Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150116 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raden Ryane Puspa
"Penelitian ini mengkaji tentang fenomena alih kode dan campur kode antara bahasa Belanda dan Italia yang terdapat dalam komik Suske en Wiske: De Tartaarse Helm. Komik ini merupakan karya komikus terkenal asal Belgia, yaitu Willy Vandersteen. Kisahnya menceritakan tentang petualangan Suske, Wiske, dan Lambik pada abad ke-13 di Belgia, Italia, dan negara-negara di Timur Tengah. Fokus penelitian ini terletak pada jenis dan faktor penyebab terjadinya peralihan kode. Ada pula tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan secara rinci mengenai fenomena alih kode dan campur kode yang terdapat dalam komik tersebut. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, penelitian ini dilakukan berdasarkan teori yang berkaitan dengan alih- dan campur kode dari Appel dan Muysken untuk menganalisis jenis peralihan kode. Teori yang dikemukakan oleh Holmes dan Nilson juga digunakan untuk menelaah faktor penyebab dari peralihan kode tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis peralihan kode yang paling banyak muncul adalah intra-sentential switches. Sementara itu, faktor penyebabnya didominasi oleh faktor identitas dan solidaritas.

This paper explains the phenomenon of code switching and code mixing between Dutch and Italian in the comic Suske en Wiske: De Tartaarse Helm. This comic is the work of a popular comic artist from Belgium, Willy Vandersteen. This comic tells the adventure of Suske, Wiske, and Lambik in the 13th century in Belgium, Italy and several countries in the Middle East. The focus of this paper lies in the types and factors behind code switching and code mixing. Furthermore, the purpose of this study is to describe in detail the phenomenon of code switching and code mixing contained in the comic. By using a qualitative descriptive method, this research was conducted based on the theory related to code switching and code mixing of Appel and Muysken to analyze the type of code switching. The theory proposed by Holmes and Nilson is also used to analyze the causative factors. The results of this paper indicate that the most common type of code switching is intra-sentential switches. In addition, the causative factor is dominated by the identity and solidarity factor."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hawa Muharmaeka
"Kemampuan menggunakan lebih dari satu bahasa menimbulkan fenomena alih kode dan campur kode. Hal ini juga terjadi pada anak-anak bilingual. Tidak hanya secara verbal, melainkan juga muncul dalam tulisan anak. Salah satunya dalam novel anak Kecil-Kecil Punya Karya (KKPK). Penelitian ini meneliti penggunaan alih kode dan campur kode dalam novel anak serial KKPK Deluxe Edition Little Ballerina Extended karya Muthia Fadhila Khairunnisa dan Annabelle’s New School karya Tania Rafli. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan konsep alih kode dan campur kode dari Crystal (2008) dan Muysken (2000). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola alih kode antara bahasa Indonesia-Inggris ditemukan lebih bervariasi. Selain itu, percampuran bahasa pada kedua novel dapat hingga tiga bahasa. Adapun unsur-unsur sisipan pada campur kode yang ditemukan pada kedua novel, yaitu kata, frasa, idiom, dan singkatan.

The ability to use more than one language causes the phenomenon of code-switching and code-mixing. This also occurs in bilingual children. Not only verbally, but also appears in the child's writing. One of them is in the children's novel Kecil-Kecil Punya Karya (KKPK). This study examines the use of code-switching and code-mixing in the children's novel KKPK Deluxe Edition Little Ballerina Extended by Muthia Fadhila Khairunnisa and Annabelle's New School by Tania Rafli. The method used is a qualitative method with the concepts of code-switching and code-mixing by Crystal (2008) and Muysken (2000). The results of the analysis shows that the pattern of code-switching between Indonesian and English is found to be more varied. In addition, the mixing of languages in the two novels can be up to three languages. The insertion elements in code-mixing found in both novels are words, phrases, idioms, and abbreviations."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Andita Dyah Octaviani
"Dikenal secara global, idola K-Pop banyak diminta untuk menunjukkan kemampuan Bahasa Inggris mereka saat mempromosikan diri di kalangan penggemar internasional. Gagasan bahwa idola K-Pop harus mampu berbicara Bahasa Inggris pun ditekankan oleh seorang pembawa acara dalam variety show berjudul The Immigration yang ditayangkan di K-Style TV. Ia menegaskan bahwa sangat penting bagi idola K-Pop untuk mampu berbicara Bahasa Inggris sebelum hadir di berbagai acara, khususnya acara di luar negeri. Akan tetapi, banyak idola K-Pop yang belum terbiasa berbicara Bahasa Inggris. Hal ini menyebabkan adanya penggunaan alih-kode dan campur-kode oleh idola K-Pop. Untuk mencari tahu berbagai faktor yang berpengaruh dalam penggunaan alih dan campur-kode, studi ini meneliti tiga episode dari The Immigration. Selain itu, studi ini juga menggunakan kuesioner dari Google Forms untuk mengetahui opini para penonton internasional setelah menyaksikan The Immigration. Hasil studi menunjukkan bahwa idola K-Pop cenderung menggunakan alih-kode dan campur-kode untuk menjaga kesinambungan topik pembicaraan dan menjaga solidaritas antar anggota. Selain itu, survei menunjukkan bahwa pandangan yang muncul dari partisipan, baik laki-laki maupun perempuan, terhadap idola K-Pop bergantung pada rasa kedekatan mereka terhadap komunitas penggemar K-Pop.

Well-known worldwide, K-Pop idols are expected to maintain their fame by speaking in English to promote themselves to international viewers. The idea of K-Pop idols ought to speak English is even emphasised by a host of a variety show called The Immigration, aired on K- Style TV. The host stated that speaking English is essential for K-Pop idols before attending any overseas performance. Nonetheless, some of the K-Pop idols are still unaccustomed to English, which leads to phenomena called code-switching and code-mixing. To find out this matter, this study used three episodes of The Immigration to find out the influential factors behind code-switching and code-mixing phenomena. Besides, this study also used a questionnaire which was filled through the Google Forms to gather opinions from the international viewers after watching the shows. The result shows that K-Pop idols tend to switch and mix the languages to maintain the topic and solidarity between the group members. Furthermore, the survey shows that the perception from participants of both sex groups towards K-Pop idols may vary due to their sense of belonging to the K-Pop fandom.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Huda Hanifah
"Fenomena alih kode dan campur kode sering kali terjadi dalam masyarakat multibahasa. Fenomena ini dapat ditemukan dengan mudah di media sosial, misalnya Youtube. Penelitian ini membahas bentuk dan faktor yang mempengaruhi terjadinya alih kode dan campur kode dalam video Youtube Amelicano. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan faktor penyebab terjadinya alih kode dan campur kode yang terdapat dalam vlog di kanal Youtube Amelicano. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data yang digunakan adalah tuturan yang mengandung alih kode dan campur kode. Teori yang digunakan untuk menganalisis bentuk dan faktor penyebab terjadinya alih kode dan campur kode adalah teori kedwibahasaan. Berdasarkan hasil analisis, bentuk alih kode yang banyak ditemukan adalah alih kode intern, sedangkan bentuk campur kode yang banyak ditemukan adalah campur kode berupa penyisipan kata. Adapun faktor penyebab terjadinya alih kode adalah 1) lawan tutur 2) penutur 3) perubahan topik pembicaraan dan faktor penyebab terjadinya campur kode adalah 1) kebiasaan penutur, 2) tidak ada kata yang tepat, dan 3) ingin menunjukkan keterpelajarannya.

Code-switching and code-mixing phenomena often occur in multilingual societies. This language phenomenon can be found easily on social media, such as Youtube. This study discusses the forms and factors that influence the occurrence of code-switching and code-mixing in Amelicano's Youtube video. This study aims to describe the forms and factors that cause code switching and code mixing contained in vlogs on the Amelicano Youtube channel. The method used in this research is descriptive qualitative. The data used is speech containing code-switching and code-mixing. The theory used to analyze the forms and factors causing code-switching and code-mixing is bilingualism theory. Based on the results of the analysis, the most common form of code-switching is internal code-switching, while the most common form of code-mixing is code-mixing in the form of word insertion. The factors that cause code switching are 1) the interlocutor 2) the speaker 3) changes in the topic of conversation and the factors causing code mixing are 1) the habits of the speaker, 2) there is no right word, and 3) want to show their learning."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanna Valerie Immanuella
"Campur kode adalah penyisipan kode atau sebagian kecil bahasa lain ke dalam percakapan atau wacana dalam bahasa yang lebih dominan. Fenomena bahasa ini lumrah terjadi pada masyarakat multilingual, termasuk masyarakat Indonesia. Selain ditemukan dalam percakapan sehari-hari, campur kode juga ditemukan dalam karya fiksi, salah satunya novel dewasa muda berjudul Butterflies karya Ale. Penelitian ini membahas kemunculan bentuk-bentuk campur kode di dalam novel dan alasan penggunaan campur kode berdasarkan landasan teori dan bukti kutipan di dalam korpus data. Data diperoleh dengan melakukan pembacaan menyeluruh, penganotasian, dan pengelompokkan berdasarkan kategori campur kode. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil pengkajian, ditemukan bahwa bentuk campur kode yang paling banyak ditemukan adalah campur kode dengan unsur sisipan kata berkelas kata nomina (69 kali) dan campur kode dengan arah bahasa keluar (202 kali). Adapun alasan penggunaan campur kode tersebut adalah 1) latar belakang penutur; 2) penggunaan kosakata lain yang lebih populer; 3) mitra bicara; 4) topik pembicaraan; 5) pokok pembicaraan; dan 6) modus pembicaraan.

Code-mixing is the mixing of a code or a small part of another language into a conversation or discourse into a more dominant language. This language phenomenon is commonly found in multilingual societies, including Indonesian. Besides being found in everyday conversation, code-mixing is also found in works of fiction, such as Butterflies by Ale, a young adult novel. This research discusses the emergence of forms of code-mixing in the novel and the reasons for using code-mixing based on theory and evidence in the novel. The data was obtained by doing a thorough reading, annotation, and grouping based on code-mixing categories. This research uses a descriptive qualitative method. Based on the study, it was found that the most common forms of code-mixing were code-mixing with insertion elements of noun (69 times) and outer code-mixing (202 times). The reasons for using code-mixing are 1) the background of the speaker; 2) the use of other more popular vocabulary; 3) talking partner; 4) topics of conversation; 5) subject matter; and 6) talk mode."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Aulia
"Kolonialisme yang dilakukan oleh Belanda terhadap Indonesia berpengaruh dalam berbagai aspek seperti budaya, hukum, pendidikan, dan lain sebagainya. Hal ini juga sangat berpengaruh pada aspek bahasa. Hubungan antara kedua negara ini menghasilkan sebuah golongan etnis baru, yaitu orang Indo. Penelitian ini membahas mengenai campur kode pada vlog Ricky Risolles yang diunggah di Youtube pada tahun 2020 dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis bentuk serta penyebab campur kode dalam vlog Ricky Risolles. Kemudian campur kode tersebut akan dikaitkan dengan identitas Ricky Risolles sebagai seorang Indo yang tinggal di Belanda. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa campur kode bahasa Indonesia dalam kalimat bahasa Belanda didominasi oleh bentuk kata. Sebagian besar campur kode berupa penyisipan kata dan didominasi oleh fungsi ekspresif untuk mempertahankan identitas Indo yang dimiliki Ricky Risolles. Ricky juga menunjukkan identitas Indo dengan mengadakan segmen "kata bahasa Indonesia minggu ini" untuk memberikan informasi tentang kata-kata bahasa Indonesia.

The colonialism carried out by the Dutch against Indonesia influenced various aspects such as culture, law, education, and so on. This is also very influential on the language aspect. The relationship between these two countries produced a new ethnic group, namely the Indos. This research is about code mixing on Ricky Risolles' vlog on Youtube in 2020 using descriptive qualitative methods. The purpose of this study is to describe the form of code mixing, and analyze the causes of the use code mixing in Ricky Risolles' vlog which will be linked to Ricky Risolles’s identity as an Indo. Based on the results of the study, it was found that Indonesian code mixing in Dutch sentences is dominated by the word form. Most of the code mixing is in the form of word insertion and is dominated by expressive functions to maintain the Indo identity that Ricky Risolles has. Ricky also showed his Indo identity by holding an "Indonesian word of the week" segment to provide information about Indonesian words."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Kusuma Dewi
"Penelitian ini membahas alih kode yang terjadi dalam ?Ini Talk Show? di NET TV yang difokuskan kepada tuturan dua pembawa acara, yaitu Andre dan Sule. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dan teknik penelitian dilakukan dengan cara mengamati ujaran-ujaran Andre (A) dan Sule (S) yang mengandung alih kode. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan jenis-jenis alih kode yang muncul dalam data, menjelaskan pola-pola bahasa yang muncul seperti apa, dan menjelaskan penyebab munculnya alih kode. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat empat jenis alih kode, yaitu alih kode antarkalimat, alih kode ekstrakalimat, alih kode intrakalimat, dan alih kode kata tunggal. Alih kode muncul dalam berbagai pola, mulai dari pola bahasa Indonesia ke bahasa Inggris atau sebaliknya, pola bahasa Indonesia ke bahasa daerah (Sunda dan Jawa) atau sebaliknya, dan pola bahasa Sunda ke bahasa Inggris atau sebaliknya. Selain itu, dalam penelitian ini juga ditemukan beberapa penyebab munculnya alih kode yang dilakukan oleh A dan S.

This study discusses code switching that occurs in NET TV program titled ?Ini Talk Show? focusing on two presenters of the show, Andre and Sule. The research uses descriptive qualitative method in which Andre (A) and Sule (S)?s utterances containing code switching throughout the show are observed. The purpose of this study is to further explain the types of code switching that appear in the result of data, explaining the patterns that appear in the data and explaining the causes of code switching. It is indicated that there are four types of code switching; inter-sentential, extra-sentential, intra-sentential, and single word. Code switching appears in a variety of patterns, ranging from Indonesian pattern to English and vice versa, Indonesian pattern to local languages (Sundanese and Javanese) or vice versa, and Sundanese pattern to English language and vice versa. Moreover, the reasoning behind the use of code switching performed by A and S are also found and discussed in this study.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S65697
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Said Faisal
"Pada saat ini Facebook telah menjadi alat komunikasi antar manusia. ketika ada yang benama komunikasi, maka muncul sebuah fenomena yang bernama alih kode. fenomena alih kode yang terjadi pada Facebook mahasiswa FIB-UI ini sering kali menuju pada kesalahpahaman. Poplak (1980) mengatakan bahwa, untuk menggunakan alih kode dan menghindari kesalahpahaman dalam suatu komunikasi maka kita harus mengikuti Batasan Linguistik yang mengatur alih bahasa tersebut. Batasan tersebut adalah "size of constituent", "free morpheme" dan "equivalence" Poplack (1980, 1981). Pada penelitian ini, saya menggunakan batasan-batasan tersebut untuk memvalidasi alih bahasa yang yang terjadi pada Facebook dan menemukan pola-pola yang terdapat pada alih kode yang terjadi pada status dan komentar mahasiswa FIB-UI tahun 2013. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui sumber masalah dari alih kode yang terjadi pada Facebook.
Today Facebook has already become a tool for communicating between individuals. If there is communication, there is also a phenomenon called codeswitching or code-mixing. The phenomenon of code-switching in Facebook of FIBUI colleagues sometimes leads to misunderstanding. Poplack (1980) said that in order to use a code-switching and avoid misunderstanding in a conversation, we need to follow the linguistic constraints. The constraints that rule over code-switching are “size of constituent”, “free morpheme” “equivalence” Poplack (1980, 1981). In this research, I use those constraints to validate those linguistic constraints on codeswitching that happen in Facebook and find patterns that govern the code-switching which occur in Facebook status or comments of colleagues of FIB-UI in 2013, in order to find the root of code-switching problem that happen in Facebook."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Raisa Shahrestani
"Skripsi ini membahas mengenai campur kode yang terdapat dalam buku Kampus Kabelnaya-Menjadi Mahasiswa di Uni Soviet karya Koesalah Soebagyo Toer. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penulis menganalisis tipe pembentukan campur kode dengan teori Hoffmann dan Musyken, sedangkan faktor pemicu campur kode dengan teori Holmes, Hoffmann dan Saville-Troike. Dari analisis pada bab tiga diperoleh hasil bahwa tipe pembentukan campur kode pada buku Kampus Kabelnaya karya Koesalah Soebagyo Toer adalah campur kode dalam kalimat, bukan dalam makna dan juga tidak ada perubahan secara fonologis. Selain itu, campur kode dalam buku ini adalah berupa kata, frasa, idiom, dan kalimat. Faktor pemicu campur kode yang tidak pernah muncul dalam buku ini yaitu faktor pengulangan, partisipan, dan kutipan langsung atau pernyataan ideologis. Secara umum, Koesalah dalam buku ini bertujuan untuk menunjukkan kekhasan bahasa Rusia, terutama ungkapanungkapan yang tidak dapat ditemukan padanan katanya dalam bahasa utama, yaitu bahasa Indonesia.

Abstract
This final paper discusses about the code mixing in the book Kampus Kabelnaya-Menjadi Mahasiswa di Uni Soviet by Koesalah Soebagyo Toer. The method used in this research is descriptive method. The writer analyzes forming types of code mixing by the theories of Hoffmann and Musyken, whereas the triggering factor influencing the code mixing by the theories of Holmes, Hoffmann and Saville- Troike. From the analysis in chapter four obtained results that the types of codemixing forming in the in this book is a type of code-mixing forming in a sentence, not in meaning and also no change in phonological side. In addition, the forming of code-mixing in this book are formed from words, phrases, idioms, and sentences. The triggering factor that never appears in this book is the repetition factor, participants, and direct quotations or ideological statement. In general, Koesalah in this book aims to show Russian peculiarities, especially the expressions that can not be found equivalent in the primary language, namely the Indonesian language."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S238
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Izzatul Yazidah
"Mencampurkan dua bahasa dalam percakapan sudah bukan hal yang asing lagi, begitu pula dengan memasukkannya ke dalam lirik lagu. Meski begitu, belum banyak penelitian yang mengkaji campur kode dalam lagu, terutama antara bahasa Belanda dan bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menambah sumber informasi dengan mengkaji campur kode bahasa Indonesia dalam lirik lagu karya Wouter Muller. Penelitian ini diharapkan dapat mengurangi ketimpangan informasi dalam bidang linguistik, terutama campur kode. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kepustakaan. Data berupa lirik lagu diambil dari situs pribadi milik Wouter Muller. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat jenis insersi, alternasi juga leksikalisasi kongruen berupa kata, frasa, dan kalimat dalam sembilan lirik lagu karya Wouter Muller. Faktor penyebab terjadinya campur kode dalam lirik-lirik lagu ini di antaranya untuk menambah kesan estetis dan kesan retoris, kehadiran peserta lain, menunjukkan rasa solidaritas yang tinggi, dan menyesuaikan topik.

Mixing two languages in conversation is no longer a peculiar thing, as is including it in song lyrics. Nevertheless, there have not been many studies exploring code-mixing in songs, especially between Dutch and Indonesian. This study aims to increase the source of information by examining the code-mixing in Indonesia in the song lyrics written by Wouter Muller. This study also attempts to fill the gap of information in the linguistic field, mainly about code-mixing. The song’s lyrics were taken from Wouter Muller’s website. The method used in this research is library research. The results revealed that there were types of insertions, alternations, and congruent lexicalization in the form of words, phrases, and a sentence in nine song lyrics written by Wouter Muller. The motives of code-mixing in the song lyrics were to add the aesthetic and rhetoric impression, the presence of other participants, showing a strong sense of solidarity, and adjusting to the song’s topic"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>