Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166489 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rida Indah Fariani
"Pendidikan vokasi memiliki beberapa karakteristik utama, yaitu (1) berfokus pada perolehan kompetensi dan keterampilan tertentu, dan (2) mengutamakan pengajaran praktis. Dengan karakteristik tersebut, mahasiswa dituntut untuk memenuhi target kompetensi dan keterampilan yang sama yang telah ditetapkan. Disisi lain, adanya keragaman karakteristik mahasiswa dapat menyebabkan perbedaan dalam hal proses belajar. Untuk mencapai target kompetensi yang diharapkan dan mengakomodir keragaman mahasiswa, penggunaan konsep personalized e-learning dapat menjadi pilihan. Sementara itu, dengan karakteristik kurikulum vokasi yang mengutamakan pengajaran praktikum, penggunaan model pembelajaran bauran dapat menjawab tantangan ketika pembelajaran daring tidak dapat sepenuhnya diterapkan pada pendidikan vokasi. Oleh karena itu, penggunaan konsep personalized learning pada pembelajaran bauran dapat menjadi solusi. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk (1) membangun model personalisasi pembelajaran bauran (p-PB) yakni model yang menggunakan konsep personalized learning dalam konteks kurikulum vokasi yang bersifat serial dan diintegrasikan dengan model pembelajaran bauran; (2) membangun purwarupa sistem berdasarkan model; dan (3) mengukur dampak implementasi sistem terhadap pembelajaran pada pendidikan tinggi vokasi.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah exploratory sequential mixed method. Metode kualitatif digunakan dalam studi literatur dan evaluasi model, sementara metode kuantitatif digunakan dalam survei mengenai pembelajaran praktikum pada pendidikan tinggi vokasi dan eksperimen dalam melakukan evaluasi pada implementasi sistem p-PB.
Model p-PB yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga komponen yakni model mahasiswa, model knowledge, dan model personalisasi. Model mahasiswa mengklasifikasikan mahasiswa berdasarkan tingkat pengetahuan (dasar, menengah, lanjut) dan gaya belajar sesuai teori Felder Silverman Learning Style Model (FSLSM) dengan fokus pada dua gaya dominan. Model knowledge memberikan anotasi pada learning object dengan tingkat kesulitan (mudah, sedang, sulit) dan disesuaikan dengan dimensi dalam teori FSLSM. Pada model personalisasi, strategi personalisasi yang diusulkan mencakup rekomendasi learning object dan sistem umpan balik yang sesuai dengan model mahasiswa. Sistem umpan balik memberikan rekomendasi berdasarkan hasil asesmen dan jika dibutuhkan akan berulang untuk memastikan mahasiswa menguasai kompetensi sebelum melanjutkan modul. Hal ini untuk mengakomodir kurikulum pendidikan tinggi vokasi yang berfokus pada penguasaan kompetensi secara berurutan. Model p-PB diintegrasikan dengan pembelajaran bauran yang mengkombinasikan model station rotation dan flipped classroom, di mana tingkat pengetahuan dijadikan station dalam pengajaran sinkronus dan asinkronus.
Purwarupa sistem p-PB dikembangkan dengan metodologi SDLC. Rekomendasi dan umpan balik yang diberikan menggunakan pendekatan knowledge-based. Knowledge direpresentasikan dengan menggunakan ontologi dan diimplementasikan dengan knowledge graph. Knowledge graph tidak hanya menghubungkan learning object, tingkat kesulitan, gaya belajar, dan hasil asesmen mahasiswa dalam jaringan yang terstruktur, tetapi juga berfungsi sebagai sistem penyimpanan dan pengelolaan data knowledge. Dengan menggunakan knowledge graph, sistem dapat menelusuri jalur yang paling relevan dan efisien untuk memberikan rekomendasi learning object dan umpan balik yang dipersonalisasi.
Evaluasi terhadap purwarupa sistem p-PB dilakukan dengan metode eksperimen berupa implementasi sistem dengan menggunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Eksperimen dilakukan pada dua mata kuliah di salah satu perguruan tinggi vokasi di Jakarta yakni mata kuliah Pemrograman 1 dan Perancangan Proses Manufaktur. Kelas eksperimen menggunakan sistem p-PB dalam pembelajaran, sementara kelas kontrol menggunakan LMS institusi dan tidak menggunakan sistem p-PB. Hasil implementasi menunjukkan kelas eksperimen mencapai tingkat pencapaian hasil belajar yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan kelas kontrol pada kedua mata kuliah yang diuji. Persepsi dan kepuasan mahasiwa mengenai tingkat kegunaan sistem p-PB cukup baik dengan skor SUS 74,36. Dari wawancara mahasiswa didapat sistem dapat meningkatkan pemahaman, kepercayaan diri, dan antusiasme mahasiswa. Dapat dikatakan terdapat pengaruh positif sistem p-PB terhadap hasil belajar dan pengalaman belajar mahasiswa. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi implementasi pada perkuliahan dan institusi sejenis lainnya.

Vocational education has several main characteristics, namely (1) focusing on the acquisition of specific competencies and skills, and (2) prioritizing practical teaching. With these characteristics, students are required to meet the same competency and skill targets that have been set. On the other hand, the diversity of students’ characterisitcs can lead to differences in the learning process. To achieve the expected competency targets and accommodate student diversity, the use of personalized e-learning concepts can be an option. Meanwhile, given the vocational curriculum's emphasis on practical teaching, the use of blended learning models can address the challenges when online learning cannot be fully applied to vocational education. Therefore, the use of personalized learning concepts in blended learning can be a solution. Thus, this research aims to (1) develop a personalized blended learning (p-BL) model, which uses the personalized learning concept in the context of a vocational curriculum that is sequential and integrated with the blended learning model; (2) develop a system prototype based on the model; and (3) measure the impact of system implementation on learning in vocational higher education.
The methodology used in this research is exploratory sequential mixed method. Qualitative methods are used in literature studies and model evaluation, while quantitative methods are used in surveys on practical learning in vocational higher education and experiments to evaluate the implementation of the p-BL system.
The p-BL model developed in this research consists of three components: the student model, the knowledge model, and the personalization model. The student model classifies students based on knowledge level (basic, intermediate, advanced) and learning style according to the Felder Silverman Learning Style Model (FSLSM) theory with a focus on two dominant styles. The knowledge model annotates learning objects with difficulty levels (easy, medium, hard) and aligns them with dimensions in the FSLSM theory. In the personalization model, the proposed personalization strategies include recommending learning objects and a feedback system tailored to the student model. The feedback system provides recommendations based on assessment results and, if necessary, repeats to ensure students master the competencies before proceeding to the next module. This accommodates the sequential competency mastery focus of vocational higher education curricula. The p-BL model is integrated with blended learning that combines the station rotation model and flipped classroom, where knowledge levels are used as stations in synchronous and asynchronous teaching.
The p-BL system prototype is developed using the SDLC methodology. Recommendations and feedback are provided using a knowledge-based approach. Knowledge is represented using ontology and implemented with a knowledge graph. The knowledge graph connects learning objects, difficulty levels, learning styles, and student assessment results in a structured network and serves as a data storage and management system. Using the knowledge graph, the system can trace the most relevant and efficient paths to provide personalized learning object recommendations and feedback.
The p-BL system prototype evaluation was conducted using experimental methods involving system implementation with an experimental class and a control class. The experiment was carried out in two courses at a vocational higher education institution in Jakarta, namely Programming 1 and Manufacturing & Process Design. The experimental class used the p-BL system in learning, while the control class used the institution's LMS and did not use the p-BL system. The implementation results showed that the experimental class achieved significantly higher learning outcome levels compared to the control class in both tested courses. From 51 students in the experimental class, the student perceptions and satisfaction with the usability of the p-BL system were quite good with a SUS score of 74.36. Interviews with 12 students revealed that the system could enhance students' understanding, confidence, and enthusiasm. It can be said that there is a positive impact of the p-BL system on student learning outcomes and learning experiences. The results of this study can serve as a basis for implementation in similar courses and institutions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eduardus Dimas Arya Sadewa
"Manajemen pengetahuan banyak digunakan di perusahaan karena memiliki pengaruh signifikan terhadap strategi inovasi dan efektifitas perusahaan. Institusi pendidikan yang merupakan bentuk dari knowledge business merupakan tempat yang tepat bagi perkembangan manajemen pengetahuan. Pendidikan tinggi vokasi yang lebih banyak melakukan praktek dan kerjasama industri dalam meningkatkan kompetensi siswanya memiliki sumber pengetahuan sebagai aset intangible institusi. Dari hasil penelitian sebelumnya, manajemen pengetahuan di pendidikan tinggi vokasi belum terstruktur. Penelitian ini fokus pada pengembangan model sistem manajemen pengetahuan di pendidikan tinggi vokasi. Model menunjukkan hubungan antara faktor lingkungan dan infrastruktur berpengaruh dalam sistem pembelajaran untuk membentuk aliran pengetahuan. Hasil assessment level dan bentuk aliran pengetahuan membentuk strategi manajemen pengetahuan guna merancang program manajemen pengetahuan yang tersusun dalam peta jalan manajemen pengetahuan institusi. Model diujicobakan di institusi Polman astra.

Knowledge management extensively applied in enterprise because it significantly effect on enterprise effectiviness and innovation strategy. Education institution as a knowledge business is a suitable form for a knowledge management development. Vocational education with practical approach methods and strong industrial relationship in order to improve their student skills, have plenty of knowledge sources to create knowledge as institutions intangible asset. From prior study, knowledge management system in vocational education is unstructurized. This study focused on knowledge management system model development in higher vocational education institution. The model shown that relation between organization environment and KM infrastructure effect on knowledge flow. KM assessment level and knowledge flow configurate KM strategy to establish KM roadmap. The model tested on Polman Astra institution."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48764
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariq Naufal Satria
"Perkembangan teknologi pada bidang pendidikan mendorong terciptanya berbagai inovasi baru seperti e-Learning. Adanya e-Learning memberikan berbagai kemudahan baru dalam proses pembelajaran. Salah satu inovasi yang muncul adalah e-Learning yang mampu menyediakan fasilitas personalisasi bagi penggunanya. Berbagai penelitian telah mencoba membahas pengembangan e-Learning dengan personalisasi. Sayangnya secara umum penelitian yang dilakukan hanya terbatas sampai pada tahap pengembangan desain interaksi. Belum banyak penelitian yang membahas pengembangan sampai pada tahap implementasi aplikasi. Berangkat dari isu tersebut, penelitian ini membahas lebih lanjut pengembangan aplikasi e-Learning yang melakukan personalisasi berdasarkan gaya belajar Felder-Silverman. Penelitian ini menggunakan pendekatan user-centered design dalam implementasinya. Aplikasi yang dikembangkan mengacu kepada desain interaksi penelitian sebelumnya, studi demografi pengguna, dan wawancara eksplorasi pengguna. Aplikasi kemudian dievaluasi oleh partisipan penelitian pada tahap usability testing. Berdasarkan hasil penelitian, aplikasi yang dikembangan telah mendapatkan hasil usability yang baik dari pengguna. Penelitian ini juga mengusulkan rekomendasi perbaikan yang dapat digunakan dalam pengembangan aplikasi personalisasi e-Learning ke depannya.

Various research has discussed the development of personalized e-Learning. One of the main topics of recent research is how personalizing learning styles can improve the user experience of e-Learning applications. Based on the issue, this study is focused on the development of a prototype of a personalized e-Learning application using three Felder-Silverman Learning Styles as a main focus. User-centered design is used in this study as an approach to the development of the e-Learning application. This study analyzes the design of similar personalized e-learning interactions, user learning styles, and various user information obtained from user demographic surveys and user interviews. The demographics of the users studied were computer science students from the University of Indonesia. The application was then evaluated by participants in the usability testing stage. Furthermore, this study also proposes recommendations for improvements that can be used in the development of personalized e-Learning applications in the upcoming studies."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Srianda Putri
"Seiring dengan pesatnya perkembangan volume data, kebutuhan akan data yang machine-readable tidak bisa dihindari. Akibatnya, penggunaan struktur data knowledge graph semakin populer. Dengan perkembangannya, aspek kualitas dari sebuah knowledge graph perlu diperhatikan, salah satunya adalah knowledge wealth: kekayaan informasi yang terdapat pada suatu knowledge graph. Tingginya knowledge wealth dalam suatu knowledge graph dapat menandakan tingginya kualitas suatu knowledge graph; sebaliknya, tingkat knowledge wealth yang rendah mengindikasikan buruknya kualitas suatu knowledge graph. Namun, belum terdapat cara formal yang mendefinisikan knowledge wealth dan bagaimana mengukurnya serta menganalisisnya. Penelitian ini mengusulkan sebuah framework untuk menganalisis knowledge wealthdan tingkat knowledge imbalance dalam RDF knowledge graph dengan melihat bagaimana knowledge wealth dari sebuah kelas entitas tersebar pada knowledge graph tersebut menggunakan pengukuran statistika dan bantuan visualisasi. Selain itu, framework ini juga membantu untuk mengidentifikasi grup-grup entitas berdasarkan tingkat kekayaan di dalam kelasnya, menemukan bentuk distribusi yang paling mendekati distribusi knowledge wealth, melakukan pengelompokkan kelas-kelas entitas berdasarkan bentuk distribusi knowledge wealth, hingga mendeteksi bias pada sebuah knowledge graph. Untuk mengevaluasi framework ini, dilakukan studi kasus pada beberapa kelas entitas di Wikidata. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat membantu dalam meneliti knowledge wealth pada knowledge graph serta dimanfaatkan untuk mengoptimalkan usaha pengeditan dan pengembangan proyek knowledge graph oleh para kontributornya.

Along with the rapid development of data volumes, the need for machine-readable data is inevitable. As a result, the use of knowledge graph data structures becomes more popular. With its development, quality aspects of a knowledge graph need to be considered, one of which is knowledge wealth: the amount of information contained in a knowledge graph. A high level of knowledge wealth in a knowledge graph may indicate the high quality of a knowledge graph; conversely, a low level of knowledge wealth can be a sign of poor quality of a knowledge graph. However, there is no formal way to define knowledge wealth and how to measure and analyze it. This study proposes a framework to analyze knowledge wealth and the level of knowledge imbalance in the RDF knowledge graph by seeing how the knowledge wealth of an entity class is spread over the knowledge graph using statistical measures and visualization. In addition, this framework also helps to identify entity groups based on the level of wealth in their class, finds the best theoretical distribution that fits best to knowledge wealth distribution, performs clustering on classes based on the shape of knowledge wealth distribution, and detects bias in a knowledge graph. To evaluate this framework, some use cases were conducted on several classes on Wikidata. It is hoped that the results of this study can assist in researching knowledge wealth in the knowledge graph and be used to optimize the efforts of editing and developing knowledge graph projects by the contributors."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elkaf Fahrezi Soebianto Putra
"Masalah produktivitas penelitian, khususnya di Indonesia dapat dikatakan masih belum ideal dan diperlukan motivasi yang tinggi untuk mengoptimalkan jumlah publikasi ilmiah. Lemahnya produktivitas penelitian dosen bisa disebabkan oleh beberapa permasalahan yang dihadapi dosen dalam setiap tahapan kegiatan penelitian. Permasalahan mengenai produktivitas penelitian dapat diatasi melalui proses Knowledge Management (KM) yang baik. Proses penciptaan pengetahuan dimana dalam konteks institusi pendidikan tinggi adalah proses penciptaan karya ilmiah dapat ditangani melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi terbaru, pengembangan strategi, model, teknik, metode dan sistem manajemen pengetahuan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang prototipe Knowledge Management System (KMS) untuk mendukung kegiatan penelitian ilmiah di institusi pendidikan tinggi. Objek dari penelitian ini adalah Universitas PGRI Madiun, Universitas PGRI Kanjuruhan Malang, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dan Universitas Negeri Semarang. Untuk merancang prototipe KMS, dalam penelitian ini menggunakan metode SECI dan juga user centered design (UCD). Metode SECI digunakan untuk mengidentifikasi proses pengetahuan yang terdapat pada setiap kegiatan penelitian ilmiah. Perancangan prototipe KMS dilakukan dengan menggunakan aplikasi Figma. Terjadi proses iterasi sebanyak dua kali karena terdapat beberapa masukan dari stakeholder untuk perancangan prototipe tahap pertama. Tahap terakhir adalah melakukan evaluasi prototipe KMS yang telah dirancang. Evaluasi prototipe dilakukan dengan menggunakan pengukuran KMS Success Model. Hasil dari evaluasi prototipe menunjukkan bahwa setiap dimensi pada KMS Success Model memiliki nilai rata-rata yang tinggi. Hasil penelitian ini dapat menawarkan rekomendasi yang memungkinkan bagi regulator di institusi pendidikan tinggi untuk menggunakan prototipe KMS sebagai blueprint untuk mengembangkan KMS konkret berbasis website.

The problem of research productivity, especially in Indonesia, can be said to be still not ideal and high motivation is needed to optimize the number of scientific publications. The weak research productivity of lecturers can be caused by several problems faced by lecturers in each stage of research activities. Problems regarding research productivity can be overcome through a good Knowledge Management (KM) process. The process of creating knowledge which in the context of higher education institutions is the process of creating scientific work can be handled through the use of the latest information and communication technology, the development of strategies, models, techniques, methods and systems of knowledge management. This study aims to design a Knowledge Management System (KMS) prototype to support scientific research activities in higher education institutions. The objects of this research are PGRI Madiun University, PGRI Kanjuruhan University Malang, East Java "Veteran" National Development University and Semarang State University. To design a KMS prototype, this research uses the SECI method and also user centered design (UCD). The SECI method is used to identify the knowledge processes contained in every scientific research activity. The design of the KMS prototype was carried out using the Figma application. The iteration process occurred twice because there were several inputs from stakeholders for the design of the first stage prototype. The final stage is to evaluate the KMS prototype that has been designed. Prototype evaluation was carried out using the KMS Success Model measurement. The results of the prototype evaluation show that each dimension in the KMS Success Model has a high average value. The results of this study can offer recommendations that make it possible for regulators in higher education institutions to use the KMS prototype as a blueprint for developing concrete web based KMS."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Franova Herdiyanto
"ABSTRAK
Dalam dunia organisasi dewasa ini, pengelolaan data dan informasi sudah menjadi kegiatan yang sangat penting dalam mendukung tercapainya tujuan organisasi. Sebagai Kementerian baru pada Pemerintahan Republik Indonesia, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kemristekdikti merupakan organisasi yang juga memerlukan pengelolan data dan informasi yang baik. Pengelolaan data Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Iptek , serta pengelolaan data Pendidikan Tinggi Dikti adalah tanggung jawab Kementerian ini. Sejauh ini, kebijakan tentang pengelolaan data tersebut masih dalam proses pembahasan, padahalpermasalahan-permasalahan terkait dengan data sudah seringkali bermunculan dan mengganggu kinerja organisasi. Kondisi ini mengharuskan Kemristekdikti untuk segera menerapkan kebijakan pengelolaan datadan informasi yang baik.Permasalahan data seringkali terjadi karena organisasi belum menerapkan data management yang efektif. Berdasarkan panduan Data Management Body of Knowledge DMBOK , fungsi data management terbagi ke dalam sepuluh komponen, satu komponen yang memegang peranan sangat penting bagi pelaksanaan komponen lainnya adalah data governance. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rancangan struktur data governance berdasarkan panduan DMBOK sebagai referensi utama. Rancangan struktur yang disusun mengacu kepada penelitian tentang data governance sebelumnya yang terdiri atas tiga unsur, yaitu role, decision areadan responsibility. Selanjutnya hasil rancangan yang diperoleh disesuaikan dengan kondisi Kemristekdikti sehingga menjadi titik awal dalam pelaksanaan data governance di lingkungan Kemristekdikti.Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa panduan DMBOK bisa dipadukan dengan struktur data governance penelitian sebelumnya. Aktivitas data governance pada DMBOK dapat digunakan sebagai solusi awal dari permasalahan data yang terjadi. Harapannya, struktur data governance yang dirancang dapat diaplikasikan sehingga pelaksanaan data governance di Kemristekdikti dapat berjalan secara berkesinambungan.

ABSTRACT
Currently, in organizational world, data and information management is very important activity to support organizational goal achievement. As new ministry of Indonesia Republic, Ministry of Research, Technology and Higher Education Kemristekdikti also requires good data and information management. Data management of science, technology and higher education is this ministry responsibility. In so far, policy of such data management is in discussion process indeed, frequently, so many problems related with data had arisen and disturbed organizational performance. Such condition resulted in the Ministry of Research, Technology and Higher Education should apply good data and information management. Frequently, data issues had occurred because organization had not applied effective data management. Based on data guidance of Data Management Body of Knowledge DMBOK , function of data management is divided into ten components which of very importantone and playing role is data governance.This research is aimed at knowing structural designing of data governance based on DMBOK guidance as principal reference.Structural designing having been set refer to research on previous data governance comprising three elements, those are role, decision area and responsibility. Subsequently, designing result having been obtained to be adjusted with condition of Ministry of Research, Technology and Higher Education and as starting point to implement data governance atMinistry of Research, Technology and Higher Education.This research result had indicated that DMBOK guidance may be combined with previous research on structure of data governance. Activity of data governance at DMBOK may be used as early solution from occurring data problem.Wishfully, the designed data governance structure may be applied, hence, implementation of data governance at Ministry of Research, Technology and Higher Education may be realized sustainably."
2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Laksamana Zeisar Adhito
"Saat ini ada banyak sekali pengembangan m-Learning materi pembelajaran nonformal. Salah satu hal yang paling diminati dari m-Learning adalah pembelajaran dengan waktu dan tempat yang fleksibel. Di sisi lain, mempelajari dasar Islam adalah kebutuhan setiap muslim. Namun, aktivitas yang padat dapat menjadi kendala untuk menghadiri pembelajaran dasar Islam. Menjawab permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memberikan kemudahan untuk umat muslim di Indonesia dalam mempelajari dasar agama Islam dengan mengembangkan desain aplikasi m-Learning dasar Islam.
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode campuran, yaitu dengan menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pengembangan desain pada penelitian ini mengacu pada metode User-Centered Design (UCD). Data penelitian diperoleh melalui wawancara dengan pakar pendidikan Islam, kuesioner daring, dan wawancara kontekstual. Dari tahapan pengumpulan kebutuhan, diperoleh 24 kebutuhan desain aplikasi m-Learning dasar Islam. Hasil evaluasi desain berupa nilai SUS dengan skor 76, dan diperoleh 56 saran yang berkaitan dengan desain interaksi, dan tiga saran yang berkaitan dengan sistem pembelajaran.

Prophet Muhammad (blessings of God be upon him and his progeny and grant him peace) said “Seeking knowledge is an obligation upon every Muslim” [Ibn Majah] and “Whoever travels a path in search of knowledge, Allah will make easy for him a path to Paradise” [Shahih Muslim]. From this hadith, stated that one of the most important pray on Islam is about to learn about the religion itself. It is obligatory for a Muslim to study the science of religion to know Allah, His Prophet, and Islam along with the proofs.[21]
However, Islamic knowledge students who do not attend formal Islamic Institution class generally will need information of available live Islamic Studies around the cities (sometimes countries) and time adjustment to attend it. intense activities can be an obstacle to attend live Islamic lectures. On the other hand, current generation has been providing solutions for flexible learning. One of them is m-Learning. Based on this issue, this research discusses the development and evaluation of m-learning application for learning the foundation of Islamic knowledge design by integrating online learning theory with Islamic learning methods to help learn Islam easier.
This research was conducted using a mixed method by combining qualitative and quantitative approaches. The design development in this study uses the User-Centred Design (UCD) method. Research data were obtained through interview with Islamic education experts, online questionnaires, and contextual interviews. After doing requirements gathering, we obtained 22 design insights of the Islamic foundation m-Learning application. Design evaluation provides the results of SUS score with the score of 76, and we have proposed 56 suggestions related to interaction design; three suggestions are related to learning systems.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofiyanti Indriasari
"Pendidikan pertanian kekurangan sumber daya dalam rangka menciptakan lulusan yang memiliki kompetensi spesifik untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di dunia usaha. Hal ini dapat diantisipasi dengan cara meningkatkan knowledge sharing di antara para pendidik. Oleh karena itu, sangat perlu untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi knowledge sharing di antara para pendidik di pendidikan tinggi teknis dan kejuruan bidang pertanian. Selain itu, perlu diketahui juga apakah knowledge sharing berpengaruh terhadap kinerja para pendidik dan berpengaruh terhadap kinerja institusi. Penelitian ini dilakukan dengan studi literatur, wawancara, dan survei. Data hasil survei dianalisis dengan metode Partial Least Square – Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa knowledge sharing adalah salah satu faktor yang dapat meningkatkan kinerja dari para pendidik dan dapat meningkatkan kinerja institusi di pendidikan tinggi teknis dan kejuruan bidang pertanian. Knowledge sharing pada domain ini sangat dipengaruhi oleh sikap, harapan pribadi, pengetahuan tacit, infrastruktur TI, pengetahuan penggunaan TI, kemampuan pendidik, dan budaya organisasi.

Lack of agricultural education resources in order to create graduates who have specific competence to meet the workforce needs in the corporate world. It can be anticipated by increasing knowledge sharing among educators. Therefore, it is necessary to determine the factors that influence knowledge sharing among educators in higher education technical and vocational agriculture. In addition, note also whether knowledge sharing affects the performance of educators and affect the performance of the institution. This study was conducted with the literature study, interviews, and surveys. Survey data were analyzed using Partial Least Square method - Structural Equation Modeling (PLS-SEM). The results of this study indicate that knowledge sharing is one of the factors that can improve the performance of educators and can improve the performance of higher education institutions in technical and vocational agriculture. Knowledge sharing in this domain is strongly influenced by attitudes, personal expectations, tacit knowledge, the IT infrastructure , knowledge of the use of IT, the ability of educators, and organizational culture."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Bunga Nafara
"Pendahuluan: Pembelajaran klinik pada pendidikan kedokteran harus mengalami perubahan yang drastis akibat terjadinya pandemi COVID-19, yaitu transisi dari sistem pendidikan tradisional menuju ke sistem daring yang mengakibatkan hilangnya dan berkurangnya pengalaman keterampilan klinis yang diperoleh mahasiswa. Transisi yang tiba-tiba mengakibatkan mahasiswa harus beradaptasi secara cepat tanpa tersedianya panduan dan sumber daya yang memadai. Proses adaptasi ini menjadi tantangan tersendiri dan memegang peran penting dalam keberhasilan pendidikan klinis.
Tujuan: Mengeksplorasi adaptasi mahasiswa dalam pembelajaran bauran pada pendidikan kedokteran tahap klinis di masa pandemi COVID-19.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi kualitatif fenomenologi. Data dikumpulkan melalui focus group discussion (FGD) dengan 33 mahasiswa yang terbagi dalam empat sesi. Data diolah dengan metode analisis tematik. Untuk memastikan trustworthiness dilakukan triangulasi peneliti dan member checking. Analisis dilakukan berdasarkan tema yang muncul.
Hasil: Terdapat 9 tema dalam 3 kategori. Kategori pertama yakni perubahan yang terjadi pada pembelajaran klinis di masa pandemi yang terdiri dari perasaan mahasiswa, perubahan pada sistem pembelajaran klinis dan kendala yang ditemui. Kategori kedua adalah persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran bauran pada pendidikan klinis di masa pandemi COVID-19 yang terdiri dari keunggulan dan kekurangan dari pembelajaran bauran. Kategori ketiga yaitu adalah adaptasi mahasiswa dalam pembelajaran bauran di masa pandemi COVID-19 yang terdiri dari tema adaptasi mahasiswa terhadap kondisi pandemi dan adaptasi mahasiswa terhadap pembelajaran bauran.
Kesimpulan: Mahasiswa melakukan upaya penyesuaian diri baik terhadap kondisi pandemi dan terhadap pembelajaran bauran. Mahasiswa memiliki persepsi dari keunggulan dan kekurangan pembelajaran bauran. Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilannya dalam pembelajaran bauran ynag terdiri dari faktor internal dan eksternal.

Introduction: Clinical teaching in medical education experienced drastic changes due to the COVID-19 pandemic. Without any available guideline and appropriate sources, the adaptation process become challenge for students and it is crucial to determine the success in clinical education.
Purpose: To explore student adaptation in blended learning in clinical stage medical education during COVID-19 pandemic.
Methods: This study used qualitative phenomenology design. Data was collected through focus group discussions (FGD) with 33 students divided into 4 sessions. Data were analyzed using thematic analysis methods. Triangulation and member checking were used to ensure trustworthiness.
Results: There are 9 themes in 3 categories found in the study. First category is changes in clinical learning during pandemic which consist of changes in education system, student's emotional reactions and obstacles. Second category is medical student perception about blended learning during pandemic consist of benefits and burdens. Third category is student adaptation consist of student adaptation towards pandemic situation, adaptation towards blended learning, factors influencing and student expectations.
Conclusion: Students made efforts to adapt both toward pandemic conditions and blended learning. Students identified benefits and burdens using blended learning model. Some factors influence their success in blended learning which consists of internal and external factors.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keyza Asyadda Ramadhan Mufron
"Berdasarkan UU Nomor 12 Tahun 2011, peraturan perundang-undangan harus ditempatkan dalam beberapa media agar dapat diakses seluruh warga. Akan tetapi, beberapa layanan resmi memiliki isu efisiensi bagi pengguna untuk mencari informasi antar peraturan hukum. Solusi alternatif sistem tanya jawab hukum berbasis knowledge graph, yaitu LexID QA memiliki keterbatasan pada pertanyaan yang lebih ekspresif. Penelitian ini mengusulkan sistem tanya jawab hukum berbasis LLM dengan knowledge graph LexID melalui few-shot prompting. Sistem yang dibangun menerjemahkan pertanyaan menjadi kueri SPARQL. Sistem terdiri dari dua komponen, yaitu tanya jawab dan entity linking. Entity linking dilakukan dengan model berbahasa Indonesia untuk memetakan pertanyaan yang diberikan pengguna menjadi pemetaan entitas dan IRI. Kemudian, tanya jawab dilakukan dengan model code generation untuk menerjemahkan pertanyaan beserta informasi entity linking menjadi kueri SPARQL, bahasa kueri knowledge graph.

Based on Act 12/2011, legal document must be placed in several medias for citizen to access it. However, government services have shortcoming in efficiently retrieving information involving two or more legal documents. Existing solution to this issue is LexID QA yet unable to process more expressive question. This research proposes knowledge graph legal question answering based on LLM utilizing few-shot prompting. Proposed system is expected to transform question into SPARQL query. Proposed system is composed of two components, that is question answering and entity linking. Entity linking utilize Indonesian LLM to map user's question into entity-IRI mapping. Question answering model then translate question to SPARQL query with entity linking as an additional context."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>