Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85230 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anita Setia Winartati
"Perusahaan membutuhkan suatu penghubung antara konsumen dan produk yang ditawarkan melalui saluran distribusi, yang mana hal tersebut menjadi jembatan penting dalam memastikan barang atau jasa tersampaikan dengan baik ke konsumen. PT XYZ setidaknya memiliki 8 saluran distribusi dengan beban usaha yang memiliki tren meningkat pada tahun 2017 dan 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan saluran distribusi dan memberikan rekomendasi optimalisasi strategi saluran distribusi PT XYZ dengan desain yang memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen, tujuan dan kendala saluran distribusi, alternatif utama yang digunakan, dan evaluasi alternatif utama saluran distribusi melalui pendekatan Activity Based Costing (ABC). ABC yang diharapkan mampu memberikan perhitungan biaya saluran distribusi PT XYZ dengan lebih akurat serta tambahan wawasan dari konsumen atas saluran distribusi yang diharapkan, akan menguatkan proses evaluasi atas saluran distribusi agar dapat optimal dalam penentuan struktur saluran dan kebijakan yang seharusnya diperlukan. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan didukung pengumpulan data kuisioner, wawancara mendalam di internal perusahaan, serta studi pustaka. Hasil analisis menunjukkan bahwa atas evaluasi biaya yang timbul pada saluran distribusi dengan pendekatan ABC menunjukkan secara umum saluran distribusi yang dikelola pihak ketiga menyumbang biaya yang lebih besar dibandingkan dengan saluran distribusi yang dikelola sendiri oleh PT XYZ. Rekomendasi yang tepat dalam optimalisasi strategi saluran distribusi yang dapat dilakukan PT XYZ adalah dengan memilih saluran distribusi yang memenuhi kriteria ekonomi, kriteria kontrol, dan kriteria adaptif melalaui pembentukan channel structure dan kebijakan yang baik oleh PT XYZ.

Companies need an intermediary between consumers and the products offered through distribution channels, where these become an important bridge to ensuring that goods or services are properly delivered to consumers. PT XYZ have 8 distribution channels with operating expenses showing an increasing trend in 2017 and 2018. This study aims to evaluate the choice of distribution channels used and provide recommendations for optimizing PT XYZ's distribution channel strategy by a design that considers consumers needs/desires, objectives and constraints of distribution channels, main alternatives used, and also its evaluation of the main alternative distribution channels through Activity Based Costing (ABC) approach. ABC is expected to provide a more accurate calculation of PT XYZ's distribution channel costs. ABC approach and additional insight from consumers on the expected distribution channel, will strengthen the evaluation process of the distribution channel, so that it could be optimum in determining the channel structure and policies that should be required. This study uses a case study approach in which data collection is done through a questionnaire to consumers in knowing the needs and desires as well as evaluating service outputs of PT XYZ distribution channels. Data collection was also carried out through in-depth interviews and literature study. The results of the analysis show that the evaluation of the costs incurred on distribution channel using the ABC approach shows that in general, the distribution channels managed by third parties contribute more costs, than the distribution channels managed by PT XYZ itself. Then, the recommendation in optimizing the distribution channel strategy that could be carried out by PT XYZ is to choose distribution channels that meet economic criteria, control criteria, and adaptive criteria through the establishment of channel structures and policies that are processed by PT XYZ."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perhitungan biaya produksi teh hitam CTC dan teh hitam Orthodox pada unit usaha AA di PT. XYZ dengan penerapan Activity-Based Costing. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Data penelitian diperoleh dari observasi, menganalis dokumen organisasi, serta wawancara dengan manajer, kepala pabrik, dan kepala tata usaha keuangan. Penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi aktivitas, membebankan biaya sumber daya ke aktivitas, mengukur jumlah konsumsi aktivitas setiap objek biaya, menghitung tarif aktivitas, dan membebankan biaya aktivitas ke objek biaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa biaya produksi teh hitam CTC dinilai telalu rendah (undervalued) dan biaya produksi teh hitam Orthodox dinilai terlalu tinggi (overvalued). Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa hasil perhitungan Activity-Based Costing dapat membantu pengambilan keputusan serta dapat membantu analisis efisiensi biaya.

This study aims to analyze the calculation of production costs for CTC black tea and Orthodox black tea in the AA business unit at PT. XYZ with the implementation of Activity-Based Costing. This type of research is a case study with a qualitative approach. Research data were obtained from observations, analyzing organizational documents, and interviews with managers, factory heads, and heads of financial administration. Research is conducted by identifying activities, assigning resource costs to activities, measuring the amount of activity consumption for each cost object, calculating activity rates, and assigning activity costs to cost objects. The results of this study indicate that the production costs of CTC black tea are undervalued and the production costs of Orthodox black tea are overvalued. In addition, this study also shows that the results of Activity-Based Costing calculations can help decision making and can help analyze cost efficiency."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Bagus Kresna
"ABSTRAK
Dengan semakin kompleksnya akiivitas dalam perusahaan, semakin banyaknya segmen nasabah yang dilayani serta semakin banyaknya unit produk / jasa yang dihasilkan, perusahaan cenderung memiliki proporsi biaya tidak Iangsung yang juga semakin meningkat. Cara terbaik saat ini untuk mengalokasikan biaya tidak langsung tersebut ke cost objectivenya, adalah sistem Activity Based Costing.
Activity Based Costing merupakan sistem yang mengenali bahwa biaya timbul karena aktivìtas-aktivitas yang terjadi dalam perusahaan. Karenanya sistem ini menjadikan aktivitas sebagai dasar akumulasi biaya, dan activity drivernya digunakan sebagai dasar alokasi biaya.
Kaplan dan Cooper menyatakan bahwa terdapat 4 macam level activities, karenanya terdapat pula 4 macam activity driver. Keempat macam level activities tersebut adalah unit-level, batch-level, product-sustaining-level, serta facility-sustaining-level activities. Model Sistem ABC yang dikembangkan dalam karya akhir ini merupakan sistem ABC tahap awal, karenanya hanya menggunakan activity cost driver. Adapun cost driver lain yang tidak dibahas / dipergunakan adalah duration cost driver serta intensity cost driver.
Perusahaan yang menjadi tempat pilihan pembuatan model ABC ini adalah sebuah card center, yaitu perusahaan yang menerbitkan kartu kredit. Hasil perhitungan profitabilitas yang dilakukan pada karya akhir ini, menunjukkan bahwa terdapat segmen yang menghasilkan kerugian (loss), yaitu segmen Biru Reguler, Segmen ini menghasiIkan proporsi revenue sebesar 26% dibandingkan segmen lainnya. namun ia juga memiliki proporssi biaya sebesar 43% dan total biaya seluruh segmen.
Meskipun segmen Biru Reguler menghasilkan kerugian, namun segmen ini tetap dipertahankan karena Card Center XYZ pada saat ini memang sedang memfokuskan kegiatannya untuk menumbuhkan jumlah pemegang kartunya. Melihat relatif kecilnya sumbangan pendapatan segmen Biru Reguler, perusahaan memiliki kesempatan untuk meningkatkan lagi pendapatan segmen tersebut.
Hasil perhitungan yang didapatkan dari model ABC pada karya akhir ini, merupakan perkiraan dan keadaan yang tengah terjadi. Untuk mendapatkan angka profitabilitas yang lebih akurat, harus dibangun model ABC yang lebih advanced. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membagi lagi activity center yang ada menjadi sub activities yang lebih kecil, dengan menambah cost driver, dengan menggunakan seluruh activity driver pada masing-masing activity level, dengan menggunakan pula duration cost driver & intensity cost driver, dan lain-lain."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T3598
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Bagus Kresna
"Dengan semakin kompleksnya aktivitas dalam perusahaan, semakin banyaknya segmen nasabah yang dilayani sería semakin banyaknya lini produk/jasa yang dihasilkan, perusahaan cenderung memiliki proporsi biaya tidak langsung yang juga sernakin meningkat. Cara terbailc saat ¡ni untuk mengalokasikan biaya tidak langsung tersebut ke cost objectivenya, adalah sistem Activity Based Costing.
Activity Based Costing merupakan sistem yang mengenali bahwa biaya timbul karena aktivitas-aktivitas yang teijadi dalam perusahaan. Karenanya sistem ini menjadikan aktivitas sebagai dasar akumulasi biaya, dan activity drivernya digunakan sebagai dasar alokasi biaya.
Kaplan dan Cooper menyatakan bahwa terdapat 4 macam level activities, kareflaflYa terdapat pula 4 macam activity driver. Keempat macam level activities tersebut adalah unit-level, batch-level, productsustaifliflg-IeVe sería fàcility-sustaining-level activities. Model Sistem ABC yang dikembangkan dalam kaiya akhir ini merupakan sistem ABC tahap awal, karenanya hanya menggunakan activity cost driver. Adapun coSt driver lain yang tidak dibahas / dipergunakan adalah duration cost driver sería intensity cost driver.
Perusahaan yang menjadi tempat pilihan pembuatan model ABC ini adalah sebuah card center, yaitu perusalman yang menerbitkan kartu kredit. Hasil perhitungan profitabilltas yang dilakukan pada karya akhir ini, mernrniukkan bahwa terdapat seglflen yang rrienghasilkan kerugian (loss), yaitu segmen Biru Reguler. Segmen ini menghasilkan proporsi revenue sebesar 26% dibandingkan segmen Iainnya, namun la juga memiliki proporssi biaya sebesar 43% dan total biaya selunih segmen.
Meskipun segmcn Biru Reguler menghasilkan kerugian, narnun segmen ¡ni tetap dipertahankan karena Card Center XYZ pada saat ini memang sedang memfokuskan kegiatannya untuk menumbuhkan juniiah pemegang kartunya. Melihat relatif kecilnya Sumbangan pendapatan segmen Biru Reguler, perusahaan memiliki kesempatan untuic meningkatkan lagi pendapatan segmen tersebut.
Hasil perhitungan yang didapatkan dail model ABC pada kaiya akhir ini, rnerupakan perkiraan dan keadaan yang tengab terjadi Untuk mendapatkan angka profitabilitas yang lebib akurat, harus dibangun model ABC yang lebih advanced. Hal ini dapat dilaicukan dengan cara membagi lagi activity center yang ada menjadi sub activities yang lebih kecfl, dengan rncnambah cost driver, dengan menggunakan sehuiih activity driver pada masing-masing activity level, dengan menggunakan pula duration cost driver & intensity cost driver, dan lain-lain."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T3598
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Auditya Maulana Irawan
"Skripsi ini membahas tentang implementasi metode Activity Based Costing dalam menentukan harga pokok jasa room dan membandingkan dengan metode biaya yang digunakan sendiri secara internal oleh manajemen hotel DEF dan metode biaya tradisional pada unit bisnis hotel DEF di PT. XYZ, Tbk dalam menentukan harga pokok jasa room. Berdasarkan perbandingan tersebut akan diketahui tentang perbedaan signifikan penggunaan ketiga macam metode costing tersebut. Bagi pelaku usaha atau manajemen perusahaan yang masih awam terhadap metode biaya, biasanya melakukan perhitungan harga pokok produksi atau jasanya hanya berdasarkan biaya langsung (direct cost) saja. Sedangkan biaya tidak langsung (indirect cost) yang tidak dapat ditelusuri langsung ke produk atau jasa dengan cara yang ekonomis biasanya dibebankan hanya berdasarkan asumsi yang menggunakan persentase perkiraan saja. Akibatnya terjadi kesalahan pengambilan keputusan khususnya kesalahan dalam strategi penetapan harga (pricing). Dengan menggunakan metode Activity Based Costing, penulis berupaya untuk memperkenalkan implementasi metode menghitung harga pokok jasa room, pada industri jasa perhotelan. Penulis melakukan perbandingan metode perhitungan biaya dengan memasukkan seluruh elemen biaya dan sumber daya yang dikorbankan dengan metode yang digunakan secara internal, menggunakan traditional costing dan metode Activity Based Costing. Berdasarkan perbandingan tersebut diketahui bahwa perhitungan dengan menggunakan metode Activity Based Costing menghasilkan nilai harga pokok jasa room yang lebih akurat sehingga diharapkan akan lebih tepat dalam pengambilan keputusan pada khususnya strategi penetapan harga (pricing strategy).

This thesis discussed about implementation activity based costing method (ABC), and comparison between ABC method, internal method and traditional costing for cost of room service Hotel DEF as a business unit of PT. XYZ, Tbk. Based on the comparison, we will understand a significant difference of these method. For entrepreneurs or management companies that still lay on costing method, usually calculate the cost of production or services based only direct costs. While the indirect costs that cannot be traced directly to products or services economically, usually charged based on the assumption that using an estimated percentage. This resulted an error in the decision making pricing strategy. Using Activity Based Costing method, the author tries to introduce the implementation of this method in the hospitality industry. Author compared the cost calculation method to include all elements of costs and resources used by the method used internally, traditional costing method and ABC method. By comparison it was found that calculation using activity based costing method cost will generate more accurate of room service value which is expected to be more precise in decision-making in particular pricing strategy."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S44775
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Filemon Calvin Sucandra
"Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan perhitungan biaya per pelanggan dengan sistem ABC konvensional dan TDABC, membandingkan perhitungan profitabilitas per pelanggan dengan sistem ABC konvensional dan sistem TDABC, dan menyarankan tindakan apa yang dapat dilakukan PT XYZ setelah mengetahui besarnya biaya per pelanggan. Penelitian merupakan studi kasus dengan metode penelitian berupa studi literatur, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT XYZ memiliki pelanggan yang menguntungkan dan tidak menguntungkan. PT XYZ juga dapat mengklasifikasikan pelanggan berdasarkan jenisnya: passive, yaitu rumah sakit, pelanggan high cost-to-serve, yaitu apotik, pelanggan price-sensitive, yaitu institusi/tender, PBF, dan toko obat, dan pelanggan aggresive, yaitu supermarket.

This study aimed to compare the calculation of cost per customer with conventional ABC and TDABC system, calculation of profitability per customer compared with the conventional ABC system and TDABC system, and suggest what actions to do for XYZ after finding out the cost per customer. The research is a case study with research methods such as literature studies, interviews, and documentation.
The results showed that XYZ has customers which are profitable and unprofitable. XYZ also can classify customers by type: passive, ie hospitals, high customer cost-toserve, namely pharmacies, price-sensitive customers, namely institutional / tender, PBF, and drug stores, and customers aggresive, namely supermarkets.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Nurul Fatimah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendesain Activity Based Costing ABC pada PT X dan menganalisis perbandingan hasil perhitungan beban pokok penjualan BPP metal fastener MF , vislon fastener VF , dan plastic fastener PF tipe open dan close antara sistem akuntansi biaya tradisional dan sistem ABC. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan, penelitian lapangan, dan metode deskriptif. Hasil yang didapat adalah penerapan sistem ABC pada PT X dapat dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: mengidentifikasi aktivitas, membebankan biaya sumber daya ke aktivitas dan membebankan biaya aktivitas ke objek biaya. Terdapat perbedaan hasil perhitungan BPP antara sistem ABC dengan sistem akuntansi biaya tradisional, yaitu terjadi overpricing pada produk PF open dan PF close dan underpricing pada produk MF open, MF close, VF open, dan VF close.

ABSTRACT
This research aims to analyze and formulate Activity Based Costing ABC in PT X and Activity based costing of Cost of Goods Sold COGS result calculation, metal fastener MF , vislon fastener VF , and plastic fastener PF open and close type between traditional cost accounting system and ABC. This research method is library research, field research, and descriptive method. Obtained result is the ABC system implementation at PT X can be done in three stages, which are activity identification, charge resource costs to activity and charge activity costs to object costs. Different COGS calculation results obtained between ABC system with traditional cost accounting system, which occured overpricing on product of PF open and PF close and underpricing on product of MF open, MF close, VF open and VF close."
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selina Agustina Santoso
"Perubahan teknologi yang sangat pesat mendorong perusahaan untuk ikut mengembangkan kemampuan produksinya, baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan demikian banyaknya perusahaan yang mengandalkan otomatisasi teknologi, mengakibatkan terjadinya persaingan yang sangat ketat, khususnya dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas produksi yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan laba perusahaan. Pencapaian laba optimal dapat dilakukan dengan cara melakukan perhitungan harga pokok produksi yang akurat.
Untuk tujuan perhitungan harga pokok produksi yang akurat salah satu metode yang banyak diterapkan adalah sistem Activity Based Costing. Sistem Activity Based Costing menggunakan lebih dari satu pemicu biaya yaitu berdasarkan luas lantai (m2), jam kerja mesin, jam tenaga kerja tidak langsung, dan persentase pemakaian bahan kimia. Berbeda dengan sistem akuntansi biaya tradisional, biaya overhead pabrik yang terjadi hanya dialokasikan dengan menggunakan satu pemicu biaya yaitu berdasarkan total unit produksi. Dengan demikian ketepatan perhitungan harga pokok produksi akan dapat lebih tercapai dengan penerapan sistem Activity Based Costing.
Sistem activity based costing meningkatkan akurasi pembebanan biaya karena pertama kali melakukan penelusuran biaya aktivitas dan kemudian biaya produk atau pelanggan yang mengkonsumsi berbagai aktivitas tersebut. Tujuannya adalah untuk menemukan cara melakukan aktivitas dengan lebih efisien dan menghilangkannya apabila tidak menciptakan nilai pelanggan.
Sistem akuntansi biaya tradisional yang menggunakan dasar alokasi tingkat unit seperti banyaknya unit produksi, jam tenaga kerja langsung dan jam mesin sudah kurang relevan apabila perusahaan menghasilkan produk yang beraneka ragam dan memanfaatkan teknologi modern, Penelusuran biaya ini sebaiknya dilakukan terhadap aktivitas yang teriadi. Perhitungan biaya overhead pabrik per unit yang tidak tepat dapat mengakibatkan konsekuensi yang serius untuk perusahaan. Contohnya, dapat mengakibatkan keputusan yang salah mengenai penetapan harga, bauran produk atau penawaran kontrak.
Sistem Activity Based Costing berusaha untuk memperbaiki kelemahan dalam sistem akuntansi biaya tradisional dengan menghubungkan biaya overhead pabrik yang iimhtil Dada proses produksi melalui aktivitas yang dilakukan untuk produk tersebut.
Dari hasil perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan sistem Activity Based Costing dan sistem akuntansi biaya tradisional menunjukkan bahwa perhitungan harga pokok produksi dengan akuntansi biaya tradisional menyebabkan terjadinya distorsi, yaitu menentukan biaya terlalu tinggi (over cost) untuk produk susu kental manis dan terlalu rendah (under cost) untuk susu cair indomilk.
Pada PT. Indomilk diketahui harga pokok produksi per unit untuk produk susu kental manis sebesar Rp. 1.452,79 per unit dan produk susu cair indomilk sebesar Rp. 1.607,50 per unit. Sedangkan dengan sistem akuntansi biaya tradisional diperoleh harga pokok produksi per unit untuk susu kental manis sebesar Rp. 1.483,89 per unit dan untuk susu cair indomilk sebesar Rp. 1.592,67 per unit. Hal ini menunjukkan bahwa sistem akuntansi biaya tradisional menentukan biaya terlalu tinggi (over cost) sebesar Rp. 31,1 atau sebesar 2,05 % untuk produk susu kental manis dan terlalu rendah (under cost) sebesar (Rp. 14,83) atau (1%) untuk produk susu cair indomilk."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17503
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armand A. Mahadi
"Menghadapi lingkungan dunia usaha yang semakin bergejolak dalam era ekonomi global saat ini, setiap perusahaan harus dapat mengubah product market strategy (positioning), serta adaptasi melalui kultur, struktur, dan sistem internal perusahaan, agar dapat memenangkan persaingan yang semakin tajam. Kultur suatu perusahaan banyak tergantung baik pada shared values atau superordinate goals maupun falsafah yang dianut oleh perusahaan tersebut. Struktur organisasi suatu perusahaan banyak tergantung pada sistem yang dipakai oleh perusahaan tersebut baik sistem organisasinya maupun sistem keuangannya. Melakukan penyempurnaan secara terus menerus dalam perusahaan memang diperlukan tetapi melakukan hal ini saja sekarang ini belum cukup.
Saat ini untuk dapat bertahan dan mencapai sukses suatu perusahaan perlu melakukan terobosan dan inovasi. Hal ini hanya dapat dilakukan jika perusahaan tersebut memiliki banyak heroes (pahiawan) dan para jago (champions) serta dipimpin oleh seorang CEO yang kharismatik yang dapat memimpin dengan leading by examples. Perusahaan harus berani melakukan pemikiran ulang dan melakukan perubahan pada proses bisnis yang bersifat fundamental dan radikal untuk mencapai perbaikan yang dramatis.
PTKS harus memusatkan perhatiannya pada core business yaitu flat-rolled steel products. ini berarti organisasi PTKS harus diciutkan dengan mengeluarkan unit-unit yang tidak berhubungan langsung dengan core business untuk berdiri sendiri. Disamping itu struktur organisasi PTKS yang berbentuk fungsional dan sangat hirarkhis harus diganti dengan struktur yang Iebih bersifat process teams dan berbentuk pipih. hal ini dapat dicapai dengan melakukan disentennediasi untuk menghilangkan proses antara yang tidak memiliki nilai tambah, serta melakukan integrasi dari berbagai fungsi untuk memberikan kepuasan optimal kepada pelanggan baik eksternal maupun internal.
Sistem manajemen biaya akan semakin berperan penting dalam proses pengambilan keputusan. terutama bagi perusahaan yang menghasilkan multi produk seperti PTKS. Sistem Akuntansi tradisional yang sedang dipakai saat ini cenderung memberikan informasi yang dìstortif dan tidak akurat. Untuk mengatasi hal ini beberapa waktu yang lalu PTKS telah memperkenalkan multi product costing system yang telah mulai dìterapkan di diisi Cold Rolling Mill (CRM). Walaupun sistem ini relatif lebih balk dari sistem biaya yang tradisional, tetapi sistem ini masih belum akurat karena belum memiliki pemicu biaya selain jam mesin.
Untuk menyempurnakan sistem ini diusulkan sistem Activity Based Costing (ABC), yang saat ini mulai dikembangkan di AS. Sistem yang diusulkan ¡ni belum murni ABC dikarenakan basis data sebagai dasar kalkulasi yang ada saat ini pada CRM yang dikelompokkan berdasarkan proses yang terjadi di mesin-mesin (bukan dikelompokkan berdasarkan unit, batch, produk, atau fasilitas yang merupakan ciri murni ABC) tetap dipertahankan. Dari penelitian awal yang telah dilakukan pada lima macam produk CRM yang dijadikan sebagai obyek peneIitian, temyata sistem ini lebib akurat dan lebih mencerminkan pembiayaan yang sebenarnya.
Demikian juga pemakaian RLS (rentabilitas, likuiditas, solvabilitas) perusahaan sebagai tolak ukur penilaian kinerja perusahaan dan pemberian gaji Direksi BUMN adalah keliru. Sesuai prinsip responsibility accounting, Direksi BUMN tidak dapat diminta untuk memperianggungjawabkan hal-hal yang di luar kontrol (pengawasannya). Dengan mempertimbangkan situasi tersebut, diusulkan pemakaìan balance scorecard yang dianggap Iebih mencerminkan kondisi perusahaan karena berisikan tidak hanya perspektif keuangan (dengan sistem ABC) tetapi juga perspektif lain seperti perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal dan perspektif inovasi dan pcrbaikan, sehingga Iebih lengkap dan lebih seimbang."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
William Aliaman
"Tesis ini mengusulkan penerapan sistem Activity Based Costing di Pabrik plastik dengan mengambil ruang lingkup pada departemen produksi. Penerapan sistem Activity Based Costing akan dilakukan untuk menghitung biaya per kg masing-masing produk PT Tomang Plastindo Utama serta untuk menganalisis perbedaan penerapan sistem Activity Based Costing dan sistem biaya standar.
Penelitian ini adalah studi kasus di PT Tomang Plastindo Utama yang sumber datanya adalah data keuangan dan data non-keuangan perusahaan pada tahun 2011. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan, penelitian lapangan, dan metode deskriptif.
Hasil penelitian menyatakan bahwa ada perbedaan mengenai perhitungan biaya secara sistem biaya standar dengan sistem Activity Based Costing. Sistem Activity Based Costing menyediakan informasi mengenai aktivitas yang menimbulkan biaya yang cukup signifikan sehingga dapat diperoleh informasi pembebanan yang lebih akurat dibandingkan sistem biaya standar.

This thesis proposes an implementation of the Activity Based Costing in a plastic manufacturing by taking the scope on the production department. Application of activity based costing system will be carried out to calculate the cost per kg of each product of PT Tomang Plastindo Utama to analyze the differences in the implementation of Activity Based Costing systems and standard cost systems.
This study is a case study conducted at PT Tomang Plastindo Utama by using the firm financial and non-financial data in 2011. The research methods used in this study are literature review, observation, and descriptive research.
The results of the study shows that there is a difference between allocating overhead cost with standard costing system and activity based costing system. Activity based costing system provides information on the activities that give rise to significant cost so as to obtain more accurate information than standard cost system.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T33634
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>