Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197476 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raditya Hanif Yudha Prathama
"Sejak pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 2018, BNPL memiliki tren yang pesat terutama jika dibandingkan dengan kartu kredit yang memiliki konsep sejenis dengannya. Walaupun begitu, apabila dibandingkan dengan metode pembayaran lain di e-commerce seperti digital wallet, virtual account, transfer bank, dan cash on delivery, penggunaan BNPL masih kurang unggul. Berangkat dari permasalahan tersebut, peneliti terdorong untuk mengeksplorasi faktor affordance yang memengaruhi minat bertransaksi menggunakan BNPL yang dimiliki oleh e-commerce. Hal ini dilakukan dengan menggunakan technology affordance theory (affordance theory—teori yang menjelaskan mengenai faktor yang dimiliki suatu artefak TI yang dapat dirasakan oleh seseorang) dan teori Technology Acceptance Model. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan exploratory sequential method. Pada penelitian kualitatif dilakukan pencarian affordance dari BNPL yang dimiliki oleh e-commerce melalui wawancara bersama 10 pengguna BNPL. Hasil wawancara diolah menggunakan thematic analysis sehingga terbentuk tema-tema yang digunakan untuk pembentukan model penelitian. Selanjutnya, peneliti menyebarkan kuesioner secara daring dan mendapatkan total 334 data responden yang valid. Data yang didapatkan kemudian diuji menggunakan PLS-SEM. Melalui hasil penelitian, didapatkan bahwa faktor affordance, yaitu informativeness, convenience, security, monetary benefit, dan immediate resource memiliki pengaruh terhadap minat bertransaksi menggunakan BNPL yang dimiliki oleh e-commerce. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat satu faktor affordance, yaitu financial management yang tidak terbukti memengaruhi minat bertransaksi menggunakan BNPL yang dimiliki oleh e-commerce. Di sisi lain, perceived ease of use tidak terbukti memengaruhi attitude seseorang terhadap BNPL.

Since it was introduced in 2018, BNPL had a rapid growth, outpacing credit cards that have a similar concept. Despite its popularity, compared to other payment methods in ecommerce such as, digital wallet, bank transfer, virtual account and Cash on Delivery, BNPL usage still lags behind. Based on this problem, researchers are encouraged to explore the affordance that influences purchase intention using BNPL in e-commerce. This study used technology affordance theory (which explains factors or features given by IT artifacts that can be perceived by someone) and Technology Acceptance Model. This research is conducted using mixed method, specifically exploratory sequential method approach. The qualitative research conducted to explore affordance of BNPL in e-commerce through interviews with 10 BNPL’s users. The result of the interview was then processed using thematic analysis to find potential themes used for the research model. Researchers distributed questionnaires online and got 334 valid respondent data. The research model was tested quantitatively using the PLS-SEM method. The result found that affordance factors such as informativeness, convenience, security, monetary benefit and immediate resource have been proven to influence purchase intention using BNPL in e-commerce. However, the study did not find a relationship between financial management affordance and purchase intention using BNPL in e-commerce. The result also showed that perceived ease of use don’t have significant relationship with individual attitude towards BNPL."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Aulia Rahardja
"ejak pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 2018, BNPL memiliki tren yang pesat terutama jika dibandingkan dengan kartu kredit yang memiliki konsep sejenis dengannya. Walaupun begitu, apabila dibandingkan dengan metode pembayaran lain di e-commerce seperti digital wallet, virtual account, transfer bank, dan cash on delivery, penggunaan BNPL masih kurang unggul. Berangkat dari permasalahan tersebut, peneliti terdorong untuk mengeksplorasi faktor affordance yang memengaruhi minat bertransaksi menggunakan BNPL yang dimiliki oleh e-commerce. Hal ini dilakukan dengan menggunakan technology affordance theory (affordance theory—teori yang menjelaskan mengenai faktor yang dimiliki suatu artefak TI yang dapat dirasakan oleh seseorang) dan teori Technology Acceptance Model. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan exploratory sequential method. Pada penelitian kualitatif dilakukan pencarian affordance dari BNPL yang dimiliki oleh e-commerce melalui wawancara bersama 10 pengguna BNPL. Hasil wawancara diolah menggunakan thematic analysis sehingga terbentuk tema-tema yang digunakan untuk pembentukan model penelitian. Selanjutnya, peneliti menyebarkan kuesioner secara daring dan mendapatkan total 334 data responden yang valid. Data yang didapatkan kemudian diuji menggunakan PLS-SEM. Melalui hasil penelitian, didapatkan bahwa faktor affordance, yaitu informativeness, convenience, security, monetary benefit, dan immediate resource memiliki pengaruh terhadap minat bertransaksi menggunakan BNPL yang dimiliki oleh e-commerce. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat satu faktor affordance, yaitu financial management yang tidak terbukti memengaruhi minat bertransaksi menggunakan BNPL yang dimiliki oleh e-commerce. Di sisi lain, perceived ease of use tidak terbukti memengaruhi attitude seseorang terhadap BNPL.

Since it was introduced in 2018, BNPL had a rapid growth, outpacing credit cards that have a similar concept. Despite its popularity, compared to other payment methods in ecommerce such as, digital wallet, bank transfer, virtual account and Cash on Delivery, BNPL usage still lags behind. Based on this problem, researchers are encouraged to explore the affordance that influences purchase intention using BNPL in e-commerce. This study used technology affordance theory (which explains factors or features given by IT artifacts that can be perceived by someone) and Technology Acceptance Model. This research is conducted using mixed method, specifically exploratory sequential method approach. The qualitative research conducted to explore affordance of BNPL in e-commerce through interviews with 10 BNPL’s users. The result of the interview was then processed using thematic analysis to find potential themes used for the research model. Researchers distributed questionnaires online and got 334 valid respondent data. The research model was tested quantitatively using the PLS-SEM method. The result found that affordance factors such as informativeness, convenience, security, monetary benefit and immediate resource have been proven to influence purchase intention using BNPL in e-commerce. However, the study did not find a relationship between financial management affordance and purchase intention using BNPL in e-commerce. The result also showed that perceived ease of use don’t have significant relationship with individual attitude towards BNPL."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Karimah
"Sejak pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 2018, BNPL memiliki tren yang pesat terutama jika dibandingkan dengan kartu kredit yang memiliki konsep sejenis dengannya. Walaupun begitu, apabila dibandingkan dengan metode pembayaran lain di e-commerce seperti digital wallet, virtual account, transfer bank, dan cash on delivery, penggunaan BNPL masih kurang unggul. Berangkat dari permasalahan tersebut, peneliti terdorong untuk mengeksplorasi faktor affordance yang memengaruhi minat bertransaksi menggunakan BNPL yang dimiliki oleh e-commerce. Hal ini dilakukan dengan menggunakan technology affordance theory (affordance theory—teori yang menjelaskan mengenai faktor yang dimiliki suatu artefak TI yang dapat dirasakan oleh seseorang) dan teori Technology Acceptance Model. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan exploratory sequential method. Pada penelitian kualitatif dilakukan pencarian affordance dari BNPL yang dimiliki oleh e-commerce melalui wawancara bersama 10 pengguna BNPL. Hasil wawancara diolah menggunakan thematic analysis sehingga terbentuk tema-tema yang digunakan untuk pembentukan model penelitian. Selanjutnya, peneliti menyebarkan kuesioner secara daring dan mendapatkan total 334 data responden yang valid. Data yang didapatkan kemudian diuji menggunakan PLS-SEM. Melalui hasil penelitian, didapatkan bahwa faktor affordance, yaitu informativeness, convenience, security, monetary benefit, dan immediate resource memiliki pengaruh terhadap minat bertransaksi menggunakan BNPL yang dimiliki oleh e-commerce. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat satu faktor affordance, yaitu financial management yang tidak terbukti memengaruhi minat bertransaksi menggunakan BNPL yang dimiliki oleh e-commerce. Di sisi lain, perceived ease of use tidak terbukti memengaruhi attitude seseorang terhadap BNPL.

Since it was introduced in 2018, BNPL had a rapid growth, outpacing credit cards that have a similar concept. Despite its popularity, compared to other payment methods in e- commerce such as, digital wallet, bank transfer, virtual account and Cash on Delivery, BNPL usage still lags behind. Based on this problem, researchers are encouraged to explore the affordance that influences purchase intention using BNPL in e-commerce. This study used technology affordance theory (which explains factors or features given by IT artifacts that can be perceived by someone) and Technology Acceptance Model. This research is conducted using mixed method, specifically exploratory sequential method approach. The qualitative research conducted to explore affordance of BNPL in e-commerce through interviews with 10 BNPL’s users. The result of the interview was then processed using thematic analysis to find potential themes used for the research model. Researchers distributed questionnaires online and got 334 valid respondent data. The research model was tested quantitatively using the PLS-SEM method. The result found that affordance factors such as informativeness, convenience, security, monetary benefit and immediate resource have been proven to influence purchase intention using BNPL in e-commerce. However, the study did not find a relationship between financial management affordance and purchase intention using BNPL in e-commerce. The result also showed that perceived ease of use don’t have significant relationship with individual attitude towards BNPL."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Wildan Yanuar
"Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang besar terhadap kegiatan usaha 90% pelaku UMKM. Padahal UMKM memiliki kontribusi sebesar 61,1% dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Dalam menangani hal tersebut pemerintah mendorong UMKM untuk menggunakan e-commerce. Namun tingkat adopsi e-commerce di Indonesia tergolong masih rendah. Oleh karena itu, perlu diketahui intensi adopsi e- commerce oleh UMKM. Penelitian sebelumnya mengenai hal ini belum melihat dari sisi alasan pelaku UMKM yang bertahan menggunakan toko fisik. Penelitian sebelumnya juga hanya menggunakan penilaian dari para ahli dan belum melakukan penelitian tersebut secara langsung terhadap pelaku UMKM di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini menganalisis sikap pelaku UMKM terhadap e-commerce melalui faktor pendorong menggunakan teori Unified Theory of Acceptance and Use of Technology dan faktor penghambat menggunakan teori Status Quo Bias yang mempengaruhi seorang pengusaha UMKM dalam mengadopsi e-commerce. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode survei dan didapatkan sebanyak 317 pengusaha yang diolah menggunakan metode covariance-based structural equation modelling. Hasil dari penelitian ini adalah faktor performance expectancy dan facilitating condition menjadi faktor yang mendorong seseorang dalam mengadopsi e-commerce. Sedangkan faktor transition cost dan technology anxiety menjadi faktor yang menghambat seseorang dalam mengadopsi e-commerce. Penelitian ini juga menemukan bahwa sikap dari pelaku UMKM juga mempengaruhi sebagian besar dari intensi adopsi e-commerce.

The COVID-19 pandemic has had a major impact on the business activities of 90% of
SMEs. Whereas SMEs have a contribution of 61.1% of Indonesia's total gross domestic product (GDP). In dealing with this, the government encourages SMEs to use e- commerce. However, the level of e-commerce adoption in Indonesia is still low. Therefore, it is necessary to know the intention of e-commerce adoption by SMEs. Previous research on this matter has not looked at the reasons for SMEs who persist in using physical stores. Previous research has also only used the assessment of experts and has not conducted the research directly on SMEs in Indonesia. Therefore, this study analyzes the attitude of SMEs towards e-commerce through the driving factors using the Unified Theory of Acceptance and Use of Technology theory and the inhibiting factors using the Status Quo Bias theory which affects SMEs in adopting e-commerce. This study used a qualitative approach with a survey method and obtained as many as 317 entrepreneurs who were processed using the covariance-based structural equation modeling method. The result of this research is that performance expectancy and facilitating conditions are factors that encourage SMEs to adopt e-commerce. Meanwhile, the transition cost factor and technology anxiety are factors that hinder SMEs from adopting e-commerce. This study also found that the attitude of SMEs also influenced a large part of the intention to adopt e-commerce.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Ghazani
"Pergeseran perilaku berbelanja secara konvensional menjadi online dengan pemanfaatan e-commerce terus berkembang terutama pada emerging adulthood. E-commerce pun berlomba memberikan promosi dan harga yang kompetitif untuk terus mengembangkan pangsa pasar. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh bentuk promosi dan harga terhadap intensi membeli. Penelitian eksperimental dilakukan pada 115 partisipan berusia 18-25 tahun. Partisipan mendapatkan skenario berbelanja online dengan bentuk promosi (diskon dan gratis ongkos kirim) sebagai variabel within-subjects serta harga (murah dan mahal) sebagai variabel between-subjects. Berdasarkan uji Mixed ANOVA, terdapat pengaruh yang signifikan antara harga terhadap intensi membeli (p < ,01). Namun, tidak terdapat hasil yang signifikan antara bentuk promosi terhadap intensi membeli (p = 0,10). Terakhir, tidak ada interaksi antara bentuk promosi dan harga terhadap intensi membeli (p = 0,24).

Buying behavior are shifting from conventional method to use of e-commerce especially in emerging adulthood age range. Therefore, e-commerce is competing in providing promotion and price with the best deal to expand their market. This study aims to examine the effect of promotion type and price toward purchase intention. Experimental study was conducted on participants aged 18-25 years old. Participants assigned to purchase scenario with promotion type (discount and free shipping) as within-subjects variable and price (cheap and expensive) as between-subjects variable. Mixed ANOVA result reveal significant effect of price toward purchase intention (p < .01). Meanwhile, there is no significant effect of promotion type toward purchase intention (p = 0.10). Moreover, there is no interaction between the variables toward purchase intention (p = 0.24)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alma Aqila Hansa
"Dalam era digital yang semakin berkembang, khususnya setelah pandemi, penggunaan platform e-commerce untuk berbelanja online meningkat pesat di Indonesia, dengan tren live streaming shopping menjadi salah satu inovasi terbaru yang menarik perhatian konsumen. Namun, meskipun popularitasnya meningkat, kegiatan berbelanja melalui live streaming di e-commerce Indonesia sering menghadapi berbagai masalah yang mengganggu kepercayaan konsumen yang merupakan salah satu elemen kunci dalam membentuk niat pembelian dan keterlibatan konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kepercayaan konsumen dan perilaku pembelian aktual di live streaming ecommerce. Teori socio-technical dan teori trust transfer digunakan untuk mengidentifikasi hubungan faktor social enabler dan technical enabler terhadap kepercayaan konsumen dan perilaku pembelian aktual. Penelitian ini dilakukan dengan 785 responden yang dianalisis menggunakan PLS-SEM, dan dilanjutkan dengan wawancara kualitatif dengan 30 responden yang dianalisis melalui content analysis untuk mendukung hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor social enabler, yaitu active control, two-way communication, dan synchronicity, serta faktor technical enabler seperti visibility affordance dan guidance shopping affordance, terbukti meningkatkan kepercayaan terhadap platform, streamer, dan produk. Aspek technical enabler lainnya, yaitu metavoicing affordance, tidak berpengaruh signifikan terhadap trust in streamer. Kepercayaan pada streamer juga terbukti mempengaruhi kepercayaan pada produk, sesuai dengan teori trust transfer. Niat pembelian dalam live streaming juga terbukti dipengaruhi oleh consumer trust dan kemudian berpengaruh terhadap actual purchase. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi penyedia layanan live streaming, terkhusus pihak pengembangnya, mengenai aspek live streaming apa saja yang berpengaruh dalam meningkatkan kepercayaan dan perilaku pembelian konsumen.

In the rapidly evolving digital era, particularly following the pandemic, the use of ecommerce platforms for online shopping has increased in Indonesia, with the trend of live streaming shopping emerging as one of the latest innovations capturing consumer attention. However, despite its growing popularity, live streaming shopping in Indonesian e-commerce frequently encounters various issues that undermine consumer trust—one of the key elements in shaping purchase intentions and consumer engagement. This study aims to identify the factors influencing consumer trust and actual purchasing behavior in live streaming ecommerce. Socio-technical theory and trust transfer theory are employed to identify the relationships between social enablers and technical enablers and their impact on consumer trust and actual purchasing behavior. The research involved 785 respondents analyzed using PLS-SEM, followed by qualitative interviews with 30 respondents analyzed through content analysis to support the findings. The results indicate that social enablers, such as active control, two-way communication, and synchronicity, as well as technical enablers like visibility affordance and guidance shopping affordance, significantly enhance trust in the platform, streamer, and product. Another technical enabler aspect, metavoicing affordance, does not have a significant effect on trust in streamer. Trust in the streamer also influences trust in the product, in line with trust transfer theory. Purchase intentions in live streaming are shown to be affected by consumer trust, which subsequently impacts actual purchases. These findings are expected to provide valuable insights for live streaming service providers and developers regarding the aspects of live streaming that influence consumer trust and purchasing behavior"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sophie Andira Cindani Gardian
"Dalam era digital yang semakin berkembang, khususnya setelah pandemi, penggunaan platform e-commerce untuk berbelanja online meningkat pesat di Indonesia, dengan tren live streaming shopping menjadi salah satu inovasi terbaru yang menarik perhatian konsumen. Namun, meskipun popularitasnya meningkat, kegiatan berbelanja melalui live streaming di e-commerce Indonesia sering menghadapi berbagai masalah yang mengganggu kepercayaan konsumen yang merupakan salah satu elemen kunci dalam membentuk niat pembelian dan keterlibatan konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kepercayaan konsumen dan perilaku pembelian aktual di live streaming ecommerce. Teori socio-technical dan teori trust transfer digunakan untuk mengidentifikasi hubungan faktor social enabler dan technical enabler terhadap kepercayaan konsumen dan perilaku pembelian aktual. Penelitian ini dilakukan dengan 785 responden yang dianalisis menggunakan PLS-SEM, dan dilanjutkan dengan wawancara kualitatif dengan 30 responden yang dianalisis melalui content analysis untuk mendukung hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor social enabler, yaitu active control, two-way communication, dan synchronicity, serta faktor technical enabler seperti visibility affordance dan guidance shopping affordance, terbukti meningkatkan kepercayaan terhadap platform, streamer, dan produk. Aspek technical enabler lainnya, yaitu metavoicing affordance, tidak berpengaruh signifikan terhadap trust in streamer. Kepercayaan pada streamer juga terbukti mempengaruhi kepercayaan pada produk, sesuai dengan teori trust transfer. Niat pembelian dalam live streaming juga terbukti dipengaruhi oleh consumer trust dan kemudian berpengaruh terhadap actual purchase. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi penyedia layanan live streaming, terkhusus pihak pengembangnya, mengenai aspek live streaming apa saja yang berpengaruh dalam meningkatkan kepercayaan dan perilaku pembelian konsumen.

In the rapidly evolving digital era, particularly following the pandemic, the use of ecommerce
platforms for online shopping has increased in Indonesia, with the trend of live
streaming shopping emerging as one of the latest innovations capturing consumer attention.
However, despite its growing popularity, live streaming shopping in Indonesian e-commerce
frequently encounters various issues that undermine consumer trust—one of the key elements
in shaping purchase intentions and consumer engagement. This study aims to identify the
factors influencing consumer trust and actual purchasing behavior in live streaming ecommerce.
Socio-technical theory and trust transfer theory are employed to identify the
relationships between social enablers and technical enablers and their impact on consumer
trust and actual purchasing behavior. The research involved 785 respondents analyzed using
PLS-SEM, followed by qualitative interviews with 30 respondents analyzed through content
analysis to support the findings. The results indicate that social enablers, such as active
control, two-way communication, and synchronicity, as well as technical enablers like
visibility affordance and guidance shopping affordance, significantly enhance trust in the
platform, streamer, and product. Another technical enabler aspect, metavoicing affordance,
does not have a significant effect on trust in streamer. Trust in the streamer also influences
trust in the product, in line with trust transfer theory. Purchase intentions in live streaming
are shown to be affected by consumer trust, which subsequently impacts actual purchases.
These findings are expected to provide valuable insights for live streaming service providers
and developers regarding the aspects of live streaming that influence consumer trust and
purchasing behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aiko Sulaiman
"Dalam era digital yang semakin berkembang, khususnya setelah pandemi, penggunaan platform e-commerce untuk berbelanja online meningkat pesat di Indonesia, dengan tren live streaming shopping menjadi salah satu inovasi terbaru yang menarik perhatian konsumen. Namun, meskipun popularitasnya meningkat, kegiatan berbelanja melalui live streaming di e-commerce Indonesia sering menghadapi berbagai masalah yang mengganggu kepercayaan konsumen yang merupakan salah satu elemen kunci dalam membentuk niat pembelian dan keterlibatan konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kepercayaan konsumen dan perilaku pembelian aktual di live streaming ecommerce. Teori socio-technical dan teori trust transfer digunakan untuk mengidentifikasi hubungan faktor social enabler dan technical enabler terhadap kepercayaan konsumen dan perilaku pembelian aktual. Penelitian ini dilakukan dengan 785 responden yang dianalisis menggunakan PLS-SEM, dan dilanjutkan dengan wawancara kualitatif dengan 30 responden yang dianalisis melalui content analysis untuk mendukung hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor social enabler, yaitu active control, two-way communication, dan synchronicity, serta faktor technical enabler seperti visibility affordance dan guidance shopping affordance, terbukti meningkatkan kepercayaan terhadap platform, streamer, dan produk. Aspek technical enabler lainnya, yaitu metavoicing affordance, tidak berpengaruh signifikan terhadap trust in streamer. Kepercayaan pada streamer juga terbukti mempengaruhi kepercayaan pada produk, sesuai dengan teori trust transfer. Niat pembelian dalam live streaming juga terbukti dipengaruhi oleh consumer trust dan kemudian berpengaruh terhadap actual purchase. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi penyedia layanan live streaming, terkhusus pihak pengembangnya, mengenai aspek live streaming apa saja yang berpengaruh dalam meningkatkan kepercayaan dan perilaku pembelian konsumen.

In the rapidly evolving digital era, particularly following the pandemic, the use of ecommerce platforms for online shopping has increased in Indonesia, with the trend of live streaming shopping emerging as one of the latest innovations capturing consumer attention. However, despite its growing popularity, live streaming shopping in Indonesian e-commerce frequently encounters various issues that undermine consumer trust—one of the key elements in shaping purchase intentions and consumer engagement. This study aims to identify the factors influencing consumer trust and actual purchasing behavior in live streaming ecommerce. Socio-technical theory and trust transfer theory are employed to identify the relationships between social enablers and technical enablers and their impact on consumer trust and actual purchasing behavior. The research involved 785 respondents analyzed using PLS-SEM, followed by qualitative interviews with 30 respondents analyzed through content analysis to support the findings. The results indicate that social enablers, such as active control, two-way communication, and synchronicity, as well as technical enablers like visibility affordance and guidance shopping affordance, significantly enhance trust in the platform, streamer, and product. Another technical enabler aspect, metavoicing affordance, does not have a significant effect on trust in streamer. Trust in the streamer also influences trust in the product, in line with trust transfer theory. Purchase intentions in live streaming are shown to be affected by consumer trust, which subsequently impacts actual purchases. These findings are expected to provide valuable insights for live streaming service providers and developers regarding the aspects of live streaming that influence consumer trust and purchasing behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldo Bagus Eryanto
"Perkembangan dunia live video streaming dalam beberapa tahun terakhir didasari oleh faktor tingginya kenaikan penggunaan layanan tersebut pada e-commerce platforms. Fitur live stream saat ini banyak di implementasi oleh e-commerce platform di mana dengan melihat siaran secara langsung, pelanggan dapat merasakan proses berbelanja yang lebih menyenangkan layaknya berbelanja fisik di toko secara offline. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh fitur teknis pada live streaming dari perspektif teori IT affordance, faktor product uncertainty, dan jenis produk pada live stream, terhadap intensi pembelian produk melalui e-commerce platforms. Pengumpulan data pada penelitian dilakukan dengan menyebar kuesioner secara online yang melibatkan 322 responden. Dalam pengolahan data, penulis mengguanakan IBM AMOS 26.0, IBM Statistics SPSS 25, dan SmartPLS. Hasil pada penelitian ini membuktikan bahwa tingkat uncertainty terkait produk mempengaruhi intensi seseorang dalam melakukan belanja menggunakan live streaming pada e-commerce platform. Selain itu, temuan pada penelitian ini menunjukan bahwa teori IT affordance yang dijabarkan melalui variabel visibility, metavoicing, dan social connecting serta tipe produk yang ditonton juga berpengaruh terhadap tingkat uncertainty pengguna live stream. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan intensi pengguna dalam berbelanja di ecommerce menggunakan live streaming, diperlukan aspek hingga fitur teknis IT yang baik.

The development of the world of live video streaming in recent years is based on the high increase in the use of these services on e-commerce platforms. The live stream feature is currently widely implemented by e-commerce platforms where by watching live streaming, customers can experience a more enjoyable shopping process like shopping physically in an offline store. Therefore, this study aims to analyze the effect of technical features on live streaming from the perspective of IT affordance theory, product uncertainty factors, and product types on live streams, on the intention to purchase products through e-commerce platforms. Data collection in the study was conducted by distributing online questionnaires involving 322 respondents. In processing data, the authors use IBM AMOS 26.0, IBM Statistics SPSS 25, and SmartPLS. The results of this study prove that the level of product-related uncertainty influences one's intention to shop using live streaming on the e-commerce platform. In addition, the findings in this study indicate that IT affordance theory which is elaborated through the variables of visibility, metavoicing, and social connecting as well as the type of product being watched also influences the level of uncertainty of live stream users. Therefore, it can be concluded that in order to increase user intentions in shopping on e-commerce using live streaming, aspects of IT technical features are needed."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saffira Annisa Bening
"Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. E-commerce dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi UMKM dan diproyeksi akan menjadi kontributor terbesar ekonomi digital Indonesia di tahun 2030, namun baru 22% UMKM Indonesia yang mengadopsi e-commerce. Penelitian ini menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi e-commerce pada UMKM Indonesia khususnya di industri ritel dan memilih strategi adopsi e-commerce terbaik dengan menggunakan model Decision-Makers, Technological, Organizational, and Environmental (DTOE) dan teori Diffusion of Innovation (DOI). Hasil diolah menggunakan metode Decision Making Trial and Evaluation Laboratory (DEMATEL) berbasis Analytic Network Process (ANP) untuk melihat pengaruh dan prioritas antar faktor. Strategi adopsi e-commerce direkomendasikan berdasarkan hasil penelitian menggunakan metode Complex Proportional Assessment (COPRAS). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor Pengetahuan IT Pengambil Keputusan, Sikap Pengambil Keputusan Terhadap Inovasi dan Kompleksitas merupakan faktor penting dalam rangka adopsi teknologi e-commerce, sedangkan pengembangan atau pelatihan keterampilan Information Technology (IT) dan e-commerce merupakan prioritas strategi dalam rangka meningkatkan adopsi teknologi e-commerce di UMKM ritel.

Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) play a crucial role to Indonesia’s economy. E-commerce can help MSMEs gain competitive advantage and is expected to be the largest contributor to Indonesia's digital economy by 2030, but only 22% of MSMEs in Indonesia have adopted e-commerce. The aim of this study is to investigate the criteria that influence e-commerce adoption in Indonesian MSMEs, particularly in the retail industry and select the best e-commerce adoption strategy using the Decision-Makers, Technological, Organizational, and Environmental (DTOE) model and the Diffusion of Innovation (DOI) theory. The influence and priorities between criteria were calculated using the Decision Making Trial and Evaluation Laboratory (DEMATEL) based Analytic Network Process (ANP) method, and an e-commerce adoption strategy was selected using the Complex Proportional Assessment (COPRAS) method. The findings of this study indicate that Decision Maker’s IT Knowledge, Decision Maker's Attitude Towards Innovation, and Complexity are important criteria in the context of adopting e-commerce technology in retail MSMEs while the development or training of Information Technology (IT) and e-commerce skills was identified as the best strategy to increase adoption of e-commerce technology in retail MSMEs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>