Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113483 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahyussalim
Jakarta: Media Aesculapius, 2018
616.996 RAH s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Martiman Prodjohamidjojo
Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986
346.03 MAR g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rifa Nadya Syahira
"Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan serangkaian kegiatan untuk memastikan bahwa terapi obat yang diberikan kepada pasien bersifat aman, efektif, dan rasional. Penelitian ini menganalisis Pemantauan Terapi Obat (PTO) pasien spondilitis tuberkulosis di RSUP Fatmawati. Studi dilakukan untuk mengevaluasi masalah terapi obat, memberikan rekomendasi intervensi, serta memahami peran apoteker dalam pelayanan farmasi klinis. Berdasarkan evaluasi menggunakan metode PCNE dan Gyssens, beberapa masalah terkait obat ditemukan, seperti penggunaan antibiotik yang berpotensi efek samping, durasi pemberian obat yang tidak sesuai, dan interaksi obat. Intervensi yang dilakukan melibatkan penyesuaian regimen obat untuk meminimalkan risiko Reaksi Obat Tidak Dikehendaki (ROTD) dan meningkatkan efektivitas terapi. Hasil menunjukkan bahwa kombinasi obat antituberkulosis (OAT) yang diberikan pasien, yaitu rifampisin dan etambutol, sudah sesuai dengan panduan klinis, tetapi ditemukan beberapa kejadian masalah terkait obat lain, seperti risiko hepatotoksik pada kombinasi rifampisin dan parasetamol serta interaksi ceftriaxone dengan larutan infus. Intervensi terhadap masalah tersebut berhasil diselesaikan. Analisis Gyssens mengidentifikasi bahwa pemilihan antibiotik cefixime sebaiknya menggunakan alternatif yang lebih aman untuk perawatan lanjutan. Kesimpulannya, PTO membantu meningkatkan kualitas terapi pasien dan mencegah risiko ROTD. Diharapkan, PTO terus dilaksanakan sejak awal perawatan hingga pasca-perawatan untuk mencapai terapi yang lebih optimal.

Drug Therapy Monitoring encompasses a series of activities to ensure that patient medication is safe, effective, and rational. This study analyzed Drug Therapy Monitoring for tuberculosis spondylitis patients at RSUP Fatmawati. The study aimed to evaluate drug-related problems (DRPs), provide intervention recommendations, and understand the pharmacist's role in clinical pharmacy services. Based on evaluations using the PCNE and Gyssens methods, several drug-related issues were identified, such as the use of antibiotics with potential adverse effects, inappropriate drug durations, and drug interactions. Interventions involved adjusting drug regimens to minimize the risk of Adverse Drug Reactions (ADRs) and enhance therapeutic efficacy. The findings showed that the antituberculosis drug combination (rifampicin and ethambutol) administered to patients aligned with clinical guidelines. However, some drug-related issues were noted, such as hepatotoxic risk from the combination of rifampicin and paracetamol and interactions between ceftriaxone and infusion solutions. These issues were successfully resolved through interventions. The Gyssens analysis identified that cefixime could be substituted with safer alternatives for long-term treatment. In conclusion, this monitoring improves the quality of patient therapy and reduces ADR risks. Continuous from admission to post-care is recommended to optimize therapy and ensure patient safety. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
I Ketut Suyasa
"The study was a a quasi experimental study, to evaluate the effects of kyphosis correction to the improvement of neurological deficits in 33 adults patient with tuberculous spondylitis at Fatmawati General Hospital in Jakarta during the period of January 2002 - June 2004. The average age of the patients was 29 years old, there were a range between 15-80° preoperative kyphosis and 0-55° range of postoperative kyphosis. There was a significant differential between degrees of kyphosis for pre and post operative (Wilcoxon signed test = OM) but there was no significant effect of kyphosis correction to the improvement of neurological deficits in tuberculous spondylitis patients thoracal and thoracolumbal vertebrae ( 0,053 ; p > 0.05 ). There was no significant relationship between the degree of kyphosis with neurological status in spondylitis tuberculosis patients thoracal and thoracolumbal vertebrae (p . 0,05 ) and there -was no significant relationship between site of lesion to neurological status in spondylitis tuberculosis patients thoracal and thoracolumbal vertebrae (p > 0,05)."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T55741
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andjar Brawono
"Spondilltis tuberkulosa merupakan salah satu kasus penyakit tertua dalam sejarah dengan ditemukan dokumentasi kasusnya pada mummi di Mesir dan Peru'-2. Sir Percival Pott (1799) mendeskrispsikan penyakit ini dalam monografnya yang klasik dan sejak saat itu spondilitis tuberkulosa dikenal juga sebagai penyaldt Pott (Port's disease).
Tuberkulosis merupakan masalah besar bagi negara-negara berkembang karena insidensnya cukup tinggi dengan morbiditas yang serius. Indonesia adalah kontributor pasien tuberkulosis nomer 3 di dunia setelah India dan Cina. Diperkirakan terdapat 583.000 kasus bare tuberkulosis per tahun, sebagian besar berada dalarn usia produktif (15-54 tahun), dengan tingkat sosioekonomi dan pendidikan yang rendah.
Spondilitis tuberkulosa merupakan fokus sekunder dari infeksi tuberkulosis dengan penyebaran sebagian besar seeara hematogen melalui pembululi darah arteri epifiseal atau melalui plexus vena Batson. Telah ditemukan spondilitis tuberkulosa setelah.instilasi BCG (bacillus Calmelle Guerin) intravesical pada karsirtoma buli-buli. Juga telah dilaporkan kasus osteomyelitis tuberkulosa sebagai komplikasi dari vaksinasi BCG . Fokus primer infeksi cenderung berbeda pada kelompok umur yang berbeda. Banerjee melaporkan pada 499 pasien dengan spondilitis tuberkulosa, radiologis memperlihatkan 31% fokus primer adalah paru-paru dan dan kelompok tersebut 78% adalah anak-anak, sedangkan 69% sisanya memperlihatkan foto rantgen paru yang normal dan sebagian besar adalah dewasa.
Pada usia dewasa, diskus intervertebralis avaskular sehingga Iebih resisten terhadap infeksi dan kalaupun terjadi adalah sekunder dari korpus vertebra.. Pada anakanak karena diskus intervertebralis masih bersifat vaskular, infeksi diskus dapat terjadi primer. Penyempitan diskus intervertebralis terjadi akibat destruksi tulang pada kedua sisi diskus sehingga diskus mengalami herniasi ke dalam korpus vertebra yang telah rusak.
Kompresi struktur neurologis terjadi akibat penekanan oleh proses ekstrinsik maupun intrinsik. Proses ekstrinsik pada fase aktif diakibatkan: oleh akumulasi cairan aldbat edema, abses kaseosa, jaringan granulasi, sequester tulang atau diskus."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T21303
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : World Bank Office Jakarta, , 2011
363.348 095 981 2 IND r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Chandra Isabella H.
"Diabetes Melitus (DM) merupakan kelainan heterogen ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah. Penyakit ini bisa dikelola dengan mematuhi 4 pilar penatalaksanaan DM meliputi pendidikan kesehatan, perencanaan diet, latihan fisik dan minum obat OHO yang harus dipatuhi seumur hidup. Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, bertujuan menggali berbagai pengalaman ketidakpatuhan pasien terhadap penatalaksanaan DM. Delapan Partisipan dipilih sesuai kriteria dengan metoda convenience sampling di RSUPN Dr. CM Jakarta. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam yang dilengkapi catatan lapangan, direkam kemudian dibuat transkrip verbatim, selanjutnya dianalisis menggunakan metoda Collaizz. Hasil penelitian mengidentifikasi tujuh tema utama yaitu: makanan diit tidak menyenangkan, tidak memahami manfaat diit menyebabkan ketidakpatuhan, tidak memahami manfaat latihan fisik untuk penatalaksanaan DM, alasan usia sudah lanjut, keterbatasan fisik menyebabkan tidak melakukan latihan fisik, pemahaman yang salah tentang manfaat obat, gagal mematuhi minum obat karena alasan ekonomi. Penelitian menyimpulkan bahwa pasien DM tidak patuh terhadap penatalaksanaan DM dengan alasan terbanyak adalah karena tidak memahami manfaat penatalaksanaan DM. Hasil penelitian mengimplikasikan perlunya pemberian pendidikan kesehatan berkelanjutan khususnya di area keperawatan medikal bedah untuk meningkatkan kepatuhan pasien DM. Peneliti menyarankan perlunya peningkatan kemampuan perawat memberikan pendidikan kesehatan, merancang program untuk meningkatkan kepatuhan pasien dan penelitian lanjutan dengan fenomenologi untuk menggali kepatuhan masing-masing pilar secara khusus
Diabetes Mellitus (DM) is a heterogeneous disorder with improvement of blood glucose. The disease can be treated by using 4 pillars of handling of DM. The pillars are health education, planning of diet, physical exercise, and the using of medicine which have to use for a lifetime. This qualitative study adopted phenomenological approach which goal was to explore various experiences of patient’s non-adherence to the treatment of diabetes mellitus. Participants were selected according to certain criteria by using convenience method. Eight participants who participated in this study had experience of non-adherence to the treatment of diabetes mellitus in RSUPN Dr. CM Jakarta. Data were collected through in depth interview process in two phases and accompanied by field notes. The interview was recorded and converted in to verbatim transcript and then analysed by using Collaizz’s method. The results identified seven major themes which consist of unhappiness diet, not understand about the benefit of diet which made non-adherence, not understand about the benefit of physical exercise for the treatment of diabetes mellitus, the age is old, physical disability makes patient didn’t do physical exercise, incorrect understanding about the benefit of medicine, fail to adhere taking medicine because of economic’s reason. This study concludes that the most reasons of patient’s non-adherence to the treatment of diabetes mellitus is “not understand the benefit of adhering the treatment of diabetes mellitus”. The results of this research give implication about the necessary of giving health education continuously, especially in medical surgical nursing area to improve the adherence of patient with diabetes mellitus. Researcher suggests the need of nursing skills improvement about how to give a good health education, make a program to improve patient’s adherence, and make other research to explore patient’s adherence with 4 pilars specificly."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: PPSML-UI, 1986
333.72 ENE
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Hipokrates, 2001
617.03 DAS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>