Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167300 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vito Hadyan Nur
"Since its release in 2018, Black Panther has been receiving a positive audience response, especially in America and Africa, as it is considered to be an important breakthrough in Hollywood films. This is possible as the film does not only serve as an entertaining Black superhero film, but it also shows positive African and African Diasporas’ cultural representations. Through the fictional nation of Wakanda, Black Panther reimagines an African nation that never suffers from colonialism and developed to its fullest potential with the help of the fictional meteorite vibranium and by isolating itself from other nations. The citizens of Wakanda use futuristic technological instruments while still maintaining their traditional cultures and ancestral beliefs. Furthermore, the film also discusses African American political social issues and concepts, such as Revolutionary Black Nationalism, which was popularized by the Black Panther Party, and Marcus Garvey’s vision of Pan-Africanism. Therefore, this research analyses the cinematic elements of Black Panther to explore how the film serves as a criticism of the Black Panther Party’s Revolutionary Black Nationalism and Marcus Garvey’s Pan-Africanism. Moreover, this research also discusses how Black Panther represents an important breakthrough in the representation of Africans and African Americans in Hollywood films. The findings presented in this research suggest that Black Panther portrays and criticises the Black Panther Party’s Revolutionary Black Nationalism by using Killmonger as an allusion, and Wakanda is used as an allusion of Marcus Garvey’s idea of Pan-Africanism.

Sejak dirilis pada tahun 2018, film Black Panther terus mendapatkan respons positif dari audiens, terutama di Amerika Serikat dan Afrika, karena film ini dianggap sebagai sebuah terobosan penting dalam perfilman Hollywood. Hal ini dapat terjadi karena film ini tidak hanya sebuah film superhero berkulit hitam yang menghibur, namun juga menggambarkan representasi budaya Afrika dan Diaspora Afrika yang positif. Melalui negara fiksi bernama Wakanda, Black Panther membayangkan kembali sebuah bangsa Afrika yang tidak pernah menderita karena kolonialisme dan berkembang sampai potensi maksimumnya dengan bantuan meteorit fiksi bernama vibranium, dan mengisolasi bangsanya dari negara-negara lain. Masyarakat Wakanda menggunakan peralatan tekonologi futuristis, namun masih melestarikan budaya tradisional dan kepercayaan leluhur. Selain itu, film ini juga membahas isu politik dan konsep Afrika Amerika, seperti Nasionalisme Kulit Hitam Revolusioner yang dipopulerkan oleh Black Panther Party, dan impian Pan-Afrikanisme Marcus Garvey. Karena itu, penelitian ini menganalisis unsur-unsur film pada film Black Panther untuk melihat bagaimana film ini digunakan untuk mengkritik Nasionalisme Kulit Hitam Revolusioner Black Panther Party dan Pan-Afrikanisme Marcus Garvey. Kemudian, penelitian ini juga membahas bagaimana film Black Panther merepresentasikan terobosan penting dalam representasi orang Afrika dan Afrika Amerika dalam film-film Hollywood. Temuan yang disajikan dalam penelitian ini menemukan bahwa film Black Panther menggambar dan mengkritik Nasionalisme Kulit Hitam Revolusioner dengan menggunakan karakter Killmonger sebagai kiasan, dan Wakanda adalah kiasan untuk impian Pan-Afrikanisme Marcus Garvey."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Desy Angraini
"Black Panther (2018) adalah film superhero kulit hitam pertama dari Marvel Cinematic Universe yang dijadikan sebagai momentum untuk selebrasi kebudayaan orang kulit hitam dengan cara menampilkan kehebatan dan superioritas mereka. Berdasarkan film Hollywood sebelumnya, orang kulit hitam selalu digambarkan dengan cara yang negatif, disaat orang kulit putih digambarkan dengan cara yang lebih positif. Dengan menggunakan konsep supremasi kulit putih dari Leonardo (2004), konsep imperialisme dari Narayan dan Huggins (2017), dan juga konsep kolonialisme dari Emerson (1969), penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana ide-ide supremasi orang kulit putih digambarkan dalam film Black Panther. Dalam penelitian ini ditemukan bagaimana ide-ide dari supremasi orang kulit putih digunakan dalam film Black Panther sebagai selebrasi orang kulit hitam, pada awalnya hal tersebut dikritisi oleh film ini. Penelitian ini berkontribusi untuk studi kebudayaan orang kulit hitam, khususnya dalam kritik terhadap supremasi kulit putih dalam film kulit hitam dengan menunjukan bagaimana dan mengapa hal ini bermasalah.

Black Panther (2018) is the first black superhero film from Marvel Cinematic Universe that was
used as a momentum to celebrate black culture by showing the greatness and superiority of black people. Throughout previous Hollywood films, Black people were usually portrayed negatively, while White people would be depicted more positively. Using Leonardos (2004) method of white supremacy, Narayan and Hugginss (2017) method of imperialism, and Emersons (1969) method of colonialism, this research aims to analyse how white supremacy ideas reflected in Black Panther. The finding of this research is that Black Panther used the ideas of white
supremacy to celebrate black culture, which at first had been criticized by this film. This research contributes to black culture studies on criticisms towards white supremacy in black films by showing how and why this issue is problematic.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: LP3ES, 2003
320.54 ANA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Oki Anggara
"Penelitian ini membahas pemuda dan dinamika nasionalisme yang terfokus pada wisatawan nusantara muda di Jabodetabek. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara aktivitas wisata sejarah dengan nasionalisme pemuda, mengkaji wisata sejarah dengan perspektif teori nasionalisme, dan strategi pengelola wisata sejarah untuk menarik kunjungan wisata pemuda. Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran/kombinasi (mix method) dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik angket, wawancara, studi literatur, dan studi dokumentasi. Reponden terdiri dari wisatawan nusantara muda di Jabodetabek, sedangkan informan penelitian terdiri dari pemuda, pengelola wisata sejarah, dan sejarawan/akademisi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan antara wisata sejarah dengan nasionalisme pemuda. Diketahui bahwa nilai koefisien korelasi yaitu korelasi variabel independen Wisata Sejarah (X) terhadap variabel dependen Nasionalisme (Y) sebesar 0,795. Nilai ini menunjukkan bahwa 79,5% Nasionalisme (Y) dipengaruhi oleh Wisata Sejarah (X). Hasil data kuantitatif ini diperkuat data kualitatif berupa wawancara yang telah dilakukan kepada empat pemuda sebagai informan penelitian. Semua informan dapat menyatakan nasionalismenya secara jelas setelah memiliki pengalaman melakkukan wisata sejarah di Jabodetabek. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pengelola dalam menarik kunjungan, salah satunya yaitu inovasi teknologi dalam wisata sejarah sesuai dengan apa yang harapkan oleh para pemuda.

This research deals with the dynamics of youth nationalism that focuses on young domestic tourists in Jabodetabek. This research aims to analyze the relationship between historical tourist activities and perspective on nationalism theory, and historical tourism management strategy to attract youth tourist visit. This research uses mix method by using case study approach. Data collection was conducted by using questionnaire, interview, literature study, and documentation study techniques. Respondents consist of youth domestic tourists in Jabodetabek, while research resources consist of youth, historical tourism manager, and historians/academis.
This research reveals that there is a relation between historical tourism and youth nationalism. There are several findings which show that the coefficient values toward variable dependent nationalism (y) as much as 0.795. this score shows that 79.5% of nationalism (y) is affected by historical tourism (x). This quantitative data is supported by qualitative data in forms of interview which was conducted with for young men as the research resources. All resources are able to declare their nationalism clearly after having experience in doing historical tourism in Jabodetabek. Various efforts have been done to attract visitors which one of them is using technology innovation in historical tourism in accordance with youth expectations.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T54488
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almira Kezya Artamevia
"Rasa nasionalisme yang dipercayai Han Yong-un, seorang penyair serta tokoh kemerdekaan Korea, tidak berpusat pada kebencian terhadap pemerintah kolonial Jepang melainkan pada refleksi diri masyarakat Korea. Nilai nasionalisme Han Yong-un dapat dilihat pada puisinya yang berjudul 님의 침묵 (Nimui Chimmuk), puisi representatif dalam antologi puisi Nimui Chimmuk yang mengawali ketenaran Han Yong-un dalam dunia sastra. Penelitian ini menganalisis pandangan Han Yong-un mengenai nasionalisme yang digambarkan pada puisi Nimui Chimmuk berdasarkan perjalanan hidupnya sebagai patriot kemerdekaan Korea. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan metode pengumpulan data studi pustaka yang dijabarkan dalam bentuk deskriptif. Prosedur penelitian yang dilakukan adalah dengan membaca dan menganalisis puisi Nimui Chimmuk dengan teori semiotika Riffaterre untuk memahami lebih dalam tentang makna dan simbol yang terdapat di dalam puisi. Makna dan simbol tersebut dianalisis dengan mengaitkannya pada latar belakang Han Yong-un sebagai tokoh perjuangan kemerdekaan Korea. Penelitian ini menyimpulkan bahwa nasionalisme yang digambarkan dalam puisi Nimui Chimmuk berbeda dengan nasionalisme pada umumnya. Puisi ini mendefinisikan nasionalisme dengan ketegaran dan penguatan diri masyarakat Korea. Berbeda dengan pandangan umum, Han Yong-un memandang nasionalisme bukan dengan perlawanan secara fisik.

The sense of nationalism believed by Han Yong-un, a poet and Korean independence figure, was not centered on hatred of the Japanese colonial government but on the self-reflection of Korean society. The value of Han Yong-un's nationalism can be seen in his poem entitled 님의 침묵 (Nimui Chimmuk), a representative poem in the poetry anthology Nimui Chimmuk which started Han Yong-un's fame in the literary world. This study analyzes Han Yong-un's view of nationalism described in poetry Nimui Chimmuk based on his life journey as a patriot of Korean independence. The research method used is a qualitative method with a literature study data collection method described in descriptive form. The research procedure was carried out by reading and analyzing the poetry Nimui Chimmuk with Riffaterre's semiotic theory to understand more deeply about the meanings and symbols contained in the poem. The meanings and symbols are analyzed by relating them to the background of Han Yong-un as a figure in the Korean independence struggle. This study concludes that the nationalism described in poetry Nimui Chimmuk is different from nationalism in general. This poem defines nationalism by the obstinacy and self-strengthening of Korean society. Contrary to popular opinion, Han Yong-un views nationalism not with physical resistance."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Handaru Hitowasono
"ABSTRAK
Nasionalisme merupakan elemen penting yang perlu dimiliki oleh seluruh rakyat Indonesia. Hal ini perlu dibina sejak remaja sebagai kader masa depan bangsa. Nasionalisme dibentuk oleh enam dimensi, yaitu cinta tanah air, keinginan untuk berpartisipasi dalam pembangunan nasional, keinginan untuk mengejar prestasi, keinginan untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, keinginan untuk menegakkan hukum dan keinginan untuk berpartisipasi dalam kompetisi internasional. Tinggi rendahnya tingkat dimensi nasionalisme pada remaja dapat sangat dipengaruhi oleh faktor keluarga seperti jenis kelamin, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, status perkawinan orang tua dan waktu bersama orang tua. Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilaksanakan di SMAN 3 Tambun Selatan. Pengambilan sampel dilakukan dengan kombinasi stratified sampling dan cluster sampling. Dalam penelitian ini akan dilihat dimensi mana yang mempengaruhi tingkat nasionalisme mahasiswa dan profil mahasiswa yang memiliki dimensi tingkat tinggi berdasarkan faktor keluarga. Metode analisis data yang digunakan adalah metode PLS, K-means Cluster dan CRT. Dari hasil penelitian diketahui bahwa dimensi yang mempengaruhi tingkat nasionalisme adalah rasa cinta tanah air, keinginan untuk berpartisipasi dalam pembangunan, keinginan untuk mengejar prestasi dan keinginan untuk mengikuti kompetisi internasional. Faktor keluarga yang mempengaruhi cinta tanah air adalah pendidikan terakhir ayah dan ibu. Faktor keluarga yang mempengaruhi keinginan untuk terlibat dalam pembangunan adalah jenis kelamin, pekerjaan ayah dan ibu. Faktor keluarga yang mempengaruhi keinginan mengejar prestasi adalah pekerjaan ibu. Faktor keluarga yang mempengaruhi keinginan untuk memasuki kompetisi internasional adalah pekerjaan ayah.
ABSTRACT
Nationalism is an important element that all Indonesian people need to have. This needs to be nurtured from adolescence as a cadre for the future of the nation. Nationalism is formed by six dimensions, namely the love of the country, the desire to participate in national development, the desire to pursue achievements, the desire to take advantage of science and technology, the desire to enforce the law and the desire to participate in international competitions. The level of nationalism dimension in adolescents can be greatly influenced by family factors such as gender, parental education, parental work, parental marital status and time with parents. This research is a case study conducted at SMAN 3 Tambun Selatan. Sampling was done by a combination of stratified sampling and cluster sampling. In this study, it will be seen which dimensions affect the level of student nationalism and the profile of students who have high-level dimensions based on family factors. The data analysis methods used are PLS, K-means Cluster and CRT methods. From the research results, it is known that the dimensions that influence the level of nationalism are the love of the country, the desire to participate in development, the desire to pursue achievements and the desire to participate in international competitions. The family factor that affects the love of the motherland is the last education of the father and mother. Family factors that influence the desire to be involved in development are gender, father's and mother's occupation. The family factor that affects the desire to pursue achievement is the mother's job. The family factor that influences the desire to enter international competition is the job of the father."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Eri Hadi
"Sikap nasionahsme dapat tumbuh karena berbagai faktor yang mempengaruhi, antara lam ideologi pohtik, budaya modem, persatuan dan kesatuan, cmta tanah air, kehidupan sosial (social life), globahsasi gaya hidup (life style), dan lain-lain Salah satu cara untuk membentuk nasionalisme adalah dengan memanfaatkan media televisi untuk menayangkan pertandmgan sepakbola antar negara yang didalamnya terdapat unsur nasionalisme, heroisme, patriotisme, mental, fanatisme, bahkan sifat sportifitas pemam dan penonton Penelitian bertujuan untuk mengetahui strategi RCTI dalam menank dukungan terhadap Indonesia pada Piala AFF 2010 dalam rangka membentuk nasionalisme.
Metode penelitian yang digunakan adalah kuahtatif dengan studi kasus tayangan pertandingan sepakbola Timnas Indonesia pada kejuaraan Piala AFF 2010 yang disiarkan langsung di RCTI Adapun data penelitian diambil melalui wawancara dengan 13 mforman yang terkait dengan penelitian Selain menggunakan data primer juga digunakan data sekunder yang terdin buku-buku laporan, penelitian yang relevan, serta benta-berita terkait studi penelitian.
Berdasarkan analisa penelitian strategi RCTI dalam tayangan kejuaraan Piala AFF 2010 dengan cam menciptakan social life baru di masyarakat dengan tim sepakbola nasional sebagai iconnya, serta menayangkan simbol-simbol negara antara lain lagu, lambang dan bendera kebangsaan Apa yang dilakukan RCTI tersebut sejalan dengan teon Banal Nasionahsm menurut Michael Bilhg, dan berhasil menarik dukungan masyarakat terhadap Indonesia. Penelitian an juga memperkuat teon nasionalisme Emes Geilner bahwa nasionalisme terdiri dan dua faktor, ideologi politik dan budaya modem, hal mi sigmfikan dengan keadaan globahsasi.
Kesimpulan penelitian menunjukan bahwa strategi RCTI dalam penayangan tersebut sejalan dengan dua teon nasionalisme yang digunakan dan dapat membentuk nasionalisme secara positif kepada masyarakat pemirsa. Walaupun pada kenyataannya tujuan utama media televisi swasta adalah untuk mendapatkan outcome lebth dan apa yang ditargetkan Prestasi Tunnas yang akhirnya menjadi isu positif dan bermuara pada tumbuhnya rasa memthlu bangsa, cmta bangsa, rasa kebanggaan, serta terbentuknya nasionalisme bangsa, dan pada akbirnya menciptakan ketahanan nasional.

The act of nationalism can grow from many different factors, such as ideology politic, modem culture, union aid unity, love to the nation, social life, globalisation, life style, etc One of the ways to create nationalism is by taking advantage telivision for adverstismg an international soccer match that contains nationalism, heroism, patriotism, mental, fanatism, even the personality to be a fair player for everyone who watch the soccer match for man/women The purpose of this research to know the strategy of RCTI at actractmg the support for Indonesia at AFF cup 2010 to create theire nationalism.
The research methode that was usen is kualitatif at the study case of soccer channel that show the national team of Indonesia playing AFF cup 2010 that was showed live by RCTI, if there s a research data that was taken by interviewing 13 informants that connected to the research Besides using primary data, the researcher also use secondary data that companse report book, relevant researches also news that is related to the research.
Base of the analysis of research, RCTI strategy at channeling the AFF cup 2010 is by creating a new social life at the society with soccer national team as the icon, also they show the nation symbols, such as the national song, symbol, and the nationality flag What RCTI is doing is the same with the theory of banal nationalism from Michael Billig opinion, and making the theory stronger, Ernes Galiner that the nationalism is divided into two parts of faktor, ideology politic and the modem culture, this things show the significant with the globalisation.
The conclusion of the research shows that the strategy of RCTI at adverstismg is following that 2 theory of nationalism that was used and could create the form of nationalism positivly to the citizen who watch this channel Eventhough at the reality the main purpose of national TV channel is to get an outcome more that it was targeted The achivement of the national soccer tern that was finally becammg a positive issue and the source at the growth of the feelings to have the nation, love to the nation, the proud feeling, and the creation of nationalosm at the society and at the end creating the nationalism.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>