Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120231 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ni Wayan Trisnawaty
"Produk investasi yang berkembang pesat saat ini adalah reksa dana, karena semakin meningkatnya fasilitas dan kemudahan dalam berinvestasi. PT Penanaman Nasional Madani Investment Management (PNMIM) merupakan perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang manajer investasi. PNMIM melakukan inovasi dalam bidang jasa keuangan dengan sentuhan teknologi modern pada era transformasi digital yang dikenal dengan fintech (financial technology). Pengerjaan proyek aplikasi reksa dana online yang disebut dengan PNM Sijago dipercayakan kepada vendor TI. Kenyataannya implementasi PNM Sijago ke publik tidak terlaksana dari jadwal yang telah disepakati. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor penghambat proyek PNM Sijago. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada tim proyek dari PNMIM dan vendor TI, observasi dokumen proyek, FSD (Functional Specification Document), TSD (Technical Specification Document), laporan tiket sistem JIRA, serta studi literatur. Penelitian menggunakan metode Systematic Literature Review (SLR), yang menghasilkan enam kriteria, enam kategori faktor, dan 33 faktor penghambat proyek TI. Pengisian kuesioner Analytic Hierarchy Process (AHP) dilakukan dengan menggunakan AHP online system (AHP-OS), diikuti oleh 13 responden dari PNMIM dan vendor TI yang terlibat dalam proyek PNM Sijago. Pengolahan data dengan menggunakan AHP-OS dan perangkat lunak Expert Choice 11, yang menghasilkan pemeringkatan kriteria, kategori faktor, dan faktor penghambat proyek TI. Kriteria kualitas merupakan penghambat utama, hal ini sejalan dengan PNM Sijago yang merupakan fintech sehingga harus mengutamakan kualitas dan tidak menoleransi kesalahan. Manajemen proyek merupakan kategori faktor penghambat paling utama. 10 faktor penghambat teratas adalah kontrol dan pemantauan yang tidak baik, komunikasi proyek yang tidak baik, kebutuhan dan tujuan pengguna tidak jelas, keterampilan kepemimpinan yang tidak baik, perubahan spesifikasi teknis yang tidak jelas, koordinasi dan komunikasi yang tidak baik, komunikasi di dalam organisasi yang tidak baik, perencanaan yang tidak baik, manajemen risiko yang tidak baik, spesifikasi kebutuhan yang tidak jelas. Penelitian ini memberikan rekomendasi perbaikan untuk 10 faktor penghambat teratas dengan menggunakan kerangka metodologi PMBOK® sebagai panduan untuk penyelenggaraan proyek TI.

Investment products that are overgrowing today are mutual funds due to the increasing facilities and ease of investing. PT Penanaman Nasional Madani Investment Management (PNMIM) is a company in Indonesia engaged in investment management. PNMIM innovates in financial services with a touch of modern technology in the era of digital transformation known as fintech (financial technology). PNMIM is entrusting IT vendors to work on an online mutual fund application project called PNM Sijago. The launch of PNM Sijago to the public was not according to the schedule agreed between PNMIM and IT vendors. This research analyzes the inhibiting factors of the PNM Sijago project. Data was collected by interviewing the project team from PNMIM and IT vendors, observing project documents, FSD (Functional Specification Document), TSD (Technical Specification Document), JIRA system ticket reports, and literature studies. The study used the Systematic Literature Review (SLR) method, which resulted in six criteria, six categories of factors, and 33 factors that hindered IT projects—filling out the Analytic Hierarchy Process (AHP) questionnaire using the AHP online system (AHP-OS), followed by 13 respondents from PNMIM and IT vendors involved in the PNM Sijago project. Using AHP-OS and Expert Choice 11 software, data processing resulted in ranking inhibiting criteria, factor categories, and factors for IT projects. Quality criteria are the main obstacle, and this is in line with PNM Sijago, which is a fintech, so it must prioritize quality and not tolerate mistakes. Project management is the most crucial category of inhibiting factors. The top 10 inhibiting factors are poor control and monitoring, poor project communication, unclear user needs and goals, poor leadership skills, unclear technical specification changes, poor coordination and communication, lack communication in organization, poor planning, inadequate contingency plans, uncertain terms & objectives. This study provides recommendations for improving the top 10 inhibiting factors using the PMBOK® methodological framework to guide IT project implementation."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Ruhendi
"Dalam meningkatkan upaya pencegahan keracunan pada petani penyemprot hama tanaman holtikultura di Kabupaten Majalengka, perlu diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan aktivitas kholinesterase darah. Salah satu indikator keracunan pestisida adalah dengan mengukur aktivitas kholinesterase darah. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas kholioesrerase darah pada petani penyemprot hama tanaman holtikultura. Penditian ini menggunakan desain potong Jintang, dengan memanfaatkan pemeriksaan aktivitas kholinesterase darah pada petani bersama dinas kesehatan Kabupaten Majalengka tahun 2007.
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa dari 208 responden yang diteliti sebanyak 26,9% kategori keracunan, karakteristik individu perempuan 6,3%, umur tua (> mean) 47,6%, status gizi kurus 12,5%,pendidikan rendah 76,9%, pernah mengikuti pelatihan/penyuluhan 43,3%, dapat penyuluhan petugas kesehatan 8,2%, perilaku membeli pestisida sendiri 94,2%, membeli dengan kemasan eceran 27,4%,perokok 76,4%,lama menyemprot > 3jam 56,7"/o, frek:uensi menyemprot > 2 kali seminggu 12,5%, Menyemprot siang & sore hari 4,3%,posisi menyemprot menghadap datangnya angin 43,2%,Tidak cuci tanga11 4,4%, merokok saat menyemprot 14,4o/v, Tidak cuci badan pada air mengalir 5,3%, terakhir menyemprot 10 hari 70,2%. Perilaku memakai APD, tidak memakai topi 9,6%, tidak memakai kaos/sarung tangan 84,1%, tidak memakai pelindung mata, 97,6%, tidak memakai masker 79,3%, tidak berlengan panjang 7,7%, tidak bercelana panjang 11,1% dan tidak memakai sepatu boot 54,8%.
Variabel dominant yang berhubungan dengim aktivitas kholinesterase menggunakan multivariat adalah Terakhir menyemprot (OR=9,613,95% CI=2,906-31,799), memakai APD baju lengan panjang (OR=8,872, 95% CI=2,006- 39,232), Mandi secara baik (OR=5,446, 95% CI=l,266-23,417), Merokok waktu menyemprot (OR=4,641, 95% CI=l,717-12,546), pemah pelatihan/penyuluhan (OR=3,217, 95% CI=1,466-7,059), posisi menyemprot terhadap arab datangnya angin (OR=2,550, 95% CI=1,169-5,564) dan umur responden ( OR=0,416, 95% CI=O,l90-0,911).
Dengan basil penelitian diatas, penulis menyarankan agar setiap petani melakukan penyemprotan hanya tiga minggu sekali. Meningkatkan frekucnsi pelatihanlpenyuluiian bagi para petani secara terpadu di wiiayah kerja puskesmas, dengan materi pokok peningkatan hidup bersih dan sehat, cara ekposur pestisida kedalam tubuh manusia, cara penanganan pestisida menggunakan Alat Pelindung Diri dan upaya pencegahan dan penanggulangan keracunan oleh pestisida.

It is important to find out which factors which related to cholinesterase activities m plasma in order to prevent contamination among farmers who spraying the horticulture crops in District of Majalengka. One of the indicators of pesticide poisoning is by measuring cholinesterase's activities in plasma. This research studying factors which influencing cholinesterase's activities in filnner's bloodstream, who spraying the horticulture crops. This study use cross sectional design, by utilize the data of plasma cholinesterase activities examination among farmers with Health Office of District of Majalengka year of 2007.
The results of univariate analysis shows that of 208 respondents, 26,9% categorized poisoned Individual characteristics: 6,3% female, 47,6% elderly (>mean), nutrition status is lean i2,5%, iow education 76,9%, never attended training 43,3%, has information from health officers 8,2%, self purchasing pesticides behaviour 94,2%, retail purchasing 27,4%, smoker 76,4%, spraying more than 3 hours 56,7%, spraying frequency more than twice a week 12,5%, spraying in the morning and afternoon 4,3%, spraying position facing the wind direction 43, 2 %, not to washing hands 4,4%, smoking while spraying 14,4%, do not taking bath in running water 5,3%, last time spraying :S 10 days 70,2%. Using the personal protective equipment (PPE) behaviour not wearing hat 9,6%, not wearing gloves &4,1%, not wearing eye protection 97,6%, not wearing masker 79,3%, not wearing shirt 7,7%, not wearing trouser:> 11,1% and not wearing boots 54,8%.
In multivariate analysis the dominant factors which related to cholinesterase area last time spraying (OR=9,613, 95%CI=2,906-31,799), wearing PPE shirt (OR8,872,95%CI=2,006-39,232), right bath (OR=5,446,95%Cll,266-23,417), smoking while spraying (OR=4,641,95%CI=1,717-l2,546, has attended training (OR=3,217,95%CI1,466-7,059), spraying position facing wind direction (OR=2,550,95%CI=l,I69-5,564) and respondent's age (OR=0,416,95o/oCI=O,I90-0,911).
Based on the result of this study, we recommend farmers to conduct spraying only three times a week. Also to increase integrated training and information frequency for farmers in working area of health centres, with main issues are to improve clean and healthy living, how pesticides exposed into human body, how to use protective equipment (PPE) for controlling pesticides and efforts to prevent and to control poisoning by pesticides.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T29169
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akmal Hadi
"Tujuan dari penelitian adalah diperolehnya model pakaian pelindung standar bagi penyemprot hama dengan pestisida sehingga aman dan dapat dipergunakan sebagai pakaian kerja dengan demikian terhindar dari gangguan kesehatan. Permasalahan penggunaan pestisida di lahan pertanian telah berlebihan, sehingga risiko keracunan karena pestisida masih tinggi sesuai hasil monitoring petugas Kesehatan Kabupaten Cianjur tahun 1995, bahwa petani mengalami keracunan sebesar 41.10 %, oleh karena itu dilakukan penelitian Pengaruh Pakaian Pelindung Terhadap Cholinesterase pada Petani Penyemprot Hama Sayuran.
Penelitian ini menggunakan analisis data primer, bersifat "quasi experimen" dengan memberikan perlakuan pakaian pelindung metode penelitian "pretest - post test" di Desa Sindangjaya, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur.
Penelitian ini dilalcukan pada sejumlah 45 responden semua laki-laki, berusia 15 - 45 tahun dengan menggunakan tiga model pakaian pelindung yaitu model 1 (baju terusan lengan panjang & celana panjang, topi dengan tutup bagian belakang, masker, dan sarung tangan semuanya terbuat dari bahan katun), model 2 (baju terusan lengan pendek & celana panjang, topi, masker, dan sarong tangan terbuat dari bahan katun), dan model3 (baju terusan lengan panjang & ceiana panjang, topi, masker dan sang tangan terbuat dari bahan non-katun).
Dan seluruh variabel yang diukur sejumlah 9 variabel independen dan satu variabel dependen yaitu Penurunan Cholinesterase. Dari analisis regresi linier ganda diketahui besarnya pengaruh dari setiap variabel yang diteliti, karena jumlah sampel terbatas maka ada 4 variabel yang sebelumnya bermakna ternyata tidak ikut dalam analisis, dan dari analisis ternyata hanya 41,90 % kontribusi tinggi tanaman menurunkan kadar cholinesterase setelah dikontrol variabel sikap, model pakaian pelindung, umur, dan pengalaman. Sedang yang lainya adalah error karena tidak diikutkan dalam penelitian yaitu arah angin dan status gizi responden serta penyakit khronis. Telah dibuktikan dengan analisis bivariat adanya hubungan yang dapat menurunkan kadar cholinesterase, yaitu: model pakaian pelindung, sikap, dan lingkungan termasuk tinggi tanaman, temperatur, dan kelembaban.
Penelitian ini bermaksud untuk mempelajari bahaya penggunaan bahan pestisida yang digunakan oleh petani. Dari penelitian ini dapat diungkapkan bahwa dengan menggunakan pakaian pelindung yang tertutup maka selain mengurangi pajanan pestisida berupa percikan sehingga terhindar dari pajanan pestisida melalui kulit yang dapat mengakibatkan penurunan cholinesterase plasma. Dengan demikian disarankan kepada masyarakat petani pengguna pestisida supaya menggunakan pakaian pelindung yang tertutup di samping itu bila melakukan penyemprotan hendaknya di pagi hari yaitu sekitar pukul 06.00 - 08.00 atan jika berkeringat hendakuya istirahat terlebih dahulu."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
M. Robiyantoko
"Konsep modal ventura di Indonesia dibangun berbeda dengan lembaga keuangan lainnya, seperti Bank dan perusahaan pembiayaan. Perbedaan tersebut adalah bahwa instrumen pembiayaan modal Ventura dalam bentuk equity atau penyertaan modal. Walaupun beberapa Perusahaan Modal Ventura ("PMV") telah cukup lama hadir di Indonesia, usaha pembiayaan yang dilakukannya tidak sepenuhnya dijalankan seperti yang terdefinisikan, dimana terdapat beberapa produk pembiayaan, yang transaksinya seperti kredit pada bank atau pada perusahaan pembiayaan.
Sehingga timbul pertanyaan : (1) bagaimanakah usaha pembiayaan yang dilakukan oleh PT. Permodalan Nasional Madani Venture Capital, (2) apa yang menjadi dasar atau penyebab PT. Permodalan Nasional Madani Venture Capital melakukan usaha pembiayaan selain yang telah ditentukan dalam peraturan usaha pembiayaan modal ventura, serta (3) upaya apakah yang dilakukan oleh Pemerintah agar PMV tidak menyimpangi ketentuan usaha pembiayaanya. Untuk menjawab pertanyaan ini, telah dilakukan penelitian, melalui studi kepustakaan dan wawancara, dengan nara sumber dari PT. Permodalan Nasional Madani Venture Capital, Asosiasi Modal Ventura Indonesia (AMVI) dan Departemen Keuangan RI.
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut: bahwa selain melakukan penyertaan modal, ternyata PT. Permodalan Nasional Madani Venture Capital, juga melakukan pembiayaan dalam bentuk lainnya. Hal tersebut antara lain disebabkan karena sebagian besar sumber dana yang diperoleh berasal dari pinjaman, yang kurang pas apabila digunakan untuk membiayai dalam bentuk penyertaan modal dan sulitnya mencari PPU yang memahami konsep pembiayaan modal ventura. Sedangkan upaya yang dilakukan oleh Pemerintah, agar PMV tidak menyimpangi ketentuan usaha pembiayaanya, antara lain disusunnya rancangan perubahan peraturan mengenai modal ventura. Saran-saran yang dapat dikemukakan adalah perlunya memasyarakatkan, pelurusan dan peningkatan kualitas pengetahuan konsep pembiayaan modal ventura, revitalisasi peran AMVI dan pemberian sanksi yang tegas kepada PMV yang melakukan penyimpangan usaha pembiayaanya, sebagai upaya terakhir untuk menciptakan efek jera.

Venture Capital concept in Indonesia is developed differently from other financial institutions such as Bank and Financial Company, difference is that financing instrument of venture capital is in the form of equity participation. Even though several Venture Capital Company ("VCC") have quite long been exist in Indonesia its finance business is not fully carried out as defined, in which there are several financing product, whose transactions are as credit at Bank or in Financing Company.
So that, there has been rising question: (1) How is financing business conducted by PT. Permodalan Nasional Madani. Venture Capital, (2) What become a basis or reason of PT. Permodalan Nasional Madani Venture Capital for conducting financing business other than as provided for in regulations of Venture Capital Financing business, and (3) What effort is conducted by the goverment to make VCC not violating provisions of financing business. To answers these questions, a research was carried out, through library study and interview with the resource person from PT. Permodalan Nasional Madani Venture Capital, Indonesian Association of Ventures Capital (AMVI), and Ministry of Finance of the Republik Indonesia.
From such research outcomes, it can be concluded as follows : in addition to make equity participation, it is evident PT. Permodalan Nasional Madani Venture Capital, also conduct financing in other forms. It is due to most of resource of fund obtained are originating from loans, which is less appropriate if it used for financing in the form of equito participation and difficulty in seeking for PPU that understands concept of venture capital financing. Meanwhile the efforts carried out by the goverment in preventing VCC violating provisions of financing business, among others are drawing up a draft amendment to regulation concerning venture capital. The sugestion which can be proposed are the requirements to socialize, correct and improve knowledge quality of venture capital financing concept, revitalize the role of AMVI, and impose strict sanctions to VCC that violates its financing business, as a last effort to create a warty effect.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007
T19546
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gentri Adiningtyas
"Sudah menjadi hal yang wajar pada fase terakhir manajemen proyek, kemudian akan diserahkan pada tim operasional. Merupakan hal yang sangat penting dalam memastikan manajemen perubahan yang terintegrasi antara tim proyek dengan tim operasional berjalan baik. Karya Akhir ini mengupas bermacam faktor-faktor keberhasilan dalam implementasi manajemen proyek yang terintegrasi dengan Business as Usual (BaU). Penelitian dilaksanakan di sebuah perusahaan multinasional yang bergerak di bidang Fast-Mover Consumer Goods (FMCG) yang telah mengimplementasikan manajemen proyek terintegrasi dengan operasional BaU sebagai wujud manajemen pelayanan TI. Studi ini mengadopsi rancang bangun PMBOK dan ITIL, serta penelitian terdahulu, dan mendapatkan informasi data melalui wawancara dan survei perbandingan berpasangan. Kemudian data dianalisa dengan Analytic Hierarchy Process (AHP) guna mendapatkan peringkat faktor keberhasilan. Penelitian ini akan memperkaya literatur yang berkaitan dengan manajemen proyek dan pelayanan TI. Hasil dari penelitian, dapati tujuh faktor penting dalam implementasi manajemen proyek yang terintegrasi dengan BaU. Tiga peringkat teratas ialah komitmen dan keterlibatan karyawan yang tepat, dukungan top management, serta tujuan dan keuntungan perubahan terhadap bisnis. Namun, didapati juga beberapa aspek yang masih bisa dikembangkan oleh perusahaan agar mencapai hasil yang lebih maksimal.

At the last phase of an IT project, it will transfer to the operations team. It is critical to ensure the change management process integrated between project and operations is working smoothly. The study highlights success factors from implementing project management integrated with Business as Usual (BaU). This research is conducted on a multinational Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) company that has already implemented project management integrated with IT Service Management. The study adopts PMBOK and ITIL frameworks, previous studies, guided interviews, and pairwise comparison surveys. Then, data analysis was conducted using the Analytic Hierarchy Process (AHP) in order to get a list of ranking success factors. This research can enrich existing literature, especially regarding IT project management and service areas. The study concludes that implementing project management integrated with BaU has seven success factors. The top three success factors are employees’ commitment and involvement, top management support, goals, and benefits of change towards business. Still, the company can make some improvements to achieve better outcomes."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Bujiyoko
"ABSTRAK
Kecelakaan yang melibatkan pengemudi truk yang mengalami fatigue cukup tinggi, studi untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan fatigue menjadi sangat penting. Tesis ini menganalisis faktor-faktor risiko yang berhubungan terhadap fatigue pada pengemudi truk trailer di PT STAL dan PT MMS di tahun 2019. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan menggunakan metode Cross Sectional. Untuk pengukuran fatigue digunakan kuesioner SOFI (Swedish Occupational Fatigue Inventory) dan aplikasi telepon pintar Sleep 2 Peak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa shift kerja malam hari (p < 0,05), Kebiasaan minum kopi (<0,01), Kebiasaan mimum mimuman berenergi (p < 0,05), kebiasaan berolah raga (p < 0,05), Waktu mengemudi (p < 0,05) dan dukungan rekan (p < 0,01) memiliki hubungan bermakna dengan Fatigue pada metode SOFI. Untuk pengukuran metode S2P faktor yang berhubungan bermakna adalah bekerja shift malam (p<0,01), kebiasaan mimum kopi (p < 0,05), atau mimuman berenergi (p = 0,05), dukungan rekan ( p < 0,001) dan Sleep Hygiene ( p <0,001). Hasil penelitian menyarankan perusahan harus dan pengemudi harus adalah shift kerja malam hari (p <0,01), kebiasaan minum kopi (p < 0,05), menerapkan pola hidup sehat dengan menghindari minum kopi, meningkatkan sleep hygiene untuk meningkatkan kualitas tidur dan menjaga kerjasama team yang sudah baik.

ABSTRACT
Accident involved truck driver who experiences fatigue is high, to undertand risk factors related to driver fatigue is important. The focus of this study is to analyze risk factors related to fatigue for truck driver in PT STAL and PT MMS at 2019. This is a qualitative descriptive study with cross sectional design. This study utilized questionnaire SOFI (Swedish Occupational Fatigue Inventory) and smart phone app Sleep 2 Peak. The study result shows night shift work (p < 0,05), driver habit to drink coffee(p < 0,01), or energy drink (p < 0,05), habit to do exercise (p < 0,05), duration of driving (p < 0,05) and support from colleague(p < 0,05), are significantly related to fatigue. While measurement of fatigue with Sleep 2 Peak shows night shift work (p < 0,01), habit to drink coffee (p < 0,05), or energy drink(p < 0,05), support from colleague (p < 0,001) and sleep hygiene (p < 0,001) has significant relation with fatigue. The study suggests to company and drivers to practices health behaviour such as avoid drinking coffee and energy drink, improve sleep quality with practicing good sleep hygiene and keep to implement good teamwork."
2019
T54506
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardha Fachri Tascha
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah faktor teknologi, faktor belanja, dan faktor produk mempengaruhi kepuasan pelanggan online. Dalam penelitian ini faktor teknologi terdiri dari keamanan, kegunaan & desain situs, dan juga privasi. Faktor belanja terdiri dari, kenyamanan kepercayaan & kepercayaan, dan pengiriman. Faktor Produk terdiri dari merchandising, nilai produk, dan kustomisasi produk. Metode sampling yang digunakan adalah convenience dan responden berasal dari sekitar Jakarta ( Jabodetabek ). Hipotesis diuji menggunakan structural equation modeling ( SEM ) dengan menggunakan AMOS 22.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor teknologi, faktor belanja, dan faktor produk memiliki dampak positif yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan online. Temuan penelitian ini berguna untuk penelitian masa depan dalam topik ini.

The purpose of this study is to examine whether technology factors, shopping factors, and product factors have positive effect toward online customer satisfaction. In this research technology factor consisted of security, usability & site design, and also privacy. Shopping factors consisted of convenience, trust & trustworthiness, and delivery. Product factors consisted of merchandising, product value, and product customization. Conveniences sampling method was used and respondents were from Greater Jakarta (Jabodetabek). The hypotheses are tested using structural equation modeling (SEM) using AMOS 22.
The results of this research indicate that technology factor, shopping factor, and product factor significantly had a positive effect toward online customer satisfaction. The findings of this research are useful for future research in this topic.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S57943
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delinda Widyastuti
"Perkembangan positif bisnis ritel di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir dan semakin impulsifnya perilaku belanja masyarakat Indonesia dari tahun ke tahun, menyebabkan para pebisnis ritel harulah memiliki pengetahuan tentang perilaku konsumen untuk bertahan dan memenangkan persaingan yang ada di bisnis ini. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab kondisi tersebut. Dimana penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apa pengaruh yang dihasilkan dari faktor situasional yang dibagi menjadi personal (money availability, economic wellbeing, family influence, time availability, credit card use) dan in-store (sales promotion, store environment, friendly employees, store music) terhadap impulsive buying behavior (perilaku pembelian impulsif) dan urge to buy impulsively (keinginan berbelanja impulsif) konsumen ritel. Selain itu, untuk juga ingin mengetahui apakah perilaku pembelian impulsif selalu diawali dengan keinginan berbelanja impulsif. Penelitian ini juga menggunakan umur dan jenis kelamin responden sebagai variabel kontrol. Sampel penelitian ini adalah konsumen ritel Carrefour di ITC Depok. Data diolah dengan menggunakan metode korelasi dan metode Structural Equation Modelling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua faktor situasional mempengaruhi impulsive buying behavior. Begitu pula tidak semua faktor situasional mempengaruhi urge to buy impulsively. Selain itu, tidak terdapat pengaruh antara urge to buy impulsively terhadap impulsive buying behavior. Sedangkan, variabel kontrol umur ditemukan memiliki hubungan positif signifikan dengan impulsive buying behavior dan urge to buy impulsively.

Retail industry has been growth in recent years and Indonesian people has been more impulsive. That conditions make the retailers have to know more about the consumer behaviors to survive and compete in retail industry. Because of that conditions, this research aims to analyze the effect of situational factors that involve personal(money availability, economic wellbeing, family influence, time availability, credit card use) and in-store(sales promotion, store environment, friendly employees, store music) toward impulsive buying behavior and urge to buy impulsively. Not only analyze situational factors but also analyze the effect of urge to buy impulsively towards impulsive buying behavior. Age and gender are used as control variables. Samples of this research are consumers hypermarket Carrefour in ITC Depok. Correlation and Structural Equation Modeling method were used to analyze the data. The result of this research shows that is nor all of the situational factors affect the impulsive buying behavior or urge to buy impulsively. Furthermore, the results found that variable control, age, has positive significant related with impulsive buying behavior and urge to buy impulsively.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S60634
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Duliman
"ABSTRAK
Fatigue merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi perusahaan terkait
keselamatan dan kesehatan kerja pada perusahaan yang menerapkan sistem kerja
shift. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran dan hubungan faktor-faktor
penyebab fatigue dengan kejadian fatigue pada operator. Penellitian ini
menggunakan desain cross sectional (potong lintang), pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan kuesioner IFRC, observasi lapangan dan pengukuran
langsung. Ada banyak faktor-faktor yang menyebabkan fatigue. Pada penelitian ini,
ada 11 variabel independen yang diteliti. Variabel independen pada penelitian ini
adalah umur, indeks massa tubuh, kejenuhan, kondisi fisik/kesehatan, jam kerja,
waktu tidur, shift kerja, beban kerja dan lingkungan kerja fisik (pencahayaan,
lingkungan kerja panas dan kebisingan). Hasil penelitian didapatkan prevalensi
operator yang mengalami fatigue ringan 80,4% dan fatigue sedang sebanyak 19,6%.
Variabel lama jam kerja, kondisi fisik/kesehatan, waktu tidur dan shift kerja
merupakan variabel yang berhubungan dengan kejadian fatigue pada analisis
bivariat sedangkan variabel yang paling berpengaruh pada kejadian fatigue adalah
variabel shift kerja dimana shift kerja merupakan satu-satunya variabel yang
berhubungan dengan fatigue pada analisis multivariat. Responden yang bekerja
shift malam mempunyai peluang 11,046 kali dibandingkan dengan responden yang
bekerja shift siang.

ABSTRACT
Fatigue is the one problem faced by company related to occupational health and
safety issues, mainly in company which applies shift work system. The porpuse of
the research is to figure out of fatigue prevalence in geothermal power plant
operator and risk factors related to fatigue that make its occurence. The design of
this study uses cross sectional method, where the datas collect by using
questionnarie of international fatigue research committee (IFRC), field
observation, operational data and direct measurement. There are many factors
which are associated with fatigue. But in this study, there are 11 variables that is
taken. They are: age, body mass index, monotonous, working hours, sleep hours,
physical/health condition, shift work, work load, lighthing, temperature and
noise.The result of study shows the prevalence of operator that is light fatigue
80,4% and medium fatigue 19,6%. The variable independent which is related to
fatigue are working hours, physical/health condition, sleep hours and shift work
(the result from analysis bivariate). In multivariate analysis the variable that is
significant influencing of fatigue occurence is shift work with the odd ratio 11,04.
It means the workers who work on night shift has opportunity to being fatigue
11,045 times compare to workers who work on day shift."
2017
T47702
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hanivan Reynaldy
"ABSTRAK
Prinsip metode Top-Down dapat disebut sebagai cara membangun besment terbalik dari metode konvensional. Metode ini memungkinkan proses produksi konstruksi yang dilakukan bersamaan antara upper structure dengan basement. Mengingat bahwa metode ini relatif masih baru di Indonesia, permasalahan yang timbul pada metode ini adalah belum banyaknya engineer yang berpengalaman dalam menerapkan metode ini dan bagaimana teknik pengendaliannya agar mencapai tujuan utama suatu proyek, yaitu : mempercepat waktu pelaksanaan proyek ; efisiensi biaya; dan memenuhi syarat teknis dan lingkungan proyek. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey, analisa arsip, dan studi kasus pada proyek terkait dengan mengedepankan pada 5 unsur manajemen man, materiasl, money, method, machine dan environment proyek pembangunan basement pada Mall Pesona Square Depok dengan metode top-down. Penelitian ini akan menghasilkan urutan aktivitas pekerjaan basement menggunakan metode topdown, faktor-faktor risiko utama apa saja, dan bagaimana cara merespon risiko tersebut pada proyek Mall Pesona Square Depok untuk meningkatkan kinerja jadwal dan biaya proyek.

ABSTRACT
The principle of the Top Down method can be termed as a way of building upside inverse of conventional methods. This method enables concurrent construction production process between upper structure and basement. Given that this method is relatively new in Indonesia, the problem that arises in this method is not yet many experienced engineers in applying this method and how the control techniques to achieve the main objectives of a project, namely speed up the project implementation time Cost efficiency And meet the technical and environmental requirements of the project. This research is conducted by survey method, archive analysis, and case study on the project related to priority on 5 management element man, materiasl, money, method, machine and environment of basement development project at Pesona Square Depok Mall with top down method. This study will generate a sequence of basement work activities using topdown methods, any major risk factors, and how to respond to those risks at the Pesona Square Mall project to improve project schedule performance and project costs."
2017
S69282
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>