Ditemukan 46694 dokumen yang sesuai dengan query
Nauval Ivanditho
"Daerah “NI” yang terletak di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara memiliki sistem geotermal yang berpotensi untuk dieksploitasi. Hal ini ditandai dengan keberadaan manifestasi panas berupa chloride hot springs. Dari manifestasi tersebut dibuat perkiraan temperatur reservoir sebesar 149oC (moderate temperature geothermal system). Berdasarkan data geologi, terdapat patahan besar yang membentang dari Barat Daya hingga Timur Laut lapangan penelitian yang diperkirakan menjadi tempat keluar masuknya fluida. Investigasi lebih lanjut mengenai kenampakan bawah tanah dari sistem geotermal daerah “NI” dilakukan dengan melalakukan pengolahan data Magnetotellurik (MT) yang kemudian dilanjutkan dengan inversi 2-dimensi. Hasil inversi 2-dimensi menunjukkan zona reservoir pada kedalaman 500-1000 m dengan resistivitas 20-80 ohm.m. Hasil inversi diintegrasikan dengan data gravitasi, data geologi, dan data geokimia untuk mendapatkan model konseptual dan perkiraan luas area prospek dari sistem geotermal daerah “NI”. Berdasarkan data tersebut, sistem geotermal daerah “NI” diperkirakan memiliki potensi sekitar 11,6 MWe dan titik pemboran yang direkomendasikan adalah di dekat zona patahan dan zona manifestasi karena daerah tersebut merupakan zona upflow reservoir serta memiliki permeabilitas dan suhu yang tinggi.
The “NI” area which is located in South Konawe Regency, Southeast Sulawesi has a geothermal system that has the potential to be exploited. It is characterized by the presence of heat manifestations in the form of chloride hot springs. From these manifestations, an estimate of the reservoir temperature is 149oC (moderate temperature geothermal system). Based on geological data, there is a large fault stretching from the Southwest to the Northeast of the research field which is estimated to be the entry and exit point for fluids. Further investigation of the underground features of the “NI” regional geothermal system was carried out by processing Magnetotelluric (MT) data followed by 2-dimensional inversion. The 2-dimensional inversion results show the reservoir zone at a depth of 500-1000 m with a resistivity of 20-80 ohm.m. The inversion results are integrated with gravity data, geological data, and geochemical data to obtain a conceptual model and an estimate of the prospect area of the “NI” regional geothermal system. Based on these data, the geothermal system in the “NI” area is estimated to have a potential of about 11.6 MWe and the recommended drilling point is near the fault zone and manifestation zone because this area is an upflow reservoir zone and has high permeability and temperature"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Alif Fadhli Anshari
"Wilayah Cisolok-Cisukarame merupakan area prospek geotermal liquid dominated geothermal system yang berlokasi di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Aktivitas geotermalnya dicirikan dengan kemunculan manifestasi permukaan dalam bentuk mata air panas di sepanjang sungai Cisolok dan Cisukarame. Eksplorasi geotermal pertama di wilayah Cisolok-Cisukarame telah dilakukan sejak tahun 1970 dan sumur eksplorasi pertama dilakukan pada akhir 1986 di dekat mata air panas Cisolok hingga kedalaman 1200 meter dan mendapati temperatur di dasar sumur sebesar 120o C. Beberapa penelitian serupa telah dilakukan sebelumnya, namun model konseptual dari penelitian terdahulu belum secara akurat dapat menduga lokasi keberadaan reservoir dan heat source dikarenakan keterbatasan data sehingga interpretasi yang dilakukan belum tepat. Dalam penelitian ini, rekonstruksi model konseptual geotermal dilakukan untuk memecahkan permasalahan utama dalam menentukan keberadaan reservoir dan heat source, berbasis integrasi data geologi, geokimia, gravitasi satelit GGMPlus, dan magnetotellurik. Berdasarkan hasil interpretasi model konseptual yang telah direkonstruksi, keberadaan reservoir pada sistem geotermal Cisolok-Cisukarame diduga berada dibawah manifestasi permukaan Cisukarame yang berperan sebagai zona upflownya dan mengalami perluasan ke arah timur laut. Temperatur pada reservoir mencapai 235o C dengan sumber panas yang diduga berasal dari sisa panas Gunung Halimun berumur kuarter. Area prospek berdasarkan pertimbangan pola persebaran resistivitas serta batas reservoir diperkirakan memiliki luas sebesar 15 km2 dengan top of reservoir pada kedalaman 500 - 1000 meter. Lokasi titik pemboran sumur eksplorasi direkomendasikan berada pada zona permeable timur laut manifestasi Cisukarame mencapai kedalaman 1000 meter pada zona dengan temperature yang tinggi. Diperkirakan area prospek reservoir masih mengalami perluasan ke arah utara dan timur laut, namun diperlukan survei geofisika lanjut untuk mengonfirmasi kemungkinan possible extend tersebut.
The Cisolok-Cisukarame region is a liquid dominated geothermal system prospect area located in Sukabumi Regency, West Java Province, Indonesia. Its geothermal activity is characterized by the appearance of surface manifestations in the form of hot springs along the Cisolok and Cisukarame rivers. The first geothermal exploration in the Cisolok-Cisukarame area has been carried out since 1970 and the first exploration well was carried out at the end of 1986 near the Cisolok hot spring to a depth of 1200 meters and found the temperature at the bottom of the well of 120o C. Several similar studies have been carried out before, but the model conceptual studies from previous studies have not been able to accurately predict the location of the reservoir and heat source due to limited data so that the interpretation is not correct. In this research, the reconstruction of the conceptual geothermal model is carried out to solve the main problems in determining the existence of reservoirs and heat sources, based on the integration of geological, geochemical, gravity satellite GGMPlus, and magnetotelluric data. Based on the interpretation of the reconstructed conceptual model, the reservoir in the Cisolok- Cisukarame geothermal system is predicted below the surface manifestation of Cisukarame which acts as the upflow zone and is expanding to the northeast. The temperature in the reservoir reaches 235o C with the heat source predicted to come from the residual heat of Mount Halimun with quarter age. The prospect area based on consideration of the resistivity distribution pattern and reservoir boundary is estimated to have an area of 15 km2 with a top of reservoir at a depth of 500 - 1000 meters. The location of the exploration well drilling point is recommended to be in the northeastern permeable zone of the Cisukarame manifestation reaching a depth of 1000 meters in a zone with high temperatures. It is estimated that the reservoir prospect area is still expanding to the north and northeast, but further geophysical surveys are needed to confirm the possibility of this possible extend."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Liberte Iusti De Dili
"Area Prospek Geotermal C terletak dibagian Selatan Provinsi Jawa Barat yang berada di sisi barat vulkanik Gunung Patuha dan Kawah Putih. Area C sudah memiliki 3 (tiga) sumur eksplorasi yang direncanakan sebagai sumur produksi. Sumur W1 mencapai kedalaman 1550 mTD mendapatkan reservoar “steam dominated” dengan temperatur lebih dari 240°C dapat membangkitkan dengan kapasitas 4.2 MW sedangkan untuk sumur W2 dan W3 belum keluar uap dari kepala sumur. Untuk menambah kapasitas area geotermal C akan dilakukan pemboran sumur baru. Sebelum melakukan pemboran perlu memperhatikan parameter utama untuk meningkatkan keberhasilan dalam pemboran. Tiga parameter utama yang harus ada dalam keberhasilan pemboran yaitu didapatkan permeabilitas dan temperatur tinggi serta keberadaan benign fluid. Data geofisika memiliki peran yang penting mengingat keterbatasan data dan jumlah sumur belum mencakup seluruh area geothermal C. Pemodelan serta analisis data geofisika (Magentotellurik dan gravitasi) yang diintegrasikan dengan data geologi, geokimia dan sumur dilakukan untuk membuat model konseptual yang komprehensif untuk menggambarkan kondisi bawah permukaan seperti persebaran permeabilitas dan temperatur tinggi serta keberadaa benign fluid. Pemodelan 3D data Magnetotellurik dapat menggambarkan secara luas mengenai distribusi temperatur bawah permukaan, indikasi batuan penudung (clay cap) dan potensi sumber panas serta batas reservoir. Analisis data Gravitasi yang meliputi First Horizontal Derivative (FHD) dan Second Vertival Derivative (SVD) dapat memberikan gambaran distribusi struktur geologi bawah permukaan di area Geotermal C yang berasosiasi dengan zona permeabilitas. Hasil dari integrasi data-data tersebut diharapkan dapat menjadi dasar analisis data dalam meningkatkan kepercayaan dalam pentuan target pemboran sumur produksi.
Geothermal Prospect Area C is located in the southern part of West Java Province, on the western side of the volcanic Mount Patuha and Kawah Putih. Area C already has 3 (three) exploration wells which are planned as production wells.Well W1 reaches a depth of 1550 mTD and has a "steam dominated" reservoir with a temperature of more than 240°C which can generate a capacity of 4.2 MW, while for wells W2 and W3 no steam has yet emerged from the wellhead. To increase the capacity of geothermal area C, new wells will be drilled. Before drilling, you need to pay attention to the main parameters to increase drilling success. The three main parameters that must be present for successful drilling are high permeability and temperature and the presence of benign fluid. Geophysical data has an important role considering that data is limited and the number of wells does not cover the entire geothermal area of C. Modeling and analysis of geophysical data (Magentotelluric and gravity) which is integrated with geological, geochemical and well data is carried out to create a comprehensive conceptual model to describe subsurface conditions such as the distribution of permeability and high temperatures as well as the existence of fluid beings. 3D modeling of Magnetotelluric data can provide a broad description of subsurface temperature distribution, indications of cap rock (clay cap) and potential heat sources and reservoir boundaries. Gravity data analysis which includes First Horizontal Derivative (FHD) and Second Vertical Derivative (SVD) can provide an overview of the distribution of subsurface geological structures in the Geothermal C area which is associated with the permeability zone. It is hoped that the results of the integration of these data can become the basis for data analysis in increasing confidence in determining production well drilling targets."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Afifah Sekar Arifianti
"Daerah “CB’ merupakan salah satu daerah prospek geotermal di Indonesia. Indikasi adanya potensi sistem geotermal daerah “CB” ditandai dengan kemunculan manifestasi permukaan berupa kelompok mata air panas yang bertemperatur 68 – 74.8oC dengan pH antara 6.35 – 68.4. Penelitian ini bertujuan untuk membangun model konseptual terintegrasi dari data magnetotellurik, gravitasi satelit GGMPlus, geologi, dan geokimia. Hasil dari pemodelan inversi 3-D magnetotellurik menunjukkan adanya sebaran clay cap dengan variasi ketebalan 1 - 2 km, yang ditandai dengan nilai resistivitas 1 – 15 Ωm. Lapisan reservoir diduga mempunyai resistivitas 20 – 60 Ωm dengan puncak reservoir yang berada pada kedalaman ≤ 1000 meter di bawah permukaan. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan geotermometer Na/K Giggenbach, rata-rata temperatur reservoir relatif cukup tinggi yaitu sekitar 220 - 250 ºC. Sumber panas pada sistem geotermal “CB” ini diperkirakan berasal dari plutonik body yang berasosiasi dengan aktivitas sesar. Dalam penelitian ini juga diperoleh indikasi adanya struktur graben berarah barat laut - tenggara dan beberapa struktur patahan lainnya berdasarkan hasil analisis turunan berupa First Horizontal Derivative (FHD) dan Second Vertical Derivative (SVD) dari gravitasi satelit GGMPlus. Sistem geotermal “CB” ini diduga termasuk ke dalam klasifikasi fault-controlled geothermal system.reynor Ratio, and Jensen's Alpha with CAPM based on data collected from refinitv, eikon, IDX, Yahoo Finance for the period 2016 – 2021. The results show that in the period of crisis SSRI outperforms ISSI and SRI Kehati and in general SSRI could compete with ISSI and SRI Kehati. These results indicate that incorporating ESG screening into sharia investment decisions does not have a negative impact on returns and risks, so that it can be used as an option for portfolio diversification. In addition SSRI will increase the impact and positive contribution to reducing the financing gap for SDGs, as well as gain a wider investor base.
Daerah “CB’ merupakan salah satu daerah prospek geotermal di Indonesia. Indikasi adanya potensi sistem geotermal daerah “CB” ditandai dengan kemunculan manifestasi permukaan berupa kelompok mata air panas yang bertemperatur 68 – 74.8oC dengan pH antara 6.35 – 68.4. Penelitian ini bertujuan untuk membangun model konseptual terintegrasi dari data magnetotellurik, gravitasi satelit GGMPlus, geologi, dan geokimia. Hasil dari pemodelan inversi 3-D magnetotellurik menunjukkan adanya sebaran clay cap dengan variasi ketebalan 1 - 2 km, yang ditandai dengan nilai resistivitas 1 – 15 Ωm. Lapisan reservoir diduga mempunyai resistivitas 20 – 60 Ωm dengan puncak reservoir yang berada pada kedalaman ≤ 1000 meter di bawah permukaan. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan geotermometer Na/K Giggenbach, rata-rata temperatur reservoir relatif cukup tinggi yaitu sekitar 220 - 250 ºC. Sumber panas pada sistem geotermal “CB” ini diperkirakan berasal dari plutonik body yang berasosiasi dengan aktivitas sesar. Dalam penelitian ini juga diperoleh indikasi adanya struktur graben berarah barat laut - tenggara dan beberapa struktur patahan lainnya berdasarkan hasil analisis turunan berupa First Horizontal Derivative (FHD) dan Second Vertical Derivative (SVD) dari gravitasi satelit GGMPlus. Sistem geotermal “CB” ini diduga termasuk ke dalam klasifikasi fault-controlled geothermal system."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dizanissa Purnama Sari
"Lapangan geotermal X merupakan salah satu lapangan di Flores, Nusa Tenggara Timur yang memiliki potensi geotermal dan masih dalam tahap pengembangan. Pada Tahap eksplorasi, diperlukan pemahaman yang sangat baik terhadap sistem geotermal yang dapat digambarkan melalui model konseptua. Penelitian ini bertujuan untuk membangun sebuah model konseptual yang terintegrasi data geofisika, geologi, geokimia, dan data sumur. Hal ini digunakan untuk meminimalisir kegagalan dalam pemboran. Model konseptual merupakan informasi awal untuk menentukan lokasi pengeboran. Pemodelan dilakukan dengan menggunakan analisis inversi 3D magnetotellurik (MT) dan 2D gravitasi yang dikorelasikan dengan data sumur. Hasil geotermometer menunjukan temperatur reservoir berkisar 225-250ºC. Berdasarkan korelasi data tersebut dapat dilihat bahwa lapisan dibawah permukaan X dibagi menjadi 3 yaitu argilik, transisi, dan propilitik. Zona argilik diidentifikasikan sebagai clay cap dengan resistivitas ≤ 10 ohm-m dengan temperature 200ºC. Sedangkan zona transisi merupakan batas dari reservoir dan clay cap yang memiliki suhu sebesar 200-210ºC dan resistivitas 10-20 ohm-m. Zona propilitik merupakan zona reservoir yang kaya mineral illit dengan resistivitas 20-100 ohm-m dan temperature ≥ 210ºC. Luas area prospek lapangan geotermal X sebesar 3.4 km2 dengan potensi tertinggi di bagian utara daerah penelitian. Rekomendasi pengembangan yaitu 3 sumur produksi ke arah utara dan 2 sumur injeksi ke arah selatan. Disimpulkan bahwa model konseptual yang dihasilkan berkorelasi dengan baik dengan data sumur.
The X Geothermal field is one of the fields in Flores, East Nusa Tenggara that has geothermal potential and is still under development. At the exploration stage, understanding the geothermal system is important can be described through a conceptual model. This study aims to build an integrated conceptual model with geophysical, geological, geochemical, and well data. It is used to minimize failures in drilling. This is used to minimize failure in drilling. The geothermal conceptual model is the initial information for determining the drilling location. Modeling was carried out using inverse 3D magnetotelluric (MT) and 2D gravity analysis which was correlated with well data. The results of the geothermometer show that the reservoir temperature ranges from 225-250ºC. Based on the data correlation, it can be seen that the subsurface layer X is divided into 3 namely argillic, transitional, and propylitic. The argillic zone is identified as a clay cap with a resistivity of ≤ 10 ohm-m at a temperature of 200ºC. While the transition zone is the boundary of the reservoir and clay cap which has a temperature of 200-210ºC and a resistivity of 10-20 ohm-m. The prophylactic zone is a reservoir zone rich in illite minerals with a resistivity of 20-100 ohm-m and a temperature of ≥ 210ºC. The prospect area for the X geotermal field is 3.4 km2 with the highest potential in the northern part of the study area. Development recommendations are 3 production wells to the north and 2 injection wells to the south. It was concluded that the resulting conceptual model correlated well with the well data."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Zulimatul Safa`ah Praromadani
"Daerah prospek geotermal Telomoyo terletak sekitar 34 km sebelah selatan dari kota Semarang, Jawa Tengah. Geomorfologi Telomoyo terdiri atas komplek Gunung Telomoyo yang didominasi batuan vulkanik plistosen-kuarter berupa piroklastik dan lava dengan komposisi andesit-basaltik. Manifestasi permukaannya berupa mata air panas dan batuan teralterasi. Pendugaan temperature reservoirnya berkisar 2300C.
Dari data gravitasi diketahui ada intrusi di bawah kaldera Telomoyo. Untuk mengetahui informasi bawah permukaan daerah prospek geothermal Telomoyo, dilakukan survey magnetotellurik (MT). Selanjutnya data MT yang diperoleh diolah melalui tahapan pemilihan data time series sampai inversi 2D dan divisualisasikan ke dalam 3D.
Hasil penelitian ini memperlihatkan lapisan resistivitas sangat rendah (<15 Ωm), diinterpretasikan sebagai lapisan penudung (clay cap). Lapisan yang berada di bawah clay cap dengan nilai resistivitas sekitar 50-150 Ωm diinterpretasikan sebagai reservoir dari sistem geotermal. Lapisan heat source tampak berbentuk dome dengan nilai resistivitas >250 Ωm. Selanjutya model dari data MT tersebut diintegrasikan dengan data geologi, geokimia, dan geofisika (gravitasi) sehingga dapat dibuat model konseptual yang dapat mendelineasi sistem geotermal daerah prospek Telomoyo dimana potensi geotermalnya berkisar 125 MWe.
Telomoyo geothermal prospect is located about 34 km southern from Semarang, Central Java. Geomorphology of Telomoyo consist of Mount Telomoyo dominated by volcanic plistocene- quartenary formation consists of pyroclastic and andesit-basaltic lava. Surface manifestation are hot springs and alterationed rock. The estimation of reservoir temperature is about 2300C. From gravity data we can see an intrusion under Telomoyo's caldera. To get subsurface information about Telomoyo geothermal prospect , MT survey was done. MT data is processed through data selection stage of time series up to 2D inversion and visualized into 3D. The result of the reseach shows that there is very low resistivity layer (<15 Ωm), interpreted as clay cap. The layer under clay cap with resistivity value is about 50-150 Ωm interpreted as reservoir of geothermal system. Heat source layer has dome shape wih resistivity value >250 Ωm. Moreover, the model from MT data integrated with geology, geochemistry, and geophysics (gravity) data so the conceptual model that delineated geothermal system of Telomoyo prospect area of which geothermal potension about 125 Mwe can be made."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S44548
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Khairunnisa
"Daerah penelitian “KN” merupakan salah satu daerah prospek geotermal yang menjadi fokus pengembangan dari kawasan Flores untuk menggunakan semua potensi geotermal untuk pembangkit listrik yang diindikasi dengan kemunculan manifestasi fumarol dan mata air panas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai kondisi bawah permukaan daerah geotermal dalam bentuk model konseptual yang sistematik berbasis analisis terintegrasi data magnetotellurik, data gravitasi GGMplus, data citra satelit serta data penunjang geologi dan geokimia daerah penelitian. Selain model konseptual sistematik, harapan dari penelitian ini adalah untuk dapat merekomendasikan area yang tepat untuk pemboran selanjutnya dan penentuan daerah prospek. Berdasarkan data penunjang geokimia, temperatur reservoir diduga sekitar 220°C melalui perhitungan geothermometer. Berdasarkan data geologi, pada sistem geotermal lapangan “KN” memiliki batuan yang berpotensi untuk menjadi clay cap adalah batuan-batuan vulkanik yang teralterasi di sekitar hot spring. Batuan yang bertindak sebagai cap rock adalah batuan clay tipe argilik. Batuan dasar (basement) berhubungan dengan sedimen laut. Berdasarkan hasil pengolahan data citra satelit, dapat diidentifikasi mengenai zona Fault and Fracture Density pada daerah penelitian yang menunjukkan zona FFD sedang hingga tinggi sehingga dapat dikategorikan sebagai zona permeable. Hasil pengolahan data gravitasi berdasarkan analisis FHD dan SVD dapat diindentifikasi adanya 13 indikasi patahan dan menunjukkan patahan yang sesuai dengan struktur di dalam peta geologi, nilai anomali gravitasi yang dapat diinterpretasikan untuk dugaan area prospek serta distribusi densitas parasnis yang sesuai dengan data litologi daerah penelitian yang didominasi oleh batuan vulkanik andesit. Hasil pengolahan data magnetotellurik dapat menggambarkan sebaran resistivitas bawah permukaan yang berasosiasi dengan system geotermal daerah penelitian berupa clay cap, reservoir, dan heat source. Hasil MT tersebut juga dapat mengindikasikan pola updome dan dikonfirmasi oleh keberadaan manifestasi fumarol FWO-01 dan 02 dan mata air panas APWO yang bersifat sulfat steam heated water yang menjadi karakteristik zona upflow. Analisis integrasi hasil korelasi dari data-data tersebut, kemudian dipadukan untuk merekonstruksi model konseptual daerah geotermal “KN”. Area prospek geotermal berada pada zona upflow dekat manifestasi fumarole FWO-01 dan 02 serta mata air panas APWO dengan luas sekitar 2.75 km. Rekomendasi titik pemboran sumur eksplorasi berada di arah timur dari manifestasi APWO dengan titik pemboran berada pada elevasi 750 meter hingga - 1000 meter dengan arah directional drilling menuju barat daya sehingga dapat memotong sesar di dekat manifestasi APWO.
The research area "KN" is one of the geothermal prospect areas in Eastern Indonesia, which is the focus of development in meeting electricity needs. This study aims to describe the subsurface conditions of the geothermal area in the form of a conceptual model based on an integrated analysis of magnetotelluric data, GGMplus gravity data, satellite imagery data, and geological and geochemical supporting data to recommend areas for further drilling and determination of prospect areas. Based on the results of processing satellite image data, the Fault and Fracture Density zone can be identified, which shows a moderate to high zone so that it can be categorized as permeable. The results of processing gravity data based on the analysis of First Horizontal Derivatives and Second Vertical Derivatives can identify the presence of 13 associated fault indications, and the value of gravitational anomalies can be interpreted for the estimation of the prospect area. The results of magnetotelluric data processing can describe the distribution of subsurface resistivity associated with geothermal systems in the form of clay caps, reservoirs, and heat sources. The magnetotelluric results can also indicate an updome pattern confirmed by manifestations of FWO-01 and 02 fumaroles and APWO hot springs, which are sulfate steam heated water characteristic of the upflow zone. The geothermal prospect area is in the upflow zone with an area of ââabout 2.75 km². The recommended drilling point is to the east of the APWO with the drilling point at an elevation of 750 meters to -1000 meters with directional drilling to the southwest so that it can cut faults near APWO."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fikri Fahmi
"Daerah prospek panas bumi Arjuno-Welirang berada di jalur ring of fire Indonesia dan berlokasi di Kab. Mojokerto, Kab. Malang, Kab. Pasuruan, dan Kota Batu Provinsi Jawa Timur. Secara geologi batuan di daerah ini didominasi oleh batuan vulkanik berupa lava dan piroklastik yang berumur kuarter. Manifestasi yang muncul di permukaan berupa fumarol - solfatar yang terletak di puncak Gn. Welirang dan mata air panas yang berada di sebelah barat dan baratlaut Gn. Welirang bertipe bicarbonate dengan suhu berkisar antara 39 - 55 0C. Inversi 2-D dan 3-D dari data Magnetotellurik dilakukan untuk mengetahui struktur resistivitas bawah permukaan dengan menggunakan software WinGlink dan MT3DInv-X.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa inversi 3-D mampu menggambarkan struktur bawah permukaan dengan lebih baik dibandingkan dengan inversi 2-D. Lapisan konduktif (<15 ohm-m) dengan ketebalan sekitar 1 - 1,5 km diindikasikan sebagai clay cap dari sistem panas bumi. Lapisan yang berada di bawah clay cap dengan nilai resistivitas sedikit lebih tinggi (20 - 60 ohm-m), diindikasikan sebagai zona reservoir. Body dengan nilai resistivitas yang tinggi (>80 ohm-m), diinterpretasikan sebagai heat source yang berasosiasi dengan aktivitas vulkanik Gn. Arjuno-Welirang.
Tahap akhir dari penelitian adalah mengintegrasikan data MT, geologi dan geokimia, untuk membangun model konseptual. Luas daerah prospek untuk sistem geotermal Arjuno-Welirang sekitar 18 km2 dengan pusat reservoar berada di bawah puncak Welirang. Temperatur reservoar geotermal Arjuno-Welirang dihitung dengan menggunakan geotermometer gas CO2 sekitar 260oC. Potensi dari sistem geotermal Arjuno-Welirang dihitung dengan metode Volumetrik Lump Parameter adalah sebesar 144 MWe.
Arjuno-Welirang Geothermal prospect area is situated in ring of fire Indonesia and located in Kab. Mojokerto, Kab. Malang, Kab. Pasuruan, and Kota Batu, East Java. Geologically, the prospect area is dominated by Quartenary volcanic rocks, both lava and phyroclastic. Surface manifestations occured in this prospect area are fumaroles-solfatara found on top of Mount Welirang. Other manifestanions found in this area are hot springs on the West and Northwest of Mount Welirang that catagorized as bicarbonate type with temperatures range between 39 to 55 oC. The 2-D and 3-D inversion MT data are performed to determine the subsurface resistivty structure. The 2-D inversion was done by using WinGlink software, while the 3-D inversion has been carried out using MT3DInv-X software. The result of the inversion shows that the 3-D inversion can deliniate the subsurface structure more clearly than the 2-D inversion. The conductive layer (<15 ohm-m) with a thickness of about 1 - 1,5 km is indicated indicating the clay cap of the geothermal system. A slighty higher resistivity value (20-60 ohm-m) is discovered below the clay cap, indicating the reservoir zone. Body with high resistivity values (> 80 ohm-m) is interpreted as heatsource of geothermal system associated with volcanic activity of Mount Welirang. The final stage of the research is to intergrate the MT data, geology and geochemistry data, to build a conceptual model. The coverage boundary of the prospective area is about 18 km2 with the summit of Mount Welirang as the center of reservoar. Temperature of geothermal reservoir based on CO2 gas geothermometer is about 260oC.The capacity of Arjuno-Welirang geothermal system counted using Volumetric Lump Parameter method is about 144 MWe."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52633
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Riri Oktobiyanti
"Lapangan geothermal Sibayak terletak di kawasan utara Great Sumatra Fault Zone (GSFZ) yang memiliki topografi yang tinggi di dalam kaldera Singkut. Ditinjau dari kondisi geologinya, lapangan ini memiliki prospek geothermal yang ditandai dengan keberadaan manifestasi panas berupa solfatara, fumarole, chloride springs dan silica sinters. Untuk menginvestigasi struktur bawah permukaan secara lebih detail, maka dilakukan reinterpretasi data magnetotellurik dan gravitasi. Dari pemodelan 2-Dimensi MT yang menggunakan software MT2Dinv dan 3-Dimensi MT menggunakan software GeoSlicer-X maka dapat diketahui clay cap mempunyai nilai resistivitas 5-10 Ωm. Zona reservoir diindikasikan dengan harga resistivitas 50- 200 Ωm yang terdapat di bawah zona clay cap dan berada pada kedalaman sekitar 1600m. Pusat reservoir terdapat pada daerah yang meliputi Gunung Sibayak dan Gunung Pratektekan dengan luas yang diperkirakan sekitar 4 km². Pemodelan data gravitasi mendukung gambaran stuktur utama yang berupa kaldera Singkut dan sesarsesar yang berarah barat laut-tenggara. Berdasarkan studi ini dapat direkomendasikan sumur produksi diarahkan pada pusat reservoir, sedangkan reinjeksi ditempatkan di daerah dekat reservoir tetapi yang diduga memiliki hubungan permeabilitas, yaitu di sekitar batas kaldera sebelah selatan.
Sibayak geothermal field is situated in the northern Great Sumatra Fault Zone (GSFZ), which has high topography inside Singkut caldera. From the geological point of view, Sibayak field is a potential geothermal area supported by the occurrence of surface manifestations such as solfataras, fumaroles, chloride springs and silica sinters. To investigate subsurface geological structure, reinterpretation of the Magnetotelluric and gravity data were carried out. Two-dimensional modeling of MT data using MT2Dinv software and 3-D visualization of the MT data using GeoSlicer-X have delineated clay cap with resistivity of 5-10 ohm. Reservoir zone is indicated by slightly higher resistivity (50 - 200 ohm-m) below the clay cap located in the depth of about 1600m. Center of reservoir is probably located in the area between Mt Sibayak and Mt Pratektekan covering about 4 km². The gravity data modeling supports the existence of main structures, those are Singkut caldera and faults zone oriented in the northwest - southeast direction. Based on this study, it is recommended that the production wells shoud be located to the central of reservoir and reinjection wells should be sited to the area close to the main reservoir which has permeability connection, that is in the southern caldera boundary."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S29441
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Ayuta Fauzia Ladiba
"Lapangan Panas Bumi Maritaing terletak di bagian timur Pulau Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Geotermometer menunjukkan temperatur reservoir sekitar 200oC, sementara lapangan ini masih berstatus green field, atau belum dieksploitasi. Model konseptual pada penelitian tahun 2015 dibuat hanya berbasis data geologi dan geokimia, dan pengambilan data Magnetotelurik (MT) pada tahun 2017 belum menghasilkan model konseptual yang representatif dan komprehensif untuk area Maritaing. Sementara itu, sangat penting untuk memahami sistem panas bumi di suatu lapangan, agar menjadi panduan yang tepat dalam tahap pengembangan energi panas bumi selanjutnya. Temperatur dan permeabilitas adalah salah dua hal yang dipertimbangkan dalam perencanaan pengembangan energi panas bumi. Temperatur berasosiasi dengan keberadaan heat source (sumber panas), dan permeabilitas berasosiasi dengan struktur geologi yang terisi fluida. Identifikasi struktur geologi ini dapat dilakukan dengan menganalisis data gravitasi menggunakan teknik First Horizontal Derivative (FHD) dan Second Vertical Derivative (SVD), dan menganalisis data MT melalui pola splitting kurva, arah diagram polar, dan hasil inversi 3D yang sekaligus dapat memperkirakan batas reservoir melalui Base of Conductor (sekitar 500-1.000 m). Data geokimia manifestasi digunakan untuk membantu identifikasi zona permeabel dan jalur fluida. Model konseptual dibangun dengan mengintegrasikan hasil pemodelan inversi 3D data MT, pemodelan forward 2D data gravitasi, dengan data geologi dan geokimia. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih komprehensif tentang sistem panas bumi di Maritaing, dan dapat menjadi panduan bagi tahap eksplorasi selanjutnya.
Maritaing geothermal field is located in eastern part of Alor Island, East Nusa Tenggara Province, Indonesia. Geothermometer at this field shows reservoir temperature of 200oC, while Maritaing is one of a green field or has not been exploited. Conceptual model from research in 2015 was built based on geological and geochemical data only, and Magnetotelluric (MT) data acquisition in 2017 has not been contributed to build a representative and comprehensive conceptual model of Maritaing. In geothermal development planning, temperature and pressure are two of main issues to be carefully considered. Temperature is associated with heat source existence, while permeability is associated with fluid filled geological structure. Identification of geological structure could be done using gravity data analysis such as First Horizontal Derivative (FHD) dan Second Vertical Derivative (SVD), and MT data analysis such as curve splitting curves, polar diagram, and 3D inversion modeling which could be estimate the reservoir boundary by the Base of Conductor (500-1.000 m). Geochemical data used to identify permeable zone and fluid pathways. Conceptual model then built by integrating MT 3D inverse model, gravity 2D forward model, with geological and geochemical data. Final result of this study hopefully could give brief explanation about geothermal system in Maritaing, and could be the guide of further exploration."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library