Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61017 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewanti Putri Sekarsari
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena alih bahasa pada lagu yang banyak dilakukan oleh beberapa kalangan masyarakat. Dewasa ini, lagu-lagu campursari kembali populer bersamaan dengan meningkatnya popularitas seniman senior, yaitu Didik Prasetyo atau biasa dipanggil dengan nama Didi Kempot. Semakin populer sebuah lagu, semakin banyak pula orang yang berusaha untuk menyebarluaskan lagu tersebut salah satunya dengan melakukan alih bahasa yang kemudian diunggah ke laman sosial media. Penelitian ini membahas tentang hasil analisis alih bahasa berdasarkan teknik penerjemahan Newmark dan struktur gramatikalnya (pergeseran bentuk atau transposisi) pada lirik lagu campursari ke dalam bahasa Arab. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui metode yang paling banyak diterapkan oleh penerjemah dan jenis pergeseran bentuk (transposisi) apa saja yang paling banyak terjadi dalam proses penerjemahan ketiga lirik lagu. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber informasi ilmu kebahasaan bagi masyarakat umum khususnya para akademisi yang bergerak di bidang kebahasaan. Setelah melakukan analis, dapat diketahui secara keseluruhan bahwa dalam proses penerjemahan lagu Bapak, Sewu Kutho, dan Tatu, penerjemah menggunakan enam metode penerjemahan Newmark dan empat jenis pergeseran bentuk (transposisi). Mayoritas metode yang digunakan adalah metode harfiah (literal method). Pergeseran bentuk (transposisi) yang paling sering terjadi adalah pergeseran bentuk otomatis atau wajib karena mengikuti kaidah bahasa. Dikarenakan metode yang paling sering digunakan adalah metode harfiah (literal method), membuat lagu-lagu campursari ciptaan Didi Kempot mudah diterima dan dipahami oleh masyarakat dari semua kalangan. Masyarakat tidak membutuhkan interpretasi lebih untuk memahami setiap lirik lagunya.

This research is motivated by the phenomenon of language transfer in songs that are widely performed by some circles of society. Nowdays, campursari songs are popular again, along with the increasing popularity of senior artists Didik Prasetyo or commonly know as Didi Kempot. The more popular a song is, the more people try to disseminate the song, one of them is to transfer the language and upload to social media. This research will discuss the results of language transfer analysis based on Newmark translation techniques and its grammatical structure (transposition) on campursari song lyrics into Arabic. The main purpose of this study is to find out what methods used the most by translators and what kind of shape change (transposition) occurred the most in the process of translating all three song lyrics. In addition, it is expected that this research can be a source of linguistic information for the general public, especially for linguists. After analyzing, it can be found that in the process of songs translation entitled: Bapak, Sewu Kutho, and Tatu, translators used six Newmark translation methods and four types of shape shifts (transposition). The majority of method used is literal method. The most common shape shift (transposition) is automatic or mandatory form shifting because it follows language rules. Because the most commonly used method is the literal method, it makes songs campursari created by Didi Kempot are easily accepted and understood by people from all circles. People don't need more interpretation for understanding every lyric of songs."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dewanti Putri Sekarsari
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena alih bahasa pada lagu yang banyak dilakukan oleh beberapa kalangan masyarakat. Dewasa ini, lagu-lagu campursari kembali populer bersamaan dengan meningkatnya popularitas seniman senior, yaitu Didik Prasetyo atau biasa dipanggil dengan nama Didi Kempot. Semakin populer sebuah lagu, semakin banyak pula orang yang berusaha untuk menyebarluaskan lagu tersebut salah satunya dengan melakukan alih bahasa yang kemudian diunggah ke laman sosial media. Penelitian ini membahas tentang hasil analisis alih bahasa berdasarkan teknik penerjemahan Newmark dan struktur gramatikalnya (pergeseran bentuk atau transposisi) pada lirik lagu campursari ke dalam bahasa Arab. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui metode yang paling banyak diterapkan oleh penerjemah dan jenis pergeseran bentuk (transposisi) apa saja yang paling banyak terjadi dalam proses penerjemahan ketiga lirik lagu. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber informasi ilmu kebahasaan bagi masyarakat umum khususnya para akademisi yang bergerak di bidang kebahasaan. Setelah melakukan analis, dapat diketahui secara keseluruhan bahwa dalam proses penerjemahan lagu Bapak, Sewu Kutho, dan Tatu, penerjemah menggunakan enam metode penerjemahan Newmark dan empat jenis pergeseran bentuk (transposisi). Mayoritas metode yang digunakan adalah metode harfiah (literal method). Pergeseran bentuk (transposisi) yang paling sering terjadi adalah pergeseran bentuk otomatis atau wajib karena mengikuti kaidah bahasa. Dikarenakan metode yang paling sering digunakan adalah metode harfiah (literal method), membuat lagu-lagu campursari ciptaan Didi Kempot mudah diterima dan dipahami oleh masyarakat dari semua kalangan. Masyarakat tidak membutuhkan interpretasi lebih untuk memahami setiap lirik lagunya

This research is motivated by the phenomenon of language transfer in songs that are widely performed by some circles of society. Nowdays, campursari songs are popular again, along with the increasing popularity of senior artists Didik Prasetyo or commonly know as Didi Kempot. The more popular a song is, the more people try to disseminate the song, one of them is to transfer the language and upload to social media. This research will discuss the results of language transfer analysis based on Newmark translation techniques and its grammatical structure (transposition) on campursari song lyrics into Arabic. The main purpose of this study is to find out what methods used the most by translators and what kind of shape change (transposition) occurred the most in the process of translating all three song lyrics. In addition, it is expected that this research can be a source of linguistic information for the general public, especially for linguists. After analyzing, it can be found that in the process of songs translation entitled: Bapak, Sewu Kutho, and Tatu, translators used six Newmark translation methods and four types of shape shifts (transposition). The majority of method used is literal method. The most common shape shift (transposition) is automatic or mandatory form shifting because it follows language rules. Because the most commonly used method is the literal method, it makes songs campursari created by Didi Kempot are easily accepted and understood by people from all circles. People don't need more interpretation for understanding every lyric of songs."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ayik Evrie Tiana
"Penelitian ini bermaksud mengungkapkan makna ungkapan-ungkapan bahasa yang terkandung dalam enam (6) lirik lagu Didi Kempot yang berjudul Sewu Kutha, Layang Kangen, Lingsa Tresna, Terminal Tirtonadi, Cidra dan Suket Teki. Penelitian ini ingin menunjukkan ungkapan-ungkapan apa saja yang terdapat pada lirik lagu karya Didi Kempot. Ungkapan bahasa pada lirik-lirik lagu Didi Kempot ternyata merupakan salah satu unsur terpenting di samping melodi lagu-lagunya. Makna dan pesan moral lagu-lagu Didi Kempot justru terkandung dan tercermin dalam ungkapan-ungkapan bahasanya, bahkan ungkapan-ungkapan itu memaksa pendengar untuk ikut berimajinasi dan berkelana mengarungi pengalamanpengalaman hidupnya yang penuh dengan kepedihan dan kesengsaraan cinta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan memaparkan fakta-fakta yang akurat mengenai suatu fenomena. Hasil dari penelitian ini menemukan 3 jenis ungkapan bahasa dalam lirik-lirik lagu Didi Kempot yaitu bebasan merupakan ungkapan yang bermakna konotasi, paribasan merupakan ungkapan yang tidak terdapat unsur pengandaian, dan sanepa sebagai ungkapan yang memiliki arti yang berlawanan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan yang baru berkaitan dengan penciptaan ungkapan-ungkapan bahasa yang orisinal dan khas dari seorang Didi Kempot sebagai pencipta lagu berbahasa Jawa masa kini.

This study intends to reveal the meaning of the linguistic expressions contained in six (6) lyrics of Didi Kempot's song entitled Sewu Kutha, Layang Kangen, Lingsa Tresna, Terminal Tirtonadi, Cidra, and Suket Teki. This study wants to show what expressions are contained in the lyrics of the song by Didi Kempot. The expression of language in the lyrics of Didi Kempot's songs turns out to be one of the most important elements in addition to the melodies of his songs. The meaning and moral message of Didi Kempot's songs are actually contained and reflected in the expressions of the language, in fact, these expressions force the listener to join in the imagination and wander through his life experiences which are full of pain and misery of love. This study uses a qualitative descriptive method by describing accurate facts about a phenomenon. The results of this study found 3 types of linguistic expressions in the lyrics of Didi Kempot's songs, namely bebasan is an expression that has connotations, paribasan is an expression that does not contain presuppositions, and sanepa is an expression that has the opposite meaning. This study aims to provide new insights and knowledge related to the creation of original and distinctive language expressions of Didi Kempot as a contemporary Javanese songwriter."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ayik Evrie Tiana
"terkandung dalam enam (6) lirik lagu Didi Kempot yang berjudul Sewu Kutha, Layang Kangen, Lingsa Tresna, Terminal Tirtonadi, Cidra dan Suket Teki. Penelitian ini ingin menunjukkan ungkapan-ungkapan apa saja yang terdapat pada lirik lagu karya Didi Kempot. Ungkapan bahasa pada lirik-lirik lagu Didi Kempot ternyata merupakan salah satu unsur terpenting di samping melodi lagu-lagunya. Makna dan pesan moral lagu-lagu Didi Kempot justru terkandung dan tercermin dalam ungkapan-ungkapan bahasanya, bahkan ungkapan-ungkapan itu memaksa pendengar untuk ikut berimajinasi dan berkelana mengarungi pengalaman-pengalaman hidupnya yang penuh dengan kepedihan dan kesengsaraan cinta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan memaparkan fakta-fakta yang akurat mengenai suatu fenomena. Hasil dari penelitian ini menemukan 3 jenis ungkapan bahasa dalam lirik-lirik lagu Didi Kempot yaitu bebasan merupakan ungkapan yang bermakna konotasi, paribasan merupakan ungkapan yang tidak terdapat unsur pengandaian, dan sanepa sebagai ungkapan yang memiliki arti yang berlawanan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan yang baru berkaitan dengan penciptaan ungkapan-ungkapan bahasa yang orisinal dan khas dari seorang Didi Kempot sebagai pencipta lagu berbahasa Jawa masa kini.

This study intends to reveal the meaning of the linguistic expressions contained in six (6) lyrics of Didi Kempot's song entitled Sewu Kutha, Layang Kangen, Lingsa Tresna, Terminal Tirtonadi, Cidra, and Suket Teki. This study wants to show what expressions are contained in the lyrics of the song by Didi Kempot. The expression of language in the lyrics of Didi Kempot's songs turns out to be one of the most important elements in addition to the melodies of his songs. The meaning and moral message of Didi Kempot's songs are actually contained and reflected in the expressions of the language, in fact, these expressions force the listener to join in the imagination and wander through his life experiences which are full of pain and misery of love. This study uses a qualitative descriptive method by describing accurate facts about a phenomenon. The results of this study found 3 types of linguistic expressions in the lyrics of Didi Kempot's songs, namely bebasan is an expression that has connotations, paribasan is an expression that does not contain presuppositions, and sanepa is an expression that has the opposite meaning. This study aims to provide new insights and knowledge related to the creation of original and distinctive language expressions of Didi Kempot as a contemporary Javanese songwriter."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Chairunnisa Zahra Aisyah
"Penerjemahan merupakan sarana bagi pihak-pihak yang memiliki bahasa berbeda untuk saling memahami, bertukar pengetahuan, dan berpendapat. Dalam proses penerjemahan, penerjemah memerlukan strategi penerjemahan yang meliputi metode dan prosedur penerjemahan. Metode dan prosedur yang digunakan penerjemah perlu disesuaikan dengan bahasa sasaran terjemahan dan jenis teks sumber yang akan diterjemahkan agar teks terjemahan mampu menyampaikan pesan teks sumber secara wajar dan berterima. Salah satu jenis teks yang umum diterjemahkan adalah teks lirik lagu. Teks lirik lagu merupakan teks yang mengandung aspek-aspek emosi dan kebudayaan, sehingga teks lirik lagu memerlukan metode dan prosedur penerjemahan yang mampu menerjemahkan aspek-aspek tersebut dalam teks terjemahannya. Penelitian ini membahas prosedur yang digunakan dalam penerjemahan lirik lagu Indonesia ke dalam bahasa Arab. Sumber yang diteliti berupa lirik dari tiga lagu cover yang diunggah oleh kanal Youtube Kampung Arab Pare yaitu lagu “Mungkin”, “Tinggal Kenangan”, dan “Sampai Jumpa”. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori prosedur penerjemahan Vinay dan Darbelnet. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa prosedur yang digunakan dalam penerjemahan lirik lagu oleh Youtube Kampung Arab Pare adalah prosedur transposisi, modulasi, ekuivalen, penambahan, dan penghapusan.

Translation is a means to understand each other, to exchange knowledge, and to express opinions despite the differences in languages. In the process of translation, translators require a translation strategy consisting of translation methods and procedures. The methods and procedures used by the translator need to be adapted to the target language and the type of source text so that the translated text is able to convey the message of the source text in an acceptable format. One type of text commonly translated are song lyric texts. Song lyrics are categorized as texts that contain emotional and cultural aspects, so they require methods and procedures that are capable of translating those aspects. This study analyzes the procedures used in translating Indonesian song lyrics into Arabic. The corpora for this study are song lyrics of three cover songs uploaded by the Kampung Arab Pare Youtube channel, namely the songs "Mungkin", "Tinggal Kenangan", and "Sampai Jumpa". The method used is a descriptive qualitative method. The theory for this study is Vinay and Darbelnet’s translation procedure theory. The results indicate that the procedures used in translating song lyrics by Youtube Kampung Arab Pare are transposition, modulation, equivalent, addition, and deletion procedures."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anggraini Margaretha M.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S11626
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Popi Tri Tamalia Putri
"Penelitian ini menganalisis pergeseran bentuk dan makna dalam penerjemahan cerita anak Die Geschichte vom Löwen, der nicht schreiben konnte karya Martin Baltscheit, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Nathalie Sugondho Nasution dengan judul Kisah Seekor Singa yang Tidak Bisa Menulis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pergeseran bentuk dan makna yang terjadi selama proses penerjemahan juga dampaknya terhadap kualitas terjemahan berdasarkan teori transposisi Catford (1965), teori penerjemahan Larson (1984), dan parameter penilaian Nababan, Nuraeni, dan Sumardiono (2012). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif dengan pendekatan komparatif terhadap teks sumber (bahasa Jerman) dan teks sasaran (bahasa Indonesia). Hasil analisis menunjukkan 76 data yang mengalami pergeseran bentuk, terdiri atas pergeseran tingkat (11 data), pergeseran struktur (26 data), pergeseran kelas kata (23 data), pergeseran unit (9 data), dan pergeseran intrasistem (7 data). Struktur kalimat dalam teks sasaran cenderung disederhanakan dibandingkan teks sumber, khususnya dalam pemilihan kata dan struktur kalimat, namun makna utama cerita tetap terjaga. Penilaian kualitas terjemahan menunjukkan bahwa aspek keakuratan memperoleh skor 48,6%, keberterimaan 81,3%, dan keterbacaan 96,3%. Temuan ini menunjukkan bahwa fokus utama penerjemahan lebih menekankan keberterimaan dan keterbacaan untuk memastikan cerita dapat dinikmati pembaca anak-anak sesuai dengan tujuan penerjemahan. Dengan demikian, terjemahan Kisah Seekor Singa yang Tidak Bisa Menulis dinilai berhasil menyampaikan pesan cerita dengan baik, relevan, dan mudah dipahami oleh pembaca anak-anak di Indonesia.

. This study analyzes the shifts in form and meaning in the translation of the children's story Die Geschichte vom Löwen, der nicht schreiben konnte by Martin Baltscheit, translated into Indonesian by Nathalie Sugondho Nasution under the title The Story of a Lion Who Could Not Write. This study aims to identify the shifts in form and meaning that occur during the translation process and their impact on the translation quality based on Catford's transposition theory (1965), Larson's translation theory (1984), and Nababan, Nuraeni, and Sumardiono's assessment parameters (2012). The research method used is descriptive-qualitative with a comparative approach to the source text (German) and target text (Indonesian). The results of the analysis show 76 data that experience shape shifts, consisting of level shifts (11 data), Universitas Indonesia structural shifts (26 data), word class shifts (23 data), unit shifts (9 data), and intrasystem shifts (7 data). The sentence structure in the target text tends to be simplified compared to the source text, especially in word choice and sentence structure, but the main meaning of the story is maintained. The assessment of translation quality shows that the accuracy aspect scored 48.6%, acceptability 81.3%, and readability 96.3%. This finding shows that the main focus of translation emphasizes acceptability and readability to ensure that the story can be enjoyed by children readers in accordance with the purpose of translation. Thus, the translation of The Story of a Lion Who Could Not Write is considered successful in conveying the message of the story well, relevant, and easily understood by children readers in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Party Happy Septiani
"Penerjemahan pada berita penting karena membahas hubungan antara norma jurnalistik dan peran penerjemahan. Studi ini bertujuan mendeskripsikan prosedur penerjemahan, metode penerjemahan, dan ideologi penerjemahan yang diterapkan dalam penerjemahan berita. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua artikel berita berbahasa Inggris dan terjemahan berita bahasa Indonesianya yang diambil dari situs berita Amerika Serikat, yaitu CNN, sebagai dua teks sumber dan dua teks terjemahannya disediakan oleh CNN Indonesia sebagai teks sasaran. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis berbasis tekstual dan metode deskriptif kualitatif. Terjemahan setia disajikan sebagai perbandingan untuk mengetahui strategi penerjemahan yang diterapkan dalam teks sasaran. Melalui analisis, makalah penelitian ini mengungkap perbedaan mencolok yang terjadi dalam proses penerjemahan berita pada teks sumber dan teks sasaran. Hasil analisis ini menjelaskan bahwa penggunaan prosedur penerjemahan dan metode penerjemahan dalam sampel yang dipilih mengadopsi ideologi domestikasi sebagai cara untuk mendekatkan teks sasaran dengan kebutuhan pembaca sasaran.

News translation is important because it discusses the relationship between journalistic norms and the roles of translation. This paper attempts to describe translation procedures, translation methods, and translation ideology applied in news translation. The samples used in this research are two English news articles that have their Indonesian news translations taken from a US news website, namely CNN, as the two source texts and their two translated texts provided by CNN Indonesia as the target texts. The research was conducted by employing textual-based analysis and descriptive qualitative methods. The faithful translations were presented as comparisons to find out the translation strategies applied in the target texts. Through the analysis, this research paper unveils the notable differences that happen in the process of translating news articles. The results of this analysis explicate that the use of translation procedures and translation methods in the selected samples adopts domestication ideology as the way to make the target text close to the target reader’s need."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Aufa Washila
"Penelitian ini membahas penerjemahan ungkapan fatis dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Arab. Penerjemahan yang dibahas di sini mencakup padanan ungkapan fatis, pergeseran bentuk dan makna, dan metode penerjemahan yang digunakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pemadanan ungkapan fatis dari bahasa Indonesia ke bahasa Arab, pergeseran bentuk dan makna yang terjadi sehingga pesan yang terdapat dalam BSu bisa diungkapkan sewajar mungkin dalam BSa, dan metode penerjemahan yang diterapkan oleh penerjemah sehingga hasil terjemahannya menjadi dinamis.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Data yang dianalisis diambil dari sebuah Webtoon berjudul Flawless episode 1-10, versi bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Untuk membantu analisis data, teori yang dipakai adalah teori ungkapan fatis secara umum dari Malinowski 1923, teori ungkapan fatis dalam bahasa Indonesia dari Kridalaksana 1994, dan teori ungkapan fatis dalam bahasa Arab dari al-Qinai 2011.
Dari hasil analisis, ditemukan bahwa ungkapan-ungkapan fatis tersebut ada yang tidak diterjemahkan, ada yang diterjemahkan sesuai dengan fungsi fatisnya, ada yang diterjemahkan menjadi bentuk lain, dan ada yang diserap bunyinya. Selain itu, disimpulkan juga bahwa hampir semua penerjemahan pada data menggunakan metode penerjemahan komunikatif.

The focus of this research is the analysis of phatic utterances translation from Indonesian into Arabic. The translation includes the equivalence of phatic utterance, form and translation shift, and the translation method that was used. The aim of this research is to analyse the equivalence of phatic utterances from Indonesian into Arabic, form and translation shift so that the message in source language can be expressed appropriately in target language, and the translation method that was used by the translator so that the result of the translation became dynamic.
The method I use in this research is qualitative descriptive method. The data I use to analyse is a webtoon entitled 'Flawless' episode 1 10, in Indonesian and Arabic version. In order to support the data analysis, I use the theory of phatic communion from Malinowski 1923, theory of Indonesian phatic utterance from Kridalaksana 1994, and theory of Arabic phatic utterance from al Qinai 2011.
From the results of this research, it was found that some of the phatic utterances are not translated, some are translated based on the phatic function, some are translated into other forms, and some are absorbed by the sound. In addition, it is concluded that almost all of the translation utterances uses communicative translation method.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilih Elianih
"ABSTRAK
Lagu Didi Kempot (DK) tahun 2019 kembali populer, bahkan disenangi sampai lintas generasi. Kepopuleran tersebut dapat dicari sebabnya, antara lain dengan melihat beberapa unsur struktur lagu- lagu yang menjadi potensinya, seperti melodi dan irama juga makna lirik-lirik lagunya. Setiap lirik yang diciptakan berfungsi sebagai media ungkapan ekspresi perasaan seperti marah, sedih, kecewa, bahagia dan perasaan lainnya. Bagi kalangan masyarakat Jawa, tentu sudah merasa akrab terutama dengan ungkapan-ungkapan dalam bahasa Jawa yang lucu, tegang, haru, dan terkadang sangat melankolis, sehingga dapat menghibur. Masyarakat Jawa juga memiliki konsep unsur struktur seni yang berasal dari pertunjukan kesenian wayang untuk menentukan keunggulan suatu kesenian Jawa. Unsur-unsur tersebut yaitu, banyol, greget, nges, dan sem. Oleh karena itu, unsur struktur seni ini yang akan dibuktikan tercermin dalam lirik-lirik lagu DK. Tujuan penelitian ini ingin membuktikan bahwa kepopuleran lagu-lagu DK dikarenakan terkandungnya unsur struktur seni pertunjukan wayang dalam lirik-lirik lagunya. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Sampel penelitian yang digunakan adalah tujuh lagu DK yaitu, Cidra, Janji Palsu, Ketaman Asmara, Layang Kangen, Parangtritis, Sewu Kutha, dan Stasiun Balapan. Penelitian ini secara hipotesis menyatakan bahwa lagu -lagu DK memiliki potensi unsur-unsur tersebut yang dinyatakan dalam ungkapan-ungkapan bahasanya. Penelitian ini menghasilkan suatu kesimpulan bahwa lirik-lirik lagu DK mengandung dan mencerminkan unsur-unsur struktur seni pertunjukan wayang.

ABSTRACT
Didi Kempot (DK) song in 2019 is popular again, even it is loved across generations. The popularity can be sought for, among others by looking at some elements of the structure of the songs that become its potential, such as melody and rhythm as well as the meaning of the lyrics of the songs. Each lyrics created serves as a medium for expressing feelings such as anger, sadness, disappointment, happiness and other feelings. For Javanese people, of course they already feel familiar, especially with Javanese expressions that are funny, tense, emotional, and sometimes very melancholy, so they can entertain. Javanese people also have the concept of structural elements of art derived from wayang art performances to determine the superiority of Javanese art. These elements namely, banyol, greget, nges, and sem. Therefore, the elements of this art structure that will be proven are reflected in the lyrics of DK songs. The purpose of this study is to prove that the popularity of DK songs is due to the structural elements of wayang performance art in the lyrics of the songs. The method used is descriptive qualitative method. The research sample used was seven DK songs, namely, Cidra, Janji Palsu, Ketaman Asmara, Layang Kangen, Parangtritis, Sewu Kutha, and Stasiun Balapan. This research hypothetically states that DK songs have the potential for these elements expressed in their language expressions. This research resulted in a conclusion that DK song lyrics contain and reflect the structural elements of wayang performance art."
2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>