Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60582 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asmawati Adnan
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 1999
T58410
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1991
TA28
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Junedi Ramdoner
"Implementasi adaptive assessment dalam ujian memberikan beberapa manfaat baik kepada penguji maupun kepada peserta. Dengan metode Computerized Classification Test (CCT) dan Sequential Probability Ratio Test (SPRT) untuk proses pemilihan soal dan estimasi kemampuan peserta, membuat tingkat soal menjadi bervariasi. Dengan metode ini peserta akan mendapatkan pertanyaan-pertanyaan yang berbeda antara peserta pertama dengan lainnya sesuai dengan kemampuan pada saat melakukan ujian dan menjawab soal yang diberikan dengan tingkat kemampuan soal mudah, sedang dan susah. Evaluasi dari hasil jawaban peserta membuat peserta dapat mengetahui kekurangan yang dimiliki, melalui Adaptive feedback materi yang akan ditampilakan sesuai dengan tingkat kemampuan dari setiap peserta.

Implementation of adaptive assessment in a test provides some advantages to examiner and the participants. Computerized Classification Test (CCT) and the Sequential Probability Ratio Test (SPRT)is a method for the selection process and estimates about the ability ofstudents, with this method students will be obtaining the questions according to his ability at the time of the exam with your level of difficulty, medium and easy. Evaluation of participants? answer make the participans find out their deficiency. With Adaptive feedback, display of material according to competence lever of each participant."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1352
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Chadijah
"Dalam dunia investasi dikenal sekuritas derivatif, yaitu alat keuangan yang nilainya bergantung pada alat keuangan lain yang tercantum di dalamnya. Salah satu contoh sekuritas derivatif adalah opsi call Eropa. Untuk menghitung nilai opsi call Eropa digunakan formula Black-Scholes. Semua parameter dalam formula Black-Scholes, yaitu harga aset dasar saat ini, suku bunga bebas resiko, harga patokan, dan waktu jatuh tempo dapat diketahui secara langsung, kecuali volatilitas. Dalam skripsi ini akan dibahas bagaimana mengestimasi volatilitas dengan menggunakan implied volatility, yaitu nilai volatilitas yang di dapat dengan menggunakan bantuan nilai opsi yang didapat dari pasar. Estimasi implied volatility dengan metode numerik, yaitu metode Bisection dan metode Newton-Raphson. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S27658
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Gideon Hot Partogi
"Pendahuluan: Gangguan pendengaran sensorineural (GPSN) merupakan penyakit kronis yang insidennya meningkat seiring dengan pertambahan usia. Implantasi koklea menjadi tatalaksana utama dengan kalibrasi menggunakan prosedur baku emas yaitu audiometer nada murni (PTA) yang bersifat subjektif. Akan tetapi, PTA tidak dapat dilakukan pada pasien yang kurang kooperatif dan kebingungan akibat demensia, seperti pada pasien geriatrik sebagai mayoritas pasien GPSN. Pengukuran objektif lainnya dapat dilakukan dengan mendeteksi auditory evoked potential (AEP) yang direkam pada batang otak menggunakan stimulus listrik (E-ABR) dan kortikal melalui perekaman local field potential (LFP). Namun, belum terdapat penelitian yang merekam AEP menggunakan elektrode intrakortikal serta membandingkan dan mengkorelasikan ambangnya dengan respons batang otak. Penelitian ini bertujuan sebagai pemodelan awal kasus tuli didapat dengan implan koklea untuk mengevaluasi ambang respons auditorik pada batang otak, korteks auditorik primer (A1), dan posterior auditory field (PAF) menggunakan hewan coba kucing. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mencari perbedaan bermakna antara ambang respons auditorik kortikal menggunakan metode perbandingan amplitudo pre-stimulus-post-stimulus (Z-score) dan inter-trial phase coherence (ITPC).
Metode: Perekaman dilakukan pada 5 ekor kucing dengan implan koklea yang ditulikan terlebih dahulu dengan injeksi neomisin interskalar. Respons auditorik batang otak direkam menggunakan elektrode permukaan, sedangkan respons auditorik kortikal direkam menggunakan elektrode intrakortikal dalam kondisi teranestesi isoflurane. Ambang respons auditorik ditetapkan menggunakan metode Z-score dan ITPC, sedangkan ambang respons auditorik batang otak ditetapkan dengan metode ITPC karena kurangnya data pre-stimulus.
Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna pada ambang respons auditorik kortikal menggunakan metode Z-score dan ITPC (p = 0,455). Terdapat perbedaan bermakna antara ambang respons auditorik batang otak dan kortikal (p<0,001), dengan median paling kecil pada batang otak dan terbesar pada PAF. Korelasi positif yang bermakna juga ditemukan antar keseluruhan titik perekaman, dengan korelasi terbesar secara kortikokortikal A1 dan PAF (r=0.835, p<0.001).
Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa pengukuran ambang respons auditorik batang otak dan kortikal secara objektif memiliki potensi dalam aplikasi klinis untuk menilai kesuksesan implantasi koklea pasien tuli didapat. Peningkatan ambang respons auditorik sepanjang jaras pendengaran menunjukkan kompleksitas jaras pendengaran.

Introduction: Sensorineural hearing loss (SNHL) is a chronic disease whose incidence increases with age. The primary treatment of SNHL is cochlear implantation with the subjective pure-tone audiometer (PTA) as the gold standard calibration procedure. However, PTA cannot be performed on patients who are less cooperative and confused due to dementia, such as geriatric patients, who make up the majority of SNHL patients. Another objective test is to detect auditory evoked potentials (AEP) recorded in the brainstem (E-ABR) and auditory cortex via the brain local field potential (LFP) using electric stimulus. However, no studies have used intracortical electrodes to record AEP as well as compare and correlate its threshold with auditory brainstem response. This study aims as an early model of acquired deafness with cochlear implant to evaluate auditory responses in the brainstem, primary auditory cortex (A1), and posterior auditory field (PAF) using cats as an animal model. In addition, this study also aims to compare the cortical auditory response threshold determined using the pre-stimulus-post-stimulus amplitude comparison (Z-score) and inter-trial phase coherence (ITPC) methods.
Method: Recording was performed on 5 cochlear implanted cats, previously deafened using interscalar neomycin injection. Brainstem auditory responses were recorded using surface electrodes, while cortical auditory responses were recorded using intracortical electrodes under isoflurane anaesthetic. The auditory response threshold was determined using the Z-score and ITPC methods, while the brainstem auditory response threshold was determined using the ITPC method due to the lack of pre-stimulus data.
Result: There was no significant difference in the cortical auditory response threshold using the Z-score and ITPC methods (p = 0.455). There was a significant difference between the brainstem and cortical auditory response thresholds (p<0.001), with the smallest median in the brainstem and the largest in PAF. A significant positive correlation was also found at all recording points, with the largest positive correlation found between A1 and PAF (r=0.835, p<0.001).
Conclusion: This study demonstrates that objective measurements of brainstem and cortical auditory response thresholds have the potential to be used to evaluate the success of cochlear implantation in patients with acquired hearing loss. An increase in the auditory response threshold along the auditory pathway indicates
complexity in the auditory pathway.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bakti Kesrinal
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S37124
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rotua Chandra
"Penelitian dilakukan untuk menentukan daerah yang mempunyai potensi biji besi di daerah 'C' menggunakan metode Geolistrik dan Geomagnet penelitian dilakukan di 3 zona daerah yaitu BKS, MAX - 6 dan MAX - 9. Metode magnetik hanya memetakan keberadaan zona struktur dan zona dari batuan yang teralterasi sebagai akibat naiknya fluida hidrotermal dan memanasi batuan di sekitarnya yang menyebabkan perubahan nilai intensitas medan magnet dengan adanya undulasi pada profile magnetik Sedangkan metode Resistivty dan IP dapat memetakan kondisi bawah permukaan dari zona mineralisasi endapan besi. Metode resistvity akan menghasilkan respon yang tinggi terhadap adanya biji besi karena adanya bahan pengotor pada besi sedangkan Metode IP akan memberikan respon high chargeabilty akan adanya biji besi atau zona mineralisasi hal ini dikarenakan IP akan merespon terhadap mineral besi daripada zat pengotor pada besi. Kemudian data Geolistrik dan Geomagnet diolah menggunakan R2D inv full version, surfer 9,magloc dan GeoSlicer - X untuk memudahkan dalam menentukan daerah keberadaan zona mineralisasi biji besi, hasil inverse dari IP dan Resistivty akan dioverlay dan ditentukan nilai dari chargeablity dan resistivty yang paling memungkinan menggambarkan keberadaan biji besi berdasarkan geologi dan sample dari singkapan yang didapat dilapangan yg diuji dilaboratorium. Nilai chargeablity biji besi pada daerah penelitian 30 ms sampai dengan 100 ms dan nilai resistivty dari biji besi dari daerah penilitian 500 ohm - meter sampai 1000 ohm meter.

The study was conducted to determine the areas that have potential for iron ore in the area "C" using geoelectric methods and Geomagnet. The research was conducted in three zones namely BKS region, MAX - MAX 6 and - 9. Magnetic methods simply map the existence of structural zones and zones of alterated rocks as a result of rising hydrothermal fluids and heat around the surrounding rock, which causes changes in the value of the magnetic field intensity in the presence of undulation on the magnetic profile and IP Resistivty. While this method can also map the surface of the mineralized zone b elow the sediment of iron. Resistvity method will produce a high response to the presence of iron ore due to impurities in the iron while the IP method will provide high response chargeabilty the existence of iron ore or mineralized zones. This is because the IP will respond to mineral impurities in iron than iron. Then the data is processed using geoelectric and Geomagnet R2D inv full version, surfer 9, magloc and GeoSlicer - X for ease in determining the presence of mineralized ore zones, the inverse of the IP and will Resistivty dioverlay and determined the value of chargeablity and most allow resistivty describe the existence of iron ore based on geological and outcrop samples obtained from the field who tested laboratory. Chargeablity value of iron ore in the study area 30 ms to 100 ms and resistivty value of iron ore from the area penilitian 500 ohm - ohm meters to 1000 meters."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S42035
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hardiyanto Pilia
"Pada karya akhir ini akan dibahas mengenai analisa fundamental untuk menilai perusahaan. Pembahasan akan dimulai dari analisa makro ekonomi dan industri. Makro ekonomi dan prediksinya, yang digunakan dalam karya akhir ¡ni berdasarkan hash analisa dan Econit, sebagai hash dan seminar mengenai prospek ekonomi Indonesia Sedangkan untuk analisa endustri digunakan konsep Michael Porter yang menjabarkan mengenai struktur dan industri tersebut. Perusahaan yang menjadi bahan pembahasan pada karya akhir ¡ni adalah PT Indofarma Tbk. Indofarma adalah perusahaan farmasi BUMN yang memimpin segmen pasar obat resep generik, dengan pangsa pasar kurang Iebih 24%. Selain itu, Indofarma juga memproduksi obat bebas (OTC), obat yang berasal dan tumbuh-tumbuhan, makanan kesehatan dan atat-alat kesehatan. Merek obat bebas produksi Indofarma yang terkenal antara lain 08H Combi Plus. lndomaag, dan Proflu. Sampai dengan penghujung tahun lalu, obat genenik menyumbangkan kurang lebih 80% dan total penjualan. Sedangkan sisanya disumbangkan oleh obat bebas dan obat tumbuhan (4%) serta alat-alat kesehatan (6%).
Awalnya obat-obat generik yang diproduksi oleh Indofarma hanya dikhususkan untuk pemerintah yang selanjutnya disalurkan ke puskesmas-puskesmas dengan harga yang ditentukan oleh pemerintah. Namun sejak tahun 1989, perseroan juga menjual langsung ke publik. Oleh karena itu, kontribusi penjualan ke pemerintah terus berkurang hingga hanya sekitar 36% dan total penjualan pada akhir tahun 1999. Dari hasil analisa makro ekonomi didapatkan bahwa pasar farmasi di indonesia memberikan peluang yang besar untuk tumbuh Ditambah lagi dengan proyeksi yang ptimis akan adanya perba!kafl ekonomi pada tahun-tahun mendatang.
Sedangkan dari analisa industri farmasi di Indonesia terdapat beberapa isu penting yang akan mempengaruhi demand dan produk farmasi Indonesia. Diantaranya bahan baku dan kebijakan pemerintah Masalah bahan baku amat mempengaruhi biaya dan pèrusahaan-perusahaa,, dalam industni ini yang disebabkan hampir 80% bahan baku urituk produk obat didapat dan impon, sehìngga terdepresiasinya nilai rupiah terhadap dolar akan memperbesar biaya perijualan. Kebijakan pemerintah merigenai otonomi daerah juga mempengaruhi pendapatan Indofarma. menyebabkan dana pembelian obat-obat tersebut tidak lagi dilakukan oleh pemenintah pusat melainkan langsung ditangani oleh DATI-DATI II setempat. Bersamaan dengan desentralisasi anggaran tersebut, pemerintah juga membuka pasar obat generik tersebut yang berarti DATI Il tender pembelanjaan obat boleh diikuti oleh swasta juga, tidak hanya BUMN.
Setelah menganalisa mengenai makro ekonomi dan industni dan mendapatkan pengaruhnya terhadap demand perusahaan, analisa selanjutnya menentukan apa yang menjadi key success factor dan Indofarma dibandingkan dengan kompetitornya. Key success factor didapatkan dan Economic Value Added (EVA). Dimana key success factor perusahaan didapat dan kornponen-komponeri pembentuk EVA atau disebut juga penggerak nilai (value driver). Dan penggerak nilai EVA ¡ni dìdapatkan yang menjadi keunggulan bagi Indofarma dibandingkafl dengan perusahaan lainnya dalam industri farmasi adalah efisien yang dilakukan perusahaan. Efisiensi ¡ni terlihat terLihat dan COGS dan Selling Generar and Administrative Expense yang dimiliki lçidofarma relatif tebih efisien jika dibandingkafl dengan rata-rata kompetitornya. Kemudian dan value driver nonkeuaflgafl atau non EVA, didapatkan bahwa kunci sukses perusahaan adalah distribu& dimana Indofarma memiliki tiga anak perusahaan yang menangani distribusi.
Dari hasiI analisa makro, industri, key success factor perusahaan, ditambah dengan strategi perushaafl dan data taponan keuangari historis didaptkan proyeksi dañ balance sheet dan income statement. Yang nantinya hasH proyeksi ¡ni digunakan untuk menilai perusahaan atau valuation. Dalam valuation digunakan tiga scenario yaitu most likely, peSimistic dan optimistic. Dan ketiga scenario ini didapatkan harga per saham dan Indofarma adalah overvalue sehingga untuk keputusan investasi kurang layak untuk dibeli. Tetapi untuk meningkatkan nilai perusahaan tidak terlepas dan kinerja manajemen yang baik. Kinerja manajemen yang balk akan meningkatkafl ekspektasi investor terhadapa harga saham. Untuk ?tu diperlukan kinerja manajemen yang balk untuk meningkatkan nilai perusahaan. Dengan metode EVA dan Komponen pembentuknya dapat ditentukan apa yang seharusnya dillakukan oleh perusahaar. Dan hasH temuan didapatkan bahwa untuk meningkatkan nilai perusahaan perusahaan perlu melakukan beberapa hal diantaranya; melakukan efisien produksi, menambah lisenSi memperkuat jalur distribusi dan pemasaran."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T5529
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S35968
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>