Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176337 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Walandouw, Paksi Cattra Kamang
"Studi ini menunjukkan bahwa kejahatan memiliki konsentrasi spasial. Konsentrasi spasial tersebut dipengaruhi oleh dua aspek: individu dan kontekstual. Secara individu, marginal cost (MC) yang sama mengarah pada keputusan lokasi kejahatan yang serupa. Secara kontekstual, studi ini melihat dua fenomena yang terkait dengan kejahatan, yaitu kemiskinan dan pengangguran. Studi ini bertujuan untuk (1) menyelidiki pola kejahatan yang spesifik secara spasial sehingga kita dapat memprediksi dan melawan kejahatan, (2) menyelidiki perilaku kriminal dan pengaruhnya terhadap pemilihan lokasi kejahatan dari perspektif spasial ekonomi, dan (3) melihat secara spesifik hubungan kejahatan dengan isu kemiskinan yang sudah mempertimbangkan efek spasial. Metode Exploratory Spatial Data Analysis (ESDA) digunakan dalam analisis spasial. Data kejahatan menurut jenisnya di area Polda Metro Jaya tahun 2011, dengan unit analisis Polsek, menunjukkan bahwa penodongan, perampasan, perjudian, pencurian sepeda motor, pembakaran pencurian mobil, pencurian berat, narkoba, kenakalan remaja dan pemerasan mempunyai otokorelasi spasial positif. Sebaliknya, perampokan, pembajakan, pemerkosaan, dan pembunuhan tidak mempunyai hubungan otokorelasi spasial. Model kompetisi spasial dalam pemilihan lokasi untuk melakukan kejahatan menunjukkan bahwa para pelaku kejahatan dengan biaya (marginal cost) yang sama mempunyai kecenderungan untuk memilih tempat yang serupa untuk melakukan kejahatan mereka. Data survei narapidana pencuri sepeda motor dari Polda Jawa Barat pada tahun 2011 menunjukkan bahwa pilihan teknologi (alat yang digunakan, lama melakukan, jumlah yang melakukan, dan waktu melakukan) mempengaruhi pemilihan lokasi dalam mencuri sepeda motor. Lebih lanjut lagi pilihan teknologi dipengaruhi oleh jejaring sosial dari pelaku kejahatan. Setelah mempertahankan jenis kejahatan yang mempunyai otokorelasi spasial, hasil menunjukkan bahwa hubungan spasial kejahatan dengan kemiskinan tidak sesederhana yang diduga. Walaupun ada hubungan spasial antara keduanya, hubungan itu tidak terjadi pada semua jenis kejahatan. Selain itu, studi ini menunjukkan bahwa dengan memakai unit analisis yang lebih kecil dan jenis kejahatan yang lebih spesifik, hasil yang didapat juga akan lebih spesifik dan berguna untuk melawan dan mencegah kejahatan.

This study shows that crime has spatial concentration. Two aspects that can influence the incidence of crime are investigated: individual and contextual aspects. Individually, having similar marginal costs lead to decision to conduct crime in similar location. Contextually, two phenomena related to crime, namely, poverty and youth unemployment, are tested whether they are spatially correlated with crimes. This study has three objectives: (1) to investigate spatial specific patterns of specific crime to predict and fight crime, (2) to investigate criminal behavior and its effect on crime scene selection from an economic spatial perspective; and (3) to see the spatial relationship between crime and poverty and unemployment. The Exploratory Spatial Data Analysis (ESDA) method is used. Data of crime by type comes from a unique dataset collected by the Polda Metro Jaya (Metro Jaya Provincial Level Police Station) in 2010, with Polsek (subdistrict-level police station) as a unit of analysis. The results show that mugging, plundering, gambling, motorcycle theft, car theft firing, heavy theft, drugs, juvenile delinquency and extortion have positive spatial autocorrelation. In contrast, robbery, piracy, rape, and murder have no spatial autocorrelation relationship. The spatial competition model for crimes location decision shows that perpetrators with similar cost have a tendency to choose the same place to commit their crimes. The survey data of motorcycle thief inmates from Polda Jawa Barat in 2011 shows that the choice of technology (tools used, length of conduct, number people who conduct motorcycle theft, and time of conduct) affected site selection in stealing motorcycles. Furthermore, the choice of technology is affected by social network of the perps.After retaining the type of crime that has spatial autocorrelation for the analysis, the results show that the relationship is not straightforward: while there was a spatial relationship between crime and poverty, but they did not occur for all types of crime. In addition, this study demonstrates that using smaller analytical units and more specific types of crimes provide more specific and useful results to predict and fight crime."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mavelia Nandari Sinuhaji
"Kebahagiaan menurut ekonomi sering kali dibatasi ketat secara kuantitatif, yaitu terbatas dalam pendapatan. Oleh karena itu, studi ekonomi kebahagiaan berupaya untuk menggunakan indikator pengukuran lain untuk melengkapi ukuran kesejahteraan yang lebih luas. Penelitian ini menjadikan kejahatan sebagai indikator baru pengukuran kebahagiaan dengan menggunakan sampel perdesaan dan perkotaan. Studi ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kebahagiaan dan kejahatan di tingkat perdesaan dan perkotaan. Hasil studi membuktikan bahwa kejahatan benar mempengaruhi kebahagiaan seseorang. Berdasarkan sampel yang digunakan, tindak kejahatan memang lebih sering terjadi di perdesaan, namun tingkat kejahatan di perkotaan tetap lebih tinggi dibandingkan perdesaan.

Happiness in economics is often strictly limited in quantitative terms, i.e. limited to income. Therefore, economic studies of happiness seek to use other measurement indicators to complement broader measures of well-being. This study uses crime as a new measurements indicator of happiness using rural and urban samples. The study aims to examine the relationship between happiness and crime at the rural and urban levels. The results prove that crime does affect people's happiness. Based on the sample used, crime is more common in rural areas, but urban crime rates remain higher than rural areas."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indhira Sagita
"Kota adalah bagian dari kehidupan manusia, dimana manusia hidup didalamnya, bergerak, beraktifitas dan melakukan banyak hal lainnya. Ada begitu banyak kota di dunia ini dan masing-masing memiliki karakternya tersendiri. Sebuah kota seharusnya dapat dibedakan dari kota yang lainnya. Agar bisa dibedakan sebuah kota harus memiliki suatu identitas, suatu karakter.
Dengan memiliki identitas maka sebuah kota dapat diidentifikasi dan dikenal. Dengan dikenalnya sebuah kota, maka kota tersebut akan mendapatkan banyak keuntungan dengan sendirinya, seperti banyaknya turis yang akan datang dan pada akhirnya perekonomian kota tersebut juga akan meningkat.
Salah satu elemen pada kota yang mudah untuk di'baca' dan diidentifikasi adalah jalanannya. Setiap manusia pastinya mengalami pergerakan di jalan-jalan pada kota, baik dengan menggunakan kaki ataupun kendaraan bermotor. Karena itu dengan sendirinya manusia akan memahami sebuah kota paling cepat dari jalanan yang ada pada kota tersebut. Tentunya elemen pada jalan sangat bervariasi, dan inilah yang akan membentuk karakter pada jalanan tersebut, dan akhirnya akan membantu terbentuknya identitas pada kota.
Jika pengolahan pada elemen-elemen jalanan tersebut dilakukan dengan baik dan terencana, maka akan terdefinisi sebuah karakter yang baik pula dari jalan tersebut dan tentunya identitas suatu kotapun akan ternilai secara baik pula."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48641
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryantiningrum
"ABSTRAK
Pembahasan yang ada di tulisan ini adalah bagaimana kesadaran ruang yang dialami manusia pada saat menyaksikan film dapat dialami di dunia nyata, seperti kota. Film merupakan meta-relasi dari realita, sehingga dianggap sebagai salah satu seni yang paling diminati manusia. Film memiliki narasi yang dikemas dengan aspek-aspek sinematik sehingga menghadirkan ruang sinematik, dan ruang inilah yang menciptakan kesadaran ruang manusia terhadap film. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui aspek-aspek sinematik apa saja yang mampu menciptakan suatu kesadaran ruang yang tinggi bagi manusianya, dan apakah aspek-aspek tersebut terdapat di ruang kota. Dengan studi kasus kota Bali, disimpulkan bahwa beberapa aspek sinematik seperti narrative qualities, spectator qualities, optical qualities, dan sonic qualities dapat ditemukan di ruang kota. Dengan menyaksikan kota selayaknya menyaksikan film, manusia dapat menemukan suatu kesadaran ruang yang lebih tinggi terhadap ruang kota.

ABSTRACT
This paper discusses about how some spatial awareness that is experienced while watching a movie could be applied in a real world, like cities. Movie is a meta relation of reality and is considered one of the most popular form of art. Movie consists of narration that is packed with cinematic aspects to form a cinematic space which creates spatial awareness to its audiences. This papers objective is to understand what kind of cinematic aspects that is capable to create such heightened lsquo spatial awareness rsquo to its audience, and to find out whether those aspects could be found in cities. With Bali as the case study, it can be concluded that cinematic aspects such as narrative qualities, spectator qualities, optical qualities, and sonic qualities could be found in cities. By watching rsquo cities as if we were watching movies, we shall too find a heightened spatial awareness of the city. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Aquina Parsaulianna H.
"Skripsi ini mendeskripsikan dukungan sosial yang diberikan oleh ISCO Foundation, secara spesifik di ISCO Foundation Sanggar Manggarai, di masa Pandemi COVID-19 yang dibahas dari disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial. Latar belakang penelitian ini adalah Pandemi COVID-19 dapat memberikan dampak yang signifikan kepada anak, khususnya anak yang berada di fase remaja dan hidup dalam kemiskinan. Untuk itu, dibutuhkan dukungan sosial dalam rangka mendukung remaja tersebut. ISCO Foundation Sanggar Manggarai merupakan salah satu pemberi dukungan sosial kepada anak dampingan mereka sebagai anak yang hidup dalam kemiskinan. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan gambaran dukungan sosial yang diberikan oleh ISCO Foundation kepada anak dampingan di masa Pandemi COVID-19 serta hambatan yang ditemukan dalam pemberian dukungan sosial. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif-deskriptif dengan triangulasi sumber data untuk meningkatkan kualitas penelitian. Rentang waktu penelitian ini berlangsung sejak September 2021 sampai dengan Juni 2022. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur yang dilakukan kepada delapan orang informan yang dipilih berdasarkan kriteria informan dengan teknik purposive sampling. Selain itu, studi kepustakaan juga digunakan untuk memperkaya analisis substansi penelitian ini. Penelitian ini mengungkapkan bahwa di masa Pandemi COVID-19, ISCO Foundation Sanggar Manggarai telah memberlakukan sistem daring dan sistem luring. Dari berbagai konteks tersebut, ISCO Foundation Sanggar Manggarai senantiasa memberikan dukungan dalam bentuk dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasional, dan dukungan afirmatif. Sementara itu, hambatan dalam memberikan dukungan sosial dapat dilihat dari faktor anak dampingan dan faktor ISCO Foundation Sanggar Manggarai. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangsih bagi Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial untuk menambah temuan fenomena sosial terkait kesejahteraan anak serta kelompok manusia pada fase remaja (adolescence) di Mata Kuliah Kesejahteraan Anak dan Perlindungan Anak serta Mata Kuliah Tingkah Laku Manusia dan Lingkungan Sosial. Selain itu, penelitian ini juga dapat memberikan sumbangsih pada Mata Kuliah Pengantar Psikologi bagi Kesejahteraan Sosial terkait dengan konsep dukungan sosial.

This study explains the social support provided by the ISCO Foundation, particularly the ISCO Foundation Sanggar Manggarai, during the COVID-19 pandemic to their assisted children, discussed from the social welfare field of study. Children, especially children in the adolescent phase who live in poverty, can be impacted because of the COVID-19 pandemic. For this reason, social support is essential for them. ISCO Foundation Sanggar Manggarai is one of the providers of social support for their assisted children as children who live in poverty. This study aims to explore the portrait of the social support provided by the ISCO Foundation to their assisted children during the COVID-19 pandemic and the obstacles within it. This research is qualitative-descriptive research with data source triangulation to improve the quality of research. This research was carried out from September 2021 to June 2022. The data collection technique used in this research is semi-structured interviews with eight informants who were selected based on the criteria of the informants with the purposive sampling technique. Addedly, the literature review technique was also used to enrich the analysis of the substance of this research. This thesis demonstrates that during the COVID-19 Pandemic, ISCO Foundation Sanggar Manggarai implemented online and offline methods. From these various contexts, ISCO Foundation Sanggar Manggarai constantly provides support in the form of emotional support, instrumental support, informational support, and affirmative support. In parallel, the obstacle factor when providing social support encountered in assisted children and ISCO Foundation Sanggar Manggarai. The results of this thesis can contribute to the Social Welfare Study Program to add to the findings of social phenomena related to the welfare of children and human groups in the adolescence phase in the Child Welfare and Child Protection Course and the Human Behavior and Social Environment Course. In addition, this thesis can also contribute to the Introduction to Psychology for Social Welfare Course related to the social support concept."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afrian Novia Kartikasari
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara kemiskinan dan tingkat kejahatan narkoba di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data panel 33 provinsi selama rentang waktu tahun 2015 – 2020. Data diperoleh dari Badan Narkotika Nasional dan Badan Pusat Statistik yang diolah menggunakan pendekatan Random Effect Model (REM). Analisis difokuskan pada ukuran yang objektif untuk kejahatan narkoba yaitu, jumlah tersangka narkoba yang berhasil ditangkap oleh Kepolisian RI dan Badan Narkotika Nasional dan tingkat kemiskinan yang diukur dengan persentase penduduk miskin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang negatif dan signifikan antara kemiskinan dengan tingkat kejahatan narkoba di Indonesia. Hal ini dapat dijelaskan melalui teori aktivitas rutin, dimana perlu dilakukan pendekatan “situasi” untuk melihat efek dari kemiskinan terhadap tingkat kejahatan yakni tidak hanya dari sisi pelaku namun juga dari sisi korban dan lingkungan sekitar. Apabila dilihat berdasarkan sudut pandang ini, maka apabila lingkungan sekitar kebanyakan adalah penduduk miskin, maka terjadinya kejahatan narkoba akan berkurang. Orang-orang yang hidup di bawah garis kemiskinan, kecil kemungkinannya untuk mengonsumsi narkoba terutama jenis shabu dari hasil pendapatannya sendiri. Karena harga yang harus dibayarkan melebihi kapasitas mereka dalam memenuhi kebutuhan dasar untuk tetap hidup layak. Selain itu, bandar/pengedar narkoba juga akan mencari korban yang layak untuk melakukan transaksi peredaran gelap narkoba. Sehingga wilayah dengan tingkat kemiskinan yang tinggi, akan lebih sedikit terjadi kejahatan narkoba.

The purpose of this study is to analyze the relationship between poverty and the level of drug define offence in Indonesia. This study uses panel data from 33 provinces during the period 2015-2020. The data is obtained from the National Narcotics Agency and the Central Statistics Agency. The analysis focuses on a more objective measure for drug define offence, which is the number of drug suspects and the poverty level which is the percentage of the poor. By using the Random Effect Model (REM) approach, the results show that there is a negative and significant correlation between poverty and the level of drug define offence in Indonesia. This can be explained through the theory of routine activities, where it is necessary to take a “situation” approach to see the effects of poverty on crime rates, not only from the perspective of the perpetrator but also from the side of the victim and the guardian. From this point of view, if the surrounding environment is mostly poor people, then the occurrence of drug define offence will be reduced. People who live below the poverty line are less likely to consume drugs, especially shabu from their own income. Because the price they have to pay exceeds their capacity to fulfill their basic needs to live a decent life. In addition, drug dealers will also look for worthy victims to carry out illicit drug trafficking transactions. So that in areas with a high poverty level, there will be fewer drug define offence."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taruga Runadi
"Menganalisis hubungan antara jumlah tindak kejahatan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya menjadi topik penelitian yang menarik karena jumlah tindak kejahatan di Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir cenderung meningkat. Untuk meningkatkan kualitas keamanan masyarakat maka pemerintah perlu memahami faktor-faktor apa saja yang dapat memicu tindakan kejahatan. Dibandingkan dengan metode analisis regresi klasik, metode Geographically Weighted Regression GWR lebih diunggulkan karena dapat menangani masalah ketidak stasioneran spasial yang biasanya terjadi pada data fenomena-fenomena sosial. Ketidakstasioneran spasial adalah situasi dimana hubungan antar peubah berbeda-beda secara signifikan disetiap lokasi observasi. Hal tersebut mengakibatkan hasil analisis regresi klasik menjadi tidak akurat di beberapa lokasi. GWR menangani masalah tersebut dengan membangun model regresi di setiap titik observasi sehingga memungkinkan parameter regresi menjadi berbeda di setiap lokasi observasi. Penelitian ini menggunakan jumlah tindak kejahatan y sebagai peubah terikat dan peubah bebasnya adalah jumlah penduduk buta huruf x1, jumlah pengangguran x2, jumlah penduduk miskin x3, kepadatan penduduk x4, dan jumlah korban NAPZA x5. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dihimpun oleh POLRI, BPS, dan Dinsos di Jawa Tengah pada tahun 2015. Terdapat dua fungsi pembobot spasial GWR yang akan dibandingkan yaitu Kernel Gaussian dan Kernel Bisquare. Hasil penelitian menunjukkan fungsi Kernel Gaussian lebih baik dibanding Kernel Bisquare berdasarkan skor AIC dan R2. Hasil analisis menggunakan GWR menghasilkan model untuk 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah.

Analyzing the relationship between number of crime cases and factors defined became an interesting research topic over the last ten years. The total number of crime in Indonesia didn rsquo t show a consistent decrease. In order to upgrade people safeness quality, the government need to know the factors influence people committing crime acts. Rather than using classical regression analysis, Geographically Weighted Regression GWR was preferable since it gave a better representative model by effectively resolve spatial non stationary problem which is generally exist in spatial data of social phenomenon. Spatial non stationary is a situation when the relationship between variables are significantly different in each location of observation point, so that classic regression analysis will result a misleading interpretation in some location. GWR handled the spatial non stationary problem by generating a single model in each observation point which allow different relationship to exist at different point in space. This study used number of crime cases y as the dependent variable and the factors which affect the number of crime cases as independent variables that consist of the number of illiterates x1 , the number of unemployed x2, the number of poor population x3, population density x4, the number of victims of drug x5. This study used secondary data collected by POLRI, BPS, and Social ministry of Indonesia in Central Java during 2015. Two spatial weighting functions were compared i.e. Kernel Gaussian and Kernel Bisquare and the study result indicated that Kernel Gaussian was batter according to score of R2 and AIC. GWR generated model for 35 city regency in Central Java. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T48305
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Ceccato, editor
"This book searches for answers to these questions in the nature of the city, particularly in the social interactions that take place in urban space distinctively guided by different land uses and people?s activities. In other words, the book deals with the urban fabric of crime and fear. The novelty of the book is to place safety and security issues on the urban scale by (1) showing links between urban structure, and crime and fear, (2) illustrating how different disciplines deal with urban vulnerability to (and fear of) crime (3) including concrete examples of issues and challenges found in European and North American cities, and, without being too extensive, also in cities of the Global South."
Dordrecht, Netherlands: Springer, 2012
e20401177
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Riandy Laksono
"Peningkatan kesejahteraan dan perkembangan aktivitas ekonomi nonpertanian di perdesaan merupakan suatu indikator yang mencerminkan keberhasilan proses pembangunan di perdesaan. Penelitian ini memandang bahwa pencapaian tersebut tidak dapat tercipta dengan sendirinya; dibutuhkan suatu kebijakan pemerintah yang tepat sebagai landasannya.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat lebih dalam kontribusi infrastruktur, sebagai suatu bentuk kebijakan pemerintah, dalam mendorong perkembangan aktivitas ekonomi non-pertanian dan pengentasan kemiskinan di perdesaan.
Model regresi probit dan tobit digunakan untuk menganalisis pengaruh dari infrastruktur fisik, jasa, institusi dan indikator non-infrastruktur lainnya terhadap status kemiskinan dan perkembangan aktivitas ekonomi non-pertanian rumah tangga perdesaan, berdasarkan data cross section survey IFLS4 2007.
Hasil regresi menunjukkan bahwa kelancaran proses pengentasan kemiskinan dan perkembangan aktivitas non-pertanian di perdesaan membutuhkan infrastruktur jalan yang berkualitas, sistem pasokan listrik yang handal, sistem irigasi yang modern, kualitas tata kelola pemerintahan kabupaten yang baik, dan tingkat pendidikan kepala keluarga yang memadai. Kepemilikan lahan dapat membuat rumah tangga di perdesaan terhindar dari kemiskinan, walaupun hal tersebut bukanlah suatu persyaratan untuk dapat terlibat dalam bisnis non-pertanian. Infrastruktur jasa memiliki peran yang bervariasi didalam pengentasan kemiskinan dan perkembangan aktivitas non-pertanian di perdesaan, sedangkan jumlah anggota rumah tangga yang semakin banyak dapat mendorong perkembangan sektor ekonomi non-pertanian di perdesaan.
Penelitian ini juga berhasil mengkonfirmasi secara statistik keabsahan premis utama yang menyatakan bahwa partisipasi ke sektor non-pertanian dapat menjadi strategi yang tepat bagi rumah tangga di perdesaan agar terhindar dari kondisi kemiskinan.

The increased of general welfare and spreading of rural non-farm activity represent the triumph of development process in rural area. This study argues that such achievement needs appropriate policy intervention as its cornerstone.
This research aims at analyzing the role of infrastructure, as a policy intervention, in stimulating the development of non-farm activity and poverty reduction in rural area.
Probit and tobit regression are used to analyze the impact of physical, services, and institutional infrastructures as well as non-infrastructure variables on poverty status of the rural household and development of non-farm economy, based on cross sectional survey data of IFLS4 2007.
The regression result suggests that the success of poverty reduction and development of non-farm activity in rural areas requires qualified road network, reliable electricity supply, advanced irrigation system, good corporate governance at municipality level, and higher education attainment of head of the rural household. The land ownership can keep the rural household out of poverty, though it is not a pre-requisite to participate in the non-farm economy. Services infrastructures have a mix impact on poverty reduction and rural non-farm activity, while the size of the household can support the development of rural non-farm economy.
The study also statistically confirmed the validity of the basic premise that the participation of rural household into the non-farm economy would serve as a strategy to be spared out of poverty status.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riyadiana Chlairandes
"Kriminalitas adalah masalah yang kian berkembang seiring pertumbuhan suatu kota. Perkembangan suatu kota yang cepat berdampak pada penurunan daya dukung kota yang berimbas pada permasalahan-permasalahan lain diantaranya kemiskinan, keterbatasan ruang terbuka hijau, peningkatan jumlah pengangguran, kriminalitas dan sebagainya.
Selama periode Tahun 2009?2014, jumlah kejadian kejahatan atau tindak kriminalitas kota-kota di Indonesia menunjukan peningkatan. Berdasarkan Publikasi Statistik Kriminal 2015, Wilayah Polda Metro Jaya menjadi penyumbang jumlah kejadian kejahatan (crime total) terbanyak yaitu 44.298 kasus dari total 325.317 kasus di seluruh Indonesia. (BPS,2015). Disamping biaya-biaya ekonomi yang ditimbulkan dari tingginya tingkat kriminalitas di suatu wilayah terdapat pula biaya sosial dan psikologis yang harus ditanggung masyarakat dan para korban kejahatan misalnya ketakutan, kecurigaan, pengurangan aktivitas publik hingga pengurangan kualitas hidup di suatu kota menjadikan kriminalitas segagai isu penting dalam perencanaan kota dan daerah.
Studi ini mengidentifikasi lokasi yang menjadi hotspot dari banyaknya kejahatan di Ibukota dan menganalisa keterkaitan antara total crime dan faktor sosial ekonomi pada tingkat kelurahan di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan data-data sekunder hasil publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) diantaranya Statistik Kriminal Indonesia, Jakarta Dalam Angka, IPKS 2014, PODES 2014 dan SUSENAS, data dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan publikasi lain yang terkait, dikaji menggunakan pendekatan Geographic Information System (GIS) untuk mengidentifikasi pola sebaran dan hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen yang dilanjutkan dengan Regresi Ordinary Least Square (OLS).

Crime is a problem that is growing along with the growth of a city. Development of the city's rapid impact on the carrying capacity of the city which impact on other issues including poverty, limited green open spaces, increase unemployment, crime and so on.
During the period of 2009-2014 year, the number of incidents of crime or criminality cities in Indonesia showed an increase. Based Crime Statistics 2015 publication, the Jakarta Police Region contributed the number of incidents of crime (crime total) that most cases of the total 325 317 44 298 cases throughout Indonesia. (CBS, 2015). Besides the economic costs arising from the high crime rate in some areas there are the costs of the social and psychological to society and victims of crime, for example fear, suspicion, reduction of public activities to the reduction of the quality of life in a city makes the crime segagai important issues in planning cities and regions.
The study identifies the location being a hotspot of many crimes in the capital and analyze the linkages between total crime and socio-economic factors on district level in the area of Jakarta. This study uses secondary data result of the publication of the Central Statistics Agency (BPS) of them Statistics Criminal Indonesia, Jakarta in Figures, IPKS 2014, PODES 2014 and SUSENAS, data from the National Land Agency (BPN) and other publications related, were examined using approaches Geographic information System (GIS) to identify patterns of distribution and the relationship between the dependent variable and independent variables followed by Regression Ordinary Least Square (OLS)."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T46199
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>