Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143939 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hotnida Dearma Senta
"Limbah industri kelapa sawit Palm Kernel Meal (PKM) dan sampah organik mengandung bahan organik yang tinggi namun belum dimanfaatkan dengan optimal. Pengelolaan sampah yang baik harus dilakukan dengan daur ulang sampah organic. Oleh karena itu, diperlukan solusi berupa biokonversi menggunakan larva Black Soldier Fly (Hermetia illucens) dengan penambahan perlakuan fermentasi untuk mengoptimalkan proses biokonversi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh fermentasi PKM dan sampah organik terhadap pertumbuhan larva Black Soldier Fly (BSF); dan kandungan nutrisi larva BSF. Larva BSF berusia 6 hari (6-DOL) dipelihara pada media pertumbuhan dengan lima perlakuan berbeda, yaitu campuran limbah PKM dan sampah organik fermentasi dan tanpa fermentasi, Analisis data yang digunakan adalah uji normalitas Shapiro-Wilk dan uji homogenitas Levene’s test, dilanjutkan dengan uji ANOVA dengan derajat kepercayaan α=0,05. Hasil penelitian diperoleh campuran limbah dengan fermentasi efektif digunakan sebagai media pertumbuhan larva BSF dalam meningkatkan kelangsungan hidup, konsumsi pakan, indeks reduksi limbah, dan kandungan nutrien berupa protein dan lemak yang tinggi. Sedangkan campuran limbah tanpa fermentasi efektif dalam meningkatkan biomassa larva dan efisiensi konversi pakan. Hasil analisis data menunjukkan penambahan perlakuan fermentasi PKM dan sampah organik sebagai media pertumbuhan tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan larva BSF. Penambahan fermentasi PKM dan sampah organik berpengaruh terhadap kandungan nutrisi larva BSF.

Palm oil industrial waste Palm Kernel Meal (PKM) and organic waste contain high organic matter but have not been utilized optimally. Good waste management must be done by recycling biowaste. Therefore, we need a solution, namely by bioconversion using Black Soldier Fly (Hermetia illucens) larvae with the addition of fermentation treatment to optimize this bioconversion process. This research aims to analyze the effect of PKM and organic waste fermentation on the growth of Black Soldier Fly (BSF) larvae and nutritional content of BSF larvae. BSF larvae aged 6 days (6-DOL) were maintained on the feed media with five different treatments, namely a mixture of PKM and organic waste fermented and unfermented. Data analysis used was the Shapiro-Wilk test of normality and the Levene's test of homogeneity, continued with ANOVA test with a degree of confidence α =0.05. The results of research showed fermented waste mixture was effectively used as a growth media for BSF larvae in increasing survival rate of BSF larvae, feed consumption rate, waste reduction index, and high nutrient content namely protein and lipid. While the unfermented waste mixture was effectively used as a growth medium for BSF larvae in increasing the biomass of BSF larvae and efficiency conversion of ingested food. The results of data analysis showed that the addition of PKM and organic waste fermentation treatment as a growth medium had no significant effect on the growth of BSF larvae. The addition of PKM and organic waste fermentation affected the nutritional content of BSF larvae."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Zahra
"Sampah masih menjadi salah satu masalah di Indonesia. Sejak tahun 2017, volume sampah yang terangkut di Indonesia masih belum memenuhi target, termasuk di Desa Tubanan, Kecamatan Kembangan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Sampah yang terangkut didominasi oleh Sampah Organik sebesar 30-63%. Pengelolaan sampah dengan biokonversi larva Black Soldier Fly dapat menjadi solusi untuk permasalahan sampah di Indonesia, karena dapat mereduksi 80% sampah, tidak berdampak pada kesehatan masyarakat dan tidak menimbulkan bau, selain itu dapat membentuk ekonomi sirkular untuk masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah memformulasikan model pengelolaan sampah organik dengan biokonversi larva Black Soldier Fly berbasis pemberdayaan masyarakat dalam aspek lingkungan, sosial, ekonomi, dengan perlakuan formula nutrisi pakan yang tepat. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis keuntungan yang didapatkan di antara 3 jenis sampah sebagai formula nutrisi pakan (sampah dari masyarakat, sampah sisa pemotongan ikan, dan sampah campuran dari keduanya). Analisis menggunakan sistem dinamik dan analisis statistik. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa model pengelolaan sampah organik dengan biokonversi larva Black Soldier Fly berbasis pemberdayaan masyarakat menggunakan sampah campuran (sampah dari masyarakat yang dapat terolah 100% dan sisa pemotongan ikan) metode pengelolaan sampah yang paling tepat di Desa Tubanan, Kecamatan Kembangan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Waste is still a problem in Indonesia. Since 2017, the volume of waste transported in Indonesia has yet to meet the target, including in Tubanan Village, Kembangan District, Jepara Regency, Central Java. The transported waste is dominated by organic waste by 30-63%. Waste management with Black Soldier Fly larvae bioconversion can solve the waste problem in Indonesia because it can reduce 80% of waste, does not impact public health, and does not cause odors. Besides that, it can form a circular economy for the community. This research aims to formulate a management model for organic waste with bioconversion of Black Soldier Fly larvae based on community empowerment in environmental, social, and economic aspects, with proper feed nutritional formula treatment. This research was conducted by analyzing the benefits obtained between 3 types of feed nutrition formulas (waste from the community, waste from fish slaughter, and mixed waste from both)—analysis using dynamic systems and statistic analysis. Based on the research that has been done, it was found that the organic waste management model with bioconversion of Black Soldier Fly larvae based on community empowerment using mixed waste (waste from the community that can be processed 100% and fish slaughter residue) is the most appropriate waste management method in Tubanan Village, Kembangan District. , Jepara Regency, Central Java."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Rahmat Jatnika
"Sampah di Indonesia didominasi oleh sampah organik, namun metode yang digunakan untuk mengatasinya didominasi open dumping dimana hanya 67% sampah yang tertangani. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan sampah organik adalah biokonversi menggunakan Black Soldier Fly (BSF). Selain itu, hasil biokonversi BSF dapat dimanfaatkan sebagai kompos dan pakan ternak. Namun, sampah organik memiliki kemungkinan tercemar logam berat seperti kadmium (Cd) dari aktivitas alam, manusia, dan pembuangan sampah yang tidak tepat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kemampuan larva dalam bertahan hidup pada sumber substrat yang berbeda, pengaruh keberadaan Cd di substrat dan akumulasi logam berat Cd dalam larva dan residu. Penelitian ini juga memberikan rekomendasi prarencana dan perancangan biokonversi menggunakan larva BSF. Substrat yang digunakan pada penelitian kali ini adalah sampah pasar (1), sampah restoran (2), dan campuran sampah pasar serta restoran (1:1) (3). Terdapat 9 wadah biokonversi berisi substrat sebanyak satu kg dan ditambahan campuran larutan air demineralisasi, air gula, dan air cucian beras (4:1:1) hingga kelembabanya mencapai 60%. Terdapat 3 wadah biokonversi berisi substrat dan larva (A), 3 wadah biokonversi (B) berisi substrat, larva dan penambahan Cd 3 mg/L, dan 3 wadah (C) hanya berisi substrat sebagai kontrol. Biokonversi berlangsung selama 14 hari dengan kontrol parameter suhu, kelembaban relatif, dan pH substrat. Larva BSF dapat bertahan hidup pada berbagai kondisi substrat tetapi pertumbuhan larva pada substrat (1) lebih lambat dibandingkan substrat (2) dan (3). Selain itu, paparan Cd pada wadah (B) juga berpengaruh terhadap durasi larva. Pada wadah (B), terjadi akumulasi Cd pada larva dan residu. Nilai bioaccumulation factor (BAF) masih aman (BAF < 1) dan tidak mempengaruhi kemampuan larva mereduksi sampah organik secara signifikan. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan solusi penanganan substrat yang terkandung logam berat agar tidak terakumulasi pada larva dan residu agar BSF tidak menjadi agen pembawa logam berat.

The composition of waste in Indonesia is dominated by organic waste, but the method used to overcome it is open dumping where only 67% of waste is handled. One of the alternative methods to solve the problem of organic waste is bioconversion using Black Soldier Fly (BSF) agents. In addition, the bioconversion results of BSF's potential as compost and animal feed. However, organic waste has the possibility of being contaminated by heavy metals such as Cadmium (Cd). This study aims to investigate the larval survival ability in various substrates, the exposure of heavy metal Cd in BSF substrat, and its accumulation in larvae and residues. This study also provides recommendations for planning and designing bioconversion using BSF. The substrates in this study are market waste (1), restaurant waste (2), and a mixture of market and restaurant waste (1:1) (3). The bioconversion process is carried out in nine containers containing one kilogram of substrate. After that, it mixed with a mixture of demineralized water solution, sugar water, and rice water (4:1:1) until the humidity reached 60%. There were three different treatments in the bioconversion process, container (A) contained substrate and larvae BSF, container (B) contained substrate, larvae BSF, and 3 mg/L Cd, and container (C) contained only substrate as a control. The bioconversion process took 14 days by controlling several parameters such as ambient temperature, relative humidity, and pH of the substrates. Based on the bioconversion process, BSFL could survive in various substrates. However, the BSFL growth in substrate (1) was slower than substrate (2) and (3). The exposure of Cd could delay the larval duration. In addition, there is an accumulation of Cd in larvae and residue. The value of bioaccumulation factor of all substrates are safe (BAF < 1). Nevertheless, this condition did not affect the ability of BSFL to reduce organic waste significantly. Further research is needed to obtain solution for handling substrates containing heavy metals in the BSF so BSF does not become a heavy metal carrier."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Reynaldi Sofyan
"Sampah organik merupakan salah satu jenis sampah yang memiliki jumlah terbesar di Indonesia. Rumah tangga dan Restoran merupakan sumber terbanyak yang menghasilkan sampah organik khususnya sampah makanan. Salah satu teknologi untuk mengatasi hal tersebut adalah melalui proses biokonversi dengan larva Black Soldier Fly (BSF). Penelitian ini bertujuan untuk [1] menganalisis karakteristik sampah organik rumah tangga dan restoran; [2] menganalisis proporsi sampah organik dari rumah tangga dan restoran terhadap efektivitas biokonversi larva BSF; [3] menganalisis pengaruh penambahan substrat dengan campuran sampah organik rumah tangga dan restoran terhadap efektivitas biokonversi larva BSF. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Berdasarkan hasil analisis proksimat, sampah organik rumah tangga, sampah organik restoran, dan lumpur susu memiliki kadar air masing-masing sebesar 73%, 81%, dan 82%. Berdasarkan hasil biokonversi, memberikan gambaran bahwa kelompok kontrol dengan proporsi sampah rumah tangga dan restoran 30:70 memiliki nilai WRI tertinggi jika dibandingkan dengan proporsi lainnya. Hasil tersebut dapat disebabkan karena sampah organik restoran memiliki keadaan yang lebih murni dibandingkan sampah organik rumah tangga. Sementara, penambahan substrat limbah susu tidak dapat meningkatkan nilai WRI, namun penambahan substrat dapat meningkatkan terhadap nilai ECD, RGR, dan RSR. Hasil tersebut dapat disebabkan karena lumpur susu memiliki kadar air yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kadar air yang dimiliki oleh sampah organik rumah tangga dan sampah organik restoran.

Organic waste is one type of waste that has the largest amount in Indonesia. Households and restaurants are the largest sources of organic waste, especially food waste. One technology to overcome this is through a bioconversion process with Black Soldier Fly (BSF) larvae. This research aims to [1] analyze the characteristics of household and restaurant organic waste; [2] analyzed the proportion of organic waste from households and restaurants on the effectiveness of bioconversion of BSF larvae; [3] analyzed the effect of adding a substrate mixed with household and restaurant organic waste on the effectiveness of bioconversion of BSF larvae. The instrument used in this research was an experiment. Based on the results of proximate analysis, household organic waste, restaurant organic waste, and milk sludge have water contents of 73%, 81%, and 82% respectively. Based on the bioconversion results, it shows that the control group with a proportion of household and restaurant waste of 30:70 has the highest WRI value when compared to other proportions. These results can be caused because restaurant organic waste is purer than household organic waste. Meanwhile, the addition of milk waste substrate cannot increase the WRI value, but the addition of substrate can increase the ECD, RGR and RSR values. This result could be caused by milk sludge having a higher water content compared to the water content of household organic waste and restaurant organic waste."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzy Ade Priyatna
"Permasalahan sampah organik dapat diselesaikan dengan beberapa metode misalnya menggunakan bantuan BSFL. Namun, residu dari proses tersebut masih memiliki potensi untuk diolah menggunakan anaerobic digestion. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi substrat residu BSFL dengan tambahan residu cair dan sampah organik menggunakan proses anaerobic digestion. Campuran substrat menghasilkan 4 opsi operasional yaitu opsi A1 (residu cair:residu BSFL=2:1), opsi B1 dan opsi B2 (sampah organik:residu cair:residu BSFL=0,6:2:1), serta opsi C2 (sampah organik:residu cair:residu BSFL=1:2:1). Analisis dilakukan untuk mengetahui potensi dari opsi yang ada terhadap proses anaerobic digestion berdasarkan tingkat efisiensi reduksi TS, VSD, dan reduksi COD. Operasional penelitian dilakukan pada 2 jenis reaktor berukuran 1.000 L (reaktor 1) selama 68 hari dan 51 L (reaktor 2) selama 25 hari dalam kondisi mesofilik. Reaktor 1 digunakan terhadap operasional opsi A1 dan opsi B1, sedangkan reaktor 2 digunakan terhadap operasional opsi B2 dan opsi C2. Parameter yang diuji selama operasional anaerobic digestion adalah TS, VS, C, N, COD, SCOD, VFA, alkalinitas, dan produksi biogas. Hasil penelitian menjelaskan bahwa opsi A1 (p<0,05) memiliki potensi pengolahan anaerobic digestion paling optimal dengan efisiensi reduksi TS, VSD, dan reduksi COD sebesar 84,4%, 54,2%, dan 66,3%. Opsi A1 menghasilkan biogas sebesar 0,63-3,32 L/kgVS dengan produksi metana 0,18-0,48 L/kgVS.

The problem of organic waste can be solved by several methods such as using BSFL. However, the residue generated from BSFL processing has the potential to be treated by anaerobic digestion. This study is aimed to analyze the potential of BSFL residue as substrate with additional liquid resiude and organic waste for anaerobic digestion processing. The ratio of substrate consisted of 4 operational option, i.e. option A (liquid residue:BSFL residue=2:1), option B1 & option B2 (organic waste:liquid residue:BSFL residue=0,6:2:1), and option C2 (organic waste:liquid residue:BSFL residue=1:2:1). The analysis was conducted to determine the optimal ratio of the substrate for anaerobic digestion based on the efficiency of TS reduction, VSD, and COD reduction. This study was carried out with two reactors with the capacity of 1.000 L (reactor 1) for 68 days and 51 L (reactor 2) for 25 days, respectively in mesophilic conditions. Reactor 1 is used to the options A1 and B1. Reactor 2 is used to the options B2 and C2. The parameters observed in operational of anaerobic digestion process are TS, VS, C, N, COD, SCOD, VFA, alkalinity, dan biogas production. The results showed that option A1 (p<0,05) was the most optimum ratio for AD process with the efficiency of TS reduction, VSD, and COD reduction of 84,4%, 54,2%, and 66,3%, respectively. This ratio also produced biogas volume and methane concentration of 0,63-3,32 L/kgVS and 0,18-0,48 L/kgVS, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kathleen Ilene Ngalusi
"Sampah sisa makanan menjadi salah satu masalah di Universitas Indonesia karena belum terdapat metode yang efektif dan efisien dalam pengelolaan limbah kantin dari fakultas-fakultas yang ada. Salah satu teknik pengelolaan limbah kantin adalah dengan pengomposan menggunakan larva Black Soldier Fly (BSF). Adanya proses fermentasi dan penguraian bahan kompleks oleh mikroorganisme pada substrat organik mampu mengoptimalkan daya biokonversi larva BSF. Namun, hingga saat ini, penelitian terkait pengaruh fermentasi limbah kantin terhadap efektivitas biokonversinya dengan larva BSF belum ditemukan sehingga penelitian ini perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh perlakuan durasi fermentasi limbah kantin dengan mikroorganisme EM4 terhadap efektivitas biokonversi limbah kantin menggunakan larva BSF dan juga kandungan kompos yang dihasilkan berdasarkan standar SNI 19-7030-2004. Metode penelitian yang digunakan, yakni berupa kombinasi fermentasi EM4 dengan perbedaan perlakuan durasi (0, 5, dan 10 hari) serta larva BSF sebagai agen pengomposan pada limbah kantin. Analisis data dilakukan terhadap berat biomassa larva BSF dan kompos, substrate consumption, growth rate, bioconversion rate, waste reduction index, serta analisis kandungan unsur hara kompos. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas biokonversi larva BSF tertinggi didapatkan oleh perlakuan durasi fermentasi limbah kantin dengan EM4 selama 10 hari (F10) dengan berat biomassa total larva BSF sebesar 50,09 gram; nilai bioconversion rate sebesar 24,55%; nilai waste reduction index (WRI) sebesar 10,79%; dan berat kompos sebesar 27,38 gram. Sementara itu, sebagian besar kandungan unsur hara kompos pada semua perlakuan sudah sesuai dengan standar SNI 19-7030-2004, kecuali nilai kadar C-organik pada perlakuan F10 serta nilai rasio C/N pada semua perlakuan lainnya (F0, F5, F10, KL dan KF). Pada penelitian ini, didiskusikan juga potensi biokonversi dan peluang bioekonomi pengelolaan limbah kantin FMIPA UI dengan larva BSF.

Food waste management has become one of the issues at the University of Indonesia due to the lack of an effective and efficient method in managing canteen waste from existing faculties. One common technique in food waste management is composting using larvae of Black Soldier Fly (BSF). The fermentation process and decomposition of complex substances by microorganisms in the organic substrate can optimize the bioconversion efficiency of BSF larvae. However, studies related to the influence of canteen waste fermentation on the effectiveness of bioconversion with BSF larvae have not been discovered to date. Hence, further study regarding this subject is necessary. This study aimed to identify the effects of canteen waste fermentation treatment with EM4 microorganisms on the effectiveness of canteen waste bioconversion using BSF larvae and the content quality of the resulting compost based on the SNI 19-7030-2004 standard. The method used in this study is combining EM4 fermentation with different durations treatment (0, 5, and 10 days) and BSF larvae as composting agent on canteen waste. Data analysis included the weight of BSF larvae biomass and compost, substrate consumption, growth rate, bioconversion rate, waste reduction index, and content quality analysis of the compost. The results showed that the highest effectiveness of bioconversion by BSF larvae was obtained with a 10-day EM4 fermentation treatment (F10). The total biomass of F10 BSF larvae reached 50,09 grams; with bioconversion rate of 24,55%; waste reduction index of 10,79%; and a compost weight of 27,38 grams. Meanwhile, most of the content qualities in the compost for all treatments were following the SNI 19-7030-2004 standard, except for the C-organic content value in the F10 treatment and the C/N ratio values in all other treatments (F0, F5, F10, KL, and KF). In this study, the bioconversion potency and the bioeconomic opportunities of managing the waste from the FMIPA UI canteen using BSF larvae were also discussed."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rizky Maulida Zulaichatin
"Stabilitas merupakan salah satu parameter yang menunjukkan sejauh mana bahan organik yang mudah terurai (biodegradable) telah terdekomposisi. Berbagai metode digunakan untuk mengukur tingkat stabilitas bahan organik, diantaranya metode static respiration index (SRI) dan dynamic respiration index (DRI). Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik dan menganalisa stabilitas sampel sampel sampah makanan, sampah kebun, sampah organik, sampah kota, sampah buah, limbah pabrik tahu, dan kotoran sapi yang digunakan dalam penelitian berdasarkan kadar air, volatile solids, rasio C/N, kadar lignin, serta nilai SRI, dan DRI, serta menentukan metode yang tepat untuk pengolahan lanjutan pada sampel limbah organik yang tidak stabil. Penelitian ini menggunakan sampel limbah organik dari 9 tempat yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan nilai SRI dan DRI yang paling tinggi adalah sampel limbah pabrik tahu yaitu sebesar 13,3995 mgO2g-1OM-1h-1 dan 148,3747 mgO2g-1OM-1h-1. Selain itu, sampel yang dikomposkan yaitu limbah pabrik tahu dan kotoran sapi dengan campuran cangkang kelapa dan serabut kelapa selama 14 hari. Hasil pengomposan menunjukkan bahwa persentase efektifitas pengomposan sampel limbah pabrik tahu sebesar 99,94% pada hari ke-3 pengomposan. Sedangkan, pada sampel kotoran sapi persentasenya sebesar 99,17% pada hari ke-7.

Stability is one parameter which shows how far biodegradable organic matter has decomposed. Various methods are used to measure the level of stability of organic materials, including static respiration index (SRI) and dynamic respiration index (DRI) methods. The purpose of this study was to identify the characteristics and analyze the stability of samples of food waste, garden waste, organic waste, municipal waste, fruit waste, tofu factory waste, and cow dung used in research based on water content, volatile solids, C/N ratio, lignin content, also the value of SRI, and DRI, and determine the appropriate method for further processing in unstable organic waste samples. This study uses organic waste samples from 9 different places. The results showed the highest SRI and DRI were tofu factory waste sample which were 13,3995 mgO2g-1OM-1h-1 dan 148,3747 mgO2g-1OM-1h-1. In addition, composted samples are tofu factory waste and cow dung with a mixture of coconut shells and coconut fibers for 14 days The composting results showed that the percentage of composting effectiveness of tofu factory waste samples was 99,94% on the 3rd day of composting. Whereas, on cow dung samples the percentage is 99,17% on the 7th day."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safitri Ristagitania Athar
"Intervensi yang dilakukan pada kelompok pemulung di RT 04/ RW 05 Desa Jatisari, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Surnedang, Jawa Barat dilakukan untuk mengeluarkan mereka dari siklus kemisldnan. Program intervensi ini diadaptasi dan pcnclitian Malcolm J. Odell, di Nepal (2005), dan rnenggunakan strategi psikologi intervensi sosial. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Seligman’s Cycle of Poverty (1975) dan pcndckatan Appreciative Inquiiy yang dikembangkan oleh Cooperrider (2005). Hasil dari program intervensi ini adalah para pemulung yang tclah mengintemalisasi visi dan mimpi mereka mcnjadi bentuk strategi pefencanaan kegiatan yang sesuai dengan latar belakang mereka, yaitu daur ulang limbah organicmenjadi produk dengan nilai tambahan.

Intervention that held among the scavengers in RT 04/RW 05 Desa Jatisati, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumcdang, West Java, is aimed to break the cycle of poverty they have been thriving on. This intervention programme was adapted from the research of Malcolm J. Odell (2005) in Nepal. India. Psychological and social intervention strategies to analyse the grinding poverty and to enable to break the cycle of poverty were used. The ground theories of the programme were Seligma.n’s cycle of poverty (1975) and Cooperrider's appreciative inquiry (2001). The result showed that they succeed on intemalizing their vision into making strategic action plans that reliable with their conditions, recycling organic waste into a vakue added goods."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T34208
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ismi Hanany
"Pengeringan sampah dengan metode biodrying menjadi metode yang menarik bagi pengelolaan sampah dan kebutuhan energi. Dengan menggunakan panas yang dihasilkan dari proses biodegradasi, kadar air pada sampah dapat dikurangi. Sampah organik dengan kadar air yang rendah dapat dimanfaatkan sebagai energi berupa refused derived fuel. Pada penelitian ini, menggunakan komposisi sampah organik 50 dari daun kering, 35 dari sampah sayur dan 15 sisa makanan, dikeringkan didalam kondisi aerobik dengan variasi airflow-rate sebesar 8L/mnt.kg, 10L/mnt.kg dan 12L/mnt.kg. Percobaan menggunakan 3 reaktor berbahan Styrofoam dengan ukuran 70cm x 50cm x 40cm. Proses biodrying berjalan selama 21 hari dengan hasil akhir, airflow-rate sebesar 10L/mnt.kg dipilih karena dapat menurunkan kadar air hingga 21,15 dengan suhu maksimum 63,3?C dan menghasilkan nilai kalor sekitar 3595,29 kcal/kg.

The process of bio drying could be an interesting solution for municipal solid waste management and energy demand in Indonesia. By using the heat from bio degradation process consists in bio drying, moisture content in solid waste can be reduce. Solid wastes with a low moisture content, could be used as a fuel with a good energy content. In this study, 85 of garden wastes and 15 of food waste from Indonesia rsquo s municipal solid waste were bio dried in aerobic condition using 3 variations of air flow rates, which were 8 L min.kg 10 L min.kg and 12 L min.kg. The experiment perform with three different reactors with known volume 75cm x 50cm x 40cm and using Styrofoam as an insulation. Process of bio drying lasted 21 days. In the end, the experiment with 10 L min.kg aeration, has the lowest moisture contents about 23 with high temperature and NHV about 3595.29 kcal kg.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67051
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>