Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144198 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anyari Indah Lestari
"Artikel ini memaparkan ciri-ciri gaya Neo-Gotik yang diaplikasikan pada Gereja Katedral Jakarta. Gaya arsitektur Neo-Gotik dibawa ke Indonesia pada masa kolonial Belanda. Informasi mengenai gaya gereja diperoleh melalui komponen-komponen arsitektural dan ornamental yang terdapat pada bangunan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan penerapan teori Neo-Gotik dari Nicola Coldstream. Hasil penelitan berupa paparan ciri khas gaya arsitektur Neo-gotik pada Gereja Katedral Jakarta tergambar dari komponen arsitektural dan komponen ornamental bangunan tersebut seperti penggunaan material beton, kayu dan konstruksi baja.

This article describes the characteristics of Neo-Gothic of Cathedral Church in Jakarta. Neo-Gothic style was brought to Indonesia on the Dutch colonial period. The informations about the church's style will be obtained through the architectural components and ornamental components of the building. The method used in this article is a descriptive method by applicating the theory of Neo-Gothic style by Nicola Coldstream. Research results present the typical Neo-Gothic architectural style of the Cathedral that can be seen from the architectural components and ornamental components of the building such as the use of concrete materials, wood, and steel construction."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Inayah Aprilia
"Makalah ini membahas salah satu bangunan peninggalan Belanda di Surabaya yang hingga kini masih aktif digunakan sebagai tempat ibadah umat katolik. Makalah ini bertujuan untuk memaparkan gaya arsitektur Neo-Gotik yang diaplikasikan pada eksterior bangunan Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria di Surabaya. Gaya Neo-Gotik merupakan gaya yang di bawa masuk oleh orang Belanda pada masa Hindia-Belanda. Metode yang digunakan ialah metode deskriptif analisis. Hasil penelitian berupa paparan ciri gaya arsitektur Neo-Gotik pada gereja Kelahiran Santa Perawan Maria Surabaya tergambar dari komponen arsitektural dan komponen ornamen bangunan seperti penggunaan batu bata, rose windows, kaca mozaik, windowsill dan sebagainya.

This paper discusses one of the Dutch heritage buildings in Surabaya which is still actively used as a place of worship for Catholics. This paper aims to describe the Neo-Gothic style of architecture that was applied to the exterior of the Church of the Nativity of the Blessed Virgin Mary in Surabaya. Neo-Gothic style is a style that was brought in by the Dutch during the Dutch East Indies. The method used is descriptive analysis method. The results of research in the form of exposure to the characteristics of Neo-Gothic style architecture at the Church of the Nativity of the Blessed Virgin Mary in Surabaya are illustrated from the architectural components and building ornament components such as the use of bricks, rose windows, mosaic glass, windowsill and so on."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Dyah Triwulandari
"Makalah ini membahas gaya arsitektur pada bagian eksterior dari Gereja Ijen di Malang yang bercirikan Neo-Gotik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk mengetahui bagaimana gaya Neo-Gotik diterapkan pada bangunan tersebut. Gaya Neo-Gotik yang ada pada bangunan ini akan dilihat dan dianalisis dari bentuk luar gereja serta ornamen-ornamen yang terdapat pada luar gereja Ijen seperti, pada bagian fasade Gereja, bagian menara,atap, pintu, serta jendela. Dilihat sekilas dari bentuk fasade gereja terlihat simetris dan diapit dua menara kembar. Hal itu sangat mendukung ciri dari gaya Neo-Gotik.

This paper discusses an architecture style on the exterior of Ijen chuch in Malang, West Java which features a Neo Gothic style. This research is using a qualitative descriptive method in which purpose is to evaluate how a Neo Gothic style was applied in the architecture of the building. The Neo Gothic style will be seen and analyzed from the exterior and ornaments like the church 39 s facade, tower, roof, doors, and windows. From what can be seen by seeing the church 39 s facade shape, it has a symmetrical form and was wedged in between twin towers. It can be concluded that it shows a Neo Gothic style."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Narendra Pandya Satwika
"Willemskerk atau gereja Immanuel Jakarta adalah salah satu dari gereja-gereja peninggalan masa kolonial. Bangunan gereja ini memiliki bentuk yang unik. Willemskerk dibangun menurut rancangan Johan Hendrik Horst dan pembangunannya dimulai tahun 1835. Willemskerk dapat dibangun dengan usaha dan prakarsa Raja Willem I yang menginginkan persatuan dari jemaat Protestan di Hindia Belanda. Unsur bangunan yang sangat mencolok dari bangunan ini adalah penggunaan pilar-pilar yang megah serta atap yang berbentuk kubah. Kedua unsur ini adalah bentuk adaptasi dari gaya bangunan Parthenon, Pantheon serta teater Yunani klasik. Pada bangunan ini kita akan menemukan gaya neo-klasik. Penelitian ini mencoba untuk menjelaskan unsur neo-klasik pada bangunan Willemskerk.

Willemskerk or Immanuel Church Jakarta is one of churches from colonial time. The Building has an unique form. Willemskerk were built according to Johan Hendrik Horst’s design and started to be build in 1835. Willemskerk were able to be established by the struggle and initiative of King Willem I for the unification of Protestant congregation in Dutch Indies. The outstanding parts of the building is the usage of majestic pillars and dome. Both are an adaptation of Parthenon, Pantheon and also Greek Classic Theater. We will find neo-classic style on this building. The aim of the research is to explain neo-classic elements of the building."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Reizsa Yoga Setyawan
"Gereja Katholik Kelahiran Santa Perawan Maria merupakan gereja tertua di Surabaya dan dibangun pada tahun 1899. Studi kasus dalam penelitian ini mengambil obyek Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan gaya gotik melalui perwujudan unsur-unsur visual pada gereja Katolik tertua di Surabaya tersebut. Artistik dan gaya gotik dari bangunan ini menjadi perpaduan arsitektur yang menarik dan unik. Bentuk jendela, pintu, dan atap melengkung adalah bagian dari corak gotik yang merupakan pengaruh dari masa kolonial Belanda. Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria juga menjadi bagian dari struktur gereja Katholik Roma yang memiliki banyak nilai-nilai sejarah.

The Santa Perawan Maria Catholic church is the oldest church in Surabaya and built in year 1899. This research takes the Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria Church as its study case. The research method used is the descriptive method. The aim of this research is to observe how gothic style is applied through the use of visual elements in this oldest catholic church in Surabaya An artistic and gothic style of this building form becomes of interesting and unique architecture. The form of the windows, doors and curved roof make up its entire Gothic form due to the influence of the Dutch colonial era. The Santa Perawan Maria Catholic Church is also part the Roman Catholic structure which has a huge amount of historical value."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Triyanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhi Satya Himawan
"Gereja Katolik sebagai tempat ibadah pada umumnya memiliki ritual ibadah (liturgi) yang sama. Liturgi merupakan pokok kehidupan gereja. Misi penyebaran agama(Gospel) dan pengajaran menimbulkan kontak budaya(akulturasi) dan studi terhadap masalah-masalah sosial dan kebudayaan. Terdapat suatu pernyataan agar ?asumsi budaya Iokal? sebaiknya diekspresikan dan diwujudkan kedalam transaksi liturgi jika pembauran ini dapat mengarah kepada penerimaan dan kepercayaan. Misi untuk mempelajari budaya setempat untuk kemudian memasukkannya dalam ritual ibadah ini kemudian dikenal dengan sebutan inculturation.
Dapatkah konsep inkulturasi diterapkan dalam bentuk-bentuk arsitektural? Konsep inkulturasi adalah bagian dari ibadah dan keimcman Kristiani yang mendasar, namun konsep ini berusaha memasukkan budaya setempat sebagai bagian dari ibadah ritual. Dalam kerangka berpikir seperti ini tentunya akan didapati berbagai masalah bahkan mungkiri kontradiksi antara kedua kebudayaan (pendatang dan setempat), meninjau bahwa ada kebudayaan yang sudah memiliki suatu tatanan spiritual, yang tatanan spiritual ini juga mereka terapkan dalam arsitektur."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S47887
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Tornado Gregorius
"Jakarta memiliki banyak sekali peninggalan arsitektur kolonial, yang tersebar di seluruh wilayah kota. Arsitektur kolonial mempunyai gaya berbeda dengan bangunan lainnya sesuai dengan masa didirikannya bangunan tersebut. Terutama gaya arsitektur kolonial Belanda di Jakarta yang dibangun pada awal abad ke-20. Pada masa tersebut muncul suatu gaya arsitektur yang disebut gaya Indis. Skripsi ini membahas mengenai gaya bangunan yang diadopsi oleh gereja Pniel. Metode penelitian dilakukan dengan cara membandingkan elemen-elemen yang ada pada gereja Pniel dengan bangunan yang ada di Eropa dan Indonesia. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, diketahui terdapat beberapa macam unsur gaya yang dipadukan pada bangunan Gereja Pniel. Perpaduan dua gaya antara Eropa dan tradisional Indonesia ini disebut dengan arsitektur Indis. Maka dari itu, diperoleh kesimpulan bahwa gereja Pniel di Pasar Baru merupakan salah satu bangunan bergaya Indis.

Jakarta have a lot colonial architecture building all over the city. They have many different style and characters. This colonial architectural style is mostly developed during the first half of the twentieth century. A new phenomenon occurs in the field of architecture, usually called as the Indische style. The focus of this thesis is architectural style were adopted by Pniel Church. Method used in this research is comparison of elements of the Pniel Church with building from similiar period in Europe and Indonesia. Analysis result shows that there some architectural style applied in Pniel Church. There is a mixture of European style with tradisional style. The mixture of those architectural style called as Indische Architecture. This research conclude that Pniel Church is one of the Indische architecture building."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S60
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Glenn Dinov Harun Pangestu
"Gereja Katolik Santo Yoseph merupakan sebuah bangunan peribadatan yang terletak di Matraman, Jakarta Timur. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek arsitektural bangunan gereja ini Melalui pendekatan arkeologi, penelitian ini menganalisis struktur, desain, dan elemen-elemen arsitektural gereja untuk memahami konteks budaya dan religius yang membentuk pembangunan gereja tersebut. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hubungan antara arsitektur dengan praktik ibadah dan peran gereja dalam kehidupan beragama. Metode dalam penelitian ini melibatkan analisis arkeologi yang dikemukakan oleh Sharer dan Ashmore. ata primer dan sekunder dikumpulkan dan dianalisis untuk mengungkapkan makna dan fungsi yang terkait dengan aspek arsitektur gereja Santo Yoseph Matraman. Konsep-konsep teoritis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi simbolisme arsitektur gereja, makna ritus keagamaan, dan hubungan antara ruang fisik dan praktik keagamaan. Mengungkapkan bahwa komponen-komponen arsitektur bangunan tersebut memiliki makna-makna yang relevan dengan aktivitas keagamaan, seperti simbolisme dalam fasad, denah, lantai, dan fasad bangunan. Selain itu, komponen-komponen arsitektur tersebut juga berperan penting dalam mendukung berbagai kegiatan keagamaan, termasuk perayaan Ekaristi, Prosesi Sakramen Mahakudus, dan Ziarah Maria Fatima.

Santo Yoseph Catholic Church is a worship building located in Matraman, East Jakarta. The aim of this research is to determine the architectural aspects of this church building. Using an archaeological approach, this research analyzes the structure, design and architectural elements of the church to understand the cultural and religious context that shaped the construction of the church. This research also aims to determine the relationship between architecture and worship practices and the role of churches in religious life. The method in this research involves archaeological analysis proposed by Sharer and Ashmore. Primary and secondary data were collected and analyzed to reveal the meaning and function related to the architectural aspects of the Santo Yoseph Matraman church. The theoretical concepts used in this research include the symbolism of church architecture, the meaning of religious rites, and the relationship between physical space and religious practice. Revealing that the architectural components of the building have meanings that are relevant to religious activities, such as symbolism in the facade, floor plan, and building facade. Apart from that, these architectural components also play an important role in supporting various religious activities, including the celebration of the Eucharist, the Procession of the Blessed Sacrament, and the Pilgrimage of Mary Fatima."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
J. Loekito Kartono
"BAB I PENDAHULUAN
Religi dan upacara religi merupakan salah satu sistem keyakinan yang hidup dalam masyarakat manusia sejak masih dalam bentuk yang sederhana dan primitip. Sistem ini timbul karena manusia yakin adanya kekuatan supranatural, mahluk harus (roh) dan akan adanya kelangsungan hidup jiwa manusia sesudah tubuh jasmaninya meninggal ( Koentjaraningrat, 1987 _ 57-65 ).
Dalam upacara religi biasanya dibutuhkan bermacam-macam sarana dan peralatan, seperti : tempat/gedung pemujaan (arsitektur), patung, alat bunyi-bunyian serta pakaian yang harus dikenakan karena dianggap suci.
Arsitektur yang berfungsi sebagai prasarana upacara religi, pada hakekatnya mengungkapkan ruang yang akan digunakan untuk menampung kegiatan manusia, baik secara fisik maupun psikis, dengan maksud agar manusia dapat berbahagia,serta mempunyai perwujudan nyata sebagai sebuah bangunan (Romondt, 1954 3 ). Dari segi kepercayaan dan agama ada 2 jenis konsep ruang. Pertama ialah ruang yang sudah "dikonsekrasikan" ( disucikan ) dan disebut sebagai ruang kudus (sacred), yakni ruang yang mereka diami dan dikenal sebagai dunia yang sudah teratur. Sedangkan ruang yang lain adalah ruang tidak kudus ( profan ), yakni ruang yang dianggap tidak mempunyai keteraturan, tidak berbentuk dan khaos. Maka yang menjadi pembeda utamanya adalah masalah kekudusan dari suatu ruang ( Eliade,1959 : 20-24 ).
Menurut Vitruvius, suatu karya arsitektur harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu :
Commoditas ( komoditi ), Firmitas ( kekokohan ) serta Venusitas ( keindahan ). Jadi dalam mendisain bangunan sebagai kelengkapan upacara keagamaan, masyarakat tidak dapat mengabaikan aspek keindahan ( estetika ), disamping aspek-aspek yang lain.
Berbicara mengenai disain ( mulai dari proses imajinasi, implementasi dan pengkajian ulang ) ( Zeisel, 1984: E ) manusia akan selalu terlibat sesuai dengan peranan serta pengetahuan masing-masing individu, sebab design is everybody's bussiness (Grillo,1960:9,26).
Adapun hasil dari disain tiap individu ( designer ) akan selalu berbeda-beda. Karena sangat dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuan budaya yang telah dimiliki maupun aspirasi yang hidup dalam pribadi masing-masing.
Dalam masyarakat tradisional, pembuatan bangunan/ disain dilakukan secara berkelompok (jarang sendiri), dengan bantuan seorang perancang (seorang yang dianggap tua dan memiliki pengetahuan tertentu) atau secara kolektip serta didahului dengan berbagai upacara-upacara ritual ( Rykwert,1981 : 14-22 ).
Ada beberapa fungsi bangunan menurut arsitek-arsitek Hiller, Musgrove dan O'Sullivan ( 1972 ) antara lain 1. Sebuah bangunan adalah suatu perubah iklim dan " saringan " lingkungan yang komplek.
Manusia pada hakekatnya akan selalu berusaha untuk beradaptasi terhadap lingkungannya, baik secara tingkah laku, fisiologis maupun secara genetis dengan bertahap ( Moran,1979: 65-103 ). Salah satu bentuk perwujudan adaptasi tingkah laku manusia dalam menghadapi pengaruh lingkungan alam seperti hujan, matahari, suhu, salju, topografi, keadaan tanah serta pengaruh flora dan fauna, ialah membuat suatu lingkungan khusus di sekitar dirinya yaitu sebuah bangunan. Atap, dinding dan lantai bangunan diharapkan mengurangi pengaruh suhu serta melindungi dari hujan, salju dan angin. Jendela (pembukaan) untuk memasukkan cahaya agar menerangi bagian dalam dan memberikan kesegaran untuk bernafas. Jadi lingkungan buatan manusia ini merupakan suatu bentuk perwujudan adaptasi untuk mengurangi stress climatic agar tercipta lingkungan " micro climate " yang sesuai dengan tuntutan tubuh untuk memudahkan proses homeostasis?."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
T3420
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>