Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114832 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nisaul Masruroh
"Hipertensi merupakan penyebab utama komplikasi kardiovaskular dan kematian dini. Pada situasi pandemi COVID-19, penderita hipertensi merupakan kelompok yang rentan terinfeksi virus SARS-Cov-2 dan berisiko mengalami komplikasi yang serius jika tertular COVID-19. Ketidakpatuhan terhadap perilaku pencegahan COVID-19 merupakan penyebab tingginya kasus positif dan kematian akibat COVID-19. Persepsi kerentanan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku pencegahan COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran persepsi kerentanan, perilaku pencegahan COVID-19 dan hubungan diantara kedua variabel pada penderita hipertensi. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan metode analitik pada 108 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik quota sampling. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu Perceived Vulnerability to Disease Questionnairre (PVDQ) dan kuisioner perilaku pencegahan COVID-19. Uji chi square digunakan untuk menganalisis hubungan persepsi kerentanan dengan perilaku pencegahan COVID-19. Hasil penelitian menunjukkan 53% responden memiliki persepsi kerentanan yang rendah dan 60% memiliki perilaku pencegahan COVID-19 yang kurang baik. Hasil uji chi square menunjukkan tidak adanya hubungan antara persepsi kerentanan dengan perilaku pencegahan COVID-19 pada penderita hipertensi (p value = 0.785).


Hypertension is the major cause of cardiovascular complications and premature death. In the COVID-19 pandemic situation, people with hypertension are susceptible to SARA-Cov-2 virus infection and at risk of serious complications if they exposed with COVID-19. Non-compliance behavior towards COVID-19 prevention is the cause of high number positive cases and deaths due to COVID-19. Perceived susceptibility is one of the factors that influence COVID-19 preventive behavior. This study aims to describe the perceived susceptibility, COVID-19 preventive behavior and the relationship between the two variables in patients with hypertension. This study used cross sectional study design with analytical method on 108 respondents. The sample technique used is quota sampling. The instruments used in this study are Perceived Vulnerability to Disease Questionnairre (PVDQ) and COVID-19 preventive behavior questionnaire. The chi square test was used to analyze the relationship between perceived susceptibility and COVID-19 preventive behavior. The results showed that 53% of respondents had a low perceived susceptibility and 60% had poor COVID-19 preventive behavior. The result of chi square test showed that there was no relationship between the perceived suscepitibility and COVID-19 preventive behavior in patients with hypertension (p value = 0.785).

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mujahidah Arinil Haq
"Pandemi COVID-19 yang dimulai pada akhir tahun  2019 hingga saat ini telah memakan banyak korban jiwa. Kelompok komorbid rentan terpapar COVID-19 dengan kasus kematian tertinggi di Indonesia yaitu pasien Hipertensi. DKI Jakarta merupakan provinsi dengan angka positif COVID-19 tertinggi di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode analitik dan desain cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang COVID-19 dengan perilaku penerapan protokol pencegahan penularan COVID-19 pada pasien hipertensi di wilayah Ciracas, jakarta timur. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner KAP tentang COVID-19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang COVID-19 dengan perilaku penerapan protokol pencegahan COVID-19 (p = 0,030; α = 0,05). Peneliti merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian terkait hubungan tingkat pengetahuan tentang COVID-19 dengan perilaku pencegahan penularan COVID-19 pada berbagai kelompok rentan tertular COVID-19 lainnya seperti pada usia lanjut, ibu hamil, atau kelompok komorbid lain seperti pada pasien diabetes mellitus dan pasien dengan penyakit jantung.

The COVID-19 pandemic, which began at the end of 2019 until now, has claimed many lives. The comorbid group is vulnerable to being exposed to COVID-19 with the highest case of death in Indonesia, namely hypertension patients. DKI Jakarta is the province with the highest positive number of COVID-19 in Indonesia. This research is a quantitative research using analytic method and cross sectional design. This study aims to determine the relationship between the level of knowledge about COVID-19 and the behavior of implementing the protocol for preventing transmission of COVID-19 in hypertensive patients in the Ciracas area, East Jakarta. The instrument used is the KAP questionnaire about COVID-19. The results showed that there was a relationship between the level of knowledge about COVID-19 and the behavior of implementing the COVID-19 prevention protocol (p = 0.030; = 0.05). The researcher recommends for further researchers to conduct research related to the relationship between the level of knowledge about COVID-19 with the behavior of preventing transmission of COVID-19 in various other groups susceptible to contracting COVID-19 such as the elderly, pregnant women, or other comorbid groups such as diabetes mellitus and diabetes patients. patients with heart disease. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Mayasari
"Pendahuluan: pandemic Covid-19 yang berlangsung saat ini masih menjadi masalah global termasuk ODHA. Dimana ODHA merupakan seorang individu dengan HIV AIDS yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah atau imunodefisiensi sehingga rentan sekali terhadap paparan penyakit yang disebabkan oleh virus Covid-19. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh hubungan persepsi kerentanan dan sikap ODHA terhadap perilaku pencegahan Covid-19. Metode: menggunakan desai penelitian cross sectional, dengan jumlah sampel sebanyak 106 orang responden di Yayasan lekas bogor. Teknik sampling yang digunakan adalah convenience sampling. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan yang signifikan pada persepsi kerentanan dengan perilaku upya pencegahan covid-19 (p<0,03) san sikap ODHA terhadap perlaku upaya pencegahan covid-19 (p<0,01). Kesimpulan: terdapat hubungan yang signifikan pada persepsi kerentanan dan sikap ODHA dengan perilaku upaya pencegahan covid-19. Saran: dilakukannya edukasi terhadap respon yang negatif mengenai persepsi kerentanan dan sikap ODHA terhadap perilaku upaya pencegahan covid-19 dan memfasilitasi permasalahan yang di hadapi ODHA.

Introduction: the ongoing Covid-19 pandemic is still a global problem, including PLHIV. Where PLWHA are individuals with HIV AIDS who have weak immune systems or are immunodeficient so they are very vulnerable to exposure to diseases caused by the Covid-19 virus. The purpose of this study was to determine the influence of the relationship between perceptions of vulnerability and attitudes of PLHIV on Covid-19 prevention behavior. Methods: using a cross-sectional research design, with a total sample of 106 respondents at the Lekas ​​Bogor Foundation. The sampling technique used is convenience sampling. The results showed that there was a significant relationship between perceptions of vulnerability and the behavior of Covid-19 prevention efforts (p<0.03) and the attitude of PLWHA towards the treatment of Covid-19 prevention efforts (p<0.01). Conclusion: there is a significant relationship between perceptions of vulnerability and attitudes of PLHIV with the behavior of Covid-19 prevention efforts. Suggestion: conduct education on negative responses regarding perceptions of vulnerability and attitudes of PLWHA towards the behavior of efforts to prevent Covid-19 and facilitate the problems faced by PLWHA."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhrana Khairunnisa
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara stres dan perilaku merokok dengan efek moderasi perceived susceptibility di masa pandemi COVID-19. Desain penelitian yang digunakan adalah non-eksperimental dan cross-sectional dengan partisipan penelitian sebanyak 176 partisipan yang merupakan perokok aktif berusia 19- 40 tahun. Variabel pada penelitian ini diukur dengan menggunakan alat ukur COVID-19 Stressor Scale, Perceived Susceptibility in the Smoking Context, dan Heaviness of Smoking Index (HIS). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa stres memiliki korelasi positif dan tidak signifikan dengan perilaku merokok di masa pandemi COVID-19 (r = 0,113, p > 0,05). Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat peran perceived susceptibility pada hubungan stres dan perilaku merokok (b = -0,006, t = - 2,263, p < 0,05).

This research aims to examine the relationship between stress and smoking behavior with the moderating effect of perceived susceptibility during the COVID-19 pandemic. The research design used was non-experimental and cross-sectional with 176 participants who were active smokers aged 19-40 years. The variables in this research were measured using the COVID-19 Stressor Scale, Perceived Susceptibility in the Smoking Context, and Heaviness of Smoking Index (HIS). The results of this research indicate that stress has a positive and insignificant correlation with smoking behavior during the COVID-19 pandemic (r = 0.113, p > 0.05). In addition, this research also shows that there is a role for perceived susceptibility in the relationship between stress and smoking behavior (b = -0.006, t = -2.263, p <0.05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Diba Putri
"Cara terbaik untuk tetap bertahan hidup di tengah masa pandemi COVID-19 ini adalah dengan sama sekali tidak tertular melalui pemberlakuan protokol kesehatan, namun pada kenyataannya masih banyak individu yang lalai melaksanakan protokol kesehatan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran perceived threat dan self-efficacy dalam perilaku sehat pencegahan COVID-19 terhadap kemunculan perilaku sehat pencegahan COVID-19 pada mahasiswa di Indonesia. Penelitian ini melibatkan 372 partisipan mahasiswa melalui accidental sampling. Data penelitian ini diambil secara daring selama pandemi berlangsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived threat dan self-efficacy berhubungan secara signifikan dengan perilaku sehat pencegahan COVID-19, yang dimana pengaruh yang lebih besar diberikan oleh perceived threat pada kemunculan perilaku sehat anti COVID-19.

The best way to survive in the COVID-19 pandemic is not being infected at all through the enforcement of health protocols, but there are still many individuals who neglect to implement these health protocols. This study aims to determine the role of perceived threat and self-efficacy in the COVID-19 preventive health behavior to the emergence of COVID-19 preventive health behavior among college students in Indonesia. This study involved 372 college students through accidental sampling. The research data was collected online during the pandemic. The results showed that perceived threat and self-efficacy were significantly related to COVID-19 preventive health behavior, which greater effect was caused by the perceived threat"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilda Amalia
"Kota Depok menjadi kota dengan jumlah kasus konfirmasi COVID-19 (49.567 kasus) dan kematian kumulatif (920 kematian) tertinggi di Jawa Barat. Para penderita hipertensi harus lebih disiplin menjalankan perilaku pencegahan COVID-19 karena memiliki kemungkinan untuk mengalami perkembangan penyakit COVID-19 yang parah. Tujuan dari penelitian adalah mendeskripsikan gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku pencegahan COVID-19 pada penderita hipertensi di Kota Depok Tahun 2021. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional pada penderita hipertensi di Kota Depok, Jawa Barat bulan Agustus-September 2021. Pengumpulan data secara online menggunakan google form. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa dalam skala 100, rata-rata skor untuk tiap variabel adalah pengetahuan sebesar 85,2, sikap sebesar 77,7, dan perilaku pencegahan COVID-19 sebesar 82,4. Separuh dari responden memiliki pengetahuan baik (52,5%), sikap positif (63,9%), dan perilaku pencegahan baik (58,5%). Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan COVID-19 (p-value 0,681). Terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dan perilaku pencegahan COVID-19 (p-value 0,011) dengan nilai OR: 2,310; 95% CI 1,246-4,281. Separuh responden memiliki pengetahuan yang baik, sikap positif, dan perilaku pencegahan yang baik. Tidak ditemukan adanya hubungan pengetahuan dengan perilaku pencegahan dan terdapat hubungan antara sikap dengan perilaku pencegahan.

Depok City is the city with the highest number of confirmed cases of COVID-19 (49.567 cases) and cumulative deaths (920 deaths) in West Java. People with hypertension must be more disciplined practice COVID-19 prevention behavior because they are more likely to experience severe COVID-19 disease development. The purpose of this study is to describe knowledge, attitude, and behavior of COVID-19 prevention among hypertension patients in Depok City. This study used a cross-sectional study in patients with hypertension in Depok City, West Java on August-September 2021. Data collected used online survey (google form). The results showed that on a scale of 100, the mean score of knowledge was 85,2, attitude was 77,7, and COVID-19 prevention behavior was 82,4. Half of respondents had a good knowledge (52,5%), positive attitude (63,9%), and good prevention behavior of COVID-19 (58,5%). There was no significant association between knowledge and COVID-19 prevention behavior (p-value 0,681). There was significant association between attitudes and COVID-19 prevention behavior (p-value 0,011) with OR value: 2,310; 95% CI 1,246-4,281. Half of respondents had a good knowledge, positive attitude, and good preventive behavior. There was no association between knowledge and prevention behavior and there was a association between attitude and preventive behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sohifah
"Situasi akibat pandemi COVID-19 yang tidak menentu membuat siswa harus bisa beradaptasi dengan kondisi yang ada. Adaptasi kebiasaan baru adalah cara agar siswa dapat beraktivitas dengan menaati perilaku pencegahan COVID-19 seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menerapkan etika batuk dan bersin untuk meminimalisir penularan virus. Perilaku pencegahan COVID-19 dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya pengetahuan dan sikap. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan dan sikap terhadap perilaku pencegahan COVID-19 pada siswa SMA selama adaptasi kebiasaan baru. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analitik dengan desain cross sectional yang melibatkan 525 siswa berusia 15-19 tahun. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner pengetahuan, sikap, dan perilaku yang diterjemahkan oleh peneliti ke dalam Bahasa Indonesia agar mudah dipahami siswa. Kuesioner yang digunakan telah diuji validitas dan reliabilitasnya kepada 100 siswa, hasilnya dinyatakan valid dan reliabel. Nilai r hitung kuesioner pengetahuan, sikap, dan perilaku secara berturut-turut berkisar antara 0,222 – 0,905; 0,348 – 0,748; 0,882 – 0,903 sehingga r hitung > r tabel (0,195) dengan Alpha Cronbach yang diperoleh berturut-turut 0,756; 0,731; 0,894. Hasil uji bivariat spearman correlation menunjukkan hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku pencegahan COVID-19 pada siswa dengan kekuatan hubungan yang lemah (p=0,001;α=0,05). Perawat dapat memberikan intervensi berupa edukasi kesehatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa sehingga siswa mampu beradaptasi dengan menerapkan pencegahan COVID-19.

The uncertain situation due to the COVID-19 pandemic has forced students to be able adapt to existing conditions. Adapting new habits is a way for students to do activities by complying with COVID-19 prevention behaviors such as wearing masks, washing hands, maintaining distance, and applying coughing and sneezing etiquette. It is important to take preventive measures against COVID-19 to minimize the transmission of the virus. COVID-19 prevention behaviour can be influenced by several factors, one of which is knowledge and attitude. This study aims to identify the relationship between knowledge and attitudes towards COVID-19 prevention behavior in high school students during the adaptation of new habits. This study used a descriptive analytic approach with a cross sectional design involving 525 students aged 15-19 years. The questionnaire used was a knowledge, attitude, and behavior questionnaire which was translated by the researcher into Indonesian so that it was easy for students to understand. The questionnaire used has been tested for validity and reliability to 100 students, the results are declared valid and reliable. The calculated r value of the knowledge, attitude, and behavior questionnaires ranged from 0.222 to 0.905, respectively; 0.348 – 0.748; 0.882 – 0.903 so that r count > r table (0.195) with Cronbach's Alpha obtained respectively 0.756; 0.731; 0.894. The results of the bivariate Spearman correlation test showed a significant relationship between knowledge and attitudes with COVID-19 prevention behavior in students with a weak relationship strength (p=0.001*;α=0.05). Nurses can provide interventions in the form of health education in order to improve students' knowledge, attitudes, and behavior so that students are able to adapt to implementing COVID-19 prevention."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Indreani Sari
"Perilaku pencegahan COVID-19 pada pasien kanker menjadi salah satu fakor yang perlu dikaji. Hal ini karena pasien kanker sangat berisiko terhadap penularan virus yang akan memperburuk prognosis penyakit. Banyak faktor perilaku yang mempengaruhi pasien kanker dalam pencegahan COVID-19 seperti usia, pekerjaan, pendidikan, pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, dan layanan transportasi yang digunakan untuk ke fasilitas kesehatan. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik consecutive sampling (N=175), dan data diuji dengan chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa usia, jenis kelamin, pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga menunjukan hubungan namun tidak signifikan secara statistik.  Faktor pendidikan memiliki pengaruh yang signifikan pada perilaku pencegahan COVID-19 dengan (p-<0.001). Faktor pemungkin yakni transportasi ke pelayanan kesehatan juga berpengaruh signifikan terhadap perilaku pencegahan COVID-19 pada pasien kanker dengan nilai (p<0.005). Hasil analisis multivariat menunjukan terdapat interaksi yang signifikan antara pendidikan dengan transportasi (p<0.05) dan OR tidak mengandung angka 1 sehingga dapat disimpulkan bahwa interaksi Pendidikan dan transportasi bermakna terhadap perilaku pencegahan COVID-19. Nilai OR pada interaksi Pendidikan dengan transportasi dikatakan bermakna dengan angka 1,622 sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien kanker dengan pendidikan terakhir SMA/Perguruan tinggi sekaligus menggunakan transportasi pribadi memiliki kemungkinan 1,6 kali untuk melakukan pencegahan COVID-19.Untuk penelitian selanjutnya dapat mengkaji faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku pencagan COVID-19 pada pasien kanker seperti faktor budaya, ekonomi dan kebiasaan.

The behavior of preventing COVID-19 in cancer patients is one of the factors that need to be studied. This is because cancer patients are very at risk of transmitting the virus which will worsen the prognosis of the disease. Many behavioral factors influence cancer patients in preventing COVID-19 such as age, occupation, education, knowledge, attitudes, family support, and transportation services used to go to health facilities. This research is descriptive analytic with cross sectional design. Sampling was done by consecutive sampling technique (N=175), and the data was tested by chi-square. The results showed that age, gender, knowledge, attitudes, and family support showed a relationship but not statistically significant. The education factor had a significant influence on COVID-19 prevention behavior with (p-<0.001). The enabling factor, namely transportation to health services, also significantly affected the behavior of preventing COVID-19 in cancer patients with a value (p<0.005). The results of the multivariate analysis showed that there was a significant interaction between education and transportation (p<0.05) and the OR did not contain the number 1 so it could be concluded that the interaction between education and transportation had a significant impact on COVID-19 prevention behavior. The OR value on the interaction of education with transportation is said to be significant with the number 1.622 so it can be concluded that cancer patients with the latest education in high school/college while using private transportation have 1.6 times the possibility to prevent COVID-19. For further research, it is possible to examine other factors that can influence the behavior of preventing COVID-19 in cancer patients, such as cultural, economic and habitual factors."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alwan Amiruddin Tamara
"Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS- CoV-2). SARS-CoV-2 merupakan coronavirus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Dampak dari penyakit ini adalah menimbulkan pandemik dengan angka kematian yang sangat tinggi diseluruh dunia. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penderita dengan komorbid hipertensi dengan kejadian kematian akibat Covid-19 di Kota Tangerang Selatan tahun 2020-2021. Desain penelitian yang digunakan desain penelitiaan adalah case control dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data NAR Kota Tangerang Selatan dan cacatan khusus surveilan pada kasus kematian akibat Covid-19 di Kota Tangerang Selatan berjumlah 13.166 yang terdata sampai tanggal 29 Juni 2021. Data yang dapat dianalisa berjumlah 766 data sampel tersebut didapatkan dengan cara Simple Random Sampling. Teknik analisa data yang dilakukan pada penelitian ini bertahap, meliputi analisa univariat, bivariat, stratifikasi dan analisa multivariat yang diolah menggunakan program statistic. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi data dengan kematian akibat Covid-19 pada kelompok kasus dengan komorbid hipertensi sejumlah 189 (49,35%) pasien dan yang tidak komorbid pada kasus kematian yaitu 194 (50,65%), sedangkan yang tidak memiliki komorbid hipertensi dan tidak mengalami kematian akibat Covid-19 sebanyak 345 pasien (90,08%), serta yang memiliki komorbid hipertensi dan tidak mengalami kematian sebanyak 38 pasien (9,92%). Hasil analisis uji logistic regression model akhir menunjukkan hubungan yang signifikan antara komorbid hipertensi dengan kejadian kematian akibat covid-19 dengan OR 7,96 (95% CI: 5,19-12,2; p-value: 0,000) yang artinya bahwa komorbid Hipertensi pada kelompok kasus berisiko 7,96 kali lebih tinggi mengalami kematian akibat covid-19 dibanding kelompok kontrol setelah dikontrol dengan variabel umur, pekerjaan, adanya gejala awal dan penyakit lainnya.

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) is an infectious disease caused by Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 is a new type of coronavirus that has never been previously identified in humans. The impact of this disease is causing a pandemic with a very high mortality rate throughout the world. The general purpose of this study was to determine the relationship between patients with comorbid hypertension and the incidence of death due to Covid-19 in South Tangerang City in 2020-2021. The research design used was a case control research design with a quantitative approach. This study uses NAR data from South Tangerang City and special surveillance records on cases of death due to Covid-19 in South Tangerang City totaling 13,166 recorded until June 29, 2021. The data that can be analyzed is 766. The sample data was obtained by means of Simple Random Sampling. Data analysis techniques carried out in this study were carried out in stages, including univariate, bivariate, stratification and multivariate analysis which were processed using statistical programs. The results showed that the proportion of data with deaths due to Covid-19 in the group of cases with comorbid hypertension was 189 (49.35%) patients and those who were not comorbid in cases of death were 194 (50.65%), while those without comorbid hypertension and 345 patients (90.08%) did not die from Covid-19, and 38 patients (9.92%) did not experience comorbid hypertension and did not experience death. The results of the final logistic regression test analysis showed a significant relationship between comorbid hypertension and the incidence of death due to covid-19 with an OR of 7.96 (95% CI: 5.19-12.2; p-value: 0.000) which means that comorbid hypertension the case group had a 7.96 times higher risk of dying from COVID-19 than the control group after controlling for variables of age, occupation, presence of early symptoms and have other diseases."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Edwina Bernita
"Sejak WHO mendeklarasikan COVID-19 sebagai pandemik pada 12 Maret 2020, hampir seluruh negara di dunia telah terjangkit COVID-19. Hal tersebut tentu menarik perhatian dunia karena jutaan korban dan dampak lain yang ditimbulkan selama pandemi ini. Indonesia juga turut berupaya memberikan himbauan-himbauan kepada masyarakat dalam mengatasi wabah COVID-19. Provinsi DKI Jakarta merupakan wilayah episentrum penyebaran COVID-19 dengan kasus tertinggi di Indonesia, maka diperlukan upaya perilaku pencegahan pada masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pengetahuan COVID-19 dengan perilaku social distancing dalam upaya pencegahan COVID-19 pada masyarakat di DKI Jakarta. Penelitian dengan pendekatan metode kuantitatif, desain cross sectional, dilakukan pada 408 orang yang berusia 15-64 tahun dan diambil secara random sampling dari seluruh wilayah DKI Jakarta. Data dikumpulkan dengan metode responden mengisi kuesioner secara mandiri yang dilakukan secara online dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat telah memiliki pengetahuan yang cukup baik mengenai COVID-19, seperti gejala, penularan, pencegahan, dan penyembuhan. Hasil tersebut juga sejalan dengan perilaku social distancing yang dimiliki oleh masyarakat, dimana perilaku masyarakat sudah cukup baik dalam menjaga jarak di tempat umum, menghindari zona merah, penggunaan transportasi umum dan menghindari kegiatan yang melibatkan banyak orang. Selain itu, ditemukan adanya hubungan signifikan antara pekerjaan dengan riwayat kejadian COVID-19 dengan p value sebesar 0,027. Oleh karena itu, pencegahan COVID-19 perlu lebih ditingkatkan khususnya dalam penerapan kegiatan bekerja agar mencegah adanya kemunculan kluster perkantoran. Pentingnya peningkatan edukasi dan sosialisasi yang efektif dan konsisten melalui berbagai media untuk pengetahuan dan perilaku yang masih kurang baik, melakukan penyuluhan tentang pakai masker yang benar, serta meningkatkan penerapan kebijakan dan kedisiplinan di semua sektor.

Since WHO declared COVID-19 as a pandemic on March 12, 2020, almost all countries in the world have been infected by COVID-19. This phenomenon certainly attracted world attention because of the millions of victims and other impacts caused during this pandemic. Indonesia is trying to provide appeals to the public in overcoming the COVID-19 outbreak. DKI Jakarta Province is the epicentre of the spread of COVID-19 with the highest cases in Indonesia, therefore, the people need preventive effort. This study aims to analyze the relationship between the knowledge of COVID-19 and social distancing behaviour to prevent COVID-19 in people in DKI Jakarta. The research with a quantitative method approach, cross-sectional design, was conducted on 408 people aged 15-64 years and taken by random sampling from all areas of DKI Jakarta. Data were collected using respondents filling out questionnaires independently, which was done online and analyzed descriptively. The study result indicates that the community already has a good knowledge of COVID-19, such as the symptoms, transmission, prevention, and healing process. These results are also in line with the people’s social distancing behaviour, where people's behaviour is quite good in maintaining distances in public places, avoiding red zones, using public transportations and avoiding activities that involve many people. In addition, a significant relation was found between a job and a history of COVID-19 events with a p-value of 0.027. Therefore, the prevention of COVID-19 needs to be further improved, especially in the implementation of work activities to prevent the emergence of office clusters. The importance of escalating effective and consistent education and socialization through various media for knowledge and inadequate behaviour, conducting advisory about wearing masks correctly, and increasing the application of policies and discipline in all sectors."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>