Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146592 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Deviana Widyasari
"The internship report aims to evaluate the expenditure cycle in inventory purchasing at PT ABC. PT ABC is a company which acts as a general distributor of a sandwich spread brand in Indonesia. The expenditure cycle at PT ABC starts from the process of purchasing inventory, receiving ordered items, receiving and reviewing vendor invoices, and disbursing cash. This internship report focuses on the explanation of each activity, threats in each activity, and controls to mitigate the threats in the expenditure cycle in inventory purchasing at PT ABC. The evaluation process is based on the assigned work during the internship period. The evaluation is carried out referring to the theory of expenditure cycle in Romney and Steinbart (2016). Overall, the practice of expenditure cycle at PT ABC has been in accordance with the theory of expenditure cycle in Romney and Steinbart (2016). PT ABC has also identified the threats that may occur from each activity in the expenditure cycle and implemented adequate control to mitigate the threats. However, there are still several obstacles which cause the expenditure cycle at PT ABC to not run effectively. The internship experience has facilitated the author to have a selfreflection regarding hard and soft skills which has been going well, as well as those which still need to be improved. There are several plans as follow-up actions of the author’s self-reflection, such as improving technical skills through online course for Microsoft Excel and real-life practice by working at consulting firm, broadening accounting knowledge by pursuing a master’s degree abroad, and taking certifications once eligible.

Laporan magang ini bertujuan untuk mengevaluasi siklus pengeluaran dalam pembelian barang persediaan pada PT ABC. PT ABC merupakan perusahaan yang bergerak di bidang distribusi selai di Indonesia. Siklus pengeluaran PT ABC terdiri dari tahap pemesanan, penerimaan barang, verifikasi invoice, dan pengeluaran kas. Fokus pembahasan laporan ini adalah tahapan, kendala, dan pengendalian untuk memitigasi kendala pada siklus pengeluaran dalam pembelian barang di PT ABC. Proses evaluasi didasarkan pada pekerjaan yang diberikan selama proses magang dilaksanakan. Evaluasi dilakukan mengacu kepada teori siklus pengeluaran Romney dan Steinbart (2016). Secara keseluruhan, praktek siklus pengeluaran di PT ABC sudah sesuai dengan teori siklus pengeluaran Romney dan Steinbart (2016). PT ABC juga telah mengetahui kendala yang mungkin terjadi dari setiap tahapan siklus pengeluaran, dan mengimplementasi pengendalian internal ke dalam sistem mereka saat ini. Namun, masih terdapat beberapa kendala yang menyebabkan siklus pengeluaran di PT ABC belum berjalan secara efektif. Pengalaman magang membantu penulis sadar akan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki dan yang masih perlu untuk dikembangkan. Terdapat beberapa rencana sebagai bentuk tindak lanjut dari refleksi diri penulis, yaitu meningkatkan kemampuan teknis melalui kursus daring Microsoft Excel dan praktek langsung dalam dunia kerja di perusahaan konsultan, memperluas pengetahuan mengenai akuntansi dengan mengambil pendidikan magister di luar negeri, dan mengambil sertifikasi setelah memenuhi syarat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Deviana Widyasari
"Laporan magang ini bertujuan untuk mengevaluasi siklus pengeluaran dalam pembelian barang persediaan pada PT ABC. PT ABC merupakan perusahaan yang bergerak di bidang distribusi selai di Indonesia. Siklus pengeluaran PT ABC terdiri dari tahap pemesanan, penerimaan barang, verifikasi invoice, dan pengeluaran kas. Fokus pembahasan laporan ini adalah tahapan, kendala, dan pengendalian untuk memitigasi kendala pada siklus pengeluaran dalam pembelian barang di PT ABC. Proses evaluasi didasarkan pada pekerjaan yang diberikan selama proses magang dilaksanakan. Evaluasi dilakukan mengacu kepada teori siklus pengeluaran Romney dan Steinbart (2016). Secara keseluruhan, praktek siklus pengeluaran di PT ABC sudah sesuai dengan teori siklus pengeluaran Romney dan Steinbart (2016). PT ABC juga telah mengetahui kendala yang mungkin terjadi dari setiap tahapan siklus pengeluaran, dan mengimplementasi pengendalian internal ke dalam sistem mereka saat ini. Namun, masih terdapat beberapa kendala yang menyebabkan siklus pengeluaran di PT ABC belum berjalan secara efektif. Pengalaman magang membantu penulis sadar akan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki dan yang masih perlu untuk dikembangkan. Terdapat beberapa rencana sebagai bentuk tindak lanjut dari refleksi diri penulis, yaitu meningkatkan kemampuan teknis melalui kursus daring Microsoft Excel dan praktek langsung dalam dunia kerja di perusahaan konsultan, memperluas pengetahuan mengenai akuntansi dengan mengambil pendidikan magister di luar negeri, dan mengambil sertifikasi setelah memenuhi syarat.

The internship report aims to evaluate the expenditure cycle in inventory purchasing at PT ABC. PT ABC is a company which acts as a general distributor of a sandwich spread brand in Indonesia. The expenditure cycle at PT ABC starts from the process of purchasing inventory, receiving ordered items, receiving and reviewing vendor invoices, and disbursing cash. This internship report focuses on the explanation of each activity, threats in each activity, and controls to mitigate the threats in the expenditure cycle in inventory purchasing at PT ABC. The evaluation process is based on the assigned work during the internship period. The evaluation is carried out referring to the theory of expenditure cycle in Romney and Steinbart (2016). Overall, the practice of expenditure cycle at PT ABC has been in accordance with the theory of expenditure cycle in Romney and Steinbart (2016). PT ABC has also identified the threats that may occur from each activity in the expenditure cycle and implemented adequate control to mitigate the threats. However, there are still several obstacles which cause the expenditure cycle at PT ABC to not run effectively. The internship experience has facilitated the author to have a self-reflection regarding hard and soft skills which has been going well, as well as those which still need to be improved. There are several plans as follow-up actions of the author’s self-reflection, such as improving technical skills through online course for Microsoft Excel and real-life practice by working at consulting firm, broadening accounting knowledge by pursuing a master’s degree abroad, and taking certifications once eligible."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Farid Yudhistira
"Penelitian ini membahas pengelolaan persediaan yang ada di PT. Foseco Indonesia, sebuah perusahaan global yang memiliki kantor pusat di London, Inggris. Ada tiga jenis barang yang dimiliki oleh PT. Foseco Indonesia yaitu raw material, finished goods dan trading goods, dimana trading goods berkontribusi sebesar 50% dari total nilai barang. Dalam pengelolaan persediaan trading goods belum tersedia klasifikasi sehingga pengelolaan persediaan belum dilakukan dengan optimal. Selain itu tidak tercapainya target perusahaan untuk OTIF, NSMI, trade working capital serta inventory days menjadikan pengelolaan trading goods menjadi krusial. Tujuan penelitian adalah untuk melakukan klasifikasi terhadap persediaan trading goods dengan pendekatan ABC-XYZ analysis. Kemudian menyusun kebijakan persediaan sesuai klasifikasi dari setiap trading goods, dan melakukan simulasi terkait hasil ABC-XYZ analysis untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kinerja persediaan trading goods. Metode yang digunakan adalah integrated ABC-XYZ Analysis dengan menggunakan data primer berupa hasil wawancara dengan pihak yang terlibat dalam pengelolaan persediaan serta data sekunder perusahaan pada tahun 2019 terhadap 160 jenis trading goods. Hasil pengelompokan menunjukkan ada 22 barang termasuk kelompok AX, 10 barang termasuk kelompok AY, 5 barang termasuk kelompok AZ, 8 barang termasuk kelompok BX, 27 barang termasuk kelompok BY, 15 barang termasuk kelompok BZ, 6 barang termasuk kelompok CY dan 66 barang termasuk kelompok CZ. Pengelompokan tersebut kemudian digunakan sebagai panduan dalam menentukan periode review dalam pembelian di masa depan. Dan hasil simulasi menunjukkan bahwa pengelolaan persediaan di PT.Foseco Indonesia masih belum efektif dan diperlukan perbaikan kebijakan persediaan dan kerjasama pihak yang terlibat.

This study discusses inventory management at PT. Foseco Indonesia, a global company headquartered in London, England. There are three types of goods owned by PT. Foseco Indonesia, namely raw materials, finished goods and trading goods, where trading goods contribute 50% of the total value of goods. There is no classification for trading goods inventory so that inventory management cannot be carried out optimally. In addition, the company's failure to achieve its targets for OTIF, NSMI, trade working capital and inventory days makes the management of trading goods crucial. The purpose of this research is to classify the inventory of trading goods with the ABC-XYZ analysis approach. Then formulate an inventory policy according to the classification of each trading goods, and perform simulations related to the results of ABC-XYZ analysis to determine its effect on the performance of the trading goods inventory. The method used is the integrated ABC-XYZ Analysis using primary data in the form of interviews with parties involved in inventory management as well as company secondary data in 2019 on 160 types of trading goods. The grouping results show that there are 22 items including group AX, 10 items including group AY, 5 items including group AZ, 8 items including group BX, 27 items including group BY, 15 items including group BZ, 6 items including group CY and 66 items including CZ group. The grouping is then used as a guide in determining the review period for future purchases of goods. And the simulation results show that inventory management at PT. Foseco Indonesia is still not effective, so improvements are needed on inventory policies and cooperation from the parties involved."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Hadi Harsongko
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dania Amani Yapono
"Tesis ini bertujuan untuk menganalisis pengelolaan persediaan di UMKM X dan menjabarkan fakta-fakta terkait fungsi pengelolaan pada proses perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan pencatatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan metode penelitian berupa studi literatur, obervasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat kelemahan dalam pengelolaan persediaan di UMKM X. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan perbaikan pengelolaan persediaan pada tahap perencanaan berupa analisis klasifikasi ABC. Analisis klasifikasi ABC (Always, Better, Control) merupakan metode Pareto yang dapat digunakan untuk menentukan prioritas penanganan tanaman hias sehingga UMKM X dapat berfokus pada jenis tanaman yang kritis. Penelitian ini juga merekomendasikan pengelolaan persediaan pada proses selanjutnya dengan menggunakan metode peramalan Moving-Average, SKU, safety stock dan reorder point. Hasil penelitian belum tentu dapat diterapkan pada perusahaan lain dengan pola permintaan maupun pada perusahaan dengan industri berbeda. Selain itu, keterbatasan penelitian ini adalah sampel yang digunakan hanya persediaan tanaman hias sebagai barang dagang.

This thesis aimed to analyze inventory management in MSME X and describe facts related to inventory management in the planning, receiving, storage, distribution and recording processes. This research uses a case study approach with research methods in the form of literature studies, observations and interviews. The results show that there are still weaknesses in inventory management in MSME X. Therefore, this study recommends improving inventory management at the planning stage in the form of ABC classification analysis. ABC (Always, Better, Control) classification analysis is a Pareto method that can be used to determine priorities for handling ornamental plants so that MSME X can focus on critical plant species. This study also recommends inventory management in the next process using the Moving-Average, SKU, safety stock and reorder point forecasting methods. The research results may not necessarily be applied to other companies with demand patterns or to companies with different industries. In addition, the limitation of this study is that the sample used is only supplies of ornamental plants as merchandise."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harya Samudra
"Laporan magang ini bertujuan untuk menganalisis manajemen persediaan barang dagang di suatu perusahaan e-commerce, yaitu PT ASD. PT ASD adalah salah satu perusahaan e-commerce terbesar di Indonesia berdasarkan Gross Merchandise Value (GMV). Selain sebagai platform, PT ASD juga memiliki dan menjual persediaan barang dagangnya sendiri. Persediaan barang dagang PT ASD berjumlah 12.000 jenis yang terdiri dari 700.000 unit barang. Berdasarkan hasil pelaksanaan tiga stock opname pada bulan Oktober 2018 hingga Desember 2018, ditemukan terdapat tiga masalah pada manajemen persediaan barang dagang PT ASD. Ketiga masalah tersebut yaitu: (1) selisih (discrepancies) antara jumlah barang yang tercatat pada sistem dengan jumlah aktual, (2) slow-moving inventories, (3) backlog pada pengiriman barang dari gudang. Kemudian penulis menganalisis dan mengidentifikasi kemungkinan penyebab dari masalah tersebut dengan menggunakan kerangka manajemen risiko dan pengendalian internal, serta melakukan benchmarking dengan best practice manajemen persediaan barang dagang dari DiCentral Inc. (2017). Hasil analisis menunjukkan bahwa PT ASD telah menerapkan prosedur manajemen persediaan barang dagang yang sesuai dengan panduan dari DiCentral (2017). Namun, masih terdapat kelemahan pada pengawasan dan faktor sumber daya manusia sehingga terjadi masalah-masalah seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Karena itu penulis memberikan rekomendasi untuk memperbaiki masalah-masalah tersebut.

The purpose of this internship report is to analyze the inventory management of PT ASD, an e-commerce company. PT ASD is one of the biggest e-commerce company in Indonesia based on Gross Merchandise Value (GMV). Aside of being a platform, PT ASD also owns and sells their own merchandise inventory. PT ASD have 12.000 type of inventories which comprised of 700.000 units. According to the results of 3 stock opnames conducted on October 2018 to December 2018, the author found that there are three problems in PT ASD inventory management. These three problems are: (1) discrepancies between the number of goods recorded in the system and the number of goods that are actually stored in the warehouse, (2) slow-moving inventories, (3) backlog at the shipping process from warehouse. Afterwards, the author analyzed and identified the possible source of the problems by using risk management and internal control frameworks and performing benchmarking analysis with inventory management best practice from DiCentral Inc. (2017). The result of the analysis showed that PT ASD have implemented its inventory management in accordance to the guidance from DiCentral (2017). However, there are still some weaknesses in their monitoring and human resources so that the problems previously stated occur. For that reason, the author provided recommendations on how to address the problems."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adiati Hardjanti
"ABSTRAK
Perusahaan komputer Amerika menunjuk suatu perusahaan jasa
komputer nasional sebagai agen untuk menangani pemasaran produk serta
jasa sistem informasinya di Indonesia, sesuai dengan peraturan pemerintah
pada tahun 1968 yaitu UU no.6/1968 yang mengharuskan semua
perusahaan asing yang bergerak dibidang perdagangan barang dan jasa
untuk mengalihkan usaha mereka kepada perusahaan nasional menjelang
akhir 1977.
Hasil penjualan selama empat tahun berturut-turut mulai tahun 1991
sampai dengan tahun 1994 berkisar antara Rp.170 - Rp.185 milyar dan
prosentasi persediaan dibandingkan dengan total asset secara
keseluruhan berkisar antara 18 % -22 %.
Untuk menjamin kelangsungan pemasaran produk dan jasa-jasanya,
perusahaan berusaha menjalankan pengendalian terhadap persediaan sebaik
mungkin dengan didukung oleh sistem informasi yang terintegrasi dan
melakukan pengawasan secara kontinue (berkesinambungan). Meskipun
ada perbaikan, nilai persediaan dalam neraca untuk empat tahun ini masih
belum menunjukkan angka yang menggembirakan. Hal ini dapat dilihat
dari pengamatan secara langsung digudang-gudang perusahaan dan
laporan yang ada mengenai persediaan. Produk-produk yang seharusnya
tidak menjadi persediaan, ternyata berada digudang dalam waktu yang
cukup lama, yang berarti bahwa pengelolaan persediaan dalam perusahaan
ini masih perlu ditingkatican kualitasnya.
Produk yang dijual oleh perusahaan ini disimpan dalam dua gudang
yang terpisah dan terdiri dari:
-. persediaan komputer berdasarkan pesanan (built to order)
-. persediaan komputer berdasarkan perencanaan (built to plan)
-. persediaan suku cadang.
Dalam karya akhir ini akan dianalisa permasalahan yang dihadapi
perusahaan dalam pengelolaan persediaan dan diakhir karya tulis ini
akan diberikan saran-saran perbaikan daripada sistem persediaan,
sehingga dapat meningkatkan kineija dan sistem manajemen persediaan,
tanpa mengganggu proses penjualan maupun pemeliharaan inesin-mesin
komputer ditempat pelanggan.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Gunawan
"ABSTRAK
Pada dasarnya persediaan atau inventory dimaksudkan untuk menghindari terhentinya proses produksi atau penjualan dari suatu perusahaan.
Yang menjadi masalah disini adalah bagaimana perusahaan mengelola persediaannya sedemikian rupa sehingga bisa diperoleh suatu keadaan dimana kelangsungan produksi atau penjualan tetap terjamin sementara biaya persediannyapun cukup rendah. Untuk mendapatkan situasi tersebut diatas perlu ditetapkan suatu kebijaksanaan persediaan yang tertuang didalam suatu sistem inventory yang berisi beberapa kebijaksanaan persediaan.
Secara garis besar persediaan yang dimiliki oleh PT. Dira Paratama terdiri dari dua kelompok besar yaitu :
- Peralatan utama (Main Equipment) : yaitu berupa alat-alat kedokteran yang bentuk fisiknya cukup besar atau harganya cukup mahal.
- X-Ray Film : yaitu film yang dipergunakan untuk memotret bagian tubuh manusia, X-Ray film ini kuantitas dan kualitasnya cukup besar.
Karakteristik demand untuk kedua jenis persediaan tersebut berbeda satu sama lain. Karakteristik untuk main equipment adalah berbeda satu sama lain. Karakteristik untuk main equipment adalah b ukan independent demand karena penjualannya tergantung dari ada tidaknya pembangunan atau perluasan fasilitas rumah sakit.
Sedangkan karakteristik dari X-Ray Film adalah independent demand karena memang disediakan untuk memenuhi rumah sakit yang sudah mempunyai X-Ray Equipment (Peralatan Rontgen). Hampir semua rumah sakit besar mempunyai peralatan Rontgen ini.
Karena mempunyai demand yang independent ini maka untuk menganalisanya bisa dipergunakan model inventory.
Tujuan dari pembahasan persediaan ini adalah untuk mengetahui :
Kapan kita harus membeli barang.
Berapa banyak barang yang harus kita beli.
Untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan tersebut diperlukan suatu kebijaksanaan yang tertuang didalam sistem inventory yang berisi anatara lain : safety Stocl, Economical Order Quantity, Reorder Point dan sebagainya yang diperoleh dari perhitungan model inventory yang dipilih.
Dengan adanya Sistem Inventory tersebut diharapkan perusahaan bisa mengelola persediaannya dengan efektif dan efisien.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Omar Armandiego Soeharto
"Dalam industri ritel, sifat kompetitif mengharuskan perusahaan untuk memiliki sistem manajemen persediaan yang efisien untuk menciptakan keunggulan kompetitif terhadap pesaing mereka. Dengan demikian pengelolaan inventori memungkinkan perusahaan untuk mengurangi biaya, meningkatkan pergerakan inventori, mengurangi inefisiensi, dan pada akhirnya meningkatkan laba perusahaan. Salah satu cara untuk mengendalikan dan menyusun strategi ini adalah melalui sistem manajemen rantai pasokan, di mana manajemen rantai pasokan digunakan sebagai strategi keseluruhan bagi perusahaan untuk mengendalikan dan memantau tingkat persediaan mereka. Ini dapat menimbulkan beberapa tantangan dan hambatan di perusahaan yang mungkin baru dalam hal penerapan sistem manajemen ini. Makalah ini bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis efek dan tantangan yang terjadi di perusahaan ritel dalam hal menerapkan sistem manajemen rantai pasokan baru di perusahaan mereka dan untuk mengetahui apakah bermanfaat atau tidak bagi perusahaan untuk melakukannya. Untuk menghitung ini, makalah ini akan membandingkan kinerja aktual perusahaan yang menggunakan sistem manajemen rantai pasokan e-baru terhadap kinerja perusahaan sebelum mereka menerapkan system tersebut. Perbandingan ini akan menggunakan indikator kinerja utama (KPI) yang dievaluasi melalui laporan keuangan perusahaan. Hasil dari studi kasus ini menemukan bahwas setelah menggunakan e-SCM tersebut selama 2 tahun, perusahaan yang diteliti telah meningkatkan performa perusahaan tersebut yakni meyakinkan peneliti akan manfaat dari siste tersebut.

In the retail industry, the competitive nature requires companies to have an efficient inventory management system in order to create a competitive advantage against their competitors. The management of inventory thus allows companies to reduce costs, improve inventory movement, decrease inefficiency and ultimately improve a company’s bottom line. One way to control and strategize this is through a supply chain management system, where the supply chain management is used as an overall strategy for companies to control and monitor their inventory levels. This may pose some challenges and obstacles in companies that may be new in regards to implementing this management system. This paper aims to illustrate and analyse the effects and challenges that happen in a retail company in regards to implementing a new supply chain management system in their company, and to find out whether or not it is beneficial for the company to do so. In order to calculate this, this paper will compare the company’s actual performances with the new e-supply chain management system to the company’s performance before they implemented the system. This comparison will use the key performance indicators (KPIs) that is evaluated through the company’s financial statements. The results of the study showed that after using the system for almost 2 years, the company is able to increase their financial performances and thus showed that the use of the e-SCM system is actually beneficial for the company."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Martunus Haris
"ABSTRAK
Pada dasarnya persediaan atau inventory dimaksudkan untuk
menghindari kemacetan operasi baik produksi ataupun penjualan,
Pentingnya persedjaan bila ditinjau dan Segi operasional.
merupakan hal yang mutlak bagi hampir semua jenis industri
terutama dalam operasi yang mementingkan kontinunitas.
Operasi perminyakan di Indonesia dilaksanakan dengan
menggunakan bentuk Kontrak Production Sharing (KPS) yang
sesuai dengan Undang?undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
1971 tentang Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
(Pertamina) Pasal 12 yaitu mengadakan kerjasama dengan pihak
lain dalam rangka pencarian, pengeboran dan produksi minyak dan
gas bumi.
Manajemen persediaan untuk KPS Pertamina ini tidak dapat
lepas dari karakteristik barang untuk keperluan operasional
yaitu :
- Barang-barang untuk operasi pengeboran (drilling).
- Barang-barang untuk operasi produksi.
Barang-barang untuk keperluan operasi produksi umumnya
berupa suku cadang mesin-mesin serta barang-barang penunjang
kelancaran operasi seperti bahan kimia. Barang?barang ini tidak
secara langsung mempunyai korelasi dengan output (crude oil)
tapi dapat mempengaruhi jalannya operasi.
Pola penyediaan barang dapat dianggap ?independent demand?
sehingga dapat dianalisa dan dapat dilaksanakan dengan
menggunakan model-model persediaan yang ada.
Model model untuk Dynamic-Certain merupakan model dasar
untuk pengelolaan persediaan yang dibuat berdasarkan keadaan
untuk mengatasi masalah-masalah :
- Kapan kita harus membuat atau membelj suatu barang ?
- Berapa banyak yang harus kita beli atau dlbuat ?
liga model dasar yang dapat digunakan adalah :
- Economic lot size model
- Fixed time replenishment model
- Optional replenishment model
Model?model serta formula pengelolaan persediaan yang
digunakan oleh beberapa KPS Pertamina hampir semua KPS
Pertamina tidak menggunakan model EOQ (Economic Lot Size)
karena berbagai alasan Paling tidak ada tiga alasan mengapa
model EOQ tidak digunakan oleh kebanyakan KPS Pertamina yaitu
alasan teoritis, finansil dan operasionil.
Penerapan model Fixed Time Replenishment? merupakan
alternatif optimal untuk KPS-KPS Pertamina. Dengan periode
pemeriksaan satu bulan sekali. model ini mempunyai keuntungan
yang sarna dengan model optional replenishment yaìtu tidak
diperlukan parameter biaya-biaya.
Untuk dapat mendukung terlaksananya manajemen persediaan
yang effektif diperlukan perangkat lunak yang mempunyai
karakteristik :
1. Mampu melayani seketika keperluan barang untuk operasi
produksi pada tingkat pelayanan yang ditetapkan oleh manejemen.
2 Mampu menekan biaya Operasional pengelolaan persediaan
dengan cara menekan biaya-biaya :
- pembelian barang untuk persediaan.
- Biaya pergudangan baik untuk barang-barang aktif maupun
barang?barang yang tak hergerak (slow moving & dead stock).
3. Mampu memberikan informasi yang akurat baik pada tingkat
operasjional maupun tingkat manajemen mengenai keadaan barang
yang ada dalam persediaan.
Alternatif pilihan model & formula dipengaruhi oleh
kondisi operasional perusahaan dan kebijaksanaan yang
digariskan oleh perusahaan mengenai manajemen persediaan.
Aspek finansil operasi perminyakan rnenyebabkan manajemen
KPS melihat biaya pembelian barang-barang persediaan sebagai
bagian dan biaya operasional yang akan segera dimintakan
kembali (cost?recovery), karena itu diusahakan agar biaya
tersebut tidak mempengaruhi biaya produksi minyak (per barrel)
dengan cara biaya tersebut harus dibebankan secara merata.
Dalam proses pemllihan formula dan model untuk KPS
Pertamina (khususnya ARII) perhatian lebib diarahkan kepada
pemenuhan persyaratan-persyaratan diatas, yaitu dengan
menghindari biaya pembelian yang fluktuatif. memperbaiki
tingkat pelayanan (service level), memperpendek lead time serta
menekan biaya?biaya operasional."
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>