Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 225756 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Charles Pramudana
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan media sosial dan faktor psikologi sosial terhadap perilaku dan gerakan boikot produk pro-Israel pada masyarakat Indonesia. Latar belakang penelitian ini adalah meningkatnya penggunaan media sosial sebagai alat untuk menyuarakan gerakan sosial, tetapi sedikit penelitian yang berfokus pada konteks boikot produk pro-Israel di Indonesia, terlebih yang membedakan aktivitas pembagian informasi dan penerimaan informasi di media sosial. Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana aktivitas di media sosial serta faktor psikologi sosial seperti norma pribadi, sikap terhadap boikot, tekanan sosial yang dirasakan mengenai boikot, kesadaran akan konsekuensi dari tidak melakukan boikot, dan persepsi kontrol yang dimiliki dari suatu perilaku dapat memengaruhi perilaku dan gerakan boikot. Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode PLS-SEM dan pendekatan kualitatif dengan metode content analysis. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan kuesioner daring kepada masyarakat Indonesia yang aktif menggunakan media sosial dan berpartisipasi dalam gerakan boikot yang diisi oleh 645 responden secara valid. Sementara itu, pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan wawancara terhadap 30 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas membagikan informasi di media sosial memiliki pengaruh langsung terhadap perilaku boikot, sementara aktivitas menerima informasi memerlukan mediasi dari faktor psikologi sosial untuk memengaruhi perilaku boikot. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa media sosial dan faktor psikologi sosial dapat memengaruhi gerakan boikot di Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan panduan praktis bagi perusahaan dalam menyusun konten media sosial yang bijak, pengembang aplikasi untuk mengembangkan fitur yang mendukung aksi kolektif, dan aktivis untuk menyusun strategi kampanye aksi kolektif yang lebih efektif.

This study aims to analyze the influence of social media usage and social psychological factors on the behavior and movement of boycotting pro-Israel products among Indonesian society. The background of this research is the increasing use of social media as a tool for voicing social movements, but there is limited research focusing on the context of boycotting pro-Israel products in Indonesia, especially distinguishing between information sharing and information receiving activities on social media. This study explores how activities on social media and social psychological factors such as personal norms, attitudes towards boycotts, subjective norms, awareness of the consequences, and perceived behavioral control can influence boycott behavior and movement. The methodology of this study employs a quantitative approach using PLS-SEM and a qualitative approach using content analysis. Quantitative data collection was conducted by distributing online questionnaires to Indonesians actively using social media and participating in the boycott movement, with 645 valid responses collected. Meanwhile, qualitative data collection was carried out through interviews with 30 respondents. The results show that information sharing activities on social media have a direct impact on boycott behavior, while information receiving activities require mediation from social psychological factors to influence boycott behavior. Additionally, this study indicates that social media and social psychological factors can influence boycott movements in Indonesia. This research is expected to provide practical guidance for companies in creating sensible social media content, application developers in creating features that support collective action, and activists in devising more effective collective action campaign strategies."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marvel Krent
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan media sosial dan faktor psikologi sosial terhadap perilaku dan gerakan boikot produk pro-Israel pada masyarakat Indonesia. Latar belakang penelitian ini adalah meningkatnya penggunaan media sosial sebagai alat untuk menyuarakan gerakan sosial, tetapi sedikit penelitian yang berfokus pada konteks boikot produk pro-Israel di Indonesia, terlebih yang membedakan aktivitas pembagian informasi dan penerimaan informasi di media sosial. Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana aktivitas di media sosial serta faktor psikologi sosial seperti norma pribadi, sikap terhadap boikot, tekanan sosial yang dirasakan mengenai boikot, kesadaran akan konsekuensi dari tidak melakukan boikot, dan persepsi kontrol yang dimiliki dari suatu perilaku dapat memengaruhi perilaku dan gerakan boikot. Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode PLS-SEM dan pendekatan kualitatif dengan metode content analysis. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan kuesioner daring kepada masyarakat Indonesia yang aktif menggunakan media sosial dan berpartisipasi dalam gerakan boikot yang diisi oleh 645 responden secara valid. Sementara itu, pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan wawancara terhadap 30 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas membagikan informasi di media sosial memiliki pengaruh langsung terhadap perilaku boikot, sementara aktivitas menerima informasi memerlukan mediasi dari faktor psikologi sosial untuk memengaruhi perilaku boikot. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa media sosial dan faktor psikologi sosial dapat memengaruhi gerakan boikot di Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan panduan praktis bagi perusahaan dalam menyusun konten media sosial yang bijak, pengembang aplikasi untuk mengembangkan fitur yang mendukung aksi kolektif, dan aktivis untuk menyusun strategi kampanye aksi kolektif yang lebih efektif.

This study aims to analyze the influence of social media usage and social psychological factors on the behavior and movement of boycotting pro-Israel products among Indonesian society. The background of this research is the increasing use of social media as a tool for voicing social movements, but there is limited research focusing on the context of boycotting pro-Israel products in Indonesia, especially distinguishing between information sharing and information receiving activities on social media. This study explores how activities on social media and social psychological factors such as personal norms, attitudes towards boycotts, subjective norms, awareness of the consequences, and perceived behavioral control can influence boycott behavior and movement. The methodology of this study employs a quantitative approach using PLS-SEM and a qualitative approach using content analysis. Quantitative data collection was conducted by distributing online questionnaires to Indonesians actively using social media and participating in the boycott movement, with 645 valid responses collected. Meanwhile, qualitative data collection was carried out through interviews with 30 respondents. The results show that information sharing activities on social media have a direct impact on boycott behavior, while information receiving activities require mediation from social psychological factors to influence boycott behavior. Additionally, this study indicates that social media and social psychological factors can influence boycott movements in Indonesia. This research is expected to provide practical guidance for companies in creating sensible social media content, application developers in creating features that support collective action, and activists in devising more effective collective action campaign strategies."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Alim
"Di tengah peperangan yang kembali berkecamuk antara Israel dan Palestina sejak 7 Oktober 2023, gerakan BDS terus menunjukan eksistensi dan pengaruhnya dalam memobilisasi masyarakat internasional. Ketertarikan publik Internasional terhadap gerakan BDS melalui media sosial mengalami peningkatan secara signifikan. Perang yang terjadi tidak hanya dalam hardpower, tetapi juga softpower melalui media sosial, termasuk Twitter. Perjuangan bangsa Palestina pun dilakukan secara non-violence melalui BDS Movement. BDS menjadi gerakan ekonomi politik internasional yang dinilai efektif menjadi ancaman Israel. Dari latar belakang tersebut, peneliti menganalisis jejaring informasi, aktor berpengaruh dan dampak pemberitaan media terhadap gerakan BDS Movement pada periode 1 Januari-30 Mei 2024 dengan kata kunci #BDSMovement dan #boycottIsrael pada platform Twitter. Penelitian kualitatif ini menggunakan Social Network Analysis Model dan teori Media-Policy Interaction dengan terlebih dahulu mengumpulkan data tweets (crawling data) menggunakan APIs X (Twitter). Lalu data yang terkumpul dianalisis secara tematik dan divisualisasikan menggunakan software NetworkX. Hasil penelitian menemukan terdapat 29.927 tweets dengan 22.056 aktor (nodes) dan 22.710 jaringan (edges). Bulan Mei 2024 Gerakan BDS di twitter meningkat signifikan karena adanya aktivitas boikot yang dilakukan di berbagai institusi perguruan tinggi di dunia. Analisis sentimen menunjukan bahwa terdapat 76,4% merupakan sentimen negatif, 12,6% sentimen positif dan 11% Sentimen netral. Pada penelitian tersebut juga mengungkap bahwa semua publikasi bersifat organik dan tidak terindikasi menggunakan Bot. peneliti mengungkap ada 20 akun twitter yang menjadi pusat penyebaran informasi BDS, satu di antaranya adalah BDS Movement. Peneliti tidak menemukan respons langsung dari Israel, tetapi respons terhadap BDS Movement datang dari Amerika Serikat dan Inggris yang merupakan sekutu dekat Israel. Kampus juga merespons gerakan BDS Movement dengan berbagai cara.

Amid the war that has been raging between Israel and Palestine since October 7, 2023, the BDS movement continues to show its existence and influence in mobilizing the international community. International public interest in the BDS movement through social media has increased significantly. The war is not only in hard power but also soft power through social media, including Twitter. The struggle of the Palestinian people was carried out in non-violence through the BDS Movement. BDS is an international political economy movement that is considered effective as a threat to Israel. From this background, researchers analyzed information networks, influential actors, and the impact of media coverage on the BDS Movement from January 1-May 30, 2024, with the keywords #BDSMovement and #boycottIsrael on the Twitter platform. This qualitative research uses the Social Network Analysis Model and Media-Policy Interaction theory by first collecting tweet data (crawling data) using APIs X (Twitter). Then the collected data was analyzed thematically and visualized using NetworkX software. The results found 29,927 tweets with 22,056 actors (nodes) and 22,710 networks (edges). In May 2024, the BDS movement on Twitter increased significantly due to boycott activities carried out at various higher education institutions in the world. Sentiment analysis showed 76.4% negative sentiments, 12.6% positive sentiments, and 11% neutral sentiments. The study also revealed that all publications were organic and there was no indication of using Bots. researchers revealed that 20 twitter accounts were the center of BDS information dissemination, one of which was the BDS Movement. Researchers did not find a direct response from Israel, but responses to the BDS Movement came from the United States and Britain, which are close allies of Israel. Universities have also responded to the BDS Movement in various ways."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Luthfya Pradifera
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan media sosial pada UMKM menggunakan TOE Framework. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan para pengusaha atau pelaku UMKM di Indonesia yang aktif menggunakan media sosial untuk bisnisnya. Terdapat sebanyak 310 responden terkumpul yang menggunakan metode non-probability dan purposive sampling. Kemudian diolah dan dianalisis menggunakan Partial Least Square - Structural Equation Method (PLS-SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan dampak media sosial pada UMKM dan membantu para UMKM memahami keuntungannya menggunakan media sosial. Technological context direpresentasikan oleh relative advantage, compatibility, cost-effectiveness, structural assurance, dan interactivity. Organizational context disini direpresentasikan oleh top management’s support dan entrepreneur orientation. Kemudian environmental context direpresentasikan oleh institutional pressure. Penelitian ini diharapkan dapat membantu organisasi memahami keuntungan dari penggunaan media sosial.

This study investigates the factors influencing social media usage towards micro and small enterprise using the TOE Framework. The TOE Framework respectfully stands for technological context, organizational context, and environmental context. The samples used in this study includes micro and small enterprise owners in Indonesia that actively uses social media for their business marketing purposes. This study uses Partial-Least- Squares-Structural-Equation-Modeling (PLS-SEM) for the path analysis of 310 responses from SME’s owners, executives, and managers using purposive sampling method. The technological context is represented by relative advantage, compatibility, cost-effectiveness, structural assurance, and interactivity. The organizational context is represented by top management’s support and entrepreneurial orientation. The environmental context is represented by institutional pressure. This study hopes to help organizations understand the benefits of social media usage and provides a justification for investments in social media by organizations."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Dwita Juliarta
"ABSTRAK
Penanganan keluhan merupakan salah satu hal yang penting dilakukan dalam bisnis jasa. Penanganan keluhan yang baik dapat meningkatkan kepuasan pelanggan yang diwakili oleh Perceived Justice terhadap penyedia layanan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan dan dampak penanganan keluhan melalui media sosial terhadap keberlangsungan penggunaan produk dan layanan telekomunikasi. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan melakukan penyebaran kuesioner kepada pelanggan XL yang pernah mengajukan keluhan melalui akun Twitter resmi @XLCare. Dari hasil penyebaran kuesioner, didapatkan responden sebanyak 238 orang responden dari 19 Oktober 2016 hingga tanggal 25 November 2016. Data kemudian dianalisis menggunakan metode Structural Equation Modelling dengan bantuan piranti lunak IBM SPSS AMOS 24 dan IBM SPSS Statistics 20. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Distributive Justice dan Prodeural Justice berpengaruh terhadap Customer Satisfaction. Kemudian ditemukan hubungan signifikan antara Customer Satisfaction, Trust, Product Quality, e-WOM dan Continuous Usage.

ABSTRACT
Complaint handling is an important thing in the business services. Handling complaints can increase customer satisfaction which represented by perceived justice with the service provider. This study aims to find the relationship and impact of the complaints handling through social media to continue to use telecommunication products and services. This study uses a quantitative approach by distributing questionnaires to subscribers who have submitting complaint through the official twitter account @XLCare. There were 238 responses obtained from October 19th, 2016 until November 25th, 2016. The data were analyzed using Structural Equation Modeling with IBM SPSS AMOS 24 and IBM SPSS Statistics 20. The results discovered that Distributive Justice and Procedural Justice have significant effect on Customer Satisfaction. Moreover, this study also pinpointed a significant relationship between Customer Satisfaction, Trust, Product Quality, e-WOM and Continuous Usage."
2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alverga Feliza Reyfica
"Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh media sosial terhadap fomsumerisme, yaitu sebuah konsep di mana konsumsi dilakukan tidak semata-mata untuk pemenuhan kebutuhan, melainkan akibat kekhawatiran akan tertinggal. Fomsumerisme berasal dari dua kata, yaitu FoMO (Fear of Missing Out) dan consumerism. Bauman (2005) menjelaskan bahwa masyarakat saat ini diatur oleh estetika. Masyarakat saat ini adalah masyarakat kartu kredit. Ketertinggalan suatu momen dapat dianggap sebagai pemborosan peluang. Studi-studi terdahulu menemukan bahwa terdapat pengaruh media sosial terhadap fenomena fomsumerisme, terutama untuk barang eksklusif. Peneliti setuju dengan pendapat tersebut, namun berdasarkan limitasi studi terdahulu, belum banyak studi yang membahas pengaruh media sosial terhadap fomsumerisme mahasiswa akan produk yang tidak eksklusif, seperti produk yang sedang populer. Peneliti berhipotesis bahwa makin tinggi tingkat penggunaan media sosial seorang mahasiswa, maka makin tinggi pula tingkat fomsumerismenya akan produk populer, dan sebaliknya. Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan studi terdahulu yang menjelaskan bahwa media sosial berpengaruh pada fenomena FoMO di mana fenomena ini juga merupakan alasan atas konsumsi suatu produk baru di masyarakat, terutama di kalangan generasi muda. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan kuesioner pada responden yang merupakan mahasiswa aktif FISIP UI yang dipilih dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat hubungan signifikan antara tingkat penggunaan media sosial dengan fomsumerisme mahasiswa pada produk populer. Pengaruh dimensi apresiasi pada variabel tingkat penggunaan media sosial terhadap fomsumerisme mahasiswa merupakan yang paling kuat di antara tiga dimensi tingkat penggunaan media sosial lainnya, yaitu dimensi atensi, durasi, dan frekuensi. Sementara itu, dimensi fomsumerisme yang paling dipengaruhi oleh tingkat penggunaan media sosial adalah dimensi Desire for Belonging.

This study aims to measure the influence of social media on fomsumerism, a concept where consumption is driven not solely by need fulfillment but by the fear of missing out. The term "fomsumerism" combines "FoMO" (Fear of Missing Out) and consumerism. Bauman (2005) posited that contemporary society is governed by aesthetics. Previous studies have established a link between social media and fomsumerism. While acknowledging these findings, it is noted that limited research has specifically addressed the impact of social media on student fomsumerism towards non-exclusive products, such as currently popular items. The hypothesis posits that higher usage of social media among students correlates with higher levels of fomsumerism towards popular products, and vice versa. Data for this research was collected through questionnaires administered to active students of the Faculty of Social and Political Sciences at the University of Indonesia (FISIP UI). The findings reveal a significant relationship between social media usage and student fomsumerism towards popular products. Among the dimensions assessed—appreciation, attention, duration, and frequency—the dimension of appreciation showed the strongest influence of social media usage on student fomsumerism."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Fuji Astuti
"Pada survey status gizi Indonesia (SSGI) 2022 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemkes RI), telah mengungkapkan bahwa persentase stunting di Indonesia mencapai 21,6%. Dalam upaya menurunkan angka prevalensi stunting tersebut pemerintah melakukan peningkatan komunikasi perubahan perilaku, salah satunya dengan kampanye nasional pencegahan stunting melalui media sosial. Rendahnya nilai engagement rate menunjukkan bahwa konten kampanye digital di media sosial belum cukup menarik atau relevan untuk memotivasi audiensi berinteraksi. Menurut halnya, engagement memiliki dampak langsung pada keberhasilan penyebaran pesan kampanye, terutama dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang stunting. Berdasarkan temuan tersebut maka penelitian ini berfokus pada pengaruh kampanye nasional pencegahan stunting khususnya kampanye digital berbasis media sosial terhadap perubahan perilaku masyarakat Indonesia. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kampanye digital nasional pencegahan stunting berbasis media sosial terhadap perubahan perilaku masyarakat Indonesia dan memberikan rekomendasi kepada pemerintah sesuai hasil dari penelitian. Penelitian ini dibangun menggunakan model Teori Perilaku Terencana (TPB), Teori Kegunaan dan Gratifikasi (UGT), dan Teori Pembelajaran Sosial (SCT) digabung dengan variabel sentimen publik dan dukungan, niat berperilaku, perilaku berbagi dan perubahan perilaku. Responden penelitian merupakan masyarakat Indonesia yang telah mendapatkan akses internet dan pengguna aktif media sosial, telah terpapar kampanye digital nasional pencegahan stunting berbasis media sosial dan merupakan orang tua yang memiliki anak di bawah usia 5 tahun, atau calon orang tua yang sedang merencanakan kehamilan. Penyebaran kuesioner dilakukan secara daring melalui media sosial. Data kuesioner valid diperoleh dari 697 responden yang berasal dari 32 provinsi di Indonesia dan diolah menggunakan metode Partial Least Square-Structural Equation Modelling (PLS-SEM). Hasil penelitian menyatakan bahwa faktor-faktor yang signifikan memengaruhi secara langsung kampanye digital nasional pencegahan stunting berbasis media sosial terhadap perubahan perilaku adalah niat berperilaku dan perilaku berbagi. Sementara itu, faktor- faktor yang memengaruhi secara tidak langsung adalah interaksi sosial, norma subjektif, sentimen publik dan dukungan, dan keyakinan diri. Berdasarkan dari faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan, disusun rekomendasi bagi pemerintah untuk optimalisasi kampanye digital pencegahan stunting yang lebih terintegrasi dengan pendekatan lokal dan layanan kesehatan fisik, serta konsistensi dan frekuensi penyampaian pesan. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan referensi untuk kampanye isu kesehatan lainnya yang memerlukan penyampaian pesan kesehatan masyarakat melalui media sosial.

In the 2022 Indonesian Nutritional Status Survey (SSGI) conducted by the Ministry of Health (Kemkes RI), it was revealed that the stunting rate in Indonesia reached 21.6%. In efforts to reduce the prevalence of stunting, the government is enhancing behavior change communication, including a national stunting prevention campaign through social media. The low engagement rate indicates that the digital campaign content on social media is not yet compelling or relevant enough to motivate audience interaction. Engagement, in this context, has a direct impact on the success of the campaign's message dissemination, particularly in raising public awareness about stunting. Based on these findings, this study focuses on the impact of the national stunting prevention campaign, specifically the social media-based digital campaign, on behavioral changes among Indonesians. The aim of this study is to analyze the factors influencing the social media-based digital national stunting prevention campaign on behavioral changes among Indonesians and to provide recommendations to the government based on the study's findings. This research utilizes the Theory of Planned Behavior (TPB), the Uses and Gratifications Theory (UGT), and Social Cognitive Theory (SCT) combined with variables of public sentiment and support, behavioral intention, sharing behavior, and behavior change. The study respondents are Indonesians who have internet access and are active social media users, have been exposed to the national digital stunting prevention campaign, and are parents with children under the age of 5 or prospective parents planning for pregnancy. The questionnaire was distributed online through social media. Valid questionnaire data were obtained from 697 respondents from 32 provinces in Indonesia and were analyzed using the Partial Least Squares-Structural Equation Modeling (PLS-SEM) method. The study results indicate that the factors significantly influencing the digital national stunting prevention campaign on behavior change directly are behavioral intention and sharing behavior. Indirectly influential factors include social interaction, subjective norms, public sentiment and support, and self-efficacy. Based on the factors that have a significant influence, recommendations are made for the government to optimize digital campaigns for stunting prevention that are more integrated with local approaches and physical health services, as well as consistency and frequency of message delivery. The results of this study can also be used as a reference for other health issue campaigns that require the delivery of public health messages through social media."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Fajar Torang Parulian
"Penetrasi penggunaan internet di Indonesia sekarang ini sedang mengalami perkembangan yang pesat. Dari berbagai aktivitas penggunaan internet, media sosial menjadi pilihan utama yang paling sering diakses. Menurut Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan, Generasi Y yang merupakan pengguna terbesar media sosial, menjadikan platform ini sebagai sarana untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka. Hingga saat ini, terdapat beberapa pilihan media sosial yang salah satunya adalah Path. Sejak awal kemunculannya, Path terbukti telah menarik perhatian Generasi Y di Indonesia. Path dianggap dapat memenuhi kebutuhan Generasi Y akan sosialisasi, penghargaan diri, dan aktualisasi diri, sesuai dengan Teori Hierarki Kebutuhan. Fungsi Path yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan Generasi Y, menjadikan generasi ini memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi pada media sosial ini.

The penetration of internet usage in Indonesia nowadays quite has been in rapid growth. From various types of internet usage, social media has become the primary choice to be accessed. According to the Uses and Gratifications Theory, Generation Y, which has highest rate in using social media, uses this platform as a tool to fulfill their desires and needs. Until now, there are several types of choices in social media, which one of them is Path. Since the first emersion, it is proven that Path has grabbed the attention of Generation Y in Indonesia. Path is considered to be able to fulfill the needs of Generations Y related to socialization, self respect, and self actualization according to the Hierarchy of Needs. The function of Path that able to fulfill the desires and needs of Generation Y, create a high level of dependency towards this social media.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Selina Maurizka
"Media sosial saat ini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari banyak orang di Indonesia. Media sosial dapat memberikan dampak positif pada penggunanya, antara lain mudah untuk berkomunikasi dengan orang lain dan mudah untuk mencari informasi. Namun, media sosial juga memberikan beberapa dampak negatif terhadap penggunanya. Salah satunya adalah penggunaan media sosial dan konten-konten dari media sosial dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor penggunaan dan konten media sosial terhadap kesehatan mental. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan kuesioner online untuk pengumpulan data. Jumlah responden dari penelitian ini adalah 1.402 responden. Data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan metode regresi linier berganda dengan hubungan mediasi. Software yang digunakan untuk mengolah data adalah SPSS IBM versi 25 menggunakan add-on PROCESS macro dari Andrew F. Hayes. Penelitian ini menunjukkan bahwa social media use, social media content, emotion regulation, perceived stress, dan poor sleep memengaruhi depressive symptoms. Hasil penelitian ini dapat membantu regulator dan penyedia layanan kesehatan memberikan fasilitas yang lebih baik dalam menangani kasus kesehatan mental terutama akibat penggunaan dan konten media sosial. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pengembang media sosial untuk mengembangkan fitur-fitur yang menyediakan lingkungan online yang aman bagi pengguna media sosial.
Social media is now part of the daily lives in Indonesia. Social media can have positive impacts on users. The positive impacts of social media are easy to communicate with others and easy to find information. However, social media also has several negative impacts on its users. One of them is the use and content of social media can affect one's mental health. This study aims to analyze the factors of social media use and content on mental health. This research uses a quantitative approach with an online questionnaire for data collection. Respondents from this study were 1,402 respondents. The collected data was analyzed using multiple linear regression method with mediation relationship. The tool used to process the data is IBM SPSS version 25 using add-on PROCESS macro from Andrew F. Hayes. This research shows that social media use, social media content, emotion regulation, perceived stress, and poor sleep affects depressive symptoms. The results of this study can help regulators and health service providers to provide better facilities in handling mental health cases especially due to the use and content of social media. The results of this study are expected to help social media developers to develop features that provide a safe online environment for social media users."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risma Nadira Iswani
"Saat ini, media sosial digunakan bukan hanya untuk berinteraksi dan berkomunikasi, tetapi juga untuk menggalang dana dan berdonasi, serta menghubungkan orang baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor perilaku opinion leadership dan opinion-seeking terhadap online word-of-mouth communication pada media sosial mengenai Kitabisa.com. Penelitian ini melibatkan 303 pengguna media sosial dari seluruh Indonesia.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa trust dan innovativeness memiliki pengaruh yang positif terhadap perilaku opinion-seeking, social capital memiliki pengaruh positif terhadap perilaku opinion leadership, dan perilaku opinion leadership serta opinion-seeking memiliki pengaruh yang positif terhadap interaksi yang terjadi pada online word-of-mouth communication pada media sosial mengenai Kitabisa.com.

Nowadays, social media is not only used for interacting and communicating, but also for doing fundraising and giving donation through online media. This research aims to analyze the impact of opinion leadership and opinion seeking behavior factor toward online word of mouth communication on social media about Kitabisa.com. The data were collected from 303 social media users across Indonesia.
The result of this research shows trust and innovativeness have positive impact toward opinion seeking behavior. Social capital has a positive impact toward opinion leadership behavior. Both opinion leadership and opinion seeking behavior have positive impact toward online word of mouth communication on social media about Kitabisa.com.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S69526
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>