Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141063 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bimo Deviantoputra
"Tulisan ini menganalisis bagaimana user-generated content (UGC) dapat menjadi pendukung strategi pemasaran media sosial dalam promosi karya serial WandaVision. Konsep yang dianalisis adalah pengaplikasian dari empat dimensi pemasaran media sosial serta enam tujuan strategi pemasaran media sosial. Selain itu menganalisa bagaimana UGC memberikan informasi dan merangsang aktivitas word-of-mouth kepada khalayak serta perilaku terhadap ekuitas brand. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur dengan mengumpulkan data dari perpustakaan umum serta melalui akun YouTube New Rockstar. Hasil analisis menunjukkan seluruh elemen UGC merangsang interaksi para penonton serial WandaVision, mendukung tujuan dan dimensi pemasaran media sosial, menstimulasi penjualan serta meningkatkan ekuitas brand. Adapun saran untuk penelitian selanjutnya yaitu dapat menggunakan dimensi pemasaran media sosial lain terkait pemantauan dan analisis percakapan di media sosial, kajian dampak media dan studi dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Selain itu diharapkan penelitian selanjutnya untuk melakukan perbandingan antara user-generated content serta sponsored content.
This paper analyzes how user-generated content (UGC) can support social media marketing strategies in promoting WandaVision series works. The concept that aims to be analyzed is the application of the four dimensions of social media marketing and the six social media marketing strategies. In addition, it analyzes how UGC provides information and develops word of mouth activities to the public as well as behavior towards brand equity. This study uses a literature study method by collecting data from the public library and through the New Rockstar YouTube account. The results of the analysis show that all elements of UGC promote the interaction of viewers of the WandaVision series, support the goals and dimensions of social media marketing, stimulate sales and increase brand equity. The suggestions for further research are to use other dimensions of social media marketing related to monitoring and analyzing conversations on social media, media impact studies and studies with quantitative and qualitative approaches. In addition, further research is expected to make comparisons between user-generated content and sponsored content.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Deviantoputra
"Tulisan ini menganalisis bagaimana user-generated content (UGC) dapat menjadi pendukung strategi pemasaran media sosial dalam promosi karya serial WandaVision. Konsep yang dianalisis adalah pengaplikasian dari empat dimensi pemasaran media sosial serta enam tujuan strategi pemasaran media sosial. Selain itu menganalisa bagaimana UGC memberikan informasi dan merangsang aktivitas word-of-mouth kepada khalayak serta perilaku terhadap ekuitas brand. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur dengan mengumpulkan data dari perpustakaan umum serta melalui akun YouTube New Rockstar. Hasil analisis menunjukkan seluruh elemen UGC merangsang interaksi para penonton serial WandaVision, mendukung tujuan dan dimensi pemasaran media sosial, menstimulasi penjualan serta meningkatkan ekuitas brand. Adapun saran untuk penelitian selanjutnya yaitu dapat menggunakan dimensi pemasaran media sosial lain terkait pemantauan dan analisis percakapan di media sosial, kajian dampak media dan studi dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Selain itu diharapkan penelitian selanjutnya untuk melakukan perbandingan antara user-generated content serta sponsored content.

This paper analyzes how user-generated content (UGC) can support social media marketing strategies in promoting WandaVision series works. The concept that aims to be analyzed is the application of the four dimensions of social media marketing and the six social media marketing strategies. In addition, it analyzes how UGC provides information and develops word of mouth activities to the public as well as behavior towards brand equity. This study uses a literature study method by collecting data from the public library and through the New Rockstar YouTube account. The results of the analysis show that all elements of UGC promote the interaction of viewers of the WandaVision series, support the goals and dimensions of social media marketing, stimulate sales and increase brand equity. The suggestions for further research are to use other dimensions of social media marketing related to monitoring and analyzing conversations on social media, media impact studies and studies with quantitative and qualitative approaches. In addition, further research is expected to make comparisons between user-generated content and sponsored content."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nibras Iftinan Lianza Bakri
"Di era media baru ini, digitalisasi telah mengubah proses produksi, distribusi, dan promosi musik. Media sosial telah menjadi alat yang berharga bagi artis untuk bisa mempromosikan konten mereka dan berinteraksi dengan penggemarnya. Hal ini juga memberikan kesempatan kepada penggemar untuk membuat konten mereka sendiri tentang musik yang mereka dengarkan dan berinteraksi dengan penggemar lain melalui User Generated Content (UGC). UGC merupakan sebuah bentuk konten buatan pengguna media sosial yang dapat digunakan oleh artis untuk mempromosikan karyanya. Laufey, seorang musisi independen, memanfaatkan media sosial dan UGC sebagai strategi untuk mempromosikan albumnya. Dalam rilisan album-album terakhirnya, Everything I Know About Love and Bewitched, Laufey memanfaatkan media sosialnya, khususnya TikTok, untuk berinteraksi dengan penggemar dan mengapresiasi UGC mereka. Untuk perilisan album keduanya, Laufey melakukan implementasi brand co-creation dengan meminta para penggemarnya untuk membuat UGC hasil karya mereka berdasarkan tantangan yang ia berikan. Penerapan brand co-creation dalam bentuk UGC ini berkontribusi pada peningkatan angka streams Laufey di Spotify dan berdampak positif pada pemasaran musiknya serta interaksinya dengan penggemar.

In this era of new media, digitalization has transformed the production, distribution, and promotion of music. Social media has become a valuable tool for artists to promote their content and interact with their fans. It also gives fans the opportunity to create their own content about the music they listen to and interact with other fans through User Generated Content (UGC). UGC is a popular form of content made by social media users that can be used by artists to promote their songs. Laufey, an independent musician, has been utilizing social media and UGC as a strategy to promote her albums. In her recent album releases, Everything I Know About Love and Bewitched, Laufey utilized her social media, especially TikTok, to interact with fans and appreciate their UGCs. For her second album release, Laufey did an implementation of brand co-creation by asking her fans to create their own UGC by giving them a challenge. This brand co-creation implementation contributed to the increase in Laufey's Spotify streams and positively impacted her music marketing and engagement with fans.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Alifia Zulfanya Setiawan
"ABSTRAK
Beberapa tahun belakangan, industri perfilman Indonesia sudah semakin berkembang, baik dalam segi kualitas maupun kuantitas. Mengetahui bahwa sebuah perencanaan pemasaran dan distribusi sama pentingnya dengan
tahap produksi, munculnya Web 2.0 menambah unsur baru terhadap sebuah promosi film. User generated content
(UGC) dapat digunakan sebagai strategi untuk mempromosikan sebuah film. Masyarakat dapat menjadi medium untuk mempromosikan film itu sendiri dengan konten-konten yang mereka ciptakan melalui sosial media. Para
pegiat sineas Indonesia yang mengupayakan strategi UGC adalah Bumilangit dan tim yang terlibat dalam melakukan promosi film terbarunya Gundala yang tayang serentak pada bulan Agustus 2019. BumiLangit
menggunakan strategi untuk mempromosikan film Gundala dengan memanfaatkan UGC untuk menciptakan budaya partisipatif. Budaya tersebut merupakan hal yang masih tergolong asing dilakukan dalam promosi
perfilman Indonesia. penelitian ini akan membahas bagaimana UGC dapat menjadi salah satu strategi pemasaran
dalam sebuah promosi film melalui sosial media. Melakukan pendekatan kualitatif deskriptif dengan menggunakan metode desk research. penelitian ini akan membahas bagaimana UGC dapat menjadi salah satu
strategi pemasaran dalam sebuah promosi film Gundala melalui media sosial

ABSTRACT
Over the years, the Indonesian film industry has grown, both in terms of quality and quantity. Knowing that
marketing and distribution planning is as important as film production, questioning Web 2.0 adds nothing new to
a promotional film. User-generated content (UGC) can be used as a strategy for the distribution of a film. The
public can become a media to promote the film itself with the content they make through social media. Indonesian
filmmakers who are pursuing the UGC strategy are Bumilangit and the team involved in promoting the film
"Gundala" which aired simultaneously in August 2019. BumiLangit uses strategies to promote the Gundala film
by utilizing the UGC to create a participatory culture. This culture is something that is still considered foreign in
the promotion of Indonesian cinema. This research will discuss how UGC can become one of the marketing
strategies in a promotional film through social media. Conducting descriptive qualitative research using desk
research methods. This research will discuss how UGC can become one of the marketing strategies in the Gundala
promotional film through social media"
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Ruth Putryani
"ABSTRAK
Fenomena situs jejaring sosial menciptakan User-Generated Content
(UGC), sebuah evolusi penggunaan aplikasi internet yang memungkinkan penggunanya
berkolaborasi, aktif dalam menciptakan konten, menghasilkan pengetahuan,
dan berbagi informasi secara online. Maraknya UGC membuat batasan
antara produser media dan khalayak menjadi samar. UGC dinilai sebuah pembuktian
nyata kekuasaan pemirsa. Konsep Rutinitas Media digunakan untuk menjelaskan
adanya pergeseran atau perubahan dalam ruang redaksi televisi melalui
pengadopsian penggunaan UGC. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah studi kasus instrumental terhadap rutinitas media di era UGC.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa UGC mampu mengubah nilai-nilai
jurnalistik yang selama ini dipegang teguh oleh para jurnalis dan pelaku rutinitas
media. Di samping itu, UGC kini menjadi andalan bagi para produser dalam
mengedepankan kecepatan tayangan berita, sehingga berita yang tampil di layar
kaca tidak seluruhnya valid dan terverifikasi.

ABSTRACT
The phenomenon of social networking sites create User-Generated Content
(UGC), an evolution of the use of internet application that allows users to collaborate,
active in creating the content, generate knowledge, and share information online. The
rise of UGC makes the boundaries between media producers and audiences become
vague. UGC assessed as a real evidence of the viewers?power. Media Routines
concept is used to describe a shift or change in the television newsroom through the
adoption of the use of UGC. The method used in this research is a case study
instrumental to the media routines in UGC era.
The research resulted that UGC is able to change the values of journalism that
had been firmly held by journalists and actors of media routines. In addition, the
UGC has become a mainstay for the producers in prioritizing the speed of the news
program, so the news that appeared on the screen is not entirely valid and verified."
2016
T46793
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naura Cintantya Khairunnisa
"Industri K-Pop mengalami digitalisasi dalam berbagai aspek. Kini, artis K-Pop banyak menggunakan media sosial untuk memasarkan karya mereka sekaligus membangun interaksi dengan penggemar. Keterlibatan aktif mereka di media sosial membantu membentuk hubungan parasosial di antara idola dan penggemar. Loyalitas yang timbul dari hubungan parasosial ini mendorong para penggemar untuk melakukan berbagai hal demi mendukung dan mempromosikan idola mereka, seperti membuat User-Generated Content (UGC). ATEEZ merupakan salah satu artis K-Pop yang aktif memanfaatkan media sosial dan UGC untuk memasarkan karya dan membangun hubungan parasosial dengan penggemar mereka, ATINY. Makalah ini membahas mengenai pemanfaatan UGC dalam strategi pemasaran lagu “WORK” oleh ATEEZ di TikTok dan perannya dalam membentuk hubungan parasosial di antara ATEEZ dan ATINY. Dengan menggunakan metode textual analysis, makalah ini mengobservasi berbagai video promosi dari ATEEZ dan UGC buatan ATINY terkait lagu “WORK”. Makalah ini menemukan bahwa ATEEZ berhasil membangun hubungan parasosial yang kuat dengan ATINY melalui penggunaan UGC dalam strategi pemasaran lagu “WORK”.

The K-Pop industry has undergone digitalization in various aspects. Now, many K-Pop artists use social media to promote their works as well as build interaction with their fans. Their active involvement in social media helps build parasocial relationships between idols and fans. Loyalty that arises from parasocial relationships encourages fans to do various things to support and promote their idols, such as creating User-Generated Content (UGC). ATEEZ is one of the K-Pop artists that actively utilizes social media and UGC to market their songs and form parasocial relationships with their fans, ATINY. This paper discussed the use of UGC in the marketing strategy for the song “WORK” by ATEEZ on TikTok and its role in forming a parasocial relationship between ATEEZ and ATINY. Using qualitative textual observation methods, this paper observed promotional videos from ATEEZ and UGC videos made by ATINY for the song “WORK”. This paper found that ATEEZ succeeded in forming a strong parasocial relationship with ATINY through the use of UGC in the marketing strategy for the song “WORK”."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Joanne Mahardhika
"Dewasa ini, User Generated Content (UGC) merupakan salah satu media utama bagi konsumen untuk membangun keterikatan dengan merek (customer brand engagement) dengan mengaitkan nilai fungsional dan nilai emosional yang dirasakan pengguna UGC. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti content quality, design quality, dan technology quality UGC yang dapat mempengaruhi keterikatan konsumen dengan merek (customer brand engagement), melalui nilai fungsional dan emosional sebagai mediator pada hubungan tersebut. Penelitian ini menggunakan model yang terdapat pada teori Stimulus-Organisme-Respons (S-O-R). Responden pada penelitian ini merupakan generasi Z dan milenial berusia 18-41 tahun, memiliki akun media sosial Youtube, Instagram, dan/atau Tiktok, serta pernah melihat UGC selama satu bulan terakhir. Kuesioner disebarkan secara online. Data sebanyak 286 responden yang terdapat pada penelitian utama diolah dengan menggunakan metode Partial Least Square-Structural Equation Model (PLS-SEM). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum, nilai fungsional dan emosional memiliki peran sebagai mediator dalam hubungan antara kualitas UGC dan keterikatan konsumen dengan merek (customer brand engagement). Secara lebih lanjut, ditemukan bahwa content quality mampu memberikan pengaruh positif terhadap keterikatan konsumen dengan merek (customer brand engagement) dengan bantuan nilai fungsional dan nilai emosional sebagai mediator. Kemudian, technology quality dapat memberikan pengaruh positif terhadap keterikatan konsumen dengan merek (customer brand engagement) dengan bantuan nilai emosional dan design quality dapat memberikan pengaruh positif terhadap keterikatan konsumen dengan merek (customer brand engagement) dengan bantuan nilai emosional.

Nowadays, User Generated Content (UGC) is one of the main media for consumers to build brand engagement by linking the functional value and emotional value felt by UGC users. The purpose of this study is to examine the content quality, design quality, and technology quality of UGC that can affect consumer brand engagement, through functional and emotional values as mediators in the relationship. This study uses the model contained in the Stimulus-Organism-Response (S-O-R) theory. Respondents in this study were Generation Z and millennials aged 18-41 years, had social media accounts on Youtube, Instagram, and/or Tiktok, and had seen UGC for the past month. Questionnaires were distributed online. The data of 286 respondents in the main study was processed using the Partial Least Square-Structural Equation Model (PLS-SEM) method. The results of this study indicate that in general, functional and emotional values have a role as a mediator in the relationship between UGC quality and consumer brand engagement. Furthermore, it was found that content quality was able to have a positive influence on consumer brand engagement with the help of functional values and emotional values as mediators. Then, technology quality can have a positive influence on consumer brand engagement with the help of emotional values and design quality can have a positive influence on consumer brand engagement with the help of emotional values."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isma Dwi Fiani
"ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena komersialisasi medium beauty vlog di situs Youtube. Beauty vlog semula merupakan medium konsumen untuk saling berbagi informasi tentang dunia kecantikan, namun pada prakteknya saat ini mulai bergeser menjadi alat pemasaran industri kosmetik. Sebagaimana media yang memiliki tujuan pemasaran pada umumnya, beauty vlog komersial dibuat untuk menciptakan imaji kebutuhan konsumsi melalui sistem tanda. Penelitian ini menggunakan paradigma kritikal konstruktivis dengan teori utamanya adalah Masyarakat Konsumsi dari Jean Baudrillard. Pisau analisis yang digunakan adalah Sosial Semiotic Multimodal SSM . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa vlogger memanfaatkan tanda-tanda yang membangun makna objektif, amatir, dan personal dan intim . Hal tersebut dilakukan untuk menutupi sifat komersial medium tersebut.

ABSTRACT
This research was based on the phenomenon of beauty vlog commercialization on YouTube site. Beauty vlog was initially used as a medium for consumers to share information about beauty, but is now shifting to a marketing tool for the cosmetics industry. Just like all other marketing oriented media, commercial beauty vlogs are created to generate consumption needs through the use of signal system. According to Cosnumer Society Theory by Jean Baudrilard, this study used critical constructivist paradigm. Using the Sosial Semiotic Multimodal SSM method, this research shows that vloggers are making use of the commercial logics of lsquo objective rsquo , lsquo amateur rsquo and lsquo personal and intimate rsquo . Vloggers create those image to hide the commercial aspect of their content. "
2017
T48089
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadina Kania Trisna Putri
"Media sosial menjadi platform utama dalam pemasaran film era digital, memungkinkan interaksi langsung antara pembuat film dan audiens. Penelitian ini menganalisis peran User-Generated Content (UGC) dan Electronic Word of Mouth (eWOM) dalam meningkatkan engagement audiens melalui studi kasus film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film. Dengan pendekatan studi literatur dan analisis konten media sosial, penelitian ini menemukan bahwa UGC menciptakan buzz autentik melalui konten seperti meme, ulasan, dan video reaksi, yang mendorong eWOM secara signifikan. Kepercayaan terhadap sutradara, rumah produksi, dan elemen kreatif menjadi dasar munculnya brand evangelism, di mana audiens secara sukarela mempromosikan film. Strategi ini menunjukkan bagaimana media sosial dapat membangun keterlibatan mendalam, menjadikan film ini contoh sukses pemasaran digital.

Social media has become a key platform for film marketing in the digital era, enabling direct interaction between filmmakers and audiences. This study analyzes the role of User-Generated Content (UGC) and Electronic Word of Mouth (eWOM) in enhancing audience engagement through the case of the film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film. Using a literature review and social media content analysis, the study finds that UGC generates authentic buzz through content like memes, reviews, and reaction videos, significantly driving eWOM. Trust in the director, production house, and creative elements serves as the foundation for brand evangelism, where audiences voluntarily promote the film. This strategy highlights how social media fosters deep engagement, making this film a successful example of digital marketing."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Mutia Muwardati
"Persaingan platform UGC di Indonesia membuat perusahaan mempertahankan bisnis mereka dengan meningkatkan dan mempertahankan loyalitas blogger. Loyalitas merek yang kuat diyakini mampu membuat konsumen membeli kembali dan menolak beralih ke merek lain. Loyalitas blogger seharusnya dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek, dan keunikan merek.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki secara empiris faktor-faktor yang memengaruhi loyalitas merek blogger dengan memeriksa persepsi dan loyalitas blogger terhadap platform blog Kompasiana.com.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian menggunakan survei kuesioner online menargetkan 200 blogger yang menulis di Kompasiana.com dan dianalisis menggunakan analisis deskriptif, korelasi dan regresi berganda yang akan mengenali korelasi antara faktor-faktornya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesadaran merek, persepsi kualitas, dan keunikan merek memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap loyalitas merek, sementara itu, asosiasi merek tidak memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap loyalitas merek kepada Kompasiana.com.
Hasilnya juga dapat direkomendasikan kepada perusahaan untuk merumuskan strategi untuk meningkatkan ekuitas merek mereka agar dapat bersaing untuk keberlanjutan bisnis, terutama pasar blogger di Indonesia.

The competition of the UGC platform in Indonesia makes companies maintain their business by increasing and retaining blogger loyalists. Strong brand loyalty is believed to be able to make consumers repurchase and resist switching to another brand. The bloggers` loyalty is supposed to be effected by many factors, such as brand awareness, perceived quality, and brand associations.
The purpose of this paper is to empirically investigate the factors affecting the blogger`s brand loyalty by examining bloggers perceptions and loyalty toward blog platform Kompasiana.com.
This paper proposes a research method using an online questionnaire survey targeting 200 bloggers who write in Kompasiana.com and analyzed using descriptive, correlation and multiple regression analysis that will recognize the correlation between its factors.
The results of this study show that brand awareness, perceived quality, and brand uniqueness has a significant positive effect on brand loyalty, meanwhile, brand associations doesn`t have a significant positive effect on brand loyalty to Kompasiana.com.
The results can also be recommended to companies to formulate strategies to increase their brand equity in order to compete for business sustainability, especially the blogger market in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T53210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>