Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111738 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Niken Nugraha
"Pada skripsi ini dibahas tentang diskritisasi model epidemi SVEIR pada transmisi pneumonia dengan intervensi vaksin dan pengobatan (Darmawan, 2022) dengan menggunakan metode beda hingga tak standar (NSFD). Berdasarkan kajian analitik menunjukkan bahwa model NSFD mempunyai dua titik keseimbangan yang jenis kestabilannya bergantung pada angka reproduksi dasar (R0). Kajian analitik juga memperlihatkan bahwa titik keseimbangan bebas penyakit akan bersifat stabil asimtotik ketika R0<1 dan tidak stabil ketika R0>1. Kondisi endemik memiliki keseimbangan hanya ketika nilai R0>1. Kajian numerik dilakukan terhadap model NSFD untuk memperoleh informasi bahwa step-size h=0,1 paling optimal agar dapat memperoleh solusi yang mirip dengan model kontinu. Selain itu, kajian numerik juga dilakukan pada simulasi autonomous dengan mempertimbangkan intervensi vaksin dan pengobatan. Simulasi autonomous menunjukkan hasil bahwa peningkatan laju vaksinasi dan laju pengobatan dapat menekan jumlah individu yang terinfeksi pneumnia.

This research discusses the discretization of the SVEIR epidemic model of pneumonia transmission with vaccine and treatment interventions (Darmawan, 2022) using the non-standard finite difference method (NSFD). Based an analytical studies showed that the NSFD model has two equilibrium points whose stability depends on the basic reproduction number R0. Analytical studies also show that the disease-free equilibrium point will be asymptotically stable when R0<1 and unstable when R0>1. Endemic condition has an equilibrium only when the value of R0>1. A numerical study as carried out on the NSFD model to obtain information that h=0,1 is an optimal step-size in order to obtain a similar solution to the continuous model. In addition, a numerical studies wee also conducted on autonomous simulation that considers vaccine and treatment interventions. The autonomous simulation shows that increasing the vaccination rate and the treatment rate can reduce the number of pneumonia.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robbi Prayudha
"Distorsi dari penjalaran gelombang seismik menghasilkan penampang seismik yang kurang mewakili struktur geologi bawah permukaan. Migrasi, salah satu langkah dalam pengolahan data seismik, dapat memperbaiki masalah tersebut dengan mengurangi efek penjalaran gelombang (depropagasi). Pergeseran Fase, Kirchhoff, dan Finite Difference merupakan metode-metode migrasi yang dibahas pada penilitian ini. Masing-masing dari tiga metode tersebut diaplikasikan kepada dua tipe model struktur geologi yang berbeda, Marmausi dan Salt Dome. Model Marmausi memiliki struktur geologi yang kompleks dan perubahan kecepatan lateral dan vertikal yang signifikan. Sementara Model Salt Dome memiliki variasi kecepatan yang rumit dan dapat menyebabkan banyak difraksi gelombang seismik. Hasil-hasil migrasi dari dua model tersebut menunjukkan bahwa setiap metode migrasi memiliki keunggulan-keunggulan dan kelemahan-kelemahan masing-masing. Metode Kirchhoff memunculkan hasil yang relatif bagus pada area berkemiringan curam dibandingkan dengan metode lainnya. Sementara Metode Finite Difference dapat mengatasi perubahan velocity yang relatif rumit baik secara lateral ataupun vertikal.
The Distortion Of seismic wave propagation create a less representative seismic section to the subsurface geological structure. Migration, one step in seismic data basic processing, can fix that problem by diminishing the effect of seimic wave propagation (depropagation). Phase Shift, Kirchhoff, and Finite Difference are migration methods studied in this research. Each of those three methods are applied to two different types of geological structure model, Marmausi and Salt Dome. Marmausi Model has complex geological structure and significant change on both lateral and vertical velocity. While Salt Dome Model has complex velocity variation and can cause a lot of seismic wave diffractions. The migration results produced from those two models show that each migration method has superiorities and also weaknesses. Kirchhoff Method produces relatively good result on steep slope area compare to others. While Finite Difference Method can handle the relatively complex change of velocity both on lateral or vertical."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S29396
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ngakan Putu Purnaditya
"ABSTRAK
Intrusi air laut merupakan salah satu masalah kualitas air tanah yang dapat dimodelkan secara matematika. Model matematika diformulasikan dalam bentuk persamaan diferensial parsial yang kemudian solusi persamaan dapat dilakukan secara numerik. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menyimulasikan secara numerik intrusi air laut pada suatu akuifer terkekang. Untuk menyimulasikan intrusi air laut, diperlukan persamaan aliran air tanah dependent-density atau persamaan air tanah yang mengakomodir perubahan massa jenis terhadap ruang dan waktu. Penelitian ini menggunakan persamaan aliran air tanah dependent-density yang pernah dikembangkan oleh Kurnia (2012). Persamaan lain yang diperlukan adalah persamaan transpor adveksidispersi dan gradien perubahan massa jenis terhadap perubahan konsentrasi. Diskritasi persamaan diferensial menggunakan metode Finite-Difference melalui skema Alternating Direction Implicit (ADI). Simulasi model dilakukan dengan menyusun program pada bahasa Visual Basic for Application (Excel-VBA). Model diperlakukan dengan 2 kondisi simulasi yaitu tanpa dan dengan pemompaan akuifer. Hasil akhir simulasi menggambarkan kondisi model sebelum dan setelah intrusi air laut sesuai dengan kodisi teoritisnya.

ABSTRACT
Seawater intrusion is one of the groundwater quality problems which can be simulated as a mathematical model. The mathematical model is formulated as the partial differential equation (PDE) and the solution of the PDE is obtained numerically. The Main objective of this research to simulate seawater intrusion phenomena numerically in the confined aquifer. Dependent-density groundwater flow model is necessary to simulate seawater intrusion phenomena. This research employs the dependent-density groundwater flow
model which developed by Kurnia (2012). The other equations to complete simulation are advection-dispersion transport model and the gradient of the changes of fluid density to the changes of concentration constituent. Discretization of PDE is conducted using the Finite-Difference method through Alternating Direction Implicit (ADI) scheme. Simulation is conducted by developing computer programming. Visual Basic for Application (Excel-VBA) is chosen for this research. There are 2 conditions of simulation follows without and by pumping aquifer. The final result of simulation describes both of
the model condition, before and after pumping aquifer are appropriate to the theoretical condition."
2018
T50375
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nastiti Tiasundari
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian komprehensif menggunakan analisis balik yang dilakukan terhadap settlement preloading dengan pemasangan prefabricated vertical drain (PVD) dengan studi kasus proyek di Gresik, Jawa Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan settlement pada 16 titik uji settlement plate di lapangan. Metode yang digunakan untuk menganalisis settlement merupakan Metode Kombinasi dan Finite Difference Method dengan menggunakan program CONSOL. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai Cv ekuivalen dari seluruh settlement plate bernilai 10-30 kali lipat Cv laboratorium. Nilai Cc hasil pemodelan bernilai 0.5-0.9 dengan rata-rata rasio perbandingan antara Cc pemodelan yang menggambarkan Cc lapangan terhadap Cc laboratorium adalah sebesar 0.66. Rasio tersebut berarti bahwa rata-rata nilai Cc lapangan adalah sebesar 66% dari nilai Cc yang didapatkan dari tes laboratorium. Rasio Cv/Ch yang didapatkan berkisar 0.3-0.67, berarti drainase arah horizontal lebih besar dibandingkan drainase arah vertikal. Hal yang mempengaruhi perbedaan tersebut adalah letak titik pantau, tinggi timbunan, kecepatan penimbunan, dan smear effect.
hr>
ABSTRACT
This study is a comprehensive study using back analysis conducted on preloading settlement with the installation of prefabricated vertical drain (PVD) with a project case study in Gresik, East Java. The purpose of this study was to determine the factors that cause differences in settlement on settlement plate of 16 field test points. The methods used to analyze the settlement are Combination Method and Finite Difference Method using software CONSOL. The result of this study shows that the value of equivalent Cv is 10-20 times larger than Cv acquired from laboratory test. The value of compression index (Cc) ranged from 0.55-0.9 and the ratio of Cc obtained from modelling which represents actual Cc value in field compared with Cc obtained from laboratory test is 0.66. The ratio shows that Cc obtained in field is 66% of the Cc obtained in laboratory tests. Ratio of Cv/Ch ranged from 0.3-0.67, it shows that radial drainage is larger than vertical drainage. The factors affecting that difference is the location of the observed area, height of embankment, speed of embankment construction, and smear effect"
2015
S59297
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Strikwerda, John C., 1947-
"This book provides a unified and accessible introduction to the basic theory of finite difference schemes applied to the numerical solution of partial differential equations. Originally published in 1989, its objective remains to clearly present the basic methods necessary to perform finite difference schemes and to understand the theory underlying the schemes.
Finite Difference Schemes and Partial Differential Equations, Second Edition is one of the few texts in the field to not only present the theory of stability in a rigorous and clear manner but also to discuss the theory of initial-boundary value problems in relation to finite difference schemes. Fourier analysis is used throughout the book to give a unified treatment of many of the important ideas found in the first eleven chapters. The material on elliptic partial differential equations found in the later chapters provides an introduction that will enable students to progress to more advanced texts and to knowledgeably implement the basic methods."
Philadelphia: Society for Industrial and Applied Mathematics, 2004
e20448044
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Selinzaskia Anwar
"Deposit paleotsunami telah ditemukan di berbagai lokasi di Indonesia, diantaranya ialah di kawasan Pacitan, Kulon Progo, Cilacap, Pangandaran, serta kawasan Lebak, Banten. Penelitian kali ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan model yang ideal dalam penentuan luasan zona inundasi paleotsunami di sepanjang kawasan pesisir selatan Malingping, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten dengan metode pemodelan numerik finite difference melalui perangkat lunak ComMIT yang berbasis sistem MOST (Method Of Splitting Tsunamis). Kegiatan lapangan dilakukan guna mengidentifikasi keberadaan endapan paleotsunami pada kawasan lembahan atau swale. Beberapa skenario seperti peristiwa Pangandaran 2006, Aceh 2004, Tohoku 2011, serta gempa yang bersumber pada kawasan segmen megathrust Selat Sunda, dan megathrust sepanjang selatan Jawa digunakan dalam proses pemodelan untuk melihat karakteristik paleotsunami yang paling mungkin mengendapkan deposit di kawasan penelitian. Pemodelan dilakukan dengan berbagai macam skema yaitu dengan memanfaatkan unit source dengan bentuk segmen-segmen pada zona subduksi pada database ComMIT, serta menggunakan parameter sumber gempa yang dimasukkan secara manual untuk selanjutnya dilakukan pemodelan pada ComMIT. Hasil pemodelan menunjukkan skenario tsunami terburuk yang mungkin pernah terjadi di kawasan penelitian ialah peristiwa tsunami dengan nilai magnitudo mencapai 9.1Mw, dengan jangkauan inundasi maksimum sejauh 5,2 kilometer, serta amplitudo gelombang mencapai 32 meter, yang diperkirakan menjadi peristiwa tsunami yang mengendapkan deposit paleotsunami yang ditemukan di daerah penelitian.

Paleotsunami deposits have been found in various locations in Indonesia, such as in the Pacitan area, Kulon Progo, Cilacap, Pangandaran, and Lebak, Banten. This research was conducted with the aim of obtaining an ideal model in determining the area of the paleotsunami inundation zone along the southern coastal area of Malingping, Lebak Regency, Banten Province with the finite difference numerical modeling method through ComMIT software based on the MOST (Method Of Splitting Tsunamis) system. Field activities were carried out to identify the presence of paleotsunami deposits in the swale area. Several scenarios such as the Pangandaran 2006, Aceh 2004, Tohoku 2011, as well as earthquakes originating in the Sunda Strait megathrust segment area, and megathrust along the south of Java were used in the modeling process to see the characteristics of paleotsunami that were most likely to produced the tsunami deposits in the study area. Modeling is carried out with various schemes, such as using the ComMIT database unit source in the form of segments in the subduction zone, as well as using earthquake source parameters that are entered manually for further modeling on ComMIT. The modeling results show that the worst tsunami scenario that may have ever occurred in the study area is the tsunami event with a magnitude value of 9.1Mw, with a maximum inundation range of 5.2 kilometers, and a wave amplitude of up to 32 meters, which is estimated to be a tsunami event that deposits paleotsunami deposits found in the study area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sutrisna
"ABSTRAK
Faktor risiko, menurut Last (1983), adalah suatu terminologi yang dihasilkan oleh suatu penelitian epidemiologi yang mempunyai beberapa arti yang antara lain:
1) suatu atribut atau pemajanan yang dapat dihubungkan dengan peningkatan probabilitas terjadinya suatu outcome seperti terjadinya suatu penyakit; yang tidak selalu merupakan faktor kausal. Ini sering disebut sebagai risk marker
2) suatu atribut atau pemajanan yang meningkatkan probabilitas terjadinya suatu penyakit atau suatu outcome tertentu lainnya. Ini sering disebut penentu (determinant) atau faktor yang menentukan
3) suatu penentu yang dapat dimodifikasi dengan intervensi sehingga dapat mengurangi probabilitas teijadinya penyakit atau suatu outcome tertentu. Ini Bering juga disebut sebagai faktor risiko yang dapat dimodifikasi.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan faktor risiko dari pneumonia pada bayi dan anak balita tercakup dalam tiga pengertian di atas.
Pneumonia adalah penyakit dengan gejala batuk pilek disertai napas sesak atau napas cepat. Definisi pneumonia di atas adalah definisi kasus yang baru diperkenalkan oleh WHO pada tahun 1989 dan dipakai oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia dalam program penanggulangan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) secara nasional pada tahun 1991. Sebelumnya, istilah yang dipakai untuk kasus ini adalah ISPA. ISPA biasanya mengandung arti yang lebih luas karena di dalam ISPA juga termasuk saluran pernapasan atas, telinga, hidung, dan tenggorok, sedangkan pada pneumonia yang dimaksud adalah infeksi saluran pernapasan bawah yang akut dan penyakit ini mempunyai tingkat kematian yang tinggi. Sebenarnya, program penanggulangan ISPA yang mempunyai tujuan menurunkan mortalitas pada bayi dan anak balita ditujukan pada pneumonia ini. Oleh karena itu, sejak tahun 1989, WHO menggunakan istilah pneumonia dalam case managementnya sebagai pengganti ISPA dan hal ini pun dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan RI sejak tahun 1991. Dalam telaah kepustakaan pun baru pada tahun-tahun terakhir ini lebih banyak muncul istilah pneumonia; sebelumnya cukup banyak dipergunakan istilah ISPA. Biasanya, yang dimaksud pneumonia sekarang adalah istilah yang dulunya dikategorikan sebagai "ISPA sedang" dan "ISPA berat"."
Depok: Universitas Indonesia, 1993
D353
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syan Sarmila
"Salah satu gangguan sistem pernapasan yang umum ditemukan pada bayi dan anak-anak yaitu pneumonia karena bayi belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang matang, sehingga mudah terpapar patogen penyebab pneumonia. Masalah keperawatan utama yang dapat terjadi yaitu bersihan jalan napas tidak efektif karena kondisi pneumonia membuat alveoli diisi dengan sputum yang sulit dikeluarkan, sehingga terasa sakit saat bernapas dan membatasi asupan oksigen. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas penerapan terapi fisioterapi dada terhadap perbaikan status pernapasan pada bayi dengan pneumonia. By. Ny. R lahir secara sectio caesarea pada usia gestasi 36-37 minggu atas indikasi hidramnion, kondisi bayi terdengar ronkhi (+/+), gelisah dan rewel, sesak napas (+), retraksi dada (+), frekuensi napas 41x/menit, saturasi oksigen rendah yaitu 80% on high flow nasal dengan flow 4 dan FiO2 25%. Intervensi dilakukan selama 6 hari dengan penerapan intervesi fisioterapi dada. Hasil menunjukkan terdapat perbaikan status pernapasan pada bayi terutama saturasi oksigen dan frekuensi napas stabil pada rentang normal yaitu 30-60x/menit, suara ronkhi minimal, sesak minimal, produksi sekret 15-25 cc. Oleh karena itu, diperlukan terapi fisioterapi dada sesuai indikasi secara rutin untuk pengeluaran sekret sehingga meningkatkan status pernapasan pada pasien dengan pneumonia.

One of the common respiratory system disorders found in infants and children is pneumonia because infants do not have a mature immune system, so they are easily exposed to pathogens that causes pneumonia. The main nursing problem that can occur is ineffective airway clearance because pneumonia conditions make the alveoli filled with sputum that is difficult to remove, making it painful to breathe and limiting oxygen intake. This scientific work aims to analyze the effectiveness of the application of chest physiotherapy therapy on improving respiratory status in infants with pneumonia. By. Ny. R was born by sectio caesarea at 36-37 weeks gestation for indications of hydramnios, the infant condition was heard ronkhi (+/+), restless and fussy, shortness of breath (+), chest retraction (+), respiratory rate 41x/min (normal), low oxygen saturation which is 80% on high flow nasal with flow 4 and FiO2 25%. The intervention was carried out for 6 days with the application of chest physiotherapy interventions. The results showed that there was an improvement in the respiratory status of the infant, especially oxygen saturation and respiratory rate stabilized in the normal range of 30-60x/min, minimal ronkhi sound, minimal tightness, 15-25 cc secretion production. Therefore, chest physiotherapy is needed according to indications routinely for secretion removal so as to improve respiratory status in patients with pneumonia."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mika Hananto
"Pneumonia khususnya pada balita masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia, hal ini terlihat dengan masih tingginya morbiditas dan mortalitas pneumonia di Indonesia. Salah satu upaya untuk menurunkannya adalah dengan diketahuinya faktor risiko terjadinya pneumonia pada balita. Dengan demikian diharapkan penaggulangan dan pencegahan penyakit ini dapat lebih tepat.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita di 4 propinsi di Indonesia tahun 2001. Desain yang digunakan adalah kasus kontroI, dimana kasus adalah semua balita 0-59 bulan yang tercakup dalam survei ini dan didiagnosis pneumonia, sedangkan kontrol adalah semua balita 0-59 bulan yang tercakup dalam survei ini dan hasil diagnosisnya tidak rnenderita pneumonia. Besar sampel yang digunakan dengan perbandingan 1 kasus (177 orang) dibandingkan 3 kontrol (513 orang) atau jumlah seluruh sampel sebanyak 708 balita. Data yang dipergunakan adalah hasil survey BES (Benefit Evaluation Study) yang dilakukan oleh Badan Litbang Depkes bekerjasama dengan Proyek ICDC (Intensified Communicable Disease Control) yang dikelola oleh Ditjen P2M-PL, yang meliputi 4 propinsi di Indonesia (Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Tengah) tahun 2001.
Hasil penelitian didapatkan, dari 10 faktor risiko yang diduga berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita ternyata hanya 4 variabel yang berhubungan yaitu pendidikan ibu, status ekonomi, umur balita dan kepadatan hunian. Faktor sosio demografi ibu yang berhubungan adalah pendidikan ibu dan status ekonomi. Balita yang ibunya berpendidikan rendah berpeluang untuk terjadi pneumonia sebesar 2,00 kali (95% CI: 0,95-4,21) dibandingkan balita yang ibunya berpendidikan tinggi, sedangkan balita yang ibunya berpendidikan sedang berpeluang untuk terjadi pneumonia sebesar 2,30 kali (95% CI: 1,11-4,74) dibandingkan balita yang ibunya berpendidikan tinggi. Balita yang berstatus ekonomi rendah berpeluang untuk terjadi pneumonia sebesar 2,49 kali (95% CI: 1,39-4,47) dibandingkan yang berstatus ekonomi tinggi, sedangkan balita yang berstatus ekonomi sedang berpeluang untuk terjadi pneumonia sebesar 2,16 kali (95% CI: 1,20-3,70) dibandingkan balita yang status ekonominya tinggi. Faktor biologi balita yang berhubungan adalah umur, dimana balita yang berumur < 12 bulan berpeluang untuk terjadi pneumonia sebesar 2,27 kali (95% CI: 1,55-3,31) dibandingkan balita yang berumur > 12 - 59 bulan. Faktor pelayanan kesehatan tidak ada yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita. Dari keempat variabel yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita di 4 Propinsi di Indonesia ternyata yang paling dominan adalah variabel status ekonomi.
Dengan hasil ini, mengingat pendidikan ibu dan status ekonomi merupakan faktor resiko kejadian pneumonia pada balita, maka diharapkan kepada depkes untuk bekerja sama dengan lintas sektor terkait karena untuk mangatasi masalah ini sangat erat kaitannya dengan sektor lain. Kepada pengelola proyek ICDC dalam perencanaan program pemberantasan pneumonia pada balita lebih menekankan kepada faktor risiko (pendidikan ibu yang rendah, status ekonomi rendah dan juga kelompok umur balita < 12 bulan). Sedangkan kepada peneliti lain perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui lebih jauh apakah faktor-faktor risiko kejadian pneumonia pada balita dalam penelitian ini juga berlaku untuk daerah lain di Indonesia dan juga faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Pustaka: 38 (1982-2003)

Analysis on Risk Factors That Related to Pneumonia Incidence among Under-fives in Four Provinces in IndonesiaPneumonia among under-fives is still remains a health issue in Indonesia, which could be seen by mortality and morbidity rate in Indonesia. One of the efforts to decrease the mortality and morbidity rate is to find out risk factors of pneumonia among under-fives in order to find the right handling on coping with and prevention of pneumonia.
The objective of this study is to reveal the risk factors which related to pneumonia incidence among under-fives in four provinces of Indonesia year 2001. Design that has been used is case control design, where the case is all of under-fives (0-59 months) which covered in this study and diagnosed has ARI, while the control is all of under-fives (0-59 months) which covered in this study and diagnosed has not ARI. Number of sample that has been used by comparing 1 case (177 people) to 3 controls (513 people) or number of ill samples is 708 under-fives. The data that has been use is from Benefit Evaluation Survey (BES) which has carried out by R&D of Department of Health and Intensified Communicable Disease Control (ICDC) project which administrated by Ditjen P2M-PL, included four provinces in Indonesia (Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, and Sulawesi Tengah) year of 2001.
The result of this study has found that from 10 risk factors which suspected to have relation to pneumonia incidence among under-fives, apparently only 4 variables which related which are economics status, age, and density of residence. Social demography factors of mothers which related are mother's education and economics status. Under-five which has low educated has a chance to get pneumonia 2.00 times (95% CI: 0.95-4.21) compared to those who has high educated mother. Meanwhile, under-five which has enough educated mother has a chance 2.30 times (95% CI: 1.11-4.74) compared to those who has high educated mother. Under-five which has low economics status has a chance 2.49 times (95% CI: 1.39447) to get pneumonia compared to those who has high economics status, while under-five which has middle economics status has chance 2.16 times (95% CI: 1.20-330) to get pneumonia compared to those who has high economics status. Biological factor which has relationship is age, where under-five with age 12 months and below has a chance to get pneumonia 2,27 times (95%CI:1.55-3.31) compared to under-fives with age betweenl2 to 59 months. Health services factor have no relationship with pneumonia incidence among under-fives. From those four variables which related to pneumonia incidence among under-fives in four provinces in Indonesia, reveal that the dominant variable is economics status.
Based on the result of this study, considering mother's education and economics status as the factors of pneumonia incidence, it hoped to Department of Health Issue to establish cooperation to related sectors. To ICDC project management in planning the pneumonia controlling program more emphasize to the risk factors such as, mother's education, economics status and under-fives below 12 months. And to other researchers need advanced studies to discover if these risk factors of pneumonia among under-fives still valid in other regions and also if there are other factors which have not be studied in this study.
References: 38 (1982-2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13109
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
LeVeque, Randall J.
"This book introduces finite difference methods for both ordinary differential equations (ODEs) and partial differential equations (PDEs) and discusses the similarities and differences between algorithm design and stability analysis for different types of equations. A unified view of stability theory for ODEs and PDEs is presented, and the interplay between ODE and PDE analysis is stressed. The text emphasizes standard classical methods, but several newer approaches also are introduced and are described in the context of simple motivating examples.
The book is organized into two main sections and a set of appendices. Part I addresses steady-state boundary value problems, starting with two-point boundary value problems in one dimension, followed by coverage of elliptic problems in two and three dimensions. It concludes with a chapter on iterative methods for large sparse linear systems that emphasizes systems arising from difference approximations. Part II addresses time-dependent problems, starting with the initial value problem for ODEs, moving on to initial boundary value problems for parabolic and hyperbolic PDEs, and concluding with a chapter on mixed equations combining features of ODEs, parabolic equations, and hyperbolic equations. The appendices cover concepts pertinent to Parts I and II. Exercises and student projects, developed in conjunction with this book, are available on the book webpage along with numerous MATLAB m-files.
Readers will gain an understanding of the essential ideas that underlie the development, analysis, and practical use of finite difference methods as well as the key concepts of stability theory, their relation to one another, and their practical implications. The author provides a foundation from which students can approach more advanced topics and further explore the theory and/or use of finite difference methods according to their interests and needs."
Philadelphia: Society for Industrial and Applied Mathematics, 2007
e20448817
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>