratory for the investigation in geochemical characteristics. Geochemical methods applied to determine the qualities of the source rock are Total Organic Carbon, Rock-Eval Pyrolysis, and Vitrinite Reflectance.
The result from TOC analysis of Bayah formation showed all of the values are >1%, which means it has excellent organic matter. In comparison TOC, S2, and HI diagrams showing Bayah Formation have excellent source rock quality. For the thermal maturity level, Pyrolysis (Tmax) and VR analysis indicate Bayah Formation has immature maturity level with the quality of kerogen types II-III with Transitional Lower Delta Plain depositional environment. It can be concluded the Bayah Formation has a potential source rock.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, Johannes
"

Formasi Bayah merupakan salah satu formasi yang terdapat pada daerah penelitian di kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten dengan litologi batuan seperti batubara, batulempung dan batupasir. Metode penelitian menggunakan analisis maseral dan analisis polen untuk dapat menentukan umur batuan, sejarah geologi dan lingkungan pengendapan dari batuan tersebut. Analisis maseral merupakan analisis melalui kandungan organik seperti vitrinit, liptinit dan inertinit yang terdapat pada batubara sedangkan analisis polen merupakan analisis melalui jenis dan morfologi polen berdasarkan deskripsi yang dapat diamati melalui mikroskop. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lingkungan pengendapan terbentuknya batubara Pada analisis tersebut digunakan 2 sampel batubara dalam analisis maseral dan 1 sampel batubara serta 2 sampel batulempung digunakan dalam analisis polen. Pengambilan sampel batubara tersebut dilakukan melalui pemetaan geologi serta pengamatan langsung di lapangan yang ditemukan di Desa Sukajadi, Desa Bukitsanggo dan Desa Pasirakmin melalui singkapan yang terdapat di area penelitian. Melalui sampel tersebut, dapat diketahui hasil analisis yang dilakukan adalah pada analisis maseral sampel batubara KP-01 dan KP-02 maka ditemukan maseral vitrinit lebih dominan yaitu 93,4%Vol KP-01 dan 88%Vol KP-02 dibandingkan maseral lain. Berdasarkan analisis maseral, Lingkungan pengendapan dari KP-01 yaitu telmatik, KP-02 yaitu marsh sedangkan analisis polen menunjukkan KP-03 memiliki lingkungan pengendapan yaitu lower delta plain.


Bayah Formation is one of the formations found in the research area in Panggarangan sub- district, Lebak Regency, Banten Province with rock lithology such as coal, claystone, and sandstone. The research method uses the analysis of maceral and pollen analysis to determine the age of the rock, the geological history and the depositional environment of the rock. Maceral analysis is an analysis through organic content such as vitrinite, liptinite and inertinite contained in coal while pollen analysis is an analysis through the type and morphology of pollen based on the description that can be observed through a microscope. The purpose of this research is to determine of coal depositional environment. In this analysis, two samples of coal were used in the maceral analysis, one sample of coal and two samples of clay were used in pollen analysis. The coal sampling was carried out through geological mapping and direct observation in the field found in Sukajadi Village, Bukitsanggo Village and Pasirakmin Village through outcrops in the research area. Through this sample, it can be seen that the results of the analysis carried out on the maceral analysis of coal samples KP-01 and KP-02 then found that vitrinite is more dominant, that is 93,4% Vol KP-01 and 86% Vol KP-02 compared to other macerals. Based on maceral analysis, the depositional environment of sample KP-01 is meander river, KP-02 is marsh while pollen analysis show KP-03 has a depositional environment that is lower delta plain.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriyanie Bren
"ABSTRAK
Integrasi data seismik dan log sumur dilakukan pada dataset lapangan Blackfoot
untuk mengidentifikasi penyebaran litologi dan porositas pada zona target
reservoar tipis di lapangan ini. Integrasi dilakukan menggunakan analisa inversi
dan multi-atribut seismik. Dengan inversi seismik, tras seismik dapat diubah
menjadi volume impedansi akustik yang kemudian dikonversikan menjadi
porositas dengan suatu asumsi sedangkan dengan multiatribut seismik, volume
porositas dapat diprediksi dengan transformasi linier dan non-linier antara properti
log sumur dengan serangkaian atribut seismik.
Tiga jenis metoda inversi impedansi akustik diterapkan pada dataset yaitu inversi
rekursif, linear programming sparse-spike (LPSS) dan model-based. Hasil inversi
kemudian dibandingkan satu sama lain melalui parameter cross correlation dan
error log. Hasil dari inversi yang berbeda-beda ini secara konsisten menunjukkan
reservoar dengan impedansi rendah didalam channel pada kedalaman kurang lebih
1060ms pada domain waktu. Inversi berbasiskan model menunjukkan pencitraan
yang lebih baik dan koefisien korelasi yang paling tinggi (99.8%) dibandingkan
kedua jenis inversi lainnya. Karenanya, hasil inversi impedansi akustik modelbased
ini kemudian digunakan sebagai atribut eksternal pada analisa multi-atribut.
Volume pseudo porositas dibuat dari fungsi regresi dari crossplot hubungan
impedansi akustik hasil inversi dengan log porositas yang tersedia pada setiap
sumur.
Analisa multi-atribut digunakan untuk menghasilkan transformasi linier maupun
non-linier antara properti log sumur?dalam hal ini adalah log impedansi akustik,
densitas dan porositas?dengan serangkaian atribut seismik. Untuk model linier,
dipilih transformasi pembobotan linear step-wise regression (SWR) yang
diperoleh dari minimisasi least-square. Untuk mode non-linier probabilistic
neural networks (PNN) di-training menggunakan atribut pilihan dari transformasi
SWR sebagai input. PNN dipilih sebagai network yang akan diterapkan pada
dataset karena umumnya menunjukkan korelasi yang lebih baik dan mempunyai
algoritma matematis yang lebih sederhana.

Abstract
Integration of seismic and well log data of Blackfoot field dataset was conducted
to identify the distribution of lithology and porosity of an interest thin reservoir
zone in this field. The integration has been done using seismic and multiattribute
analyses. With seismic inversion, seismic trace can be changed into acoustic
impedance which represent the physical property of the reservoir layer and then
converted to be a porosity volume. With seismic multiattribute, log property
volumes are predicted using linear or non-linear transformations between log
properties and a set of seismic atrributes.
Three types of seismic inversion have been applied to the dataset i.e. recursive
inversion, linear programming sparse-spike (LPSS) inversion and model-based
inversion. The results then were compared each other through cross correlation
and error log parameters. The difference inversion results show clearly the
reservoir with its related low impedance within a channel at the depth of 1550m or
moreless at 1060ms in time domain. The model-based inversion result shows
smoothed image and the highest correlation coefficient (99.8%) compared to two
other inversions. Therefore, the acoustic impedance of model-based inversion
result was used for external attribute in multiattribute analyses. Pseudo-porosity
volume was produced from regression function of a crossplot between the
acoustic impedance as an inversion result with the original porosity log.
Multiattribute analyses were used to derive a relationship between well log
properties i.e. acoustic impedance, density and porosity logs?and a set of seismic
attributes. The derived relationship can be linear (using step-wise regression
transformation) or non-linear (using probabilistic neural network transformation).
PNN is chosen as a network trained for final dataset because in general it shows
better correlations and simpler matematic algorithms. The reliability of derived
relationship is determined by cross-validation test."
2011
T31945
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Al Hussein Flowers Rizqi
"ABSTRAK
Daerah penelitian termasuk dalam fisiografi Pegunungan Kulon Progo sebelah timur, tepatnya di Sungai Niten, Kecamatan Giripurwo, Kulon Progo, DIY. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi struktur geologi dan hubungan stratigrafi Formasi Andesit Tua dan Formasi Sentolo. Metode penelitian meliputi pengamatan data struktur geologi meliputi data kekar dan sesar sedangkan data stratigrafi menggunakan metode pengukuran stratigrafi (MS) yang dilakukan di Formasi Andesit Tua bagian atas dan pada Formasi Sentolo bagian bawah. Berdasarkan hasil pengolahan data, sesar utama pada daerah penelitian adalah Right Slip Fault, dengan besaran rake yang didapat 5odan net slip N 340 oE. Bidang sesar utama memiliki arah dan kemiringan N 335o E / 55o. Arah gaya utama sesar diperoleh dari pembacaan (σ1) pada sesar utamayaitu didapatkan 50o, N 220oE, sesuai dengan arah umum extensional fracture yang berarah timurlaut-baratdaya. Pengaruh struktur geologi berupa sesar mendatar Mengkanan Niten, memotong satuan Breksi Andesit dan Batupasir Tufan karbonatan. Intepretasi pada peta geologi daerah penelitian terdapat offset pelamparan bukit di timur Sungai Niten. Offset bukit tersebut dikontrol oleh pergerakan Sesar Mendatar Mengkanan Niten. Hal itu didukung dengan sebaran satuan Breksi Andesit melampar hingga ke selatan di sebuah bukit kecil, sebelah timur Sungai Niten. "
Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M) STTA, 2019
600 JIA XI:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Fitriana Walidah
"Besarnya ambiguitas dan kemungkinan dalam pemetaan bawah permukaan merupakan alasan utama dalam pengaplikasian berbagai macam teknik-teknik pemetaan untuk mendapatkan kemungkinan model bawah permukaan terbaik yang paling logis dan bisa digunakan untuk mendekati kondisi yang sebenarnya. Teknik analisa dan Pemodelan data gayaberat pada penelitian ini diaplikasikan untuk memastikan keberadaan struktur terumbu karbonat dari Formasi Kujung yang diidentifikasi sebagai struktur sembulan pada penampang seismik, dan pada penampang MT merupakan high resistivity zone.
Berdasarkan kondisi geologi dan karakteristiknya, struktur karbonat ini diasumsikan akan mempunyai kontras densitas yang sangat baik dengan litologi batuan disekitarnya sehingga hasil pemodelan data gayaberat yang dikorelasikan dengan data-data geofisika lainnya ini, dapat dengan baik untuk digunakan dalam mendekati kondisi bawah permukaan area FW1807 dan dapat mengkonfirmasi keberadaan Kujung carbonates reservoir dalam bentuk terumbu karbonat yang berada pada kedalaman sekitar 2000-3000 m. tepat diatas basement.

The high ambiguity and the probability in subsurface mapping are the main reason for the application of many mapping techniques in order to get the best logical subsurface probability and also to approach the geological condition. Gravity analysis technique and modeling in this study are applied to ensure the presence of carbonate reef from Kujung Formation which is identified as an anticline at seismic section and from MT section as a high resistivity zone.
Based on geological condition and geological characterization, the carbonate structure is assumed will have a good density contrast compare with the surrounding lithology. The quality of gravity modeling which is correlate with others geophysical data, can well approach the subsurface condition of "FW1807" and can confirm the presence of Kujung carbonat reservoir in the form of carbonate reef at depth between 2000-3000 m. just above the basement.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S42925
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Ramadhan
"Telah dilakukan studi pemetaan distribusi reservoar dengan menggunakan metode inversi seismik. Pemetaan distribusi reservoar dilakukan dengan melihat persebaran dari nilai Acoustic Impedance (AI). Nilai AI didapatkan dengan melakukan metode inversi AI dengan masukan data seismik 3D Post-Stack dan kontrol dari empat buah sumur. Metode inversi yang digunakan adalah inversi bandlimited dan inversi spare-spike.
Hasil proses inversi yaitu peta persebaran AI yang akan diidentifikasi sebagai distribusi reservoar pada tiga horizon (FS8, FS7, dan FS4). Lapangan F3 terletak di sektor laut utara Belanda. Lapangan ini memiliki potensi akumulasi hidrokarbon yang dangkal. Hal ini diindikasikan dengan keberadaan fenomena bright spots dan gas chimney pada penampang seismik.
Berdasarkan hasil persebaran nilai AI dan porosity untuk ke tiga horizon, daerah prospek terdapat pada bagian tengah mengarah ke bagian timur daerah penelitian.

The studied of reservoir distribution mapping using seismic inversion methods have been conducted. Reservoir distribution mapping was conducted by looking at the distribution Acoustic Impedance’s (AI) values. AI valeus were obtained by the AI inversion method with input from 3D Post Stack Time Migration (PSTM) seismic data and control from four wells. Inversion Methods that have been used are band limited inversion and spare spike inversion.
The results of inversion process are AI distribution map which will be indentified as a distribution reservoir on three horozons (FS8, FS7, and FS4). F3 field was located on the Dutch sector of the North Sea. This field has shallow potential of hydrocarbon accumulation. This was indicated by the phenomenon's presence of gas chimney and the bright spot on the seismic section.
Based on the results of AI distribution and porosity values on those horizons, the prospect area were located on the middle leads to the eastern part of the study area.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52615
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Sutrisno
"Data produksi menunjukkan bahwa bagian utara WW adalah area utama dimana sampai saat ini sekitar 90 persen produksi uap (steam) dihasilkan. Selain itu beberapa indikasi menunjukkan adanya sumberdaya di bagian utara ini belum dieksploitasi secara maksimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan studi karakterisasi sumberdaya di bagian utara WW, yaitu di sekitar kompleks Gunung Malabar sampai dengan area Gunung Gambung. Daerah penelitian yang berada di bagian utara lapangan WW merupakan sistem panasbumi dominasi uap yang memiliki lapisan reservoir dominasi uap setebal ±500 m di atas zona dominasi air. Sistem ini tidak terkait dengan batuan intrusi di bawah Kompleks Gunung Malabar. Batuan intrusi ini bukan merupakan sumber panas, dan keberadaannya cenderung menyebabkan permeabilitas yang terbatas di area sekitarnya. Reservoir dominasi uap di bagian utara terkait dengan zona alterasi propylitic pada Formasi Dogdog yang merupakan fasies medial dari pusat-pusat erupsi di timur dan barat Gunung Malabar. Lapisan penudung di bagian utara terkait dengan zona alterasi argillic pada Formasi Malabar yang merupakan fasies sentral-proksimal dari Gunung Malabar. Puncak reservoir rata-rata berada pada elevasi 1050-1100 mdpl, yang menurun ke arah selatan di sumur-sumur WWQ. Sedangkan brine level teramati pada elevasi 400-600 mdpl.

Production data shows that the Northern Part of WW field is the main area where currently almost 90% steam was produced. Moreover, several data indicated that the area has additional potential resource which has not been exploited yet. Therefore, comprehensive resource characterization in that particular area is needed, especially around Gunung Malabar and Gunung Gambung. Area of study in this thesis is located in the northern part of WW which is vapor-dominated system with ±500 m thick steam cap layer above water dominated reservoir. This system is not related with intrusion body beneath Gunung Malabar Complex. The occurrence of intrusion body tends to limit the permeability in country rock rather than act as the heat source for the system. Vapor-dominated reservoir in this area is related with propylitic alteration zone within Dogdog Formation, the medial facies from several older eruption centers in the eastern and western side of Gunung Malabar. The capping layer is related with argillic alteration zone in Malabar Formation, which is central-proximal facies from Gunung Malabar. In average, top of the reservoir reside at 1050-1100 m above sea level, and descending toward the south, while the brine level is observed at 400-600 m above sea level."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T43645
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bloom, Arthur L.
New Delhi: Prentice Hall of India, 1979
551.4 BLO g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hutahaean, Benita Aryani
"Pusuk Buhit adalah salah satu lapangan di Indonesia dengan potensi geotermal, dibuktikan oleh keberadaan fumarole, hot spring, dan cold spring. Penelitian bertujuan membangun model konseptual yang menggambarkan komponen-komponen sistem geotermal fokus wilayah penelitian yang belum ada sebelumnya, menggunakan data primer geofisika dan data sekunder geologi dan geokimia. Inversi 3-dimensi magnetotellurik mampu menggambarkan komponen sistem geotermal dari variasi resistivitas. Claycap memiliki resistivitas 0-16 Ωm, reservoir 16-80 Ωm, dan basement 80-300 Ωm, dengan pola updoming di antara basement diduga sebagai sumber panas. Model gravitasi 2-dimensi digunakan untuk mengkonfirmasi jalur fluida ke zona reservoir dan nilai densitas dari komponen sistem geotermal, dengan lapisan piroklastik densitas 1.92 gr/cc, batuan gamping 2.3-2.4 gr/cc, dan batuan dasar metamorf 2.7 gr/cc, yang menunjukkan korelasi dengan model magnetotellurik. Kedua metode didukung data geologi yang menunjukkan korelasi antara struktur dengan manifestasi permukaan, serta data geokimia yang menunjukkan fluida reservoir bertipe bikarbonat, suhu di reservoir 240-270°C, dan pergerakan fluida lateral ke arah manifestasi air, serta upflow menuju fumarole. Integrasi data menunjukkan area prospek geotermal berada di bawah lapisan batuan teralterasi konduktif di antara struktur graben wilayah penelitian.

Pusuk Buhit is one of the fields in Indonesia with geothermal potential, evidenced by the presence of fumaroles, hot springs, and cold springs. The research aims to build a conceptual model depicting the components of the geothermal system in the focus area, which has not been previously studied, using primary geophysical data and secondary geological and geochemical data. The 3-dimensional magnetotelluric inversion can illustrate the geothermal system components based on resistivity variations. The clay cap has a resistivity of 0-16 Ωm, the reservoir 16-80 Ωm, and the basement 80-300 Ωm, with an updoming pattern within the basement suspected to be the heat source. A 2- dimensional gravity model is used to confirm fluid pathways to the reservoir zone and the density values of the geothermal system components, with pyroclastic layers having a density of 1.92 gr/cc, limestone 2.3-2.4 gr/cc, and metamorphic basement rocks 2.7 gr/cc, which show correlation with the magnetotelluric model. Both methods are supported by geological data showing a correlation between structures and surface manifestations, as well as geochemical data indicating bicarbonate-type reservoir fluids, reservoir temperatures of 240-270°C, lateral fluid movement towards water manifestations, and upflow towards fumaroles. Data integration indicates that the geothermal prospect area is located beneath the conductive altered rock layer within the graben structures of the study area.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuraiman Febiansyah
"Gunung Endut merupakan salah satu gunung yang berada pada Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Daerah Gunung Endut didominasi oleh batuan vulkanik kuarter produk Gunung Endut, Sedimen tersier dari Formasi Bojongmanik dan batuan intrusi tersier. Formasi Bojongmanik tersusun atas batupasir tufan, batulempung, konglomerat, dan sisipan batubara muda. Sisipan batubara pada Formasi Bojongmanik memiliki ketebalan sekitar 2cm – 2m. Karakteristik batubara Formasi Bojongmanik pada daerah penelitian masih belum diketahui. Oleh karena itu, hal ini penting dilakukan untuk mengkarakterisasi batubara agar dapat mengetahui kualitas dari batubara tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi batubara dari Formasi Bojongmanik di daerah Gunung Endut menggunakan analisis batubara maseral, analisis proksimat, dan analisis ultimat. Lima sampel batubara dari darah penelitian telah dikumpulkan dan dianalisis. Analisis petrografi menunjukkan bahwa empat dari lima sampel menunjukkan bahwa lingkungan pengendapan dari batubara tersebut merupakan rawa yang masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut, sehingga kualitas batubara buruk. Tetapi ada satu sampel batubara yang memiliki kualitas cukup baik namun tetap memiliki kandungan abu yang cukup tinggi, yaitu sampel batubara yang berada cukup dekat dengan intrusi batuan beku. Selain itu, hasil analisis proksimat dan ultimat menunjukkan bahwa hampir seluruh sampel memiliki kandungan abu yang tinggi dan mineral pirit yang cukup banyak sehingga menyebabkan nilai kalori batubara pada daerah ini buruk. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kualitas batubara pada daerah penelitian ini memiliki kualitas yang buruk namun terdapat satu sampel batubara yang memiliki kualitas yang cukup baik.

Gunung Endut is a mountain positioned in Lebak Regency, Banten Province. The region is consisted of Quarternary volcanic rocks of Gunung Endut and Tertiary Bojongmanik Formation. The Bojongmanik Formation consisted of tuf f aceous sandstone, mudstone, conglomerate, and intercalation of young coal, with thickness from 2cm to 2 m. The coal characteristic s of Bojongmanik formation in study area are still not well known. Therefore, its important to characterise the coal in order to understand its quality.
This study attempted to characterise the coal from the Bojongmanik Formation in the Endut Mountain Area using coal maceral analysis, proximate analysis, and ultimate analysis. Five coal samples from the study area have been collected and analysed. Petrographic analysis indicate that four of the five samples has swamp depositional environment that was still affected by tidal sea water, causing the poor coal quality. However, there is one sample of coal that has a fairly good quality althoughstill has a fairly high ash content, which is a coal sample that is quite close to igneous intrusion. In addition, the results of the proximate and ultimate analysis showed that almost all samples had high ash content and pyrite minerals which caused the calorific value of coal in this area is poor. From these results, it can be concluded that the quality of coal in this study area is poor but there is one sample of coal still has a fairly good quality.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>