Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100360 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Habib Maksum Ashari
"Keberadaan pangan, baik pangan pokok maupun non-pokok, sangat penting karena pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia selain sandang dan papan. Sawah sebagai aset alam mampu menghasilkan padi untuk kebutuhan pangan pokok. Namun, hasil sawah di Desa Sukawening hanya mampu memenuhi pangan rumah tangga pertaniannya sendiri. Sementara itu, rumah tangga petani juga perlu memenuhi kebutuhan non-pokok untuk mencapai ketahanan pangan rumah tangganya. Oleh sebab itu, rumah tangga petani perlu melakukan strategi penghidupan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik wilayah, karakteristik rumah tangga, dan strategi penghidupan terhadap tingkat ketahanan pangan rumah tangga, serta menganalisis kondisi dimensi penyusun ketahanan pangan rumah tangga berdasarkan karakteristik wilayahnya. Penelitian ini dilakukan terhadap 162 responden untuk mengumpulkan strategi penghidupan rumah tangga dan ketahanan pangan; menganalisanya dengan menggunakan analisis deskriptif dan regresi logistik biner untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan. Temuan mengungkapkan bahwa faktor aksesibilitas secara signifikan berpengaruh pada tingkat ketahanan pangan. Rumah tangga yang berada di aksesibilitas mudah maka berpeluang tahan pangan tiga kali lebih tinggi daripada rumah tangga di aksesibilitas sulit. Meskipun faktor kepemilikan sawah, beban ketergantungan, dan strategi penghidupan tidak berpengaruh secara parsial, namun secara simultan mempengaruhi tingkat ketahanan pangan rumah tangga. Selain itu, dimensi ketahanan pangan rumah tangga yang paling terpengaruh oleh kondisi aksesibilitasnya adalah dimensi akses pangan, sementara dimensi ketersediaan dan pemanfaatan pangan relatif tidak berbeda antar kondisi aksesibilitasnya. Hal ini terjadi karena di wilayah penelitian merupakan daerah pertanian yang memiliki sumber pangan dan memiliki kebiasaan makan yang sama.

Food, both staple and non-staple, is essential since it is one of the most basic human necessities and clothes and shelter. Rice fields, as natural resources, can produce rice to provide staple food as the primary dietary needs. Unfortunately, most rice fields in Sukawening Village can only provide for its household consumption, while it is insufficient for household food security. So, the farmer households need to carry out their livelihood strategies. This study aims to analyse the impact of physical characteristics, household characteristics, and livelihood strategies on food security at the household level; and identify the critical dimensions that create household food security. This study conducted 190 interviews to collect the household livelihood strategy and food security; analysed it by using descriptive analysis and binary logistic regression to determine the factors that influence food security. The findings revealed that the accessibility factor had a substantial impact on food security. Households at the more accessible location have three times the opportunity to be food secure than at the remote site. Although rice field ownership, dependency ratio, and livelihood choices have no partial effect on food security, they all simultaneously affect food security levels. Furthermore, the food access dimension is significantly different on both types of accessibility, while the food availability and food usability are mostly the same in both accessibility areas. It because all the research location was in an agricultural area with food sources and similar eating habits. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Adila
"Pola konsumsi pangan pokok merupakan susunan pemenuhan kebutuhan konsumsi pangan pokok sehari-hari dari individu atau kelompok manusia. Perbedaan pola konsumsi pangan pokok dipengaruhi faktor-faktor pendukung diantaranya aksesibilitas wilayah rumah tangga dan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Kondisi wilayah akan mempengaruhi tingkat aksesibilitas dan ciri khas mata pencaharian, pendidikan dan tingkat sosial ekonomi masyarakat lainnya. Rumah tangga petani memiliki ciri khas lokalitas wilayah pedesaan yang juga dapat mempengaruhi kegiatan konsumsi pangan pokok. Penelitian ini bertujuan untuk, menganalisis pola konsumsi pangan pokok rumah tangga petani berdasarkan karakteristik rumah tangga dan wilayah rumah tangga petani di Desa Sukawening, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif dan analisis keruangan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pola konsumsi pangan pokok rumah tangga petani di wilayah aksesibilitas tinggi dan sedang memiliki dominasi konsumsi yang berasal dari sumber hasil panen sendiri dengan jeni pangan pokok yang bervariasi. Sedangkan pola konsumsi rumah tangga petani di wilayah aksesibilitas mudah didominasi konsumsi pangan pokok yang bersumber dari hasil panen sendiri dengan jenis pangan pokok yang tidak bervariasi.

The pattern of staple food consumption is a collection of fulfilling the daily staple food consumption needs of individuals or groups of people. Differences in staple food consumption patterns are influenced by supporting factors including the accessibility of the household area and the socio-economic conditions of the community. Regional conditions will affect the level of accessibility and characteristics of livelihoods, education and other socio-economic levels of the community. Farmer households have a characteristic of rural rural locality which can also affect staple food consumption activities. This study aims to analyze the staple food consumption pattern of farmer households based on household characteristics and farmer household areas in Sukawening Village, Ciwidey District, Bandung Regency, West Java. The method used in this research is descriptive statistical analysis and spatial analysis. The findings of the study indicate that the consumption pattern of staple food at farmer's houses in high accessibility areas and has a dominance of consumption originating from their own harvest sources with varied types of staple food. Meanwhile, the consumption pattern of farmer households in the easy accessibility area is dominated by consumption of staple food sourced from their own harvest with the type of staple food that does not vary."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Ma’rifati Umi Hani
"Dataran tinggi Ciwidey merupakan Kawasan Agropolitan yang terdapat perbedaan wilayah di antara kedua karakteristik kampung. Perbedaan tersebut dapat memengaruhi kondisi aset penghidupan rumah tangga petani. Rumah tangga petani yang terlibat dalam mata pencaharian tentunya memiliki keberagaman aset penghidupan dan tekanan yang mengancam mata pencahariannya. Adanya tekanan tersebut mengharuskan rumah tangga petani padi sawah malakukan strategi penghidupan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kepemilikan aset dan pilihan strategi penghidupan rumah tangga petani padi sawah, dengan menganalisis kondisi aset dan strategi penghidupan berdasarkan karakteristik rumah tangga pada karakteristik kampung yang berbeda. Penelitian ini dilakukan terhadap 162 responden untuk mengetahui kepemilikan aset dan strategi penghidupan rumah tangga. Analisis kepemilikan aset menggunakan pentagon aset pada Sustainable Livelihood Approach (SLA). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi kepemilikan aset berbeda di kampung terbuka dan kampung tertutup. Jumlah tenaga kerja dalam rumah tangga berperan dalam pengelolaan aset tersebut untuk kemudian berstrategi. Hal ini menjadikan tipologi rumah tangga ini akan mempengaruhi bagaimana besaran kondisi asetnya. Pilihan strategi yang lebih lengkap akan menguatkan pemahaman bahwa aset sosial dan manusia signifikan pada keragaman strategi penghidupan rumah tangganya.

Abstrak Berbahasa Inggris:
The highlands of Ciwidey are an agropolitan area that has different areas between the two characteristics of the village. The Differences in the characteristics of the village can affect the condition of the livelihood assets of the farmers household. Farmers household involved in livelihoods certainly have a variety of livelihood assets and have pressures that threaten their livelihoods. The existence of these pressures requires a lowland rice farmers household to carry out livelihood strategies. This study aims to determine the condition of asset ownership and the choice of livelihood strategies for lowland rice farmers households, by analyzing asset conditions and livelihood strategies based on household characteristics in different areas of the village characteristics. This study was conducted on 162 respondents to determine livelihood assets and household livelihood strategies. Livelihood assets analysis uses the asset pentagon in the Sustainable Livelihood Approach (SLA). The results of this study indicate that the condition of livelihood assets is different in open villages and closed villages. The number of workers in the household plays a role in managing these assets for later strategies. This makes the household typology will affect how much the condition of livelihood assets. A more complete choice of strategies will strengthen the understanding that social and human assets are important in the diversity of household livelihood strategies.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Prasetiyo
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari faktor-faktor yang memengaruhi tingkat kesejahteraan dan ketahanan pangan rumah tangga pertanian di Indonesia. Data yang digunakan adalah Survei Pendapatan Usaha Pertanian Tahun 2013 dan Pendataan Potensi Desa Tahun 2014. Berdasarkan hasil analisis inferensial, tingkat kesejahteran rumah tangga pertanian dipengaruhi karakteristik pertanian, karakteristik rumah tangga, dan karakteristik regional. Adapun untuk model ketahanan pangan, hasil penelitian menunjukkan rumah tangga pertanian yang tahan pangan adalah rumah tangga pertanian subsektor tanaman pangan, melakukan diversifikasi pendapatan, mendapatkan subsidi yang sesuai peruntukan usaha pertanian, KRT laki-laki, KRT berusia 55-64 tahun, KRT berpendidikan tinggi, berada di Jawa dan Bali, dan akses jalan yang baik.

This research aims to study the factors that affect the wealth and food security of agricultural households in Indonesia. Data used in this research is Agricultural Household Income Survey 2013 and the Village Potential Data Collection 2014. Based on the results of inferential analysis, the wealth level of agricultural households affected agricultural characteristics, household characteristics, and regional characteristics. Whereas for the food security models, results showed that food secure households is with food crops subsector, diversifying incomes, gets subsidies corresponding designation agricultural businesses, male head household, age of head household between 55-64, highly educated head household, area of residence in Java and Bali, and good road access.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T45994
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Choirun Nisa
"Ketahanan pangan adalah kondisi ketika semua orang dapat mengakses makanan yang aman dan bergizi guna hidup aktif dan sehat. Pandemi COVID-19 mengganggu ketahanan pangan oleh karena dampak buruknya terhadap sosial ekonomi, yang menyebabkan kerawanan pangan. Kondisi rawan pangan berkaitan dengan buruknya kualitas konsumsi pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan ketahanan pangan rumah tangga selama pandemi COVID-19 dan kaitannya terhadap kebiasaan konsumsi siswa SMAN 1 dan SMAN 2 Liwa, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung. Penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional ini menggunakan data sekunder. Sampel penelitian ini adalah 207 siswa SMA (berusia 14-17 tahun) beserta ibunya. Analisis data secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan 51,2% rumah tangga mengalami rawan pangan. Hasil analisis statistik menunjukkan pekerjaan ayah sebagai non-PNS (OR = 4,115), pendapatan orang tua per bulan saat pandemi COVID-19 kurang dari Upah Minimum Kabupaten (UMK) (OR = 4,115), pendidikan ayah dan pendidikan ibu kurang dari atau sama dengan tamat SMP (OR = 1,739 dan 1,843) berhubungan signifikan dengan kerawanan pangan rumah tangga. Penelitian ini juga menemukan hubungan yang bermakna antara kerawanan pangan rumah tangga dengan kebiasaan tidak sering mengonsumsi sumber protein hewani (OR = 2,569), susu dan produk olahannya (OR = 7,098), serta fast food (OR = 0,562) pada siswa. Program ketahanan pangan sebaiknya difokuskan kepada sasaran rentan, yakni rumah tangga dengan ayah dan ibu berpendidikan rendah serta memiliki pendapatan di bawah UMK. Rumah tangga rawan pangan direkomendasikan untuk melakukan upaya ternak ayam dan ikan sebagai sumber konsumsi protein hewani. Dinas Ketahanan Pangan dapat bekerja sama dengan Dinas Peternakan untuk mengembangkan industri peternakan sapi perah guna meningkatkan produksi susu.

Food security is a condition when everyone can access safe and nutritious food for an active and healthy life. The COVID-19 pandemic disrupts food security due to its adverse socio-economic impact, which causes food insecurity. Food insecurity is related to poor diet quality. This study aims to determine the factors related to household food security during the COVID-19 pandemic and its relation to the consumption habits among students at SMAN 1 and SMAN 2 Liwa, West Lampung Regency, Lampung Province. This quantitative research with a cross-sectional design uses secondary data. The sample of this study was 207 high school students (aged 14-17 years) and their mothers. Data analysis was univariate and bivariate using the chi-square test. The results showed 51,2% of households experienced food insecurity. The results of statistical analysis showed that the father's occupation as a non-civil servant (OR = 4,115), the parent's monthly income during the COVID-19 pandemic was less than the District Minimum Wage (UMK) (OR = 4,115), father's education and mother's education was less than or equal to junior high school (OR = 1.739 and 1.843) had a significant relationship to household food insecurity. This study also found that household food insecurity was significantly related to the habit of not frequently consuming animal protein sources (OR = 2.569), milk and its processed products (OR = 7.098), and fast food (OR = 0.562) in students. Food security programs should be focused on vulnerable targets, namely households with fathers and mothers with low education and income below the UMK. It is recommended to raise chicken and fish as a source of animal protein consumption for food insecurity households. The Food Security Agency can collaborate with the Animal Husbandry Agency to develop the dairy cows industry to increase milk production."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Apriasna Bhia
"Tesis ini menganalisis tentang implementasi kebijakan ketahanan pangan di Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Berbasis Sumber Daya Lokal dan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan tersebut dengan menggunakan teori model implementasi kebijakan Van Meter dan Van Horn (1974). Penelitian ini menggunakan pendekatan post positivis dengan metode pengumpulan data kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi dan studi lapangan serta studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman anggota kelompok terhadap teknik pembudidayaan tanaman maupun ternak, dan penataan administrasi kelompok masih menjadi kendala. Selain itu belum adanya Peraturan Daerah yang mendukung kebijakan ketahanan pangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah karakteristik badan pelaksana dan sikap pelaksana yaitu Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian (BKP3) Kabupaten Ende yang sangat menentukan berjalannya program ini. Ukuran dan tujuan kebijakan, sumber-sumber kebijakan yang terbatas sementara tugas pemberdayaan kelompok wanita menjadi tugas pemerintah daerah. Komunikasi antar organisasi belum intensif, dan adanya dampak sosial dan ekonomi. Agar implementasi berjalan baik, perlu ada peraturan daerah yang mendukung, sosialisasi dan pendampingan oleh penyuluh pendamping terus harus dilakukan demi peningkatan pemahaman dan keberlanjutan kegiatan kelompok.

This thesis analyzes the implementation of the food security policy in Ende Regency, Province of East Nusa Tenggara through Program of Acceleration of Food Consumption Diversification based on Local Resources and the factors that influence the policy by using a theoretical of policy implementation model Van Meter and Van Horn (1974). This study uses a post-positivist approach with qualitative data collection methods. The technique of the collecting data through indepth interviews, observation and field study and literature study. The results shows that the understanding of the group members about techniques of cultivation livestock and plants, and the arrangement of group administration still an obstacle. In addition to the absence of local regulations that supports food security policies. There are several factors that influence the implementation are characteristic and the attitude of the executing agency namely the Agency of Food Security and Agricultural Extension of Ende Regency which is responsible of this program, the size and purpose of the policy, policy resources are limited while the task of group empowerment of women?s group is the duty of the local government, communication among the organization has not been intensive, and the program has been given the impact in social and economic sectors. In order to make the program implementation goes well, it needs local regulation to support the food security policy, and then socialization and mentoring by an agricultural extension continues to be done in order to improve the understanding and sustainability of group activities."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T44373
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yehezkiel Raka Paskalis
"Penelitian ini akan menganalisis pengaruh jumlah anggota rumah tangga disabilitas rumah tangga terhadap status ketahanan pangan rumah tangga, dengan menggunakan data cross-section dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2023 pada tingkat analisis rumah tangga. Hasil analisis dengan menggunakan regresi logistik biner menunjukkan bahwa jumlah anggota rumah tangga disabilitas berpengaruh negatif terhadap status ketahanan pangan rumah tangga. Pengaruh negatif ini dapat menghambat pencapaian tujuan pemerintah dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2012 dan Undang-Undang No. 8 Tahun 2016, yaitu menjamin kelangsungan hidup setiap warga negara, termasuk dalam ketahanan pangan, tidak terkecuali para penyandang disabilitas. Selain itu, analisis juga dilakukan terhadap karakteristik sosio-ekonomi rumah tangga yang mempengaruhi ketahanan pangan rumah tangga, seperti jenis kelamin kepala rumah tangga, umur kepala rumah tangga, status perkawinan kepala rumah tangga, tingkat pendidikan kepala rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, status pekerjaan kepala rumah tangga, wilayah tempat tinggal rumah tangga, pengeluaran rumah tangga, akses kredit, kepemilikan rumah, jumlah perokok, dan provinsi.

This research will analyze the effect of the number of household members with disabilities on the household food security status using cross-sectional data from the 2023 Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). The results of analysis using binary logistic regression show that that the number of household members with disabilities negatively affects the household food security status. This adverse impact poses a significant obstacle to fulfilling the goals of Undang-Undang No. 18 Tahun 2012 and Undang-Undang No. 8 Tahun 2016, which aim to ensure the well-being of all citizens, including food security for people with disabilities. Additionally, analysis was also carried out on household socio-economic characteristics that influence household food security, such as the gender of the head of the household, age of the head of the household, marital status of the head of the household, education level of the head of the household, number of household members, employment status of the head of the household, household living area, household expenditure, access to credit, house ownership, number of smokers, and province."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Laili Rahmawati
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat dan karakteristik ketahanan pangan rumah tangga serta mengidentifikasi faktor determinan ketahanan pangan rumah tangga di Provinsi Jawa Tengah. Identifikasi faktor determinan ketahanan pangan rumah tangga diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dalam pengambilan kebijakan untuk mengatasi masalah kerawanan pangan yang lebih terarah dan tepat sasaran. Penelitian ini menggunakan data Susenas 2012. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Data dianalisis dalam dua tahap yaitu analisis deskriptif dan metode statistik dengan menggunakan model Regresi Logistik Ordinal. Namun, sebelumnya dilakukan penghitungan tingkat ketahanan pangan menggunakan penghitungan derajat ketahanan pangan yang diukur berdasarkan klasifikasi silang antara ketercukupan kalori dan pangsa pengeluaran pangan dengan empat kategori yaitu tahan, rawan, kurang, dan rentan pangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat ketahanan pangan rumah tangga di Provinsi Jawa Tengah didominasi oleh kategori rentan pangan yang mencapai 37,20%, disusul oleh Tahan Pangan (32,60%), Kurang Pangan (16,70%), dan Rawan Pangan (13,5%). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketahanan pangan rumah tangga di Provinsi Jawa Tengah yaitu jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan terakhir yang ditamatkan, jenis lapangan kerja, dan status pernikahan kepala rumah tangga; daerah tempat tinggal; jumlah anggota rumah tangga; pengeluaran perkapita; pembelian raskin; dan kepemilikan aset produktif.

ABSTRACT
This study aimed to analyze level and characteristics of household food
security and to identify its determinants in Central Java. Identification of
household food security determinants is expected to became one of references to
policy making in address focused and targeted food insecurity issues.
This study is a quantitative research with cross sectional approach and used
data from The National Socioeconomic Survey (SUSENAS) 2012 in its analysis.
Data were analyzed in two stages i.e descriptive analysis and statistical methods
using ordinal logistic regression model. But, previously performed calculation of
the level of household food security using the degree of food security, is measured
by the cross-classification between calories adequacy and the share of food
expenditure, with four level of categories wich are resistant, insecurity, less, and
vulnerable,
Results of analysis showed that household food security level in Central
Java province is dominated by food vulnerable (37.20%), food resistant (32,60%),
less food (16,70%) and food insecurity (13,5%).
Gender, age, education level attained last one, the type of employment; and
household marital status of head of household; area of residence; number of
household members; expenditure per capita; Raskin acceptance; and ownership of
productive assets are factors that affect the food security of household in Central
Java province, This study aimed to analyze level and characteristics of household food
security and to identify its determinants in Central Java. Identification of
household food security determinants is expected to became one of references to
policy making in address focused and targeted food insecurity issues.
This study is a quantitative research with cross sectional approach and used
data from The National Socioeconomic Survey (SUSENAS) 2012 in its analysis.
Data were analyzed in two stages i.e descriptive analysis and statistical methods
using ordinal logistic regression model. But, previously performed calculation of
the level of household food security using the degree of food security, is measured
by the cross-classification between calories adequacy and the share of food
expenditure, with four level of categories wich are resistant, insecurity, less, and
vulnerable,
Results of analysis showed that household food security level in Central
Java province is dominated by food vulnerable (37.20%), food resistant (32,60%),
less food (16,70%) and food insecurity (13,5%).
Gender, age, education level attained last one, the type of employment; and
household marital status of head of household; area of residence; number of
household members; expenditure per capita; Raskin acceptance; and ownership of
productive assets are factors that affect the food security of household in Central
Java province]"
2015
T43619
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tamam Mas`Adi
"Tesis ini membahas tentang strategi pengembangan pangan lokal berbasis ubi kayu dalam mendukung ketahanan pangan di Kabupaten Batang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pengembangan pangan lokal ubi kayu dan mencari alternatif strategi pengembangan pangan lokal ubi kayu dalam mendukung ketahanan pangan di Kabupaten Batang. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Treaths). Analisis deskriptif dilakukan dengan memaparkan potensi pengembangan ubi kayu dalam mendukung ketahanan pangan di Kabupaten Batang. Sementara Analisis SWOT dilakukan untuk mencari alternatif strategi pengembangan pangan lokal berbasis ubi kayu dalam mendukung ketahanan pangan di Kabupaten Batang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan ubi kayu di Kabupaten Batang selama tahun 2008-2012 mengalami tingkat penurunan luas panen sebesar -9,21% dan produksi sebesar -18,31%, tetapi potensi pengembangan ubi kayu masih mampu untuk dikembangkan lebih baik lagi. Berdasarkan analisis SWOT menunjukkan bahwa faktor kekuatan bernilai 2,20 dan faktor peluang bernilai 1,95, sehingga Grand Strategy berada di Kuadran I. Kuadran I berarti strategi SO (Strategi Agresif), yaitu strategi menggunakan seluruh kekuatan dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Selanjutnya urutan prioritas strategi terpilih adalah: (1) pengembangan kapasitas produksi ubi kayu, (2) pengembangan mutu dan keragaman pangan ubi kayu, (3) peningkatan citra pangan tradisional ubi kayu, (4) peningkatan keberdayaan dan partisipasi masyarakat.

This thesis discusses the development strategic for local food based on cassava to support of food security in Batang District. This studies aim to determine for development potential and seek development strategies alternative of local food based on cassava in support of food security in Batang. The method was used quantitative descriptive, approached by SWOT (Strengths Weakness Opportunities Treaths) analysis. Descriptive analysis describe development potential of cassava to support of food security in Batang District. While the SWOT analysis was used to find alternative strategies local food based on cassava to support of food security in Batang District.
The results showed that the development of cassava in Batang District during 2008-2012 has decreased harvested area was -9.21% and production was - 18.31%, but potential for cassava development is still able to be developed better. Based on the SWOT analysis shows that the Strengths factor was 2.20 and Opportunities factor was 1.95, so the Grand Strategy was in Quadrant I. Quadrant I means SO strategy (Aggressive Strategy), its strategy uses all the Strenghts and take Opportunities as large possible. Furthermore, the order of priority for selected strategies are: (1) development of cassava production capacity, (2) development of food quality and diversity of cassava, (3) image enhancing of cassava traditional food, (4) increasing the empowerment and participation.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gerry Danistyo
"Isu terkait ketahanan pangan masih menjadi isu yang strategis di Kabupaten Belu mengingat kabupaten ini masih memiliki kerentanan terhadap kerawanan pangan. Penelitian ini bertujuan menganilisis faktor internal dan eksternal yang memengaruhi ketahanan pangan di Kabupaten Belu, lalu merumuskan alternatif strategi yang dapat digunakan dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan di Kabupaten Belu dengan menggunakan metode SWOT. Alternatif strategi tersebut adalah: (1) peningkatan kerjasama antara pemerintah dan LSM; (2) pengembangan infrastruktur dan sarana prasarana pertanian; (3) penguatan sistem cadangan pangan; (4) optimalisasi pemanfaatan pangan lokal; (5) peningkatan koordinasi lintas sektor yang terkait ketahanan pangan; dan (6) revitalisasi peran penyuluh pertanian.

Food Security still become a strategic issue at Belu District since this area still have vulnerability to food insecurity. This thesis have purposes to analyze internal and external factors that affect food security at Belu District, and also to formulate alternative strategies could be used for developing food security level with SWOT methods. The alternative strategies are: (1) increasing cooperation between government and NGOs; (2) developing infrastructures and agriculture facilities; (3) strengthening food reserves system; (4) optimizing local food utilizations; (5) increasing coordination within government sectors that related to food security; dan (6) Revitalizing the role of agricultural instructors."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>