Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140014 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadyne Peri Jelita Rivai
"In a social media era where everything is for the public to see, people with a significant number of followers are prone to criticism and negative comments. Indonesian influencers such as Kekeyi and Rachel Venya are victims of negative comments on their Instagram by random people. Based on the words of a psychologist, Suler, negative comments on social media can be explained by the online disinhibition effect. Online disinhibition effect is divided into two categories which are the benign online disinhibition effect and the toxic online disinhibition effect. This research paper aims to analyse how the online disinhibition contributes to the emergence of negative comments on the comment sections of Indonesian influencers, Kekeyi and Rachel Venya. Through secondary research and content analysis, it is found that the toxic online disinhibition effect contributes to the emergence of negative comments.

Di era media sosial yang di mana segala sesuatu dapat dilihat oleh publik, orang dengan jumlah pengikut yang banyak rentan terhadap kritik dan komentar negatif. Influencer Indonesia seperti Kekeyi dan Rachel Venya seringkali menjadi korban komentar negatif di Instagram. Berdasarkan perkataan psikolog, Suler, komentar negatif di media sosial dapat dijelaskan dengan efek disinhibisi online. Efek disinhibisi online dibagi menjadi dua kategori yaitu efek disinhibisi online jinak dan efek disinhibisi online merugikan. Makalah penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana disinhibisi online berkontribusi terhadap munculnya komentar negatif di kolom komentar influencer Indonesia, Kekeyi dan Rachel Venya. Melalui penelitian sekunder dan analisis konten, ditemukan bahwa efek disinhibisi online yang merugikan berkontribusi pada munculnya komentar negatif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tifany Faulina
"ABSTRAK
Saat ini penyebaran berita bernada negatif ke media sosial sangat sering terjadi. Hal
ini dapat memunculkan persepsi bahwa berita daring negatif lebih mempengaruhi orang
lain dibandingkan diri sendiri, atau disebut Third Person Perception. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat pengaruh media sosial Instagram yang ditampilkan bersama
dengan berita daring negatif dalam membentuk persepsi terhadap konten dan
pengaruhnya. Eksperimen dilakukan dengan memberikan partisipan (n=281) paparan
terhadap berita daring negatif yang dihadirkan dalam Instagram dan situs berita daring.
Hasil analisis menunjukkan bahwa berita daring negatif yang dipaparkan dalam penelitian
dirasakan lebih mempengaruhi orang lain dibandingkan diri sendiri. Selanjutnya, hasil
analisis menggunakan GLM ANOVA menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi antara penyisipan berita daring negatif dengan Third Person Perception.
Membaca berita daring melalui Instagram ataupun membaca berita melalui situs berita daring tidak meningkatkan Third Person Perception."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Altezza Wafi Munzir
"Salah satu bagian penting dalam mempertahankan market share dan daya saing pada sektor industri manapun adalah kepuasan pelanggan. Tentu saja ini berlaku pada sektor industry otomotif. Ulasan pelanggan dan kuesioner telah memiliki peran penting dalam meninjau kepuasan pelanggan selama ini, tapi semakin banyak pelanggan menggunakan waktu mereka online. Studi ini mengevaluasi dan menganalisa komen dan ulasan yang di-posting di social media, menggunakan cluster analysis dan text mining. Hasil dari studi ini adalah evaluasi resepsi pelanggan terhadap produk merek otomotif ternama, kelebihan dan kelemahannya, area-area mana saja yang dapat pujian dan kritisisme, supaya bisa membuat dan mengimplementasikan sistem prioritas untuk mempertahankan kepuasan pelanggan dan daya saing.

A large part of maintaining market share and a competitive advantage in any industrial sector is customer satisfaction. This also applies to the automotive industry. Customer reviews and questionnaires had played a large part in gauging customer satisfaction throughout the years, but an ever-increasing population of the customer base spends most of their time online. This study evaluates and analyzes comments and reviews posted in social media using cluster analysis through text mining. The output of this study is an evaluation of the general customer reception towards a leading automotive brand’s products, its specific strengths and weaknesses, areas that garner criticism or praise, in order to create and implement a prioritization system to maintain customer satisfaction and retain competitiveness.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliya Hasnaranti
"ABSTRACT
Sekarang, tidak bisa dihindari untuk tidak menggabungkan kegunaan media sosial (medsos) di gaya hidup kita. Seiring dengan itu, dan pertumbuhan berkelanjutannya jumlah pengguna medsos, banyak bisnis yang telah mempergunakan medsos sebagai salah satu media untuk periklanan. Namun, peneliti menyatakan bahwa, pengguna medsos telah memberikan reaksi negatif terhadap iklan-iklan yang terpajang di medsos. Pengguna medsos merasa periklanan di medsos merupakan hal yang mengganggu, dll., hal ini menyebabkan terbentuknya persepsi dan sikap negatif terhadap iklan  di medsos. Akan tetapi, sekarang, kejadian dimana pengguna medsos meninggalkan atau telah berhenti memakai medsos, telah menjadi tren global. Fenomena yang tidak bersandingan ini telah mengarahkan peneliti untuk mengeksplorasi pengaruh signifikan persepsi dan sikap negatif terhadap iklan di medsos kepada kecenderungan pengguna untuk meninggalkan media sosial. Berkaitan dengan itu, negara-negara dengan tingkat individualisme yang tinggi memiliki kecenderungan untuk bepersepsi dan memiliki sikap negatif terhadap periklanan di medsos. Oleh karena itu, penelitian ini secara bersamaan menyelidiki pengaruh tingkat individualisme antara dua negara, Indonesia dan Belanda, pada kecenderunhan pengguna untuk meninggalkan media sosial. Meskipun hasil studi komparatif berikut tidak signifikan, penelitian ini memberikan bukti bahwa periklanan di media sosial adalah salah satu alasan pengguna medsos cenderung meninggalkan medsos. Selain itu, tingkat individualisme sebuah negara tidak memperkuat bukti dan tidak menyebabkan pengguna untuk meninggalkan media sosial. "
2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Mearlysha Aninda Rahmatyana
"The phenomenon of the Hallyu wave or South Korean pop culture has emerged globally since the late 1990s. Back then, fans used to consume the product given by the producer. As time evolves, nowadays, K-pop fans do not only consume the products provided by the producer. Instead, fans can actively interact, participate and become the producer within the K-pop fandom with the existence of participatory culture. However, the visual content created by fans on social media often contains imaginary content that might cause fanatic and delusional behavior towards the K-pop idols. Therefore, this paper aims to understand the concept of Suler’s online disinhibition (2004) theory, explaining how visual content enables fanatic and delusional behavior of Indonesian K-pop fans in cyberspace through dissociative anonymity, invisibility, solipsistic introjection, and minimization of status and authority. This study uses qualitative methods, observation on social media, and secondary data collection that will be used to analyze the fanatic and delusional behavior of K-pop fans in Indonesia using the online disinhibition theory through the imaginary and fictive visual content they created in social media.

Fenomena gelombang Hallyu atau budaya pop Korea Selatan telah muncul secara global sejak akhir 1990-an. Saat itu, penggemar hanya terbiasa untuk mengkonsumsi produk yang diberikan oleh produsen. Seiring berkembangnya zaman, kini para penggemar K-pop tidak hanya mengkonsumsi produk-produk yang disediakan oleh produsennya saja. Sebaliknya, penggemar dapat secara aktif berinteraksi, berpartisipasi, dan menjadi produser dalam fandom K-pop dengan adanya Participatory Culture. Namun, konten audio-visual yang dibuat oleh penggemar di media sosial seringkali mengandung konten imajinasi yang dapat menyebabkan perilaku fanatic dan delusional terhadap idola K-pop. Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk memahami konsep teori Online Disinhibition Suler (2004), yang menjelaskan bagaimana konten audio-visual memungkinkan terjadinya perilaku delusi dan fanatik penggemar K-pop Indonesia di dunia maya, melalui dissociative anonymity, invisibility, solipsistic introjection, dan minimization of status and authority. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, observasi di media sosial, dan pengumpulan data sekunder yang akan digunakan untuk menganalisis perilaku fanatic dan delusi penggemar K-pop di Indonesia dengan menggunakan teori Online Disinhibition, melalui konten visual imajinasi dan fiktif yang mereka buat di sosial media. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Larasati Ningrum
"Dengan semakin berkembangnya penggunaan media sosial di Indonesia, TikTok telah menjadi platform media sosial yang populer dan menghipnotis di kalangan khalayak Indonesia karena kontennya yang menyenangkan dan fitur aplikasi yang unik. Selain itu, TikTok membangun semangat komunitas yang dialami oleh penggunanya, membangun persahabatan, kebebasan dalam mengekspresikan kehidupan mereka, dan membangun pengaruh dan keunggulan digital mereka secara signifikan. Tujuan dari studi kuantitatif ini adalah untuk menyelidiki proses mendasar di mana karakteristik konten influencer media sosial memengaruhi aktivitas online terkait merek konsumen melalui parasocial relationship dan wishful identification. Teknik purposive sampling digunakan untuk mengumpulkan data dari 230 pengguna TikTok yang mengikuti influencer media sosial, dan data dianalisis menggunakan Partial Least Squares – Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Temuan penelitian menunjukkan bahwa semua dimensi karakteristik konten influencer media sosial, yaitu kualitas informasi, kualitas desain, kualitas teknologi, dan kreativitas, merupakan faktor kuat dari hubungan parasosial. Dimana wishful identification secara signifikan dapat terjadi oleh kualitas informasi, kualitas desain, dan kreativitas. Wishful identification dan parasocial relationship juga telah ditemukan sebagai faktor signifikan dari keterlibatan konsumen dengan merek. Temuan penelitian ini menyajikan wawasan tambahan yang relevan tentang bagaimana influencer media sosial dapat mempromosikan diri mereka agar lebih berdampak dalam mendukung produk atau layanan dengan mempersonalisasi konten media sosial mereka.

With the increasing development of social media usage in Indonesia, TikTok has become a popular and hypnotic social media platform among Indonesian audiences due to its enjoyable contents and unique application features. Moreover, TikTok allows the users to enhance their spirit, build friendships, showcase their lives, and precipitously build up their digital influence and prominence. The purpose of this quantitative study is to investigate the fundamental processes whereby social media influencers’ content characteristics impact consumers’ online brand-related activities through parasocial relationships and wishful identification. Purposive sampling was used to accumulate data from 230 TikTok users and followed social media influencers, and the data was analyzed employing Partial Least Squares – Structural Equation Modeling (PLS-SEM). The research findings demonstrate that all dimensions of content characteristics of social media influencers, namely information quality, design quality, technology quality, and creativity, are powerful determinants of parasocial relationships. Whereby wishful identification is significantly inferred by information quality, design quality, and creativity. Wishful identification and parasocial relationships have also been discovered as significant factors of customer engagement with brands. This research findings present relevant additional insight towards how social media influencers can promote themselves being more impactful in endorsing products or services by personalizing their social media content."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Issantia Retno Sulistiawati
"ABSTRAK
Tesis ini meneliti bagaimana perempuan dalam usaha daring dalam media sosial mampu memenuhi kebutuhan gender praktis dan strategis. Penelitian ini menggunakan studi kasus feminis dengan mengambil 5 subjek penelitian. Data dikumpulkan melalui metode purposive sampling. Untuk menangkap fenomena perempuan daring, saya menggunakan kerangka teori feminis Catherine MacKinnon untuk membongkar fenomena subordinasi dan dominasi yang terjadi dalam usaha daring perempuan dan melalui perbedaan kelas teori feminis Allison Jagar. Untuk menerjemahkan dan mengukur pemberdayaan ekonomi perempuan, saya menganalisis tema-tema yang muncul menggunakan pemberdayaan ekonomi dengan 2 variabel Moser yaitu kebutuhan gender praktis dan gender strategis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 5 subjek, 1 subjek yang memenuhi kebutuhan gender praktis dan 4 subjek tidak dapat memenuhi kebutuhan gender praktis karena terhambat pelebaran media sosial, pengetahuan dan posisi tawar perempuan dalam ranah domestik. Sementara itu, dalam pemenuhan gender strategis, kelima subjek tidak berhasil mencapai pemenuhan gender strategis karena tidak adanya dukungan aturan pemerintah dan bantuan usaha dari pemerintah. Selain itu, perempuan mengalami dilema yang terbentuk karena adanya penghasilan ternyata tidak membuat subjek terlepas dari urusan domestik. Temuan lain juga menunjukkan bahwa subjek memiliki strategi ?melawan? dan ?bertahan? sebagai taktik untuk melangsungkan usaha daring perempuan. Pemerintah juga memberi andil dalam mendomestifikasi subjek perempuan karena usaha daring perempuan yang memberikan penghasilan padanya tidak dihargai.

ABSTRACT
This thesis examines how women in online business is able to meet the practical and strategic gender needs. This study uses 5 subject from feminist related case studies. Data was collected by purposive sampling method. To capture the phenomenon of women in online bussines, I used the theoretical framework of feminist Catherine MacKinnon to dismantle the phenomenon of subordination and domination that occurs in women in online bussines through Allison Jagar feminist theory of class distinctions. To transform those theory in a practical way, I analyze the themes that emerged using economic empowerment with two variables, namely Moser practical gender needs and strategic gender needs. The results showed that of the five subjects, one subject meets practical gender needs, while the other 4 subjects did not meet the practical gender needs because it is hampered by the role of social media, knowledge and bargaining power of women within the domestic market. Furthermore, in the fulfillment of strategic gender, the five subjects did not achieve the fulfillment of strategic gender due to the absence of government regulation and lack of effort from the government to support online businesses run by women. In addition, it was found that women have experienced a dilemma because the fact that they now have income does not make them free from their domestic responsibility. Other findings also indicate that the subject has a ?fight" and "survive" strategy as a ploy to perpetuate women in online bussines. The government may also contribute in domesticating female subjects as shown by the lack of appretiations towards women with online business and stream of income."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felia Risky Faizal
"Video ulasan influencer merupakan ulasan produk yang disajikan dalam bentuk media video oleh para influencer di media sosial. Sebelum membuat keputusan pembelian secara online, pembeli menonton video ulasan influencer untuk mendapatkan informasi produk yang dibutuhkan. Online review dalam bentuk video diketahui mampu memberikan visualisasi produk yang lebih nyata dan memberikan dampak besar terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh informasi dan karakteristik video ulasan influencer di media sosial terhadap keputusan untuk melakukan pembelian secara online. Teori Information Acceptance Model (IACM) digunakan untuk menguji karakteristik informasi pada video ulasan influencer. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan total data yang berhasil didapatkan sebanyak 1042 responden. Penelitian ini menggunakan metode analisis Covariance-Based Structural Equation Modelling (CB-SEM) dengan bantuan program AMOS 24.0 untuk pengolahan data. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh dari faktor kredibilitas informasi, kualitas informasi, kebutuhan akan informasi, karakteristik video, dan jumlah penonton, likes, komentar, serta interaksi terhadap intensi pembelian produk. Pengaruh kualitas informasi terhadap intensi pembelian produk tidak terkonfirmasi pada penelitian ini. Kemudian, hasil penelitian juga menunjukkan adanya pengaruh intensi pembelian produk terhadap keputusan untuk melakukan pembelian secara online. Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini yaitu memperkaya konsep dan pengetahuan mengenai eWOM dalam bentuk online review yang disajikan melalui media video, memberikan wawasan kepada penjual mengenai penggunaan video review influencer untuk bahan pertimbangan keputusan pembelian, pengembangan fitur yang berkaitan dengan konten video di media sosial, dan menambah wawasan bagi influencer terkait kualitas informasi dan karakteristik video ulasan.

Influencer video review is a product review in the form of video and presented by social media influencers. Before making an online purchase decision, buyers watch influencer video review to obtain product’s information needed. Online video reviews are known for their ability to provide real product visualization and deliver a major impact to purchase decision. Hence, the aim of this study is to determine the influence of information and video characteristics of influencer video review on social media towards online purchase decision. For this purpose, Information Acceptance Model (IACM) theory was used to examined the characteristics of information on influencer’s video review. This study uses a quantitative approach with data obtained from 1.042 respondents. The data analysis method used in this study is Covariance-Based Structural Equation Modelling (CB-SEM) with AMOS 24.0. The findings indicated that information credibility, needs of information, perceived video characteristics, and number of views, likes, comments, and replies influence purchase intention. However, the relationship between information quality and purchase intention was not confirmed in this study. Further, the results also confirms that there is an influence from purchase intention towards customer’s online purchase decision. This study could develop the previous concept and research that examined an eWOM in the form of video and provide insight about the use of influencer video review on social media for purchase decision making. Moreover, this study could help to develop features related to video content on social media and provide an insight for influencers regarding the quality of information and characteristics of online video review."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dodi Prananda
"Tulisan ini membahas ruang publik sebagai tempat untuk arena berdebat dan menyampaikan gagasan bagi setiap orang. Namun, dalam konteks hari ini, ruang publik tidak lagi semata ruang dalam artian fisik, tetapi juga ruang di ranah virtual. Di ruang publik di media sosial, komunikasi face-to-face tidak lagi berlaku, termasuk jarak komunikasi seperti ruang publik dalam artian fisik. Sebagai ruang publik, media sosial seperti Facebook, Twitter, Path, dan Kompasiana bersifat bebas akses dan menjadi tempat bertemunya berbagai ekspresi, gagasan dan pendapat.
Dalam tulisan ini dibahas lima kasus penggunaan ranah publik di media sosial, meliputi kasus Florence di Path, kasus penghinaan Jokowi di Facebook, kasus penghinaan Ahok di Twitter, kasus Prita dan RS Omi dan kasus Jilbab Hitam. Kasus tersebut menggambarkan bahwa meskipun prinsip kebebasan menyampaikan pendapat di ruang publik berlaku, pengguna bukan berarti dapat menyampaikan opini yang merugikan individu, kelompok atau institusi lain. Opini yang disampaikan tidak mengandung provokasi, baik berbentuk trolling ataupun flaming, sehingga pengguna tidak terjerat kasus hukum. Kasus penggunaan ruang publik dapat menciptakan sebuah gerakan sosial yang dijalankan para pengguna ruang publik. Sifat gerakan sosial tersebut bisa mendukung ataupun menjatuhkan subjek.

This paper explains about public sphere as the place for debatting and giving the idea for everyone. But, in today’s context, public sphere is not only a sphere in physical way, but also virtual way. In social media, it is no longer effective for face to face communication, including distance as is found in public sphere. As public sphere media, social media like Facebook, Twitter, Path and Kompasiana have free access and become a place where any expressions, ideas and opinions meet.
In this paper, discussion is made regarding five cases related to the use of public sphere in social media including Florence case in Path, Jokowi humiliation on Facebook, Ahok humilation on Twitter, Prita and Omni Hospital case and also Jilbab Hitam case. The cases reveal that inspite of the principle of freedom of expression in public sphere, social media users are not meant to convey any opinion that may harm an individual, group or institution. Opinion delivered does not contain any provocations, either “trolling” or “flaming” so that the user will not be legally or lawfully caught. Cases of the use of public sphere may bring about a social movoment by public sphere users. The nature of this social movement may either support or bring down the subject.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Handayani Dwirianti
"Tingginya jumlah pengguna internet kini menjadikan media sosial menjadi salah satu media yang digunakan berkomunikasi. Instagram merupakan media sosial dengan jumlah pengguna terbanyak ketujuh di dunia dan memiliki peningkatan yang signifikan selama 12 bulan terakhir. Beberapa pengusaha menggunakan social sebagai media untuk menjual produk yang mereka tawarkan. Dalam marketing dikenal beberapa cara promosi yang disebut dengan promotional mix yang mencakup iklan, promosi penjualan, direct selling, dan public relation. Saat ini penelitian mengenai promotional mix menggunakan media sosial sangat terbatas.
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui promotional mix yang dilakukan online shop menggunakan media sosial Instagram menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif yaitu melalui etnografi di komunitas online shop muslimah dan Focus Group Discussion yang dilakukan dengan sebanyak 8 pemilik online shop yang menjual produk fashion muslimah di Instagram dan metode kuantitatif dilakukan dengan mengumpulkan data melalui kuesioner kepada sebanyak 212 responden yang mengikuti akun Instagram online shop yang menjual produk fashion Muslimah. Data metode kuantitatif dianalisis dengan Structural Equation Modeling SEM dan regresi linear sederhana.
Hasil Focus Group Discussion menunjukkan beberapa promosi yang dilakukan oleh online shop fashion muslimah melalui Instagram, yaitu Instagram Advertising, Shout out For Shout out, Paid Promote, Paid Keroyok, Spam Like, Spam Comment, Spam Follow, dan endorsement. Hasil kuantitatif menunjukkan endorsement memiliki pengaruh paling besar terhadap sikap konsumen dan juga terhadap minat beli konsumen.

The high number of internet users are now making media sosial as a way to communicate. Instagram is a media sosial with the seventh largest users in the world and has a significant growth in the past 12 months. Some of sellers also use media sosial as a medium for selling their product. Unfortunately to date, there is only a dearth of research which discuss the promotional mix using media sosial.
The study aims to examine types of promotional mix used by media sosial online stores through Instagram by using qualitative research and quantitative research. Qualitative method is using ethnography in muslimah online shop community and Focus Group Discussion was done by 8 online store owners who sell muslimah fashion products in Instagram and quantitative method data is collected through questionnaire to 212 respondents that are following muslimah fashion online store on Instagram. The data from quantitative method is analyzed with Structural Equation Modeling SEM and simple linear regression.
Focus Group Discussion result shows some promotion done by muslimah fashion online store in Instagram are Instagram advertising, Shout out For Shout out, Paid Promote, Paid ldquo Keroyok rdquo , Spam Like, Spam Comment, Spam Follow, and endorsement. The qunatitative results show that endorsement has the greatest influence on consumers attitude and also on purchase intention.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50524
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>