Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6897 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: UI Publishing, 2024
070.4 PAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Haryanto
"Kelancaran kanaikan pangkat tenaga pengajar UT menarik untuk diteliti karena proses belajar mengajar mahasiswanya dilakukan dengan sistem belajar jarak jauh dan terbuka. Ketertarikan ini dituangkan dalam 3 pertanyaan dasar yaitu bagaimana, apa yang mempengaruhi, dan adakah hubungan antara kinerja TPAK Fakultas dan TPAK UT dengan kelancaran kenaikan pangkat tenaga pengajar UT? Jawaban atas ke 3 pertanyaan tersebut adalah tujuan penelitian ini.
Kenaikan pangkat tenaga pengajar adalah peningkatan pengangkatan ke suatu pangkat yang lebih tinggi setelah memenuhi syarat hasil kerja atau prestasi kerjanya. Kelancaran kenaikan pangkat juga berkaitan erat dengan karier, jabatan yang dipegang selama kehidupan kerja seseorang yang membentuk pola kemajuan yang sistematik dan jelas., Bagi banyak orang, karier merupakan suatu bagian dari rencana yang disusun secara hati-hati. Kelancaran kenaikan pangkat berkaitan erat dengan kinerja, prestasi atau output konkrit dan dapat diukur serta dapat dibandingkan dengan standard yang telah ditentukan. Standard kinerja tenaga pengajar diukur dengan jumlah dan sebaran perolehan nilai angka kredit (kum) unsur utama yang terdiri dari pendidikan dan Tridharma perguruan tinggi serta unsur penunjang.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisa diskriptif. Informan yang diwawancarai berasal dari 4 fakultas, masing-masing terdiri dari 3 kelompok informan yang menduduki jabatan Asisten Ahli, Lektor, dan Lektor Kepala. Masingmasing kelompok tediri dari sub kelompok lancar dan sub kelompok kurang lancar kenaikan pangkatnya, kecuali Lektor Kepala hanya ada sub kelompok kurang lancar saja.
Kesimpulan dari hasil wawancara yang telah dianalisa adalah sebagai berikut.
Kum unsur pendidikan dan pengajaran dan unsur penunjang diperoleh semua informan secara teratur setiap semester pada setiap tahun sehingga kebutuhan kum unsur ini dapat dipenuhi. Prestasi informan pada unsur penelitian tidak teratur, kadang-kadang ada sate tahun yang kosong atau rata-rata hanya 1 karya ilmiah tiap tahunnya. Baru pada menjelang akan mengajukan usulan kenaikan pangkat, prestasi karya ilmiahnya meningkat. Kum pengabdian kepada masyarakat diperoleh semua informan tidak teratur tetapi tidak masalah karena jumlah yang diperlukan sedikit.
Karier keilmuan informan adalah sebagian kecil lulusan S3 dan S1, sedang sebagian terbesar adalah lulusan S2. Karya ilmiah tenaga pengajar sebagian disajikan pada seminar atau dipublikasikan melalui jurnal dan majalah. Sebagian kecil informan sering menyajikan makalah dalam pelatihan, seminar dan pertemuan ilmiah di UT dan di luar UT. Karier jabatan struktural informan cukup bagus karena separuh informan pernah/sedang menjabat jabatan structural.
Faktor eksternal yang mendukung kelancaran kenaikan pangkat adalah aturan dan pimpinan yang mendukung, sarana dan prasarana yang memadai, prosedur dan waktu pemrosesan ditaati. Sedang faktor internal yang mendukung adalah motivasi, perencanaan, sistematika pengarsipan dan monitoring perolehan kum, dan teratur berprestasi dalam penelitian pada beberapa tahun. Hambatan eksternal kenaikan pangkat tenaga pengajar adalah jumlah dan sebaran untuk setiap unsur tidak mencukupi, karena tidak berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari, lingkungan dan teman kerja di luar fakultas yang tidak mendukung. Hambatan internalnya adalah pengarsipan bukti kegiatan dan monitoring perolehan kum kurang, motivasi diri untuk berkarya ilmiah kurang.
Hubungan kinerja TPAK fakultas dengan TPAK UT cukup baik karena usulan dari TPAK fakultas segera ditindaklanjuti dan hasilnya segera diberitahukan kepada TPAK fakultas untuk segera disampaikan kepada yang bersangkutan.
Berkaitan dengan temuan tersebut di atas, peneliti menyarankan agar staf kepegawaian fakultas mengurusi kenaikan pangkat karena selain bermanfaat bagi yang bersangkutan, juga bermanfaat untuk meningkatkan kredibilitas organisasi. Saran lainnya adalah peningkatan sosialisasi juklak yang telah disempurnakan kepada tenaga pengajar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12411
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naibaho, Ramli Effendi Idris
"Dalam era globalisasi dewasa ini, suatu lembaga dituntut untuk dapat memberi nilai (value) sesuai dengan kompetensi masing-masing sehingga existensinya dapat bermanfaat bagi orang yang membutuhkan. Guna keperluan tersebut Direktorat Kepangkatan dan Penggajian sebagai salah satu unit garda depan (front line unit) di BAKN perlu mengambil peranan sebagai perwujudan dari salah satu fungsi dan tugas pokoknya yaitu memberikan pelayanan administrasi kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil dengan cara meningkatkan kualitas pelayanan.
Menyadari hal tersebut BAKN telah berusaha meningkatkan kualitas sumber daya manusianya baik melalui instruksi atau pengarahan pimpinan maupun pemberian motivasi kerja. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mcngetahui adanya pengaruh pemberian motivasi kerja dan pelatihan tcrhadap orientasi kualitas pelayanan kenaikan pangkat pada Direktorat Kepangkatan dan Penggajian BAKN.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian korelasional, dimana populasi penelitian adalah pegawai Direktorat Kepangkatan dan Penggajian BAKN, sedangkan pengambilan sampel secara random sampling dan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner.
Selanjutnya untuk menganalisis data digunakan teknik korelasi dan regresi.
Hasil penelitian menunjukkan :
- Terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian motivasi kerja dengan orientasi kualitas pelayanan kenaikan pangkat, meskipun pelatihan telah dikontrol.
- Terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian pelatihan dengan orientasi kualitas pelayanan kenaikan pangkat meskipun motivasi kerja dikontrol.
- Terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian motivasi kerja dan pelatihan secara bersama-sama dengan orientasi kualitas pelayanan kenaikan pangkat.
- Terdapat perbedaan yang signifikan pada orientasi kualitas pelayanan kenaikan pangkat antara sebelum dan sesudah diberikan motivasi dan pelatihan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan agar para pegawai diberi kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan khususnya yang berhubungan dengan pelatihan dibidang tugas pokok dan jenis pelatihan pelayanan, kemudian faktorfaktor motivator sebagai pemeliharaan serta pendorong semangat kerja para pegawai Direktorat Kepangkatan dan Penggajian perlu diperbaiki dan ditingkatkan secara terus menerus."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T5241
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulian Tandigalla
Jakarta: Dharma Bhakti, 1989
610.6 YUL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S8597
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ng, Eng Juan
Jakarta: Salemba Empat, 2012
657 NGE pt (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sianipar, Andreas
"Pelayanan Kenaikan Pangkat Otomatis berbasis Less Paper (KPO Less Paper) merupakan inovasi dari Badan Kepegawaian Negara dalam proses layanan kepegawaian kenaikan pangkat PNS yang menyederhanakan proses bisnis pelayanannya melalui transformasi pelayanan secara digital sehingga dokumen persyaratan yang dibutuhkan untuk mengikuti proses kenaikan pangkat yang sebelumnya banyak dapat dikurangi dan hanya membutuhkan berkas dan dokumen dalam bentuk digital tidak lagi dalam bentuk fisik. Pembuatan aplikasi Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK) oleh BKN ditujukan untuk menciptakan pengintegrasian data PNS di seluruh Indonesia yang diharapkan dapat mengatasi masalah duplikasi data dan inefisiensi dalam pelayanan kepegawaian, sehingga melalui SAPK pelayanan kepegawaian yang dilakukan oleh BKN dan Kantor Regional BKN terhadap seluruh instansi di Indonesia dapat terintegrasi. Skripsi ini membahas tentang bagaimana implementasi KPO Less Paper melalui SAPK dalam kerangka interoperabilitas e-government berserta faktor-faktor yang terkait dalam pengimplementasiannya. Penelitian ini menggunakan konsep tingkatan/level interoperabilitas e-government dan faktor-faktor yang berkaitan dengan kemampuan dalam pelaksanaan interoperabilitas e-government. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan post-positivist dan metode pengambilan data melalui wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi interoperabilitas e-government dalam pelayanan KPO Less Paper sudah mencapai level interoperabilitas organisasional, namun pada level interoperabilitas semantik terdapat indikator yang belum tercapai yaitu kemampuan untuk menggabungkan atau menyingkronkan data/informasi lintas sistem informasi yang heterogen belum tercapai dengan baik, selain itu pada level interoperabilitas organisasional terdapat ketidakcapaiannya prinsip-prinsip komunikasi secara dua arah antar organisasi dan kecapaian komitmen antar organisasi yang dituangkan dalam bentuk perjanjian tertulis dan pelaksanaan pelayanan yang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

Pelayanan Kenaikan Pangkat Otomatis berbasis Less Paper (KPO Less Paper) is an innovation from Badan Kepegawaian Negara in the process of civil service promotion services that simplifies the service business process through digital service transformation so that the document requirements needed to follow the promotion process that previously complex can be reduced and only requires files and documents in digital form and no longer in paper-based form. The development of Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK) by BKN is aimed at creating integration of civil servant data throughout Indonesia which is expected to overcome the problem of data duplication and inefficiency in personnel services, so that through the SAPK staffing services carried out by BKN and the BKN Regional Office to all agencies in Indonesia can be integrated. This thesis discusses how the implementation of KPO Less Paper through SAPK in the framework of e-government interoperability and the factors involved in its implementation. This study uses the concept of e-government interoperability levels and factors related to the ability to implement e-government interoperability. This research was conducted using a post-positivist approach and data collection methods through in-depth interviews. The results showed that the implementation of e-government interoperability in KPO Less Paper services has reached the level of organizational interoperability, but at the semantic interoperability level there are indicators that have not been achieved, namely the ability to combine or synchronize data / information across heterogeneous information systems has not been achieved well, besides At the level of organizational interoperability, there are failure to achieve the principles of two-way communication between organizations and the achievement of inter-organizational commitments as outlined in the form of a written agreement and the implementation of services according to a predetermined schedule."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rahman Saleh
"Abdul Rahman Saleh
Pustakawan merupakan salah satu jabatan fungsional tertentu yang kenaikan pangkat dan jabatannya ditentukan oleh Angka Kredit yang diperoleh oleh pejabat fungsional tersebut memenuhi syarat yang sudah ditetapkan. Angka kredit tersebut dibagi dua bagian yaitu yang termasuk unsur utama di mana angka kredit yang diperoleh tidak boleh kurang dari 80% dan unsur penunjang dimana jumlah angka kredit yang diperoleh tidak boleh melebihi 20%. Angka kredit dari unsur utama terdiri dari AK yang diperoleh dari kegiatan pendidikan dan pelatihan dan kegiatan-kegiatan yang menjadi tupoksi pustakawan seperti perencanaan, pengolahan, pelayanan, dan pengkajian, serta kegiatan pengembangan profesi pustakawan. Sedangkan AK unsur penunjang diperoleh pustakawan dari kegiatan-kegiatan Kepustakawanan yang bersifat menunjang kegiatan pokok pustakawan seperti antara lain keterlibatan pustakawan dalam organisasi profesi, memberikan pelatihan dibidang kepustakawanan, keterlibatan pustakawan dalam tim penilai AK pustakawan dan lain-lain. Jabatan fungsional pustakawan ini sudah cukup lama diberlakukan yaitu sejak diberlakukannya Kepmenpan Nomor 18 Tahun 1988 yang efektif mulai berjalan sejak 1991. Dengan demikian sudah banyak pustakawan yang naik dengan cara mengajukan DUPAK. Namun sayangnya kajian terhadap pretasi pustakawan yang naik dengan cara mengajukan DUPAK ini belum banyak. Dari kajian ini diperoleh bahwa sebagian besar pustakawan yang naik pangkat/jabatan dengan AK berasal dari kegiatan Pengembangan profesi yaitu dengan proporsi AK sebesar 54,19%. Bahkan sebanyak 14,29% pustakawan naik dengan AK seluruhnya berasal dari pengembangan profesi. Rekomendasi dari kajian ini adalah perlunya pembatasan perolehan AK yang berasal dari pengembangan profesi."
Jakarta: Direktorat Pengembangan Tenaga dan Kerjasama perpustakaan Perpusnas, 2018
021 MPMKAP 25:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Firmansyah
"Keberlimpahan informasi menyebabkan pemustaka atau pengguna mengalami kesulitan dalam memperoleh informasi yang relevan dan cepat sesuai dengan kebutuhannya. Keterbatasan tersebut berupa tidak adanya waktu yang cukup untuk melakukan penelusuran secara serius atau karena belum atau tidak memiliki keterampilan dalam menelusur informasi secara online atau karena tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang informasi itu sendiri. Untuk mengatasi masalah penelusuran informasi diperlukan dasar kemampuan menelusur (basic information skill) dengan menggunakan strategi penelusuran. Ketika dalam menelusur tidak memanfaatkan fasilitas penelusuran dan strategi penelusuran online menyebabkan informasi yang didapatkan yaitu perolehan (recall) yang tinggi dan presisi (precision) yang rendah. Demikian pula dengan Dosen Inti dan Penelitian FIB UI, untuk menyelesaikan tugas dan kewajiban sebagai Dosen Inti dan Penelitian diperlukan kemampuan menelusur online secara individu. Dengan pendekatan kualitatif deskriptif dan menggunakan metode studi kasus, penelitian ini mencoba mengungkap kemampuan penelusuran sumber informasi online oleh Dosen Inti Penelitian FIB UI. Hasil penelitian ini berupa diperlukannya pelatihan literasi informasi atau pelatihan penelusuran sumber informasi online untuk para Dosen Inti dan Penelitian agar dapat mempunyai kemampuan penelusuran sumber informasi online, sehingga masalah penelusuran online dapat diatasai.

Information overload lead to users experiencing difficulties in obtaining relevant information and quickly according to his needs. To solve the basic problem of searching for needed information searching skills or basic information skills by using the search strategy. When the searcher does not avail the facility of online search and search strategy led to the acquisition of information obtained is of high recall and low precision. Similarly, Core and Research Lecturer Faculty Humanity UI, to complete the duties and obligations as a Core and Research Lecturer required online searching capabilities of individual. Using qualitative approach and case study methodology, the study sought to uncover the ability to search online information sources by Core and Research Lecturer Faculty Humanity UI. These results form the need for information literacy training or training for searching online resources for the core Lecturer and Research in order to have the ability to search online information sources, so the problem can be solved online search."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S59
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>