Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181261 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Azkiah Sekar Andini
"Deterjen merupakan produk rumah tangga yang digunakan sehari-hari. Di Indonesia, tingginya permintaan terhadap deterjen membuat persaingan yang ketat dalam industri tersebut sehingga penggunaan iklan menjadi sangat penting demi memasarkan dan membedakan produk masing-masing. Namun, suatu merek tidak bisa hanya mengiklankan produknya begitu saja, tetapi perlu mempertimbangkan pesan dan konsep iklan agar lebih menonjol dibandingkan dengan produk lainnya. Salah satunya adalah dengan membuat iklan yang melakukan perbandingan terhadap produk pesaing atau iklan komparatif. Namun, penggunaan iklan komparatif harus tetap mengikuti etika periklanan. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan iklan komparatif pada merek deterjen di Indonesia, yakni Surf, Rinso, dan So Klin pada periode yang berbeda (2011 dan 2015). Analisis penggunaan iklan komparatif ini dilakukan secara tematik dengan menelaah penggunaan perbandingan dalam TVC masing-masing merek dari segi teks deskripsi, kata dan kalimat, dan visual yang digunakan. Berdasarkan temuan, iklan deterjen kerap memiliki adegan yang menyandingkan dan membandingkan produknya dengan produk lain yang dianggap sebagai produk kompetitor. Perbandingan yang dilakukan mengacu pada pesaing yang tidak disebutkan namanya (indirect comparative advertising). Selain itu, produk kompetitor selalu digambarkan tidak lebih bersih, tidak lebih cerah, tidak lebih wangi, tidak lebih banyak menghasilkan cucian, dan tidak lebih praktis atau cepat daripada produk deterjen yang sedang diiklankan. Penggunaan iklan komparatif pada merek deterjen juga memiliki kecenderungan melanggar Etika Pariwara Indonesia (EPI) karena merendahkan produk kompetitor dan dapat menyesatkan khalayak.
Detergent is a household product that is used daily. In Indonesia, the high demand for detergents makes competition intense in the industry so that the use of advertising becomes very important in order to market and differentiate each product. However, a brand cannot simply advertise its products, but needs to consider the message and advertising concept to make it stand out from other products. One of them is by making advertisements that make comparisons to competitors' products or comparative advertisements. However, the use of comparative advertising must follow advertising ethics. This paper aims to determine the use of comparative advertising on detergent brands in Indonesia, namely Surf, Rinso, and So Klin in different periods (2011 and 2015). The analysis of the use of comparative advertising is carried out thematically by examining the use of comparisons in the TVC of each brand in terms of descriptive text, words and sentences, and visuals used. Based on the findings, detergent advertisements often have scenes that juxtapose and compare their products with other products that are considered competitors' products. The comparison made refers to indirect comparative advertising. In addition, competitors' products are always described as no cleaner, no brighter, no more fragrant, no more laundry, and no more practical or fast than the detergent product being advertised. The use of comparative advertising on detergent brands also has a tendency to violate the Indonesian Advertising Ethics (EPI) because it demeans competitors' products and can mislead the public.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Azkiah Sekar Andini
"Deterjen merupakan produk rumah tangga yang digunakan sehari-hari. Di Indonesia, tingginya permintaan terhadap deterjen membuat persaingan yang ketat dalam industri tersebut sehingga penggunaan iklan menjadi sangat penting demi memasarkan dan membedakan produk masing-masing. Namun, suatu merek tidak bisa hanya mengiklankan produknya begitu saja, tetapi perlu mempertimbangkan pesan dan konsep iklan agar lebih menonjol dibandingkan dengan produk lainnya. Salah satunya adalah dengan membuat iklan yang melakukan perbandingan terhadap produk pesaing atau iklan komparatif. Namun, penggunaan iklan komparatif harus tetap mengikuti etika periklanan. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan iklan komparatif pada merek deterjen di Indonesia, yakni Surf, Rinso, dan So Klin pada periode yang berbeda (2011 dan 2015). Analisis penggunaan iklan komparatif ini dilakukan secara tematik dengan menelaah penggunaan perbandingan dalam TVC masing-masing merek dari segi teks deskripsi, kata dan kalimat, dan visual yang digunakan. Berdasarkan temuan, iklan deterjen kerap memiliki adegan yang menyandingkan dan membandingkan produknya dengan produk lain yang dianggap sebagai produk kompetitor. Perbandingan yang dilakukan mengacu pada pesaing yang tidak disebutkan namanya (indirect comparative advertising). Selain itu, produk kompetitor selalu digambarkan tidak lebih bersih, tidak lebih cerah, tidak lebih wangi, tidak lebih banyak menghasilkan cucian, dan tidak lebih praktis atau cepat daripada produk deterjen yang sedang diiklankan. Penggunaan iklan komparatif pada merek deterjen juga memiliki kecenderungan melanggar Etika Pariwara Indonesia (EPI) karena merendahkan produk kompetitor dan dapat menyesatkan khalayak.

Detergent is a household product that is used daily. In Indonesia, the high demand for detergents makes competition intense in the industry so that the use of advertising becomes very important in order to market and differentiate each product. However, a brand cannot simply advertise its products, but needs to consider the message and advertising concept to make it stand out from other products. One of them is by making advertisements that make comparisons to competitors' products or comparative advertisements. However, the use of comparative advertising must follow advertising ethics. This paper aims to determine the use of comparative advertising on detergent brands in Indonesia, namely Surf, Rinso, and So Klin in different periods (2011 and 2015). The analysis of the use of comparative advertising is carried out thematically by examining the use of comparisons in the TVC of each brand in terms of descriptive text, words and sentences, and visuals used. Based on the findings, detergent advertisements often have scenes that juxtapose and compare their products with other products that are considered competitors' products. The comparison made refers to indirect comparative advertising. In addition, competitors' products are always described as no cleaner, no brighter, no more fragrant, no more laundry, and no more practical or fast than the detergent product being advertised. The use of comparative advertising on detergent brands also has a tendency to violate the Indonesian Advertising Ethics (EPI) because it demeans competitors' products and can mislead the public."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Najelaa Shihab
"ABSTRAK
Iklan adalah metode komunikasi impersonal yang berisi informasi persuasif
tentang suatu gagasan, produk atau jasa; oleh sponsor yang teridentifikasi dengan jelas;
melalui berbagai media (Disarikan dari berbagai sumber).Efektifitas komunikasi dari
produsen ke konsumen melalui iklan,diukur melalui berbagai indikator, salah satunya
adalah sikap terhadap iklan. Sikap terhadap iklan didefinisikan sebagai kecenderungan
berespon dengan cara yang positif atau negatif terhadap rangsang iklan tertentu dalam
situasi penyajian tertentu (Solomon, 1996; Lutz dalam Alwitt & Mitchell (eds.), 1985).
Sikap terhadap iklan ini terdiri dari dua komponen, yaitu respon kognitif dan respon
afektif terhadap iklan yang masing-masing memiliki dimensi positif ataupun negatif.
Salah satu teknik penampilan iklan yang digunakan produsen untuk memunculkan
respon positif dari konsumen adalah iklan komparatif langsung. lklan komparatif
langsung adalah iklan yang melakukan perbandingan secara eksplisit, antara atribut
produk merek yang dipromosikan dengan atribut produk dari merek kompetitor dalam
kategori produk yang sama (Disarikan dari berbagai sumber). Sejauh ini, terlepas dari
besarnya peluang pemanfaatannya, strategi iklan komparatif langsung belum digunakan
dalam dunia periklanan di Indonesia.
Penelitian ini adalah sebuah penelitian eksploratif; yang berusaha
menggambarkan sikap konsumen terhadap iklan komparatif langsung, sekaligus
menjajaki faktor-faktor apa yang berpengaruh dalam proses pembentukan sikapnya.
Jawaban atas permasalahan diatas didapatkan melalui metode Focus group discussion
(FGD), yaitu sebuah diskusi informal diantara 5-12 orang partisipan dalam kelompok
yang dipandu oleh seorang moderator (Kinnear & Taylor, 1996). Partisipan yang
terlibat memiliki karakteristik khusus berkaitan dengan penggunaan contoh iklan komparatif langsung yang digunakan (kartu kredit) dan metode FGD. Melalui lima
kali sesi FGD yang dilengkapi kuesioner dan wawancara sebagai alat bantu
pengumpulan data, dengan melibatkan 36 partisipan, berhasil didapatkan gambaran
awal tentang sikap konsumen terhadap iklan komparatif langsung. Respon kognitif
yang muncul dari partisipan terdiri dari argumen-argumen pendukung yaitu;
merangsang persaingan sehat antarprodusen, memberikan informasi yang berguna bagi
konsumen dan produk pengiklan adalah produk yang baik. Di sisi lain, partisipan juga
memunculkan argumen-argumen pembantah antara lain; produk kompetitor lebih baik
dari produk pengiklan, produk sejenis diluar iklan lebih baik dari produk-produk dalam
iklan, informasi tidak terpercaya, tujuan tidak jelas dan kurang berguna dan perang
iklan merugikan konsumen. Respon kognitif ini terutama terbentuk melalui evaluasi
terhadap komponen informasi dalam iklan. Sedangkan respon afektif positif yang
muncul antara lain; merasa dihargai haknya, senang, kekaguman, meningkatnya
loyalitas dan rasa ingin tahu pada produk pengiklan serta perasaan seru dan
menantang. Sebaliknya respon afektif negatif yang muncul antara lain rasa ingin tahu
tentang produk kompetitor dan produk sejenis di luar iklan, tidak menarik,
membosankan, bersifat menyerang, tidak sopan dan tidak sesuai kaidah hukum. Respon
afektif ini muncul secara tidak langsung, melalui asosiasi antara respon kognitif dengan
emosi yang dirasakan partisipan. Determinan utama yang mempengaruhi respon para
partisipan adalah perbedaan individual dalam derajat kemudahan terpengaruh oleh iklan
dan sikapnya terhadap komponen infonnasi yang menjadi karakteristik utama iklan
komparatif langsung; sedangkan sikap terhadap produsen dan atau produk hanya
berpengaruh pada respon-respon yang intens."
1998
S2930
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Usep Suhud
"Analisis kebijakan lingkungan perusahaan meliputi perencanaan dan implementasinya. Aspek perencanaan terdiri dari environmental policy, environmental aspect, dan tujuan. Sedangkan implementasi terdiri dari struktur organisasi dan komunikasi.
Analisis iklan cetak menggunakan MECCAS Model (Means-End Chain Conceptualization of Advertising Strategy). Sebelum dianalisis, iklan diseleksi terlebih dahulu untuk dipilah iklan cetak mana saja yang dapat dikategorikan sebagai green advertising. Tiga hal yang yang diperhatikan dalam seleksi tersebut adalah thema yang berhubungan dengan lingkungan, adanya upaya untuk mengangkat gaya hidup yang berhubungan dengan lingkungan, maupun logo-logo yang berafiliasi dengan lingkungan. Jika iklan yang dimaksud tidak memiliki salah satu syarat di atas, tidak perlu tagi dianalisis dengan MECCAS Models.
Iklan-iklan GM Indonesia dapat dikategorikan sebagai green advertising karena mengangkat satu atau lebih hal-hal seperti thema yang berhubungan dengan lingkungan, gaya hidup yang berhubungan dengan lingkungan, maupun simbol atau identitas yang berafiliasi dengan lingkungan. Iklan-ikian Toyota Astra Motor tidak dapat dikategorikan sebagai green advertising karena satu pun tidak ada yang mengangkat ketiga hal di atas.
Kebijakan lingkungan GM Indonesia berhubungan dengan penampilan iklan-iklan cetaknya, karena dengan menghijaukan iklan-iklannya, GM Indonesia ingin mendapatkan image prositif dari masyarakat sebagai perusahaan yang ramah lingkungan yang juga produsen yang memproduksi dan memasarkan produk mobil ramah lingkungan.
Kebijakan ligkungan Toyota Astra Motor tidak berhubungan dengan iklan-iklannya. TAM tidak menghijaukan iklan-iklannya karena produk mobil yang diproduksi dan dipasarkan oleh TAM belum sepenuhnya ramah lingkungan.

Correlation between Corporate Environment Policy and Green Advertising: A Comparative Study on General Motors Indonesia and Toyota Astra MotorAnalysis on corporate environment policy covers the plan and its implementation, The aspects of planning are environmental policy, environmental aspect, and objectives. While implementation consists of organizational structure and communication.
The analysis on print ads is using MECCAS Model (Means-End Chain Conceptualization of Advertising Strategy). Before being analyzed, ads had been selected to match the category of Green Advertising. The three aspects taken to considerations are environment-related theme, effort to socialize environment-related lifestyle, and environment-related logos.
Ads of GM Indonesia can be categorized as green advertising because they have one or more environment-related themes, environment-related lifestyle, and environment-related symbollidentity. Ads of Toyota Astra Motor cannot be categorized as green advertising because it doesn't match any above criteria.
The environmental policy of GM Indonesia is expressed in their print ads, because by producing green ads, GM Indonesia wants to get the positive image of an environment-friendly company and the producer of environment-friendly cars.
The environmental policy of Toyota Astra Motor is not expressed in their print ads. Toyota Astra Motor does not produce green ads because the cars they produce are not totally environment-friendly."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T 9057
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lie Mikhail Efferin
"ABSTRAK
Makalah ini memperluas efek dari Iklan Komparatif terhadap Merek Mobil Mewah. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa iklan komparatif untuk merek baru menghasilkan niat beli yang lebih baik daripada iklan non-komparatif ketika keterlibatan tinggi diaktifkan dan sumber kredibilitas yang lebih tinggi ditanamkan dalam iklan. Penelitian ini memberikan kesimpulan konklusif di mana iklan komparatif menambah efek persuasif dari iklan untuk mobil mewah. Setelah studi literatur dilakukan, kuesioner dibagikan kepada 200 responden yang akrab dengan Merek Mobil Mewah, data dianalisis dengan menggunakan Metode Multiple Regression dan ANOVA menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Attack Advertising dan Direct Comparative Advertising memberikan dampak positif terhadap Attitude towards the Ad dan Attitude towards the Brand dari yang mensponsori iklan tersebut yang kemudian berdampak positif terhadap Citra Merek namun tidak demikian terhadap Indirect Comparative Advertising. Yang menarik, penelitian ini juga menemukan pengaruh terbalik terhadap Merek pesaing. Penelitian di atas terbatas pada persepsi merek mobil mewah yang merupakan pembelanjaan terbesar nomor 3 untuk produk mewah. Peneliti menyarankan untuk juga mempelajari efek pada produk lain seperti produk retail, perhotelan, dan pariwisata mewah.

ABSTRACT
This paper extends the effect of Comparative Advertising towards Luxury Cars Brands. Previous studies have indicated that comparative advertising for a new brand resulted in a better chance of purchase intentions than non comparative advertising when intense involvement is activated and a source of higher credibility are insterted in the advertisement. This research attempts to provide readers with conclusive results where comparative advertising augments the persuasive effect of the advertising for luxury cars. Once a extensive literature study has been done, questionaires were distributed to 200 respondents who are familiar with Luxury Car Brand, data were than analyzed using Multiple Regression Method and ANOVA using SPSS. Result of the study indicates that Attack Advertising and Direct Comparative Advertising has a positive impact towards Attitude towards the Ad and Brand Attitude of the Sponsoring Brand which is then carried towards a positive result in the Brand Image but not so in Indirect Comparative Advertising. Interestingly enough, the study also found a reversed affect towards the competitor rsquo s Brand. The above research are limited into the perception of luxury car brand which sits on number 3 of most spending on luxury products. It is recommended to also study the effect on other products such as Personal Goods and Luxury Hospitality. "
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50427
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Latifah
"Tesis ini membahas hubungan efektivitas iklan dengan ekuitas merek, studi kasus pada iklan televisi produk Axe. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain eksplanatif, responden mahasiswa komunikasi Universitas Indonesia berjenis kelamin pria yang berusia 17-30 tahun, berjumlah 131 orang. Metode analisa data dilakukan dengan analisa statistik deskriptif dan analisa Structural Equation Modelling (SEM) untuk membuktikan hipotesa dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan dimensi iklan yang paling dominan dalam menjelaskan efektivitas iklan adalah dimensi persuasi, dimensi ekuitas merek yang paling dominan dalam membentuk ekuitas merek adalah dimensi persepsi kualitas dan ada hubungan yang signifikan yang positif antara efektivitas iklan dengan ekuitas merek.

This thesis disscusses about relationship between advertising effectiveness and brand equity. This research use quantitative explanatory design, respondent are communication college student of University Indonesia with man gender, 17-30 years, total respondent 131 person. Data analysis method are descriptive statistical analysis and Structural Equation Modelling (SEM) to prove hypothesizing in this research. Result from research are: persuation is dominant dimension that forms advertising effectiveness, perceived quality is dominant dimension that forms brand equity and there is relationship which significant positive between advertising effectiveness and brand equity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T33738
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lintang Gayatri Nur Maharani
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat social media engagement dan faktor-faktor penyebab tingkat social media engagement yang berbeda pada konten cross-posting Indomie Ramen Series yang diunggah di Tiktok, Instagram, dan Facebook. Faktor-faktor perbedaan social media engagement dianalisis berdasarkan jenis konten, jenis media konten, waktu posting, dan karakteristik platform. Metode penelitian yang digunakan yaitu studi kasus dengan desain penelitian studi kasus tunggal. Temuan penelitian memperlihatkan bahwa konten cross-posting pada Tiktok, Instagram, dan Facebook menghasilkan tingkat social media engagement yang berbeda-beda. Ditemukan terdapat perbedaan pada faktor interaktivitas, di mana admin Instagram aktif membalas komentar pengguna, sedangkan di Tiktok dan Facebook admin tidak terlihat menanggapi. Selain itu, ditemukan pula faktor karakteristik platform menjadi faktor signifikan dalam perbedaan social media engagement. Indomie perlu menciptakan konten yang relevan dengan karakteristik platform Instagram dan Facebook untuk memaksimalkan social media engagement.
The purpose of this study is to analyze social media engagement rates and the factors that influence various levels of social media engagement rates on cross-posted content from the Indomie Ramen Series uploaded on Tiktok, Instagram, and Facebook. The various levels of social media engagement are analyzed based on content type, interactivity, posting time, and platform characteristics. The research method is used is a case study with a single case study design. The findings reveal that crossposted content on Tiktok, Instagram, and Facebook achieves different levels of social media engagement. There are differences in interactivity, on Instagram admin actively responds to user comments, while on Tiktok and Facebook are not. Furthermore, platform characteristics factors are found to be significant in the differences in social media engagement. Indomie needs to create content that is relevant to the characteristics of Instagram and Facebook to maximize social media engagement."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Derucci Anggarda Putra
"ABSTRAK
Periklanan adalah salah satu teknik pemasaran produk oleh pelaku usaha. Salah satu metode pemasaran yang menarik adalah metode comparative advertising atau biasa disebut iklan perbandingan. Metode comparative advertising biasanya melakukan perbandingan dengan produk pelaku usaha pesaingnya. Praktek ini berpotensi untuk merusak persaingan usaha. Namun di dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat tidak terdapat ketentuan yang eksplisit mengatur mengenai periklanan khususnya comparative advertising karena praktek ini melibatkan hubungan antar pelaku usaha. Di dalam penelitian ini akan dijelaskan mengenai aspek hukum comparative advertising dan menyarankan agar dilakukan interpretasi terhadap ketentuan di dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1999 dan membentuk peraturan perundang-undangan mengenai periklanan.

ABSTRACT
Advertising is one og the product marketing techniques by businessmen. One of the interesting marketing method is a comparative advertising. Comparative advertising methods usually perform a comparison of the competitor's product. This practice has the potential to damage the business competition. But there is no explicit provisions in Act No. 5 of 1999 about Law Concerning Prohibition of Monopolistic Practices and Unfair Business Competition about comparative advertising because the practice involve the relations between businesses. In this thesis will be explained about the legal aspects of comparative advertising and suggested an interpretation of provision in the Act No. 5 of 1999 and establish a legislation on advertising."
2013
S46244
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrie Witsqa Arifin
"This research aims to examine and assess the advertising communication effectiveness towards physiological response using single channel electrocardiographic measurement that measure the most effective scene of the video and towards advertisement effectiveness that consists of some variables like attitude toward the advertisement and purchase intention. This study is experimental research with deep interview process for the electrocardiograph response which conducted in 35 respondents using single channel (lead I) portable electrocardiograph to know the most effective scene in 4 Indonesian instant noodle advertisement video. After knowing the most effective scene and conduct video editing process, only 1 advertisement video that considered as the most appropriate by expert judgement will be used as the stimulus for the next process. Questionnaire interview process also conducted for 2 stimuluses (original and edited advertisement video) to measure some variables for each group consists of 125 respondents to found the results difference for both videos. The respondents result then analyzed using structural equation modeling (SEM). The result of this research shows that majority of the hypotheses in both stimuluses about the significant influence for all variable is accepted. The most effective scene from electrocardiograph response is significantly influence the variables relation and also the mean scores.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menilai efektivitas komunikasi iklan terhadap respons fisiologis menggunakan pengukuran elektrokardiogram saluran tunggal yang mengukur adegan video paling efektif serta terhadap beberapa variabel efektivitas iklan yang terdiri dari sikap terhadap iklan dan keinginan membeli. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan proses wawancara mendalam untuk respon elektrokardiograf yang dilakukan pada 35 responden menggunakan elektrokardiogram portabel saluran tunggal (lead I) untuk mengetahui adegan paling efektif dalam 4 video iklan mie instan di Indonesia. Setelah mengetahui adegan yang paling efektif dan melakukan proses pengeditan video, hanya 1 video iklan yang dianggap paling layak berdasarkan penilaian ahli yang akan digunakan sebagai stimulus untuk proses selanjutnya. Proses wawancara kuesioner juga dilakukan untuk 2 stimulus (video iklan asli dan video iklan yang telah diedit) untuk mengukur beberapa variabel untuk setiap kelompok yang terdiri dari 125 responden untuk membandingkan hasil dari kedua video. Hasil responden kemudian dianalisis dengan menggunakan pemodelan persamaan struktural (SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas hipotesis di kedua stimulus tentang pengaruh signifikan untuk semua variabel diterima. Adegan paling efektif dari respons elektrokardiograf secara signifikan mempengaruhi hubungan variabel dan juga skor rata-rata."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53888
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hablina Arifianti
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan headline pada iklan metafora gambar dengan membandingkan antara produk high involvement thinking rasional dan produk high involvement feeling emosional kepada elaborasi kognitif elaborasi afektif persuasi iklan sikap terhadap iklan dan sikap terhadap merek. Untuk dapat meneliti pengaruh penambahan headline pada iklan metafora gambar dan perbandingan pengaruhnya pada produk high involvement thinking dan produk high involvement feeling tersebut maka dalam penelitian ini digunakan desain faktorial 3 Iklan Metafora Gambar No Headline Moderate Headline Complete Headline x 2 Produk High Involvement Thinking Feeling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada produk high involvement thinking iklan metafora gambar tanpa penambahan headline lebih menghasilkan elaborasi kognitif dan lebih disukai dibandingkan dengan iklan metafora visual dengan moderate headline maupun complete headline.

Research is aimed to study the influence of adding headline on visual metaphor advertising and compare the effect between high involvement product thinking and high involvement product feeling over the cognitive elaboration affective elaboration advertising persuasiveness attitude toward the ad and attitude toward the brand. To be able to examine the influence of adding headline on visual metaphor advertising in this study used a factorial experiental design 3 Visual metaphor advertising No Headline Moderate Headline Complete Headline x 2 High Involvement Product Thinking High Involvement Product Feeling. The result of this research show that visual metaphor advertising without headline no headline add is elicited more cognitive elaboration and have positive attitude toward the advertising.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42261
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>