Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202253 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haidar Asyraffauzan Wachid
"Perkembangan wisata laut di dunia, khususnya Indonesia telah berkembang dengan sangat pesat beberapa tahun belakangan ini. Salah satu daerah yang memiliki potensi sebagai daerah ekowisata dan konservasi hiu paus di Indonesia adalah di Kaimana. Data pada penelitian ini menggunakan data kemunculan hiu paus di Kaimana pada tahun 2018-2019 dan digunakan juga data satelit berupa data suhu dan data klorofil-a di perairan Papua Barat serta data lokasi bagan yang beroperasi di perairan Kaimana. Selanjutnya data dianalisis untuk melihat hubungan antara kemunculan hiu paus di Kaimana dan faktor suhu dan kadar klorofil-a di perairan, serta dilihat juga faktor kemunculan bagan sebagai tempat biasanya hiu paus muncul akibat banyaknya ikan puri (Stolephorus sp.) sebagai makanan dari hiu paus. Data suhu dan klorofil-a ini kemudian diuji secara statistik menggunakan uji-t sebagai uji hipotesis dan dihasilkan nilai t hitung (13442.43) lebih besar daripada t tabel (1.96324). Dari hasil ini kemudian dilihat peak season untuk wisata hiu paus di perairan Kaimana. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa suhu dan klorofil-a memiliki pengaruh secara parsial terhadap kemunculan hiu paus di Kaimana. Dtunjukkan juga bahwa kemunculan hiu paus di Kaimana memiliki tingkat tertinggi pada bulan Maret hingga April yang diduga akibat peningkatan suhu dan klorofil-a di perairan Kaimana.

The development of marine tourism in the world, especially Indonesia, has grown fast in the last decade. One of the places that have potential for whale shark conservation and ecotourism in Indonesia is Kaimana. This study uses whale shark sighting data in 2018-2019 and uses satellite data of sea surface temperature and chlorophyll-a in Kaimana waters and location of bagan that operate in Kaimana. Furthermore, the data is analyzed to see the relation of whale shark sighting and sea surface temperature and chlorophyll-a, after that we also see the factor of bagan as a place that usually whale shark found because of the amount of puri fish (Stolephorus sp.). This sea surface temperature and chlorophyll-a data is statistically tested with t-test to verify the hypothesis and we found that t table (13442.43) is higher than t critical (1.9632). From the result, we can find that sea surface temperature and chlorophyll-a have impact for whale shark sighting in Kaimana and we found that whale shark sighting in Kaimana have peak season in March to April which is thought to be due to an increase in temperature and chlorophyll-a in Kaimana waters."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Adisubroto
"The whale shark (Rhincodon typus, Hiu Paus), the world's largest type of fish/mammal presents in Indonesia, in Botubarani, Gorontalo province, among others. This province is actively developing geoparks which are currently still aspiring geopark status, as well as tourism, and making whale sharks its icon. Our paper studies the development of whale sharks as a marker of the area's biodiversity, to promote it as a more common activity in Indonesia where whale sharks can be found. We support strategic ideas for the development of whale sharks and formulate several recommendations for geotourism activities where whale sharks are icons."
Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), 2021
330 JPP 5:3 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Brissenden, R.F. (Robert Francis), 1928-1991
Canbere: Australian National University Press, 1980
821 BRI w (1);821 BRI w (2);821 BRI w (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sahir
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1983
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hukom, Frensly D.
"ABSTRACT
Whale Shark (Rhincodon typus) is one of the marine fishes that commonly make transnational migration. Whale sharks that were tagged in Australia were known to do a migration pattern crossing the state of East Timor and the Indonesia especially to the F [ores Sea. According to red list IUCN, a world conservation organisation, the whale shark is categorized as Vulnerable and put in Appendix II CITES. While in CMS (Conservation of Migratory Species), this species is classified in Appendix I (Reserved). Several countries in the world such as Australia, Honduras, India, Malaysia, the Philippines, Mexico, Taiwan, the Maldives, southern Africa and Indonesia have determined the conservation status of these fish as fully protected. This paper describes some aspects of eco biology, utilization and management of these fish in several countries as well as the review on the conservation and management of whale sharks in Indonesia."
Jakarta: Pusat Penelitian Oseanografi - LIPI, 2016
575 OSEANA 41:4 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Darmawan Ahmad Mukharror
"Pariwisata penyelaman hiu di Indonesia telah berkembang dengan pesat sehingga menempatkan Indonesia sebagai negara dengan penghasilan dari pariwisata hiu peringkat empat di dunia. Pengelolaan pariwisata hiu yang baik dapat menyediakan dukungan kepada kehidupan komunitas lokal masyarakat pesisir serta memberi manfaat bagi upaya konservasi. Oleh karena itu, studi perilaku hiu dibutuhkan untuk mempelajari interaksi yang bertanggung-jawab antara hiu karang dan manusia dalam konteks pariwisata hiu dan konservasi. Penelitian ini mengkaji ciri-ciri individu hiu yang khas dan mengevaluasi perilaku agonis hiu karang pada saat interaksi dengan manusia dengan perlakuan pemberian umpan makanan, perlakuan pemberian medan magnet, dan perlakuan pengenalan diri dengan cermin. Penelitian perilaku hiu karang dilakukan dengan metode diver operated video di timur laut pulau Mitita, Kabupaten Pulau Morotai dan dilakukan dengan teknik observasi dan pengukuran panjang tubuh hiu antara Februari 2013 hingga September 2019. Hasil penelitian menunjukkan hiu karang sirip hitam dapat diidentifikasi berdasarkan ciri-ciri individu yang khas dan menunjukkan perbedaan perilaku agonis pada saat berinteraksi dengan manusia sesuai usia hiu dan jenis kelamin hiu. Identifikasi hiu karang sirip hitam di Morotai dapat sebagai alat bantu kegiatan konservasi hiu oleh pemerintah daerah dan masyarakat. Perilaku hiu karang sirip hitam pada saat berinteraksi dengan manusia digunakan pengaman pada aktifitas penyelaman wisata hiu. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui secara lebih rinci perilaku-perilaku hiu yang baru ditemukan

Shark watching tourism in Indonesia has been growing vastly and put Indonesia as rank four in the list of countries that economically benefitting from shark tourism. Responsible shark diving management provides supports for local coastal community and gives benefit to the conservation efforts. Hence, shark behavior study is required to examine the responsible interaction between sharks and human underwater in the context of shark tourism and conservation. This research analyses the natural marking identification of blacktip reef shark individuals and evaluates the agonistic behaviors of shark during shark-human interactions based on their characteristics when they are treated with hand feeding, magnet exposure, and mirror self recognition. This research employs diver underwater video method in north eastward Mitita island, in Morotai Island Regency and conducted with behavior observation and shark total length measurement techniques from February 2013 to September 2019. Research results showed that blacktip reef shark can be identified using their individual natural markings and poses set of agonistic behaviors during interaction with human based on their ages and sex. Identification of blacktip reef shark in Morotai can be utilized to assist conservation activities by local government and public. Shark behavior knowledge can be used to improve safety precaution during shark diving activities. However, further detailed study is needed to evaluate newly found behavior of this blacktip reef sharks."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T55003
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Kholijah Aspia
"Transgender adalah salah satu kelompok yang paling terpengaruh oleh epidemic HIV dan 49 kali lebih mungkin untuk hidup dengan HIV dibandingkan populasi umum. Data dari Amerika Latin dan Karibia menunjukkan bahwa prevalensi HIV jauh lebih tinggi pada pekerja seks transgender wanita dibandingkan pada pekerja seks pria dan wanita non-transgender.
Tesis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan menjual seks dengan status HIV pada waria di Indonesia yang merupakan analisis lanjut dari data STBP tahun 2015. Penelitian ini adalah studi crosssectional. Subyek dalam penelitian ini adalah 867 waria yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Hasil penelitian didapatkan prevalensi HIV sebesar 26.1% dan proporsi menjual seks pada waria dengan status HIV positif sebesar 31,1%. Analisis multivariat menunjukkan adanya hubungan antara menjual seks dengan status HIV dengan PR adjusted 1,358 [95% CI: (1,045-1,766)] p-value=0,022. Kesimpulan penelitian ini adalah waria yang menjual seks 1,358 kali lebih berisiko memiliki status HIV positif dibandingkan dengan waria yang tidak menjual seks setelah dikontrol oleh variabel riwayat IMS.
Transgender is one of the groups with the most HIV epidemics and 49 times more likely to live with HIV than the general population. Data from America and the Caribbean show a much higher HIV prevalence in female transgender sex workers than in male and non-transgender female sex workers.
This thesis discusses the relationship between selling sex with HIV status among transgender in Indonesia which is a further analysis of the 2015 IBBS data. This study is a cross-sectional study. The subjects in this study were 867 transgender who met the inclusion and exclusion criteria.
The results obtained by HIV prevalence of 26.1% and the proportion of selling sex in transgender with HIV positive status of 31.1%. Multivariate analysis showed an association between selling sex with HIV status with adjusted PR 1.358 [95% CI: (1.045-1.766)] p-value = 0.022. The conclusion of this study is that transgender who sell sex are 1,358 times more likely to have HIV positive status compared to transgender who do not sell sex after being controlled by a variable named STIs. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mumu
Yogyakarta : Pinus , 2004
899.221 3 MUM k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Hertuti
" ABSTRAK
Hiu adalah hewan predator pada lingkungan terumbu karang dan lautan, berada pada tingkat atas rantai makanan yang menentukan keseimbangan dan mengontrol jaring-jaring makanan yang kompleks. Lambatnya mencapai tingkat kedewasaan, tingkat reproduksi yang rendah, dan panjangnya periode reproduksi menyebabkan hiu sangat rentan terhadap kelebihan tangkap (overfishing). Sebagian nelayan Tanjung Luar menangkap hiu sebagai tangkapan utama.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, bertujuan menganalisis ikan hiu tangkapan sebagai bahan baku produk olahan hiu, mengidentifikasi pola pemanfaatannya, dan menyediakan informasi pola pemanfaatan ikan hiu dari segi teknologi pengolahan maupun diversifikasi jenis produk yang dapat dikembangkan di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Penanganan hiu tangkapan di PPI Tanjung Luar belum ditangani dengan baik mulai dari penanganan di atas kapal, pendaratan, pengangkutan dan pelelangan, sehingga menjadi penyebab bahan baku olahan hiu rendah. Sebanyak 95% bagian tubuh hiu sudah dapat dimanfaatkan dan hanya 5% yang menjadi limbah yaitu darah dan air. Namun pemanfaatannya masih dalam bentuk produk tradisional dan setengah jadi untuk dikirim ke Surabaya atau Jakarta guna memperoleh penanganan lebih lanjut. Pemanfaatan hiu tangkapan di Tanjung Luar saat ini mencakup produk : sate hiu asap, hiu asin, abon hiu, kerupuk daging hiu, kerupuk kulit hiu, minyak hati hiu, sirip hiu kering, kulit hiu kering, tulang hiu kering, serta gigi hiu untuk bahan aksesoris.
Pola pemanfaatan ikan hiu tangkapan di PPI Tanjung Luar dapat ditingkatkan melalui teknologi pengolahan dan diversifikasi produk olahan baru, sehingga dihasilkan produk jadi dengan kualitas baik, dapat disimpan lama dengan pangsa pasar yang lebih luas. Diperlukan informasi dan pembinaan dalam teknologi pembuatan hisit, minyak ikan, assesoris/kerajinan (dari kulit, tulang dan gigi), pengolahan surimi dan fish jelly product.

ABSTRACT
Sharks are predators on coral reefs and marine environment, is at the top level of the food chain that determines the balance and control of food web complexity. The delay in reaching the level of maturity, low reproductive rate, and the length of the reproductive period led sharks are vulnerable to excess fishing (overfishing). Some fishermen catch the sharks as a main catch.
This study has used qualitative methods with a descriptive approach. Aimed to analyze the shark as raw material refined products, identify patterns of utilization, and provides information both of processing technology and product diversification that can be developed in East Lombok, West Nusa Tenggara.
Sharks in PPI Tanjung Luar has not been handled properly from the handling on board, landing, as well as transport and auctions causing low raw material processed. Approximately 95% of the shark's body is to be used and only 5% of the waste, the blood and water. However, their use is still a traditional and semi-finished products to be shipped to Surabaya or Jakarta to obtain further treatment. Utilization of shark catches in the Cape Foreign currently includes products: shark skewers smoked, salted shark, shredded shark, shark meat crackers, crackers shark skin, shark liver oil, dried shark fins, dried shark skin, dried shark bones and shark teeth for materials accessories.
The pattern of utilization of shark catches in PPI can be enhanced through processing technologies and diversification of new processed products. thus be produced finished products with good quality, can be stored for a long and reach a wider market. Processors need information and guidance in making technology hisit, fish oil, accessories / craft (of skin, bones and teeth), processing of surimi and fish jelly product."
2013
T32151
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nilam Sari
"Penelitian telah dilakukan di Teluk Jakarta mengenai pemodelan hubungan antara struktur komunitas mangrove dengan stok karbon dan kondisi fisika kimia perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain pola hubungan yang terjadi antara struktur komunitas mangrove dengan stok karbon dan kondisi fisika kimia perairan di Teluk Jakarta. Desain model didapatkan setelah melalui serangkaian penelitian lapangan di Teluk Jakarta yang berada di Tangerang-Jakarta Utara-Bekasi, sehingga didapatkan data primer dan sekunder. Pembuatan model ini menggunakan pemodelan system dynamic dengan software powersim studio 10 kemudian dilakukan simulasinya. Hasilnya adalah hubungan antara struktur komunitas mangrove dengan stok karbon dan kondisi fisika kimia perairan mengalami pertumbuhan yang lambat. Hutan mangrove yang terletak di pesisir Teluk Jakarta telah mengalami suksesi dan seleksi alam sehingga terjadi dominansi dari spesies Avicennia marina, A.Lanata, Rhizophora aviculata, R.Mucronata, Soneratia caseolaris, S.Alba. Rata-rata Indeks Nilai Penting (INP) hutan mangrove ini adalah rendah yaitu untuk tingkat pohon sebesar 113,57%, tingkat anakan 92,93%, dan tingkat semai 80,60%. Rendahnya INP ini menyebabkan kandungan stok karbon rendah yaitu 10,214 t.C/ha (hubungan positif).
Hasil pemodelan memperlihatkan daya ungkit dari permasalahan ini adalah debit air sungai (207,775 m3/detik/hari), dan arus laut pantai (0,04 m/detik). Kedua parameter ini menyebabkan perubahan secara signifikan pada parameter lain yaitu parameter salinitas, oksigen terlarut, logam berat, dan kecerahan yang berpengaruh pada pertumbuhan dan kehadiran spesies mangrove. Semakin besar debit air dan semakin kecil arus air laut, maka semakin lambat pertumbuhannya. Oleh karena itu perbaikan dalam pengelolaan hutan mangrove pada daerah terganggu seperti ini perlu dilakukan dengan memfokuskan pada perbaikan daya ungkitnya, sehingga efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan hutan mangrove dapat dilakukan. Harapan dari hasil penelitian ini adalah agar ekosistem hutan mangrove yang berada didaerah terganggu dapat terselamatkan.

Research has been carried out at Jakarta Bay regarding of the relationship between mangrove community structure and carbon stocks and physical chemical condition of marine water. This study aims to design the pattern of relationships that occured between the structure of mangroves community, carbon stocks, and the physical chemical conditions of the coastal marine waters in Jakarta Bay. The model design was obtained after going through a series of field studies in Jakarta Bay located in Tangerang-North Jakarta-Bekasi, so the primary and secondary data were obtained. Designed this model by system dynamic modeling using software powersim studio 10 then simulating. The result was obtained relationship between the structure of magrove community, C-stocks, and physical chemical conditions experience in slow growth. Mangrove forest in Jakarta Bay beach has experienced in succession and natural selection so the dominance species has overdue such as Avicennia marina, A.Lanata, Rhizophora aviculata, R.Mucronata, Soneratia caseolaris, S.Alba. Average of important value index (IVI) was low, in tree level 113,57%, sapling level 92,93%, seedling level 80,60%. The low of IVI caused the low of C-stocks 10,214 t.C/ha (positif relationship).
The result of modeling showed leverage of this problem are water river discharge (207,775 m3/s) and ocean current 0,04 m/s. This two parameters caused significant changed on other parameters such as salinity, disolved oxygen, heavy metal, and brightness which had influencing of growth and presence (frequency) of species. The higher of water river discharge and the less of ocean current made the slowest growth of mangroves. This made sense to repairing of mangrove forest management in disturbing area to focus on the leverage so would be efective and effisience. Hope this research result would be part of problem solvingĀ  in mangrove forest which had led in disturbing area.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
D2758
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>