Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17440 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Davis, Elizabeth
London: Optimism Press, 1994
612.6 DAV w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Wakhidaturrohmah
"ABSTRAK
Peningkatan jumlah perempuan menikah yang terinfeksi HIV/AIDS salah satunya disebabkan oleh hubungan heteroseksual dengan suami yang telah terineksi HIV akibat perilaku seksual suami yang suka berganti-ganti pasangan maupun suami sebagai pengguna narkoba. Penularan HIV/AIDS memalui bhubungan seksual merupakan factor risiko penularan tertinggi. Perempuan menikah dngan ststus ODHA rentan menularkan HIV/AIDS terhadap bayi apabila terjadi kehamilan yang tidak direncanakan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sikap dan perilaku seksual perempuan menikah dengan status ODHA. Sampel penelitian adalah perempuan menikah dengan status ODHA yang berkunjung ke Poli Melati RSPI Prof Dr Sulianti Saroso. Penelitian ini merupakan penelitian dekriptif kuantitattif menggunakan cross sectional dengan metode concecutive sampling yang melibatkan 107 responden. Hasil penelitian ini dianalisa secara univariat dan didapatkan hasil perempuan menikah dengan ststus ODHA memiliki sikap non permisif terhdap hubungan seksual sebagai kontrol kelahiran, hubungan yang erat dan sebagai alat serta kepuasan terhadap perilaku seksual senggama yang dilakukan masihkurang. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu keperawatan. Selain itu, penelitian selanjutnya diharapkan mampu melakuan studi mengenai hubungan antara karakteristik dengan sikap dan perilaku seksual penderita HIV/AIDS.

ABSTRACT
The increase in the number of married women infected with HIV / AIDS is partly due to heterosexual relationships with husbands who have been infected with HIV due to the sexual behavior of husbands who like to have multiple partners and husbands as drug users. Transmission of HIV / AIDS through sexual intercourse is the highest risk factor for transmission. Women who are married with PLHIV status are prone to transmitting HIV / AIDS to their babies if there is an unplanned pregnancy. The aim of this study was to identify sexual attitudes and behavior of married women with PLWHA status. The research sample was married women with PLWHA status who visited Poli Melati RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso. This research is a descriptive quantitative research using cross sectional method with concecutive sampling involving 107 respondents. The results of this study were analyzed univariately and it was found that women married to the status of PLWHA had non-permissive attitudes towards sexual relations as birth control, a close relationship and as a tool and satisfaction with sexual intercourse behavior was still lacking. This research is expected to be useful for the development of nursing science. In addition, further research is expected to be able to conduct studies on the relationship between characteristics and sexual attitudes and behavior of HIV / AIDS sufferers."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Foley, Sallie
New York: Guilford Press, c2012.
613.95 FOL s (1);613.95 FOL s (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Desti Anggraeni
"Fungsi seksual ibu hamil dapat mengalami perubahan. Hal tersebut dapat berdampak terhadap keharmonisan rumah tangga. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan fungsi seksual selama kehamilan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain deskirptif analitik pendekatan cross sectional. Hasil penelitian memaparkan bahwa dari 201 ibu hamil dengan mayoritas rerata usia 27,76 tahun SD=5,46 bahwa 46,8 94 orang mengalami resiko tinggi disfungsi seksual. Hal ini berhubungan dengan usia kehamilan yang semakin meningkat, tingkat pendidikan lebih rendah, tidak bekerja, dan kehamilan yang tidak direncanakan. Hasil penelitian ini memperkuat bahwa pengkajian mengenai faktor-faktor fungsi seksual dan pemberian edukasi seksualitas penting digencarkan, baik secara keilmuan atau pelayanan kesehatan untuk meningkatkan nilai fungsi seksual ibu hamil.

Sexual function in pregnant women perceived change and has a significant impact in a families tranquility. The purpose of this study to overview sexual function of pregnant women and the related factors. 201 pregnant women participated in the study. The study use quantitative methods to design descriptive analytic approach of cross sectional study. Results of study from 201 pregnant women participated in the study that mean age of participants was 27,76 years SD 5,46 . Over all 94 women 46,8 scored less than mean on sexual functioning. The results obtained from chi square model demonstrated that older age of women and husband, longer duration of marriage, older stageof pregnancy, lower education, house wife, and unwanted pregnancy were related factors contributing to disturbed sexual functioning among couples. Results of study reinforce assessment between related factors of sexual function and sexual education is important to be encouraged both in study and health service to improve the quality of sexual function.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febi Ratnasari
"Penelitian ini menggunakan metode kuntitatif dengan desain penelitian analitik pendekatan cross sectional. Jumlah responden 138 orang dengan cara pengambilan sampel menggunakan proportionate random sampling. Hasil penelitian menjelaskan bahwa ada hubungan antara perencanaan kehamilan, usia gravida, usia suami, mitos, frekuensi hubungan seksual dan inisiasi dengan fungsi seksual.
Hasil analisa regeresi logistik berganda dengan uji regresi binomial didapatkan nilai p-value = 0.008 dengan OR 8.7 untuk mitos dengan keinginan seksual, p-value = 0.143 dengan OR 2.1 untuk perencanaan kehamilan dengan gairah seksual, p-value = 0.002 dengan OR 5.2 untuk frekuensi hubungan seksual dengan orgasme dan p-value = 0.021 dengan OR 3.7 untuk frekuensi hubungan seksual dengan kepuasan seksual. Disimpulkan mitos sangat memengaruhi fungsi seksual ibu hamil.

Sexual function in pregnant women perceived change due to changes in the physical, hormonal, psychological and socio-cultural. The purpose of this study to overview sexual function of pregnant women and the factors that influence. This study uses quantitative methods to design analytic approach of cross sectional study. Total respondents 138 people in a way proportionate random sampling using sampling.
Results of the study explained that there is a relationship between planning pregnancy, gravida age, the age of the husband, the myth, the frequency of sexual intercourse and initiation of the sexual response; desire, arousal, orgasm and sexual satisfaction.
Regeresi analysis results of the multiple logistic regression with binomial obtained p-value = 0.008 with OR 8.7 for the myth with sexual desire, p-value = 0143 with OR 2.1 for pregnancy planning with sexual arousal, p-value = 0.002 with OR 5.2 for frequency sexual intercourse with orgasm and p-value = 0.021 with OR 3.7 for the frequency of sexual intercourse with sexual satisfaction. Concluded myth influence with sexual function.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T45336
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Purwarini
"Kepuasan seksual perempuan dalam masyarakat, selama ini lebih banyak dipahami melalui aspek biologis dan psikologis, tanpa melibatkan pengalaman perempuan secara langsung. Hal ini berimplikasi pada pengabaian hak seksualitas perempuan seperti yang tercantum dalam ICPD 1994, dan hak keadilan hukum bagi perempuan yang mengeluarkan cairan di vagina pada kasus perkosaan. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pada pemaknaan kepuasan seksual perempuan secara konstekstual yang berkesetaraan gender, serta digunakan untuk aspek praktis terkait permasalahan kepuasan seksual perempuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus berperspektif feminis dengan metode pengambilan data melalui wawancara mendalam, observasi dan pengamatan.
Subjek penelitian terdiri dari lima orang subjek utama dan satu orang subjek pendukung. Subjek utama dalam studi ini merupakan perempuan heteroseksual yang aktif melakukan hubungan seksual, sedangkan subjek pendukung adalah dokter perempuan yang pernah menangani kasus disfungsi seksual dan menjadi saksi ahli dalam kasus perkosaan, yang berada di Jakarta dan Tangerang. Dalam melihat kompleksitas pemaknaan kepuasan seksual perempuan, digunakan teori kepuasan seksual dalam perspektif medis Rosemary Basson, teori Politik Seksual Kate Millett, teori orgasme dalam perspektif feminis Anne Koedt, konsep seksualitas dalam perspektif psikologis dari Joan Rollins, serta konsep Sexual Compliance Impett dan Peplau.
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa orgasme perempuan adalah sebuah kondisi yang terjadi pada aktivitas seksual yang diinginkan perempuan, yang ditandai dengan perasaan kenikmatan yang luar biasa dan tidak dapat dijelaskan secara tepat, tanpa perubahan ciri pada vagina dan bagian tubuh lainnya yang khas. Orgasme perempuan hanya dapat didefinisikan oleh perempuan yang mengalaminya, karena orgasme bersifat unik dan individual. Pemaknaan kepuasan seksual perempuan dipengaruhi oleh konstruksi sosial budaya yang ada di sekitarnya. Dalam hubungan seksual, perempuan membutuhkan orgasme, dan melakukan berbagai upaya untuk mendapatkannya.

Women's sexual pleasure in society have been understood mostly through biological and psychological aspects, without involving direct experience of women. This has implications for the abandonment of women 39 s sexuality rights as stated in the ICPD 1994 and the right of legal justice for women who secrete vaginal fluids in cases of rape. This research is expected to contribute to the interpretation of women's sexual pleasure in the contextual of gender equality, and used for practical aspects related to women's sexual pleasure problem. This research uses qualitative approach of case study with feminist perspective and using in depth interview and observation methods to collecting data. The subjects consist of five main subjects and one supporting subject.
The main subjects in this study were heterosexual women who were sexually active, while the supporting subjects were female physicians who had treated sexual dysfunction and became expert witnesses in cases of rape, located in Jakarta and Tangerang. In looking at the complexity of the meaning of women's sexual pleasure, there are some theories used as analysis tool i.e. the sexual pleasure theories by Rosemary Basson in the medical perspective, Sexual Politics theory by Kate Millett, orgasm theory in the feminist perspective by Anne Koedt, the concept of sexuality in the psychological perspective by Joan Rollins, and the concept of Sexual Compliance by Impett and Peplau.
The results of this study found that women's orgasm is a condition that occurs in the desired sexual activity of women, characterized by a feeling of pleasure that is extraordinary and can not be described precisely, without typical change from the characteristics of vagina and other body parts. Women's orgasm can only be defined by women who experience it, because orgasm is unique and individual. The meaning of sexual pleasure of women is influenced by socio cultural constructions that surround it. In sexual relationships, women need orgasm, and make every effort to get it.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T51338
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Riana Ridwan
"Pendahuluan dan Tujuan: Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan gangguan seksual pada wanita menikah yang bekerja pada bidang pelayanan kesehatan.
Metode: Fungsi seksual dinilai dengan kuesioner Female Sexual Function Index (FSFI). Analisis data dilakukan dengan chi-square test or Fisher Exact Test
Hasil: Semua subjek yang mengalami overweight atau obesitas memiliki masalah nyeri terbanyak (p value 0.034). Wanita dengan diabetes mellitus memiliki masalah kepuasan yang lebih tinggi (p=0.002, OR 13.13, CI 1.73-99.91). Wanita yang menggunakan kontrasepsi memiliki masalah orgasme yang lebih rendah dibandingkan wanita yang tidak menggunakannya (p<0.004, OR 0.33, CI 0.15-0.72). Subjek yang bekerja sebagai staf medis seperti perawat/bidan, farmasi, radiografer memiliki masalah nyeri yang lebih tinggi (71.43%) dibandingkan dengan staf non medis (petugas administrasi) (OR 27.47, CI 3.73-202).
Kesimpulan: IMT yang berlebih (overweight/obesitas), diabetes mellitus, penggunaan kontrasepsi, dan tenaga kesehatan adalah faktor risiko yang signifikan yang mempengaruhi munculnya gangguan seksual pada wanita yang bekerja di rumah sakit.

Introduction & Objectives: In this study, we want to evaluate the risk factors associated with sexual dysfunction in married women working in health care system.
Material & Methods: The sexual function was assessed in the questionnaire using Female Sexual Function Index (FSFI). The analysis was conducted using chi-square test or Fisher Exact Test.
Result: All participants who were overweight/obese had highest pain problem (p value 0.034). Women with diabetes mellitus had higher satisfaction problems (p=0.002, OR 13.13, CI 1.73-99.91). The females who used contraception had significantly lower orgasm problems (p<0.004, OR 0.33, CI 0.15-0.72. Participants who worked as medical staff such as nurse/midwife, pharmacist, radiographer had higher pain problems (71.43%) compared to medical staff (administration staff) (OR 27.47, CI 3.73-202).
Conclusion: The BMI (overweight/obesity), diabetes mellitus, the use of contraception, and the medical occupation were the significant risk factors to sexual dysunction problem in women working in the hospital.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apriliani Yulianti Wuriningsih
"[ABSTRAK
Infeksi menular seksual merupakan salah satu masalah kesehatan perempuan yang
berdampak besar terhadap kesehatan reproduksi. Perempuan dituntut untuk
menjaga kebersihan diri khususnya kebersihan genitalia sebagai alat reproduksi
utama. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh pendidikan
kesehatan kebersihan diri terhadap tanda dan gejala IMS. Penelitian ini
menggunakan disain eksperimen semu. Teknik pengambilan sampel
menggunakan konsekutif pada 84 responden yang terbagi dalam kelompok
kontrol dan intervensi. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner tanda dan
gejala IMS. Hasil penelitian menunjukkan pendidikan kesehatan mengurangi
tanda dan gejala infeksi menular seksual (p = 0,008). Pemberian pendidikan
kesehatan direkomendasikan di pelayanan kesehatan untuk meningkatkan
kesehatan reproduksi perempuan.

ABSTRACT
Sexual transmitted diseases are one of the women health problems which has a
major impact on health reproduction. Women required to maintenance personal
hygiene especially for genital area as a main reproduction organ. This study was
conduct to explore the effect of personal hygiene health education on the signs
and symtoms of STD amongs respondents. The design is a quasi-experimental.
Consecutive sampling method was used in 84 respondents and divided into
control groups and intervention groups. A questionnaire of signs and symptoms of
sexual transmitted diseases was used. The results showed personal hygiene health
education reduces the signs and symptoms of sexual transmitted diseases (p =
0.008). The health education is recommended to use in the health service to
improve women's health reproduction, Sexual transmitted diseases are one of the women health problems which has a
major impact on health reproduction. Women required to maintenance personal
hygiene especially for genital area as a main reproduction organ. This study was
conduct to explore the effect of personal hygiene health education on the signs
and symtoms of STD amongs respondents. The design is a quasi-experimental.
Consecutive sampling method was used in 84 respondents and divided into
control groups and intervention groups. A questionnaire of signs and symptoms of
sexual transmitted diseases was used. The results showed personal hygiene health
education reduces the signs and symptoms of sexual transmitted diseases (p =
0.008). The health education is recommended to use in the health service to
improve women's health reproduction]"
2015
T43599
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susanaria Alkai
"ABSTRAK
Fungsi seksual pada perempuan merupakan suatu kondisi yang dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah efikasi seksual diri. Perempuan dengan kondisi infertil rentan mengalami disfungsi seksual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efikasi seksual diri dengan fungsi seksual pada perempuan infertil. Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan jumlah responden 89 orang perempuan infertil. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Female sexual Function Index dan kuesioner Sexual Self Efficacy for Female. Hasil penelitian adalah adanya hubungan antara domain sensualitas, komunikasi, penerimaan diri pada efikasi seksual diri dengan fungsi seksual pada perempuan infertil, dengan p value < 0,05. Penelitian ini merekomendasikan penelitian lanjutan tentang pengalaman dan mekanisme koping pada perempuan infertil dalam menghadapi kondisinya.

ABSTRACT
Sexual function in women is a condition that can be influenced by many factors, one of which is self sexual efficacy. Women with infertile conditions are susceptible to sexual dysfunction. This study aims to determine the relationship of sexual self efficacy with sexual function in infertile women. The design of the study was cross sectional with 89 infertile women. The instruments used were Female Sexual Function Index questionnaire and Sexual Self Efficacy for Female questionnaire. The result of the research is the relationship between sensuality domain, communication, self acceptance and sexual function in infertile women, with p value "
2018
T50584
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurul Aini
"ABSTRAK
Menopause merupakan periode normal pada perempuan ditandai dengan berhentinya siklus menstruasi selama 12 bulan. Menopause mengakibatkan organ reproduksi secara anatomi dan fungsi berubahsehingga mempengaruhi fungsi seksual perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengambarkan fungsi seksual perempuan menopause di Kelurahan Depok dan Pancoran Mas,menggunakan metode survei deskriptif, cross-sectional,dengan sampel sebanyak 106 responden, dipilih secara consecutive sampling. Instrumen yang digunakan adalah Female Sexual Function Index. Hasil penelitian dengan analisis univariat menunjukkan bahwa 90,6 % memiliki resiko disfungsi seksual, sedangkan 9,4% memiliki fungsi seksual normal. Penyuluhan dan konseling masalah seksualitas penting dilakukan sebagai upaya memberikan pendidikan kesehatan bagi perempuan usia menopause.

ABSTRACT
Menopause is a normal period when menstrual cycle was absent for twelve monthsconsecutively. Menopause causes reproduction organs to change anatomically and functionally thus affects female sexual function. In response, this research was conducted to describe the characteristics and sexual function of menopausal woman in Depok and Pancoran Mas sub-districts.It uses descriptive survey design with cross-sectional approach on 106 respondents chosen by consecutive sampling technique. The respondents were interviewed usingFemale Sexual Function Index. Findings, with univariat analysis, demonstrates that 90,6 % respondents have risk for sexual dysfunction while only 9,4 % repondents have normal sexual function. This research suggests it is important to conduct seminar and counseling activitiesregarding sexuality issues as an effort to educate menopausal woman.
"
2015
S61064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>