Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154172 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raysha Alika Jasmine
"Para remaja mempunyai tendensi untuk menjadi berbeda daripada yang lainnya. Oleh karena itu, para remaja kerap kali menciptakan bahasa-bahasa baru yang biasanya hanya dapat dimengerti oleh kelompok mereka guna menunjukkan identitas diri. Banyak hal yang dapat menginspirasi remaja untuk menciptakan bahasa-bahasa baru ini, salah satunya adalah lagu rap. Selain itu, lagu rap kerap kali mengangkat isu sosial. Salah satu isu yang biasanya diangkat adalah isu rasisme. Penelitian ini membahas tentang karakteristik morfosintaksis dan leksikal bahasa remaja serta isu rasisme yang terkandung dalam lagu Aber karya Eko Fresh. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan analisis studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat lima dari tiga belas karaktersitik morfosintaksis dan tujuh dari sebelas karakteristik leksikal yang muncul dalam lagu ini. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa lagu Aber mengangkat isu rasisme yang memang sudah dari lama menjadi masalah di Jerman. Tindakan rasisme di Jerman dalam lagu Aber ini ditampilkan melalui tiga sudut pandang, pertama sudut pandang orang Jerman yang membenci para imigran, kedua sudut pandang para imigran Turki yang mengalami rasisme, serta sudut pandang Ekrem Bora (nama lahir Eko Fresh) sebagai pihak yang netral.

Teenagers tend to be different from others. Therefore, teenagers often create new languages ​​that are usually only understood by their group to show their identity. Many things can inspire teenagers to create these new languages, one of which is rap songs. In addition, rap songs often raise social issues. One of the issues that is usually raised is the issue of racism. This study discusses the morphosyntactic and lexical characteristics of youth language and the issue of racism contained in the song Aber by Eko Fresh. This research was conducted through qualitative method with literature review and text analysis approaches. The results showed that there were five of the thirteen morphosyntactic characteristics and seven of the eleven lexical characteristics appeared in this song. In this study, it was also found that the rap song Aber by Eko Fresh raised the issue of racism, which has long been a problem in Germany. Racism in Germany in this song is shown through three points of view, first from the point of view of the German people who hate immigrants, secondly the point of view of Turkish immigrants who experience racism, and lastly the point of view of Ekrem Bora (Eko Fresh’s birth name) as a neutral party."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fany Ola Maulina
"Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional. Penggunaannya di kalangan remaja dianggap sebagai sebuah prestise yang dapat menaikkan kepercayaan diri mereka dan sekaligus sebagai identitas diri. Pengaruh bahasa Inggris ke dalam bahasa Jerman dikenal dengan Anglizismen. Banyaknya pengaruh bahasa Inggris ke dalam bahasa Jerman dapat dilihat di beberapa media seperti koran, majalah, televisi, internet dan bahkan pada musik. Dalam pembentukkannya, para remaja secara kreatif menciptakan kosakata baru atau juga menggabungkannya dengan kata yang sudah ada. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan bahasa remaja di Jerman yang terdapat dalam suatu lagu rap berjudul I Can Feel It karya Carlo Waibel dan mendeskripsikan unsur katanya yang mendapat pengaruh bahasa Inggris. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan bersifat deskriptif. Dalam penelitian ini, digunakan lagu rap sebagai data penelitian. Analisis yang dilakukan adalah dengan menganalisis kosakata yang mengandung unsur bahasa Inggris dan mengkategorikannya berdasarkan ciri-ciri bahasa remaja. Berdasarkan penelitian, dari 6 kategori Anglizismen ditemukan 2 kategori yang paling sering muncul yakni, Fremdwort dan Lehnwort.

English has been an international language which the using of it among teenagers can be considered as prestige that can raise their confidence and also as their identity. The influence of English into German language can be found in several media, such as newspapers, magazines, television, internet, and music. In the process of its creation, teenagers creatively invent new words or combine it with the existing words. This research aimed to analyze the using of youth language in German and describes the element of words that has English influence by looking at a rap song, “I Can Feel It” by Carlo Waibel. The method used are qualitative and descriptive, and rap song as research data. The analysis was done by analyzing the words that contain elements of English and categorizing it based on the characteristics of youth language. Based on this research, there are two of six categories of Anglizismen that are most commonly found in this song, which are Fremdwort and Lehnwort."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Syarief
"Ma Couleur adalah lagu beraliran rap yang dinyanyikan oleh seorang rappeur (penyanyi rap pria) yang bernama tenar Booba. Lirik dalam lagunya ini menceritakan tentang banyaknya diskriminasi yang dirasakan oleh imigran. Berdasarkan lirik dalam lagu ini, anak muda di Prancis khususnya yang berkulit hitam banyak menerima ketidakadilan dan selalu dianggap sebagai pembuat masalah di lingkungannya. Artikel ini bertujuan untuk memberi sumbangan informasi mengenai rasisme yang kerap dilakukan oleh warga yang merasa “asli Prancis”. Artikel ini juga dapat memperlihatkan gambaran perjuangan dan kehidupan anak muda di Prancis.

Ma Couleur is a rap song sung by a rappeur (male rapper) named Booba. The lyrics in this song tells the discrimination experienced by many immigrants. Based on the lyrics in this song, young people in France, especially “blacks” receive much injustice and always regarded as a trouble maker in the environment. This article aims to contribute information about the racism that is often done by people who think "native". This article also shows a picture of the struggles and lives of young people in France..
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yania Humaira
"Rasisme merupakan salah satu masalah yang sempat terjadi dalam waktu yang lama di Prancis. Penelitian ini memiliki tujuan untuk memperlihatkan gambaran rasisme dalam film Agathe Clèry karya Étienne Chatiliez serta kemunculan anti-rasisme dalam film tersebut. Penelitian dianalisis menggunakan teori rasisme M.J. Maher dan teori pengkajian film Joseph M. Boggs dan Dennis W. Petrie. Rasisme pada tokoh utama dalam film didasari oleh dua sudut pandang yaitu, pelaku tindakan rasisme dan korban tindakan rasisme secara bersamaan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah kemunculan anti-rasisme yang disebabkan oleh efek rasisme dalam kehidupan sosial sehari-hari serta dunia pekerjaan.

Racism is one of the problems that had occurred for a long time in France. This study has the objective to present a picture of racism in the movie Agathe Clery by Étienne Chatiliez as well as the emergence of antiracism in the film. The study was analyzed using the racism theory of M.J. Maher and film analysis theory Joseph M. Boggs and Dennis W. Petrie. Racism on the main character in the film is based on two perspectives, as the doer of racism and also the victim of racism. The results obtained in this study is the emergence of antiracism caused by the effects of racism in social life and work."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Artikel ini mengkaji bentuk linguistic dan fugsi-fungsi sosial bahasa gaul sebagaimana digunakan oleh para mahasiswa dan dalam berbagai publikasi yang ditujukan untuk anak kelas menengah di Indonesia. Bahasa gaul meregistrasi modernitas anak muda baik dalam aspek-aspek psitif maupun yang dipersilisihkan. Selain mengekspresikan aspirasi anakn muda dalam moiblitas ekonomi dan sosial, bahasa gaul juga mencerminkan budaya anak muda nasional yang semakin bercorak cosmopolitan. Selain itu, mungkin yang terpenting, bahasa gaul megartikulasikan hasrat anak muda Indonesia mengenai bentuk-bentuk baru identitas sosial mealui formulasi hubungan yang lebih egaliter, cair dan interaktif serta lebih ekspresif secara personal dan lebih mempribadi secara psikologis.
"
JSPA 1:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Riezca Biastami Radaini
"Di dalam artikel ini dipaparkan tema rasisme yang ditampilkan melalui analisis alur dalam cerita pendek Les Deux Nègres karya Gabrielle Roy. Cerita pendek ini menceritakan tentang dua keluarga kulit putih yang tinggal di jalan bernama Rue Deschambault. Kehadiran seorang negro bernama Jackson menimbulkan banyak perdebatan dan pembicaraan, baik di dalam keluarga Roy maupun keluarga Guilbert. Sangat asing melihat seorang pria berkulit hitam tinggal di lingkungan tersebut.Kedatangan Jackson menimbulkan banyak pergunjingan dan masalah antara Nyonya Roy dan Nyonya Guilbert karena adanya stereotip negatif orang berkulit hitam.Cerpen ini juga memiliki sub-tema seperti stereotip dan integrasi.

This article presents racism theme that is shown through the plot analysis in the short story Les Deux Nègres by Roy. This short story tells about two white families who live on Rue Deschambault. The presence of Negro named Jackson causes series of debate and discussion, both in the Roy family and Guilbert family. It is very strange to see a Negro living in the neighbourhood. Jakcson arrival causes many gossip and trouble between Mrs. Roy and Mrs. Gulibert due to negative stereotype of black people. The short story also has sub-themes such as stereotypes and integration."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ariana Devi Saraswati
"Gerakan Black Lives Matter yang digalakkan pada tahun 2020 menjadi salah satu bukti bahwa upaya masyarakat untuk menghapus rasisme sangat tinggi. Keberadaan rasisme hingga saat ini masih dirasakan dan kerap dijumpai dalam media, salah satunya media iklan. Dalam media iklan, rasisme biasanya disisipkan dalam interpretasi yang dapat dipahami penontonnya. Iklan Der neue Golf dari Volkswagen serta iklan Der Sixt WM-Tipp dari Sixt merupakan contoh dari iklan asal Jerman yang mengandung rasisme dan akan dibahas lebih lanjut dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimana identitas orang kulit hitam digambarkan dalam kedua iklan tersebut melalui elemen-elemen yang mencakup audio, visual, dan sinematografi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif, di mana penulis akan memaparkan unsur rasisme yang muncul pada sumber data dan menggunakan teori sebagai pendukung. Untuk melakukan penelitian ini penulis menggunakan teori Representasi dari Stuart Hall. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa dalam iklan Der neue Golf dari Volkswagen terdapat adanya penggambaran subordinasi terhadap orang kulit hitam. Sementara itu, dalam iklan Der Sixt WM-Tipp dari Sixt terdapat stereotip negatif yang diberikan terhadap orang kulit hitam Ghana. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggambaran identitas orang kulit hitam dalam kedua iklan Jerman tersebut tidak lepas dari kelompok masyarakat yang inferior bila dibandingkan dengan orang kulit putih.

The Black Lives Matter movement that took place in 2020 is one of the proofs of how high the society’s attempts to end racism are. To this day, the existence of racism can be seen and often found in the media, such as advertisements. In advertisements, racism is usually inserted in interpretations that can be acknowledged by the
viewers. The Der neue Golf commercial from Volkswagen and the Der Sixt WM-Tipp ad from Sixt are examples of German advertisements that contain racism. These advertisements will be discussed further throughout this research. This research aims to find out how the identity of black people is depicted in both Volkswagen and Sixt
advertisements through their elements, including audio, visual, and cinematography. The method used in this research is qualitative descriptive, which is utilized by the author to explain the racism shown in the data sources with the help of a theory. To conduct the research, the author used Stuart Hall’s theory of representation. This
study finds that in Volkswagen’s Der neue Golf commercial there is a depiction of black people subordination. Meanwhile, Sixt’s Der Sixt WM-Tipp advertisement carries negative stereotypes given to black Ghanaians. In conclusion, black people’s identity in those two german advertisements is depicted as an inferior group in comparison to white people.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
Unggah4  Universitas Indonesia Library
cover
Meinita Rizky Syahputri
"Rasisme telah menjadi salah satu masalah utama yang ditelisik dalam banyak budaya  populer, tak terkecuali dalam novel Mudbound baru-baru ini oleh Hillary Jordan (2008). Makalah ini menganalisis lapisan rasisme dan menyelidiki peran interaksi pribadi dalam mendekonstruksi prasangka rasial. Dengan menggunakan metode analisis tekstual yang berfokus pada tokoh utama kulit putih dalam novel, makalah ini berpendapat bahwa lapisan rasisme dari setiap tokoh utama kulit putih bervariasi karena latar belakang sosial-historis mereka. Makalah ini selanjutnya meneliti interaksi antara tokoh kulit putih dan kulit hitam dalam novel ini dengan menggunakan teori hipotesis kontak oleh Gordon Allport (1954) yang dimotivasi oleh konsep Kelley & Thibaut tentang saling ketergantungan rasial (1959). Hasil dari makalah ini menunjukkan bahwa tokoh utama kulit putih dalam novel menjadi berkurang tingkah laku rasisnya karena mereka memiliki lebih banyak interaksi pribadi dan tujuan bersama dengan tokoh kulit hitam.

Racism has been one of prominent issues explored in many popular cultures, not least in the recent novel Mudbound by Hillary Jordan (2008). This paper analyses the layers of racism  and investigates the role of personal interactions in deconstructing racial prejudice. Using the method of textual analysis focusing on the white characters in the novel, the paper argues that layers of racism of each white character vary due to their socio-historical background. The paper further examines the interactions between white and black characters in this novel by using the contact hypothesis theory by Gordon Allport (1954) motivated by Kelley & Thibaut’s concept of racial interdependence (1959). The findings suggest that the white characters in the novel become ‘less’ racist as they have more personal interactions and common goals with the black characters."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nyimas Kholidya Rizky Amalia
"Penelitian ini merupakan kajian mengenai karakteristik ragam bahasa remaja dalam Program Televisi NPO (Nederlandse Publieke Omroep), SKAM NL. Ragam bahasa remaja memiliki karakteristik yang unik dari segi bunyi dan bentuk. Data penelitian ini berupa dialog antar tokoh, yang ada dalam film serial SKAM NL yang tayang pada 16 September 2018 - 4 Juni 2019). Serial televisi SKAM NL merupakan serial mengenai kehidupan remaja Belanda yang masih duduk di bangku sekolah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik simak dengar dan studi transkripsi kemudian data transkripsi dianalisis secara fonologis dan morfologis. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan teori ragam bahasa remaja (Rigney, 2008), asonansi dan aliterasi (Pradopo, 1997), dan morfologi ragam bahasa remaja (Cornips, 2004). Hasil analisis penelitian yang ditemukan dalam dialog tokoh SKAM NL menunjukan bahwa asonansi dan aliterasi digunakan untuk menekankan topik utama pada dialog dan perubahan bentuk yang terdapat pada ragam bahasa remaja tidak mengubah makna asli dari kata dalam ragam tersebut.

This research focuses on the Dutch youth language’s Characteristics used in the NPO (Nederlandse Publieke Omroep) Television Program, SKAM NL. The variety of youth languages has unique characteristics in terms of sound and form. This research data is in the form of dialogues between characters, which are in the tv series SKAM NL aired on September 16, 2018 - June 4, 2019). The television series SKAM NL is a series about the lives of Dutch teenagers who are still in school. This research is qualitative research with a descriptive research method. The data was collected by listening to technique and transcription study and then the transcription data were analyzed phonologically and
1 UNIVERSITAS INDONESIA
morphologically. The data collected were analyzed by the theory of youth language variety (Rigney, 2008), assonance and alliteration (Pradopo, 1997), and the morphology of youth language variety (Cornips, 2004). The results of the research analysis found in the dialogues of SKAM NL characters show that assonance and alliteration are used to emphasize the main topic in the dialogue and the changes in the form found in the youth language variety do not change the original meaning of the words in the variety.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Widyawati
"Media merupakan institusi yang ikut bertanggung jawab terhadap kerusuhan Mei 1998. Karena media merupakan institusi yang bertanggung jawab mentransformasikan simbol-simbol rasis kecinaan. Simbol rasis tersebut antara lain dalam bentuk wacana peminggiran etnis Cina yang dibentuk melalui bahasa bersifat meminggirkan. Selain itu penggambaran tentang etnis Cina sering kali dihubungkan dengan persoalan ideologi pemerataan dimana Cina yang sebenarnya merupakan kelompok subordinat justru memiliki kekuasaan ekonomi yang tinggi. Representasi yang menggambarkan etnis Cina sebagai kelompok yang senang kolusi dan tidak jujur dalam berusaha telah membawa kebencian pribumi terhadap etnis Cina. Oleh karena itu penelitian ini ingin melihat bagaimana Kompas, Media Indonesia dan Republika mengartikulasikan jalannya kerusuhan Mei 1998 serta memetakan penyebab kerusuhan. Selain itu penelitian ini juga ingin melihat bagaimana media memproduksi dan mereproduksi simbol-simbol rasisme baru dan bagaimanakah hubungan dominasi--subordinasi antara pribumi dan etnis Cina. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 3 surat kabar yang dijadikan sampel memaknai kerusuhan dengan cara yang berbeda. Kompas memaknai kerusuhan ini sebagai kerusuhan antara rakyat dan penguasa ekonomi, oleh karena itu yang dijadikan sasaran adalah simbol kekuasaan ekonomi. Media Indonesia melihat kerusuhan Mei sebagai kerusuhan antara rakyat dengan penguasa, oleh karena itu sasaran kerusuhan adalah kekuasaan negara dan kekuasaan ekonomi. Republika membaca kerusuhan Mei sebagai perseteruan antara rakyat dan penguasa sebagai kelanjutan dari tragedi Trisakti. Penyebab kerusuhan juga dibaca secara berbeda oleh 3 surat kabar yang dijadikan sampel. Kompas menilai penyebab kerusuhan adalah masalah ekonomi, etnis dan agama. Media Indonesia lebih menitik beratkan pada keadilan ekonomi dan masalah etnis. Sedangkan Republika hampir sama dengan Kompas yaitu masalah keadilan ekonomi, etnis dan agama. Mekanisme produksi dan reproduksi simbol rasis pada Kompas, Media Indonesia dan Republika memiliki pola yang hampir sama. Media melakukan konstruksi sosial yang menampilkan imaji bahwa etnis Cina merupakan kelompok masyarakat yang memiliki perbedaan kultural dengan pribumi. Dalam konstruksi tersebut nilai-nilai yang dianut pribumi selain dianggap baik sebaliknya nilai yana dianut etnis Cina dianggap kurang baik. Konstruksi yang dilakukan media disini adalah bahwa Cina adalah etnis yang memiliki nilai menyimpang atau dengan kata lain tidak waras. Selain itu etnis Cina bersifat tamak. Citra lain yang dibangun media kelompok masyarakat yang bersikap eksklusif, tidak mau berbaur dengan kelompok lain. Etnis Cina juga digambarkan memiliki nilai yang senang berkolusi, tidak jujur. Etnis Cina jarang ditampilkan sebagai narasumber. Dalam kasus perkosaan narasumber saksi dari etnis Cina dari masalah perkosaan hanya ada di Media Indonesia, teknik rasis dalam pemberitaan media juga dilakukan melalui lambatnya pemberitaan. Dalam kasus perkosaan pemberitaan media sangat terlambat. Sebutan yang diberikan oleh media merupakan sebutan-sebutan yang bermakna meminggirkan.. Sebutan non-piribumi atau warga keturunan memiliki makna bahwa etnis Cina merupakan "the others''. Hubungan dominasi-sub ordinasi yang digambarkan Kompas, Media Indonesia dan Republika juga memiliki pola yang hampir sama. Pribumi merupakan kelompok dominan (karena dari segi jumlah memang dominan) yang mampu memproduksi wacana rasis dalam konteks kultural. Wacana bahwa etnis Cina memiliki nilai yang kurang jujur, kolutif lebih banyak diproduksi oieh kelompok pribumi. Dilain pihak, etnis Cina walaupun jumlahnya minoritas, tetapi penguasaan asetnya bersifat mayoritas. Karena kemampuannya dibidang perdagangan lebih tinggi etnis Cina merasa superior dalam bidang perdagangan dan menganggap rendah kemampian pribumi. Wacana ini muncul dalam sebutan ?mampukan pribumi menggantikan peran etnis Cina dalam jalur distribusi'. Aplikasi teori yang disumbangkan dari penelitian ini adalah bahwa penggambaran yang berbeda tentang kerusuhan Mei tersebut diatas berbeda dengan teori yang dibangun oieh penganut strukturalis tentang proses pembentukan makna. Penganut strukturalis percaya bahwa makna yang menang adalah makna yang diproduksi oleh kelompok dominan. Dalam potret kerusuhan Mei 1998, 3 surat kabar sampeI ada dibawah sistem dominasi yang sama, tetapi kenyataannya makna yang ditampilkan oleh 3 surat kabar sampel tentang kerusuhan Mei 1998 berbeda. Oleh karena itu peneliti ingin mengajukan asumsi yang berbeda dengan pengikut strukturalis, bahwa dalam memproduksi makna terdapat hal lain yang mempengaruhi pembentukan makna selain ideologi dari kelompok dominan yang menguasai wacana. Ideologi yang dianut oleh organisasi media (yang tentunya berpengaruh pada pekerja media) memberi peran dalam pembentukan makna."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14258
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>