Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125533 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Natasha Citra Maharani
"Pendahuluan:
Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang menyebabkan stres oksidatif yang meningkatkan apoptosis yang mempengaruhi fertilitas pria sebagai akibat disfungsi testis. Penanganan infertilitas pria dengan diabetes saat ini berfokus pada neuropati dan penggunaan teknologi reproduksi berbantu namun tidak mengatasi masalah penurunan jumlah sel sperma. Penelitian ini bertujuan mengetahui efek ekstrak etanol daun Annona muricata yang memiliki potensi antioksidan, terhadap kejadian apoptosis sel Sertoli testis melalui ekspresi caspase-3.
Metode:
Penelitian dilakukan secara eksperimental secara in vivo dengan sampel testis 25 ekor mencit (Mus musculus) jantan galur Swiss-Webster yang diinduksi aloksan. Sampel dibagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak etanol daun sirsak dengan dosis 150, 300, dan 600 mg/kgBB selama 14 hari. Ekspresi caspase-3 pada jaringan testis kemudian diamati dengan pewarnaan imunohistokimia dengan hasil warna yang diukur dengan software imageJ dan dilakukan penghitungan H-score.
Hasil:
Ekspresi caspase-3 paling tinggi ditemukan pada kelompok kontrol negatif [1,38 (1,17–1,42)] dan paling rendah pada kelompok perlakuan dengan dosis etanol 600 mg/kgBB [1,22 (1,19–1,30)]. Perbedaan tidak bermakna signifikan secara statistik (p>0.05).
Kesimpulan:
Perbedaan antara kelompok kontrol dan perlakuan tidak signifikan secara statistik. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

Introduction:
Diabetes mellitus is a metabolic disease which resulted in an increased oxidative stress which increased apoptosis which impacted male fertility through testicular dysfunction. Current infertility treatments for male diabetic patients focused on neuropathy and the use of assisted reproductive technologies, none of which addressed the lower sperm count. This research assessed the antioxidant potential of the ethanol extract of Annona muricata leaf toward the apoptosis of Sertoli cells seen through caspase-3 expression Method:
An in vivo experimental study is conducted on 25 male mice (Mus musculus) of the Swiss-Webster strain which are given alloxan induction. Subjects are divided into control and treatment groups which are given 150, 300, and 600 mg/kg body weight of ethanol extracts of Annona muricata leaf for 14 days. Caspase-3 expression in testicular tissues would then be assessed using immunohistochemistry and H-score is counted using imageJ software
Results:
Caspase-3 expression is lowest in the negative control group [1,38 (1,17–1,42)] and highest in the group given 600 mg/kg body weight of the extract [1,22 (1,19–1,30)]. The difference is not statistically significant (p>0.05).
Conclusion:
Differences between groups are not statistically significant. Further research is necessary
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Utami
"Pendahuluan: Diabetes melitus merupakan penyakit sistemik yang banyak terjadi di kalangan masyarakat Indonesia yaitu sebesar 10,7 juta penduduk. Pasien dengan diabetes melitus memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi salah satunya adalah abses limpa. Terkait kecenderungan terjadinya abses limpa pada penderita diabetes, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek ekstrak etanol daun sirsak terhadap perubahan morfologi limpa pada kondidi DM dan membandingkannya dengan kondisi normal (kontrol).
Metode: Desain penelitian ini murni eksperimental in vivo pada hewan coba mencit dengan dengan metode post study. Sebanyak 26 ekor mencit yang terbagi menjadi kelompok normal, kontrol negatif, kontrol positif, kontrol pemberian EEDS dosis rendah, kontrol pemberiaan Ekstrak Etanol Daun Sirsak (EEDS) dosis sedang, dan kontrol pemberian EEDS dosis tinggi diidentifikasi perubahan morfologi jaringan limpanya dengan mengamati jumlah pulpa alba, diameter pulpa alba, sentrum germinativum, diameter sentrum germinativum, dan megakariosit.
Hasil: dilakukan analisis dengan menggunakan uji Kruskal Wallis sehingga menunjukkan perbedaan rerata yang tidak signifikan pada jumlah pulpa alba (P=0.337), diameter pulpa alba (P=0.701), sentrum germinativum(P=0.26), dan diameter sentrum germinatuvum (P=0.184) antar kelompok perlakuan mencit. Hasil analisis dengan uji Anova satu arah juga menunjukkan perbedaan rerata yang tidak signifikan pada megakariosit (P=0.146) antar kelompok perlakuan mencit.
Kesimpulan: tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian EEDS dan perubahan morfologi jaringan limpa.

Introduction: Diabetes mellitus is a systemic disease that mostly occurs in Indonesian society, which is 10.7 million people. Patients with diabetes mellitus have a higher risk of experiencing complications, one of which is a spleen abscess. Regarding the tendency of spleen abscesses in diabetics, this study was conducted to determine the effect of ethanol extract of soursop leaves on spleen morphological changes in diabetes and to compare it with normal conditions (control).
Methods: The design of this study was purely experimental in vivo in mice with the post study method. A total of 26 mice which were divided into normal groups, negative control, positive control, control of low dose EEDS, control of moderate dose of Soursop Leaf Ethanol Extract (EEDS), and control of high dose EEDS, identified changes in spleen tissue morphology by observing the amount of pulp alba the diameter of the pulp alba, the centrum germinativum, the diameter of the centrum germinativum, and the megakaryocytes.
Results: analysis was carried out using the Kruskal Wallis test so that it showed insignificant mean differences in the number of pulp alba (P = 0.337), the diameter of the pulp alba (P = 0.701), the centrum germinativum (P = 0.26), and the diameter of the germinatuvum centrum (P = 0.184) between treatment groups of mice. The results of the analysis with the one-way Anova test also showed insignificant mean differences in megakaryocytes (P = 0.146) between treatment groups of mice.
Conclusion: there is no significant relationship between EEDS administration and changes in spleen tissue morphology.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Intan Permata Sari
"Pendahuluan: Diabetes melitus (DM) merupakan gangguan metabolik kronik yang
ditandai dengan hiperglikemia. Salah satu komplikasi DM adalah disfungsi ginjal. Daun
sirsak (Annona muricata) memiliki potensi sebagai antidiabetes. Namun, belum ada
penelitian mengenai ekstrak etanol daun Annona muricata terhadap morfologi ginjal
terutama terkait proliferasi dan pertumbuhan dari sel mesangial glomerulus, ruang
Bowman, dan tubulus kontortus proksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh ekstrak etanol daun Annona muricata terhadap perubahan histopatologi ginjal
dari mencit Swiss Webster yang diinduksi Aloksan. Metode: Penelitian ini menggunakan
studi eksperimental in vivo. Sampel penelitian berasal dari organ ginjal 30 ekor mencit
jantan galur Swiss Webster yang diinduksi aloksan. Sampel dibagi menjadi kelompok
kontrol negatif, kontrol positif, dan 3 kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak etanol
daun sirsak (EEDS) dengan masing-masing dosis 150, 300, dan 600 mg/kgBB selama 14
hari. Semua sampel preparat jaringan ginjal diwarnai dengan pewarnaan PAS dan diamati
pada perbesaran 400x dengan melihat pada 10 LP. Pengukuran histopatologi dilakukan
dengan software MIimageView. Hasil: EEDS dalam semua dosis perlakuan tidak
berpengaruh secara signifikan pada diameter glomerulus dan tebal tubulus kontortus
ginjal serta lebar ruang bowman ginjal kiri dan tubularisasi glomerulus ginjal kanan.
EEDS dosis 600 mg/kgBB berpengaruh secara signifikan (p<0,05) pada lebar ruang
bowman ginjal kanan. EEDS dosis 600 mg/kgBB dan kontrol positif secara signifikan
(p<0,05) dapat mencegah tubularisasi glomerulus ginjal kiri. Kesimpulan: Pemberian
EEDS selama 14 hari tidak berpengaruh pada ukuran diameter glomerulus dan tebal
tubulus kontortus proksimal ginjal kiri dan kanan serta lebar ruang bowman ginjal kiri
dan tubularisasi glomerulus ginjal kanan. Namun, pemberian EEDS dosis 600 mg/kgBB
dapat mencegah penyempitan ruang bowman ginjal kanan dan tubularisasi glomerulus
ginjal kiri.

Introduction: Diabetes mellitus (DM) is a chronic metabolic disorder characterized by
hyperglycemia, one complication of which includes kidney disfunction. Soursop leaves
(Annona muricata) is known to have antidiabetic potential; however, no research has been
conducted regarding the effect of ethanol extract of Annona muricata leaves on the
morphology of the kidney, particularly the proliferation and growth of the mesangial cells
of glomerulus, Bowman’s space, and the proximal convoluted tubule. This study aimed
to observe the effect of Annona muricata leaves ethanol extract on the morphological
chanes of Alloxan-Induced Swiss Webster Mice’s Kidney. Method: This study was
conducted as an in vivo experimental study. The samples were obtained from the kidneys
of 30 alloxan-induced male Swiss Webster mice, which were then grouped into negative
control, positive control, and 3 experimental groups given ethanol extracts of soursop
leaves (EEDS) with a dose of 150, 300, and 600 mg/kgBW for 14 days. The kidney tissue
samples were stained using the PAS staining and observed with a 400x magnification on
10 LP. The histopathological measurement was conducted using the MIimageView
software. Results: EEDS in all dose of treatment showed no significance on the
glomerular diameter and the thickness of the proximal convoluted tubules of the kidney,
as well as the width of the Bowman’s space of the left kidney and glomerular
tubularization of the right kidney. EEDS with a dose of 600 mg/kgBW showed a
significant effect (p<0.05) on the height of the right kidney’s Bowman’s space. EEDS
with a dose of 600 mg/kgBW and the positive control significantly (p<0.05) prevented
the tubularization of the left kidney’s glomerulus. Conclusion: The 14 days treatment
with EEDS didn’t have a significant difference on the glomerular diameter and the
thickness of the proximal convoluted tubules of the left and right kidney, as well as the
height of the Bowman’s space of the left kidney and the right kidney’s glomerular
tubularization. However, EEDS with a dose of 600 mg/kgBW could prevent the
narrowing of the Bowman’s space of the right kidney and the glomerular tubularization
of the left kidney.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christofer Novrisatya Hartawan
"Diabetes melitus adalah sindrom metabolik yang banyak diderita oleh masyarakat di Indonesia. Diabetes melitus dapat terjadi karena gangguan sekresi insulin atau gangguan pada reseptor insulin. Gangguan sekresi insulin pada diabetes melitus disebabkan oleh kerusakan pankreas, yang terjadi salah satunya akibat penumpukan stres oksidatif. Daun Tectona grandis adalah salah satu bahan herbal yang dikatakan memiliki efek antidiabetik. Penelitian mengenai pengaruh ekstrak daun Tectona grandis dengan histopatologi pankreas belum pernah dilakukan. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan total sampel sebanyak 30 sampel yang dibagi menjadi 6 kelompok, yakni kelompok kontrol normal (tanpa perlakuan), kontrol positif (diabetes dengan metformin), kontrol negatif (diabetes tanpa perlakuan), perlakuan 1 (diabetes dengan pemberian ekstrak daun jati 200 mg/kgBB), perlakuan 2 (diabetes dengan pemberian ekstrak daun jati 400 mg/kgBB), dan perlakuan 3 (diabetes dengan pemberian ekstrak daun jati 800 mg/kgBB). Organ pankreas akan dibaca di bawah mikroskop dengan perbesaran 100 dan 200 kali untuk diamati jumlah pulau Langerhans, ukuran pulau Langerhans, dan sel yang mendominasi pulau Langerhans. Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan antara pemberian ekstrak etanol daun Tectona grandis dengan histopatologi organ pankreas (p>0.05).

Diabetes mellitus is a metabolic syndrome that is suffered by many people in Indonesia. Diabetes mellitus can occur due to impaired insulin secretion or insulin receptor disorders. Impaired insulin secretion in diabetes mellitus is caused by damage to the pancreas, one of which occurs due to accumulation of oxidative stress. Tectona grandis leaf is one of the herbal ingredients that are said to have antidiabetic effects. Research on the effect of Tectona grandis leaf extract on pancreatic histopathology has never been done. This research is an experimental study with 30 samples divided into 6 groups, normal control group (without treatment), positive control (diabetes with metformin), negative control (diabetes without treatment), treatment 1 (diabetes with extract 200 mg/kgBW), treatment 2 (diabetes with extract 400 mg/kgBW), and treatment 3 (diabetes with extract 800 mg/kgBW). The pancreas organ will be read under a microscope with 100 and 200 times magnification to observe the number of islets of Langerhans, the size of the islets of Langerhans, and the cells that dominate the islets of Langerhans. The results of the Kruskal-Wallis test showed that there was no significant effect between the administration of the ethanolic extract of the leaves of Tectona grandis and the histopathology of the pancreas (p>0.05)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hibban Heldian
"Latar belakang: Prevalensi diabetes di dunia dan Indonesia tinggi. Gula darah yang tidak terkontrol akan menyebabkan komplikasi berupa kerusakan organ-organ. Obat diabetes harus digunakan dalam waktu lama sehingga membutuhkan biaya besar serta memiliki beberapa efek samping. Pengobatan diabetes menggunakan daun Ficus carica menjadi alternatif potensial dalam pengobatan diabetes karena mudah didapatkan dan memiliki efek antidiabetes dan antioksidan, tetapi masih perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efektivitasnya dalam pencegahan komplikasi diabetes. Penelitian ini menelusuri hubungan ektrak etanol daun Tin terhadap pencegahan komplikasi diabetes dilihat dari kerusakan yang terjadi pada sel Langerhans pankreas dan Tubulus ginjal. Metode: Tikus Wistar jantan dibagi menjadi enam kelompok, yaitu kelompok normal, kontrol negatif, kontrol positif (metformin), dan tiga kelompok daun Tin (200 mg/KgBB, 400 mg/KgBB, 800 mg/KgBB), semuanya diinduksi dengan Streptozotocin (STZ) dosis tunggal 40 mg/KgBB kecuali kelompok normal. Setelah 4 minggu, dilakukan terminasi tikus untuk diambil organnya. Pengamatan histologi menggunakan pewarnaan Hematoxylin Eosin (H&E) dilakukan untuk mengamati kerusakan sel Langerhans pankreas, mengamati ukuran, jumlah, dan sel dominan, serta tubulus ginjal, mengamati dilatasi dan nekrosis. Selanjutnya dikelompokkan menjadi tidak ada kerusakan, kerusakan kecil, kerusakan sedang, dan kerusakan berat. Hasil: Tidak ditemukan perbedaan yang signifikan secara statistik pada semua kelompok tikus baik pada kerusakan pankreas (p=0,239), kerusakan terkecil Tin 800 mg/KgBB, maupun ginjal (p=0,116), kerusakan terkecil Tin 400 mg/KgBB. Kesimpulan: Pemberian ekstrak etanol daun Tin tidak memberikan efek penurunan yang berbeda pada kerusakan pankreas tikus, kerusakan paling kecil pada Tin 800 mg/KgBB, dan ginjal tikus, kerusakan paling kecil pada Tin 400 mg/KgBB.

Introduction: The diabetes prevalence in the world and Indonesia is high. Blood sugar that is’t controlled will cause complications, organ damage. Diabetic drugs must be used for a long time, hence it will cost a lot and have several side effects. Treatment of diabetes using Ficus carica leaves is a potential alternative treatment of diabetes because it is easy to obtain and has anti-diabetic and antioxidant effects, but further research is still needed to determine its effectiveness in preventing diabetes complications. This study explores the relationship of ethanol extract of tin leaves to the prevention of diabetes complications, the damage that occurs in pancreatic Langerhans cells and kidney tubules. Method: Male Wistar rats were divided into six groups consisted of normal group, negative control, positive control(metformin), and three groups of tin leaves (200 mg/KgBW,400 mg/KgBW,800 mg/KgBW), which were induced with Streptozotocin (STZ) single dose of 40 mg/Kg BW except the normal group. After 4 weeks, the rats were terminated for their organs. Histological Hematoxylin Eosin (H&E) staining were carried out to observe damage to pancreatic Langerhans cells, observe size, number, and predominant cells, as well as renal tubules, observe dilatation and necrosis, grouped into no damage, minor damage, moderate damage, and heavy damage. Result: There were no statistically significant differences found in all groups of rats, both in pancreatic damage (p=0.239), the smallest damage in the 800 mg/KgBW fig group, and in the kidney (p=0.116), the smallest damage in the 400 mg/KgBW fig group. Conclusion: Ethanol extract of fig leaf did not give a different reduction effect on pancreatic damage, the smallest damage was in the 800 mg/KgBW Tin group, and the rat kidney damage, the smallest damage was in the 400 mg/KgBW Tin group."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Bunga Cecilia
"Pendahuluan: Hiperglikemia yang memicu peningkatan stress oksidatif dapat menyebabkan inflamasi pada jaringan hepar. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh ekstrak etanol daun Annona muricata yang memiliki fungsi hepato-protektif terhadap perubahan histopatologi hepar mencit yang mengalami diabetes mellitus. Metode: Penelitian ini menggunakan 25 ekor mencit Swiss Webster yang akan dibagi secara acak ke dalam 5 kelompok: kelompok Kontrol Negatif (KN), Kontrol Positif (KP), Dosis Rendah (DR), Dosis Sedang (DS), dan Dosis Tinggi (DT). Gambaran histopatologi akan dinilai menggunakan skor NASH CRN yang kemudian akan diolah menggunakan SPSS versi 24 dengan menggunakan uji Chi-Square. Sementara kadar glukosa darah akan diuji menggunakan uji Kruskal-Wallis dengan post hoc Mann Whitney U Test. Hasil: Hasil uji ekstrak etanol daun Annona murica menunjukkan perbedaan secara signifikan pada perubahan pengaruh inflamasi lobular (p=0,000) dan steatosis (p=0,001). Data kadar glukosa darah yang didapatkan pada pre-test (H0) dibandingkan dengan post-test (H14) tidak memiliki perbedaan yang bermakna(p=0,542). Di antara masing-masing data dari 5 kelompok pada hari ke-14 setelah perlakuan (H14) tidak memiliki perbedaan yang bermakna (p=0,553). Pada penelitian ini juga ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara variabel steatosis dengan inflamasi lobular (p=0,535). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian ekstrak etanol daun Annona muricata terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit. Terdapat hubungan yang signifikan terhadap pemberian ekstrak etanol daun Annona muricata terhadap perubahan steatosis dan inflamasi lobular hepar mencit.
Introduction: Hyperglycemia which triggers an increase in oxidative stress can cause inflammation of the liver tissue. This study aims to look at the effect of the ethanol extract of Annona muricata leaves which has a hepato-protective function on liver histopathological changes in mice that have diabetes mellitus. Method: This study used 25 Swiss Webster mice which were randomly divided into 5 groups: the Negative Control (KN), Positive Control (KP) group, the treatment group dose 150 mg, 300 mg, 600 mg. Histopathological features will be assessed using the NASH CRN score which will then be processed using SPSS version 24 using the Chi-Square test. While blood glucose levels will be tested using the Kruskal-Wallis test with the post hoc Mann Whitney U Test. Results: The results of the ethanol extract of Annona murica leaves in the 5 dose groups showed significant differences in lobular inflammation (p = 0,000) and steatosis (p = 0.001). While blood glucose levels obtained at the pre-test (H0) compared with the post- test (H14) did not have a significant difference (p = 0.542). The 14th day of the test (H14) between the 5 dose groups did not have a significant difference (p = 0.553). In this study also found a significant relationship between steatosis variables with lobular inflammation (p = 0.535). Conclusion: There is a significant relationship to the ethanol extract of Annona muricata leaves on changes in steatosis and lobular liver inflammation in mice. There was no significant relationship in ethanol extract of Annona muricata leaves administration on mice blood glucose level."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzul Husna
"ABSTRAK
Latar belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia yang prevalensinya semakin meningkat. Data RisKesDas menunjukkan bahwa sebagian masyarakat Indonesia memanfaatkan obat herbal untuk mengatasi DM. Daun kari (Murraya koenigii) adalah salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai rempah dan penambah aroma makanan, telah digunakan sebagai herbal untuk mengatasi hiperglikemia pada masyarakat khususnya oleh masyarakat Aceh. Sehubungan dengan itu diperlukan penelitian untuk membuktikan efek antihiperglikemia daun kari untuk memperoleh bukti ilmiah mengenai keamanan dan efikasi penggunaan daun kari untuk mengatasi DM.
Tujuan penelitian. Membuktikan efek antihiperglikemia dan mekanisme dasar efek antihiperglikemia daun kari (Murraya koenigii) pada tikus diabetes yang diinduksi dengan streptozotosin dan nikotinamid.
Metode penelitian. Studi eksperimental in vivo menggunakan 30 tikus Spraque-Dawley yang diinduksi hiperglikemia dengan streptozotosin 55 mg/kg.BB dan nikotinamid 120 mg/kg.BB (STZ-NA). Selanjutnya kelompok tikus diberikan ekstrak etanol daun kari (Murraya koenigii) 200 mg/kg.BB, 400 mg/kg.BB dan glibenklamid 1 mg/kg.BB selama 30 hari. Berat badan dan kadar glukosa darah dihitung secara berkala. Parameter yang diperiksan adalah insulin plasma, kadar MDA dan GSH, aktivitas enzim heksokinase dan glukosa-6-fosfat dehidrogenase, ekspresi mRNA GLUT4, TNF-α dan IL-1β, Fungsi hati dan ginjal dan histopatologi pankreas serta hati yang diwarnai Hematoksilin-Eosin.
Hasil. Ekstrak etanol Murraya koenigii (MKE) dosis 200 and 400 mg/kg.BB menurunkan kadar glukosa darah dan indeks HOMA-IR tikus diabetes secara signifikan dibanding dengan tikus diabetes yang tidak diterapi. Pemberian MKE pada tikus diabetes memperbaiki aktivitas rate limitting enzyme yang terlibat dalam metabolisme glukosa dan meningkatan ekspresi mRNA GLUT4 pada otot skelet yang terlibat dalam homeostasis glukosa. Pemberian MKE juga memodulasi efek inflamasi pada tikus diabetes secara signifikan dan mengendalikan stres oksidatif akibat diabetes.
Kesimpulan. Ekstrak etanol Murraya koenigii (MKE) 200 dan 400 mg/kg.BB mempunyai efek antihiperglikemia. Mekanisme efek antihiperglikemia MKE melalui perannya dalam meningkatkan kapasitas antioksidan, meningkatkan aktivitas rate limiting enzyme yang terlibat dalam metabolisme glukosa, meregulasi transporter glukosa dan meregulasi mediator pro-inflamasi.

ABSTRACT
Background. Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disease characterized by hyperglycemia with increasing prevalence in the world. Data from RISKESDAS 2013 showed that certain Indonesian use herbal medicines to treat DM. Curry leaf (Murraya koenigii) is commonly used as a spice and food enhancer and has been used as an herb to treat hyperglycemia in the community, especially by Acehnese. Research to prove the antihiperglycemia effect of curry leaves is scientifically needed to support evidence regarding the safety and efficacy of using curry leaves to the treatment of DM
Aims. The present study aimed to investigate the antihyperglycemic effect and the mechanism of the antihyperglycemic effect of curry leaves (Murraya koenigii) in diabetic rats induced by streptozotocin and nicotinamide.
Methods Thirty Spraque-Dawley rats were induced hyperglycemia by streptozotocin 55 mg/kg b.w and nicotinamide 120 mg/kg b.w (STZ-NA). The hyperglycemic rats were treated with an ethanolic extract of Murraya koenigii 200 mg/kg b.w, 400 mg/kg b.w, and glibenclamide 1 mg/kg b.w 30 days. The body weight and blood glucose levels were recorded. Plasma insulin, MDA and GSH levels, hexokinase and glucose-6-phosphate dehydrogenase activity GLUT4, TNF-α, and IL-1β mRNA expression were examined after 30 days treatment and pancreatic and liver histopathology assessed by Hematoxylin-Eosin staining.
Results. Ethanolic extract of Murraya koenigii (MKE) of 200 and 400 mg/kg b.w showed a significant reduction in blood glucose level and HOMA-IR. Administration of MKE improved the activity of rate-limiting enzymes involved in glucose metabolism and increased GLUT4 mRNA expression in skeletal muscles involved in glucose homeostasis. Besides, supplementation of MKE appeared to modulate the inflammatory reaction in diabetic rats significantly and controled oxidative stress due to hyperglycemia
Conclusions The present study reveals that ethanol extract of Murraya koenigii 200 and 400 mg/kg b.w. possess antihyperglycemic effect. The antihyperglycemic mechanism of the MKE carried out by means of its role in increasing antioxidant capacity, increase the activity of the rate-limiting enzymes involved in glucose metabolism, regulate glucose transporter and modulate pro-inflammatory mediators."
2018
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafira Nurlaila Dewi
"Prevalensinya terus meningkat dari tahun ke tahun baik di negara maju juga tidak berkembang. Di Indonesia diperkirakan ada 12 juta orang berusia 15 tahun yang menderita diabetes mellitus pada tahun 2013. Pengobatan diabetes mellitus menggunakan ekstrak tumbuhan dilaporkan memiliki hasil yang baik cukup bagus. Salah satu tanaman yang memiliki efek antidiabetes adalah Annona muricata. Ekstrak daun Annona muricata ditemukan meningkat regenerasi sel beta pankreas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (EEDS) pada diameter pulau Langerhans, ekspresi insulin, dan kadar plasma glukagon-like peptide-1 (GLP-1) pada tikus diinduksi aloksan. Metode: Penelitian ini menggunakan desain eksperimental. Sampel yang digunakan adalah mencit Swiss Webster sebanyak 30 ekor jantan dengan umur 12-14 minggu dan berat badan 20-30 gram. Sampel dibagi dengan diacak menjadi 5 kelompok, diinduksi dengan aloksan, dan diberi perlakuan 14 hari. Kelompok terdiri dari: kontrol negatif, kontrol positif yang diberi perlakuan glibenklamid 0,65 mg/kgBB, pengobatan dengan EEDS 150 mg/kgBB (P1), 300 mg/kgBB (P2), dan 600 mg/kgBB (P3). Diameter pulau-pulau Langerhans dan Ekspresi insulin diukur dengan pemeriksaan histopatologi dengan pewarnaan hematoxylin-eosin (HE) dan imunohistokimia (CPI), sedangkan GLP-1. level plasma diukur dengan ELISA. Data yang berdistribusi normal dianalisis dengan uji ANOVA satu arah, diikuti oleh Tukey HSD post hoc. Data dengan distribusi. Kelainan dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis. Hasil: Analisis bivariat menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pemberian EEDS dengan diameter Pulau Langerhans (p = 0,001) tetapi perbedaannya tidak signifikan dengan ekspresi insulin (p = 0,539) dan kadar GLP-1 plasma (p = 0,122). Kesimpulan: EEDS yang diberikan dalam dosis 300 mg/kgBB paling efektif dalam memperbesar diameter pulau langerhans. Sebaliknya, ketiga dosis ekstrak tidak dapat meningkatkan ekspresi insulin dan kadar GLP-1 plasma.

Its prevalence continues to increase from year to year both in developed countries also not growing. In Indonesia, it is estimated that there are 12 million people aged 15 years who suffer from diabetes mellitus in 2013. Treatment of diabetes mellitus using plant extracts is reported to have good results. One of the plants that have an antidiabetic effect is Annona muricata. Annona muricata leaf extract was found to increase pancreatic beta cell regeneration. This study aimed to determine the effect of soursop leaf ethanol extract (EEDS) on the diameter of the islets of Langerhans, insulin expression, and plasma levels of glucagon-like peptide-1 (GLP-1) in rats. alloxan induced. Methods: This study used an experimental design. The samples used were 30 male Swiss Webster mice, aged 12-14 weeks and weighing 20-30 grams. Samples were divided randomly into 5 groups, induced with alloxan, and treated for 14 days. The group consisted of: negative control, positive control that was given treatment glibenclamide 0.65 mg/kgBW, treatment with EEDS 150 mg/kgBW (P1), 300 mg/kgBW (P2), and 600 mg/kgBW (P3). The diameter of the islets of Langerhans and insulin expression were measured by histopathological examination with hematoxylin-eosin (HE) and immunohistochemical (CPI) staining, while GLP-1 . plasma levels were measured by ELISA. Data that were normally distributed were analyzed by one-way ANOVA test, followed by Tukey HSD post hoc. Data with a distribution that Abnormalities were analyzed by the Kruskal-Wallis test. Result: Bivariate analysis showed a significant difference between the administration of EEDS and the diameter of the Islets of Langerhans (p = 0.001) but the difference was not significant with insulin expression (p = 0.539) and plasma GLP-1 levels (p = 0.122). Conclusion: EEDS given in a dose of 300 mg/kgBW was most effective in increasing the diameter of the islets of Langerhans. In contrast, the three extract doses did not increase insulin expression and plasma GLP-1 levels."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Elora Gugun
"Pendahuluan: Hiperglikemia yang berlangsung lama dan tidak ditangani dengan baik dapat meningkatkan produksi ROS dan menyebabkan infertilitas pada pria. Daun sirsak (Annona muricata) merupakan salah satu herbal dengan efek antidiabetik. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (EEDS) terhadap ukuran diameter tubulus seminiferus, jumlah sel sertoli, dan jumlah sel leydig pada mencit yang mengalami diabetes mellitus. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan studi eksperimental. Sampel yang digunakan sebanyak 30 ekor mencit jantan Swiss Webster yang diinduksi aloksan selama 3 hari, yang dibagi menjadi kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan 3 kelompok uji dengan dosis EEDS masing-masing 150, 300, dan 600 mg/kgBB. EEDS diberikan setiap hari selama 14 hari. Semua preparat jaringan testis diwarnai dengan pewarnaan HE dan diamati pada perbesaran 40x. Diameter tubulus seminiferus diukur menggunakan program Axiovision Release 4.8. Jumlah sel sertoli dan sel leydig dihitung menggunakan perangkat lunak image J. Hasil: EEDS dalam semua dosis uji tidak berpengaruh secara signifikan pada ukuran diameter tubulus seminiferus. EEDS dosis 150, 300, dan 600 mg/kgBB secara signifikan dapat meningkatkan jumlah sel sertoli dibandingkan kelompok kontrol negatif (p<0,05). EEDS dosis 300 mg/kgBB signifikan dapat meningkatkan jumlah sel leydig dibandingkan kelompok kontrol negatif (p<0,05). Kesimpulan: Pemberian EEDS selama 14 hari pada mencit yang diinduksi aloksan tidak mengubah ukuran diameter tubulus seminiferus secara signifikan, namun dapat meningkatkan jumlah sel sertoli dan sel leydig secara signifikan dibandingkan jika tidak diberi pengobatan apapun(
).Introduction: Prolonged and uncontrolled hyperglycemia increases production of ROS and causes male infertility. Soursop leaf (Annona muricata) is herbal medicine that is known to have antidiabetic effect. This study aimed to observe the potential effect of ethanol extract of soursop leaf (EESL) to the alteration of seminiferous tubules’ diameter, sertoli cells’ amount and leydig cells’ amount, as the indicators of male infertility. Method: This is a true experimental in vivo study with randomized control group. The sample used for this study are 30 alloxan-induced Swiss Webster mice which was devided into positive control group, negative control group, and three trial groups (1: 150 mg/kg, 2: 300 mg/kg, 3: 600 mg/kg). EESL solution was given everyday during 14 days. All histopathology preparations were stained by HE-staining and observed on 40x magnification. Diameters of seminiferous tubules were measured by Axiovision Release program version 4.8. The amounts of sertoli and leydig cells were counted by Image J software. Results: EESL in every trial dose doesn’t have significant effect to the diameter of seminiferous tubules on every trial groups. EESL 150, 300, and 600 mg/kg has a significant effect to increase the amounts of sertoli cells (p=0,003). EESL 300 mg/kg has a significant effect to increase the amounts of leydig cells (p=0,03). Conclusion: Administration of Annona muricata leaf during 14 days on alloxan-induced mice doesn’t significantly affect diameters of seminiferous tubules. In contrast, it significantly increases the amounts of sertoli and leydig cells."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Suryo Adiyanti
"ABSTRAK
Manifestasi klinis yang menonjol pada demam berdarah dengue adalah kebocoran plasma karena gangguan pada sel endotel vaskular. Anti NS-1 dapat bereaksi silang dengan Protein Disulfide Isomerase (PDI) pada sel endotel. Jambu biji biasa digunakan untuk mengatasi gejala dengue namun belum pernah ada penelitian secara in vitro untuk mengetahui mekanisme senyawa aktif yaitu lycopene yang terdapat di dalamnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah lycopene dapat menurunkan apoptosis yang ditandai dengan Annexin V dan Heme oxygenase -1 (HO-1). Penelitian ini menggunakan kultur Human Umbillical Vein Endothelial Cells (HUVEC) yang diberi stimulasi anti NS-1 dan terdiri atas 5 perlakuan yaitu kontrol positif, kontrol negatif, dan lycopene dosis 0.5, 1 dan 2 μM. Kontrol positif adalah HUVEC yang diberi anti NS-1 dan basitrasin karena basitrasin sudah diketahui bekerja sebagai anti PDI dan dapat menghambat apoptosis. Kontrol negatif adalah kultur HUVEC yang diberi anti NS-1 tanpa perlakuan lycopene. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya Annexin V pada kontrol positif menunjukkan hasil yang rendah secara bermakna dibandingkan perlakuan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa lycopene dengan dosis 0.5, 1 dan 2 μM tidak dapat menghambat apoptosis. Kadar HO-1 pada semua perlakuan tidak menunjukkan perbedaan bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa baik basitrasin maupun lycopene tidak mempengaruhi metabolisme HO-1. Dapat disimpulkan bahwa senyawa lycopene dengan dosis dosis 0.5, 1 dan 2 μM tidak menunjukkan pengaruh dalam apoptosis sel endotel setelah terjadi infeksi dengue.

ABSTRACT
Prominent clinical manifestation of dengue hemorrhagic fever is plasma leakage due to malfunction of endothelial cells. There is cross reaction between anti NS-1 and Protein Disulfide Isomerase (PDI) on endothelial cells. Psidium guajava is commonly used to improve condition in dengue symptoms but there is no research yet that study the in vitro mechanism how lycopene, a compound in Psidium guajava, works in this case. So this study aimed to know whether lycopene will decrease apoptosis of endothelial cells marked by Annexin V and Heme oxygenase-1 (HO-1) This study used Human umbillical vein endothelial cells (HUVEC) that given anti NS-1 stimulation and consisted of positive control, negative control and lycopene treatment with 0.5, 1 and 2 μM dose. Positive control is HUVEC with anti NS-1 and bacitracin that known act as anti PDI and inhibit apoptosis. Negative control is HUVEC with anti NS-1. Results showed that Annexin V only in positive control had lower Annexin V significantly compared to other treatments. This showed that lycopene 0.5,1 and 2 μM was not able to inhibit apoptosis. HO-1 in all treatments did not show significant difference. This showed that either bacitracin nor lycopene did not give effect to HO-1 metabolism. It was concluded that lycopene with 0.5, 1 dan 2 μM dose has no effect in endothelial cell apoptosis after dengue infection."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>