Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144809 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Firmansyah Chatab
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 1999
T59115
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1993
615.1 PEN (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Alan Roland Tumbelaka
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 1984
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Elfrida
"Nyeri pemasangan infus merupakan nyeri yang paling sering dialami oleh anak saat hospitalisasi. Sayangnya, intervensi berbasis bukti untuk mengelola nyeri akibat prosedur ini kurang dimanfaatkan di ruang Unit Gawat Darurat (UGD). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efektivitas Buzzy terhadap nyeri saat pemasangan infus pada anak usia sekolah di UGD. Penelitian ini menggunakan desain analitik kuantitatif quasi experimen dengan pendekatan posttest only control grup. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling dan diteliti pada 48 responden. Penelitian ini dilakukan pada anak usia sekolah 6-12 tahun yang diberikan tindakan pemasangan infus dengan kategori triase 2. Instrumen pada penelitian ini menggunakan VAS untuk menilai nyeri pada responden. Uji statistik yang digunakan adalah uji T-independen tidak berpasangan. Hasil yang didapatkan adalah terdapat perbedaan bermakna secara statistik rerata skala nyeri antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi (nilai p=0,017). Kesimpulan: Penggunaan Buzzy efektif menurunkan nyeri pada anak usia sekolah saat dipasang infus di UGD. Dari hasil penelitian ini, penggunaan Buzzy direkomendasikan sebagai distraksi yang rutin digunakan kepada anak usia sekolah saat dipasang infus terutama di UGD.

Intravenous catheter insertion pain is the most common pain experienced by children during hospitalization. Unfortunately, evidence-based interventions to manage pain from these procedures are underutilized in the Emergency Room (ER). The purpose of this study was to identify the effectiveness of Buzzy to reduce pain during intravenous catheter insertion to school-age children in the ER. This study used a quasi-experimental quantitative analytical design with a posttest only control group approach. Sample selection was carried out by consecutive sampling and examined on 48 respondents. This study was conducted on school-age children 6-12 years who were given the action of intravenous catheter insertion with triage category 2. The instrument in this study used VAS to assess pain in respondents. The statistical test used is an unpaired T-independent test. The result was that there was a statistically significant difference in the mean pain scale between the control group and the intervention group (p value = 0.017). Conclusion: Buzzy was effective in reducing pain in school-age children while intravenous catheter insertion in the ER. From the results of this study, the use of Buzzy is recommended as a distraction that is routinely used for school-age children when installed infusions, especially in the ER."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Ultrasonografi (USG) adalah modalitas pemeriksaan radiologi yang menggunakan gelombang ultrasound, yaitu gelombang suara di atas ambang batas manusia (>20.000 Hz). Frekuensi gelombang yang digunakan pada USG transabdominal atau jantung adalah 2-5 MHz. Pada pemeriksaan kulit frekuensi dapat mencapai 100 MHz....
"
CHEST 2:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mohammad Rosman Roesli
"ABSTRAK
Unit Gawat Darurat (UGD) adalah bagian dan rawat jalan yang merupakan juga bagian layanan terdepan rumah sakit karena kegiatannya berlangsung selama 24 jam, sehingga merupakan unit yang paling banyak dikunjungi pasien. Kunjungan ke UGD pada setiap rumah sakit cenderung terus meningkat. Pada rumah sakit Bhakti Yudha Depok, pasien pengunjung UGD pada tahun 1995 mencapai 40--60 pasien perhari. Akibatnya, pada waktu-waktu tertentu ada pasien yang tidak tertampung di bagian itu atau pasien yang terlambat mendapatkan pengobatan. Keadaan itu terjadi karena pasien UGD heterogen dan banyaknya kasus non-emergensi yang datang dibandingkan dengan kasus emergensi.
Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi mengenai distribusi kunjungan pasien dan ciri-ciri pasien dalam hubungannya dengan waktu kedatangannya di UGD.
Ciri-ciri pasien yang diteliti meliputi variabel pasien emergensi dan non-emergensi, termasuk umur, jenis kelamin, pendidikan, status pekerjaan, jenis pekerjaan, sumber biaya, asal rujukan, tempat tinggal, lama perjalanan, dan penyebab sakit.
Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dilakukan secara cross sectional dengan metode studi deskriptif Dari hasil penelitian didapatkan pola kunjungan pasien UGD, yaitu pengunjung mulai meningkat antara pukul 07.00--09.00 dan mencapai puncaknya pada sore hari pukul 17.00. Fluktuasi pola kunjungan disebabkan oleh adanya pasien non-emergensi, yang dipengaruhi oleh penyebab sakit (traumalnontraum) dan umur.
Terjadinya kelebihan pengunjung (overload) pada kunjungan pasien karena terlalu dimanfaatkannya (over utilized) pada pergantian (shift) sore hari. Saran yang diajukan, terutama ialah agar mengatasi kelebihan pengunjung. Jumlah tenaga kesehatan pergantian sore menjadi lima orang perawat, membuka poliklinik umum pada pergantian sore, pasien tidak gawat tidak darurat agar dikembalikan ke poliklinik bedah, serta diadakan pendidikan atau pelatihan penanggulangan penderita gavial bagi perawat yang belum mendapatkannya.
Daftar bacaan ;43 (1963 -- 1996)
ix + 89 halaman: 43 Label, 10 gambar, 1 lampiran

ASBTRACT
The Connection Between Patients Characteristics and Time of Arrival at Emergency Ward Bhakti Yudha Hospital DepokEmergency ward is an important component of outpatient unit which operate 24 hours a day. Consequently emergency ward is the most frequently visited by patient. Visitors to emergency ward tend to increase over time. At Bhakti Yudha Hospital the are 40 -- 60 visits every day, therefore emergency ward faces a heavy burden to provide good quality service, due to large number of patients.
This situation happened because the patients at emergency ward heterogen, including those many non emergency cases utilizing the unit. The objective of this research is to explore the relationship between patients characteristics and the time of arrival at the emergency ward The characteristics which were observed include age, sex, education, job, job characteristics, source of finance, address, referral, travel time, and cause of sickness. The result shows that the visits reach its peak in the morning time at 7 am to 9 am and at 5 pm. The fluctuation of visits is influenced by non emergency patients which depends on cause of sickness such as traumatic or non traumatic and by the age of the patient. Overload happened because over utilization in the evening shift It is recommended to add 5 nurse to the evening shift, open the general practice on evening shift, refer non emergency patients to surgery clinic and increase nurses skill to overcome emergency cases.
References : 43 (1963-1996)
ix + 89 pages : 43 tables, 10 pictures, 1 enclosure
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T9281
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Ruswan Dachlan
Jakarta: UI-Press, 2007
PGB 0206
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
cover
I Nyoman Hariyasa Sanjaya
"Penanganan kasus gawat janin dengan sistem code green bertujuan mempercepat response time evakuasi janin ke luar rahim. Sistem code green telah dilaksanakan sejak tahun 2007 di Instalasi Rawat Darurat RSUP Sanglah Denpasar. Namun demikian belum pernah dilakukan evaluasi untuk mengukur keberhasilan penerapan sistem tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan sistem code green dengan pendekatan kualitatif dan disain studi kasus. Pengumpulan data primer dan sekunder didapat melalui wawancara mendalam dan observasi partisipatif. Dasar teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Theory of Constraints yang memandang sistem sebagai kesatuan mata rantai. Evaluasi juga dilakukan dengan menganalisis enam variabel pada diagram Ishikawa (fishbone diagram) meliputi man, method, material, machine, management dan milieu.
Penelitian ini menemukan pemanjangan response time dalam sistem code green pada tahap penegakan diagnosis sampai menghubungi announcer sebagai the weakest link dari penerapan sistem. Variabel yang menyebabkan the weakest link dari sistem ini adalah sumber daya manusia yakni ketiadaan dokter penanggungjawab pelayanan (DPJP) di tempat kerja Ketiadaan DPJP (tidak on site) dalam penerapan sistem code green, terutama pada tahap pelayanan pertama yaitu penegakan diagnosis sampai menghubungi announcer berakibat fatal mengingat adanya keharusan bagi dokter residen kebidanan melaporkan dan meminta ijin terlebih dahulu kepada DPJP. Penelitian ini menyarankan agar pihak manajemen RSUP Sanglah Denpasar mengupayakan keberadaan DPJP di tempat tugas (on site), melakukan kajian standard opersional prosedur, dan melaksanakan monitoring penerapan sistem code green secara berkesinambungan.

Code green system in management of fetal distress cases have purposes to improve response time on unborn baby evacuation process. Code green system have been implemented since 2007 in Emergency Department of Denpasar Sanglah General Hospital. However, there was no any evaluation process which was performed to assess the successes of implementation of code green system. The aim of this study is to evaluate the implementation of code green system with qualitative approach and case study design. Primary and secondary data were collected by a numbers efforts (by a few methods) such as in-depth interview, and observation participative. The theory of constraints (TOC) which postulate system as a chain was used as a based theory in this study. This study analyzed six variables of Ishikawa's diagram (Fishbone diagram) such as man, method, material, machine, management, and milieu.
This study found delay response time in code green system at the step of process from diagnosis to contact the announcer as a weakest link on the implementation of code green system. The cause of this weakest link was human resources. Obstetrician who in charge was not present during implementation of the code green system especially in the first step which the services was started from diagnosis until announcer informed when obstetric and gynecology resident reported and request approval from obstetrician who in charge in that critical moment. This study give recommendation such as to present an obstetrician who in-charge in field of services, to conduct a regular standard operational procedure review, and to perform continuing monitors and evaluations of code green system was needed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31796
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>