Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133700 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Otib Satibi Hidayat
"Buku Materi Pokok (BMP) PAUD4102 Metode Pengembangan Moral dan Nilai-nilai Agama ini merupakan bahan ajar pada mata kuliah Metode Pengembangan Moral dan Nilai-nilai Agama (PAUD4102) yang diperuntukkan bagi mahasiswa PGPAUD. Kompetensi yang diharapkan setelah mempelajari BMP ini adalah dapat menerapkan berbagai metode pengembangan moral dan nilai-nilai agama pada anak usia dini (AUD), khususnya anak usia TK. BMP ini memuat materi tentang hakikat perkembangan moralitas AUD; kecerdasan moral menurut para ahli; pemahaman dan penanaman moral pada AUD; pengembangan, strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran moral pada AUD; hakikat perkembangan dan rancangan kegiatan pengembangan pada moral dan nilai-nilai keagamaan di lembaga PAUD (TK), lingkungan lembaga masyarakat, dan penilaiannya. BMP ini dilengkapi dengan video sehingga pemahaman mahasiswa tentang pengembangan moral dan nilai-nilai agama pada anak semakin optimal.
"
Tangerang: Universitas Terbuka, 2018
205 OTI m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Zakiah Daradjat
Jakarta: Bulan Bintang, 1975
170.92 ZAK m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Chazan, Pauline, 1948-
London: Routledge, 1998
171 CHA m (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Subhan Setowara, 1982
Malang: Intrans Publishing, 2013
201.72.SUB a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfi Kurniawan
"Penerapan nilai-nilai moral Islami menjadi salah satu permasalahan yang ada pada sekolah Islam. Terdapat inkonsistensi antara moralitas yang diajarkan di kelas dengan moralitas pada kehidupan sehari-hari siswa. Studi-studi terdahulu hanya memaparkan aspek kurikulum yang hanya memberikan pengetahuan tentang moral Islam, tetapi tidak pada level praktik di sekolah Islam dan guru yang kurang bisa menjadi role model dalam menerapkan nilai-nilai Islami pada siswa-siswinya, menjadi faktor utama berhasil-tidaknya penerapan nilai-nilai moral Islami pada siswa-siswi di sekolah Islam. Melengkapi studi-studi sebelumnya, argumentasi dalam penelitian ini adalah perilaku Islami juga dibentuk dari tiga hal lain, yakni latar belakang religiusitas keluarga, budaya hedonisme, dan teman sebaya serta deviant culture yang ada pada ruang lingkup pertemanan siswa-siswi di sekolah Islam. Studi ini secara khusus menggambarkan perilaku Islami yang inkonsisten pada siswa-siswi sekolah X, di Kota Jakarta Selatan dan faktor yang melatarbelakangi keinkonsistenan tersebut. Studi ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa inkonsistensi perilaku moral Islami pada siswa-siswi di sekolah Islam juga dapat disebabkan oleh hal-hal lain yang sifatnya eksternal atau di luar sekolah, yaitu oleh tiga argumen utama penelitian ini.

The implementation of Islamic morality values and ethics are one of those problematic things found in Islamic school. There is an inconsistency between Islamic morality values that had been thought in the class to the students and in the implementation of them in the students’ daily basis life. Several studies before shows that only curriculum aspect that only taught the students cognitively about Islamic morality values and ethics, not until the practical levels or on how it is supposed to be implemented, and the teacher that less likely could be a role model in implementing Islamic morality values and ethics, as main factor of either the implementation of the Islamic morality values and ethics would be succeeded or not. In completing previous studies, arguments of this research are religiosity background of the family, the hedonism culture, and peer circumstances of the students in the Islamic school. This studies specifically pictures the Islamic behavior of students in the school X, in South Jakarta region and what factors that could support those Islamic behaviors. This studies uses qualitative method, and the data are gathered through the in-depth interview. The result of this research shows that those inconsistencies might occur because of external factors, which are the main arguments of this studies. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Pendidikan Sejarah telah diajar dalam sistem pendidikan Malaysia selama lebih daripada enam dekad. Polisi telah berubah, dan sukatan pelajaran telah ditambah nilai moral. Banyak cabaran yang dihadapi oleh amsyarakat, pendidik dan pelajar telah dianalisis dan dinilai secara berterusan. Dalam artikel ini, penulis menerangkan bahwa pendidikan Sejarah diharapkan mewujudkan persekitaran yang harmoni di antara kumpulan etnik yang berbeza di Malaysia dan menyatukan negara. Pengajaran pendidikan Sejarah dengan sokongan pendidikan Moral telah dilakukan lebih daripada satu dekad yang lalu, dan kini ia mungkin menjalani satu lagi fasa pelaksanaan. Aspek sejarah, agama dan sosionudaya Malaysia telah menjadi perhatian perhatian sejak sukatan pelajaran Pendidikan Moral digubal. Kajian perlu dilakukan untuk melihat bahwa pendidikan Moral di Malaysia adalah unik dan dinamik dalam sejarah dan budaya persekitaran. Fokus pengajaran dan pembelajaran pendidikan Sejarah dan Pendidikan Moral berdasarkan beberapa prinsip utama menghasilkan individu holistik dari segi fizikal, intelek, emosi, dan sosial. Kurikulum Pendidikan Moral bermatlamat untuk membangunkan individu yang bertanggungjawab dengan standard moral yang tinggi yang dapat menyumbang kepada keamanan dan keharmonisan negara dan komuniti global."
JBSD 1:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Inggrid Christiana Ratna Dewi
"Skripsi ini membahas nilai-nilai moral di dalam Babad Ponorogo. Nilai-nilai moral ini dianalisis untuk mencari jati diri masyarakat ponorogo. Teori yang digunakan adalah teori sistem nilai budaya yang dikemukakan oleh C. Kluckhohn (1961), sedangkan metodologi yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Pada Babad Ponorogo, ada 17 nilai moral yang diperoleh. Ketujuh-belas nilai moral tersebut mencakup hakekat hidup yaitu keimanan, keadilan, demokrasi, kerukunan, bersyukur, berprasangka baik, menjauhkan diri dari hawa napsu, dan kesabaran; hakekat karya manusia nilai moral yaitu gotong-royong, keadilan, keberanian, kemandirian, amanah, dan rajin bekerja; persepsi manusia tentang waktu nilai moralnya yaitu bersikap realistis; pandangan manusia terhadap alam sekitar dengan menghargai alam; hakekat hubungan manusia dengan sesama yaitu amanah, keadilan, tidak pamrih, tolong-menolong, rendah hati, dan kejujuran. Nilai-nilai moral yang terdapat di dalam Babad Ponorogo tersebut dapat dijadikan sebagai jati diri masyarakat Ponorogo.

This thesis discusses the moral values in the Babad Ponorogo. These moral values are being analyzed to find the identity of Ponorogo's community. The theory that being used is the theory of cultural value system by C. Kluckhohn (1961) and the methodelogical that being used is analytical descriptive. Babad Ponorogo has seventeen moral values. These seventeen moral values includes the essence of life: faith, justice, democracy, harmony, gratitude, prejudiced good, stay away from the passions, and patience; the essence of the moral values of human work are mutual help, justice, courage, independence, trust, and diligent work; human perception of time for being realistic; human view of the environment with respect for nature; the essence of human relationships with others that are trustworthy, fairness, no strings attached, mutual help, humility, and honesty. Moral values contained in the Babad Ponorogo can be used as identity Ponorogo society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S514
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Palupi, Hanasatya Westri
"ABSTRAK
Salah satu dongeng dengan tokoh binatang yang sarat dengan pesan moral yang
implisit adalah fabel. Untuk memahami pesan moral dalam fabel dibutuhkan
kemampuan untuk menafsirkan dan menyimpulkannya dari keseluruhan isi cerita.
Pemahaman oleh Bloom dibagi ke dalam 3 tingkatan, yaitu translation,
interpretation, dan extrapolation. Ketika seorang anak dapat memahami isi fabel
pada tingkal interpretation pesan moral fabel dapat dipahami. Di antara rentang
usia 5-I2 tahun, baru pada usia 8-9 tahun, pada tahap operasional konkrit, anak
diperkirakan mulai mampu menafsirkan pesan moral fabel ini, sedangkan pada
usia 5-6 tahun anak belum mampu melakukannya. Walaupun belum semua anak
telah mampu memahami pesan moral fabel, penelitian ini ingin melihat tingkat
pemahaman mengenai isi fabel secara umum pada kelompok usia 5-6 tahun, 8-9 tahun, dan 11-12 tahun, yang mewakili tahap praoperasional, operasional konkrit,
dan operasional formal menurut tahapan perkembangan kognitif Piaget.
Pengambilan data dilakukan dengan melakukan wawancara mengenai dua buah
fabel yang diperdengarkan dari kaset rekaman suara orang bercerita dan hasilnya
dinilai dengan kriteria yang telah disusun. Analisis dilakukan dengan melakukan
perhitungan persentase dan pengkategorian tingkat pemahaman. Reliabilitas
dalam penilaian dilakukan dengan menggunakan interscorer reliability.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam memahami isi fabel, umumnya anak
pada kelompok usia 5-6 tahun memahami fabel pada tingkat translation, anak
kelompok usia 8-9 tahun pada tingkat interpretation, dan anak kelompok usia
11-12 tahun telah memahaminya pada tingkat extrapolation. Sedangkan dalam
memahami pesan moral fabel, umumnya anak usia 5-6 tahun belum dapat
memahami pesan moral ini, anak usia 8-9 tahun berkisar antara belum paham dan
mulai memahaminya, dan anak usia 11-12 tahun berkisar antara mulai paham dan
sudah dapat memahami pesan moral fabel.
Perbedaan tingkat pemahaman mengenai isi dan pesan moral fabel yang
ditunjukkan oleh hasil penelitian ini selain disebabkan oleh perbedaan keabstrakan
pemikiran para subyek, juga mungkin disebabkan oleh perbedaan popularitas
pesan moral antara kedua cerita atau pun belum adanya suatu konsep nilai moral
dalam jaringan informasi anak. Maka, pesan moral fabel harus disajikan secara
eksplisit kepada anak-anak usia 5-6 tahun."
1999
S2737
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susilahati
"Munculnya kemiskinan yang semakin meluas, kerusakan lingkungan, perpecahan antar umat manusia, praktek korupsi, kolusi, nepotisme, keserakahan, kebencian dan semacamnya, dewasa ini disebabkan karena berkembangnya nilai-nilai negatif terutama moral elite masyarakatnya. Dalam rangka menghadapi arus globalisasi dan liberalisasi yang semakin gencar, nilai tersebut tidak dapat dipertahankan. Mengingat bahwa kekuatan moral merupakan hal yang sangat esensial bagi kelangsungan hidup suatu bangsa dan negara, maka nilai-nilai moral mendesak untuk dimunculkan kembali. Oleh karena itu diperlukan upaya pendidikan moral bangsa.
Masa yang paling peka dan penting dalam kehidupan seseorang adalah pada masa kanak-kanaknya, untuk itu kehadiran institusi pendidikan Taman Kanak-kanak sebagai sebuah upaya dalam menanamkan nilai-nilai moral anak prasekolah merupakan satu hal yang sangat tepat. Namun dengan keterbatasan waktu yang dimilikinya, peranan ibu dalam mendukung penanaman nilai-nilai moral yang telah diupayakan taman kanak-kanak menjadi sangat menentukan. Mengingat pula bahwa anak yang berasal dari keluarga ekonomi menengah ke atas lebih mempunyai akses untuk menjadi elite masyarakat, maka penanaman nilai-nilai moral dari keluarga menengah keatas perlu mendapat perhatian tersendiri. Atas dasar ini timbul pertanyaan dari penulis bagaimana dukungan ibu terhadap penanaman nilai-nilai moral anak prasekolah ?
Berdasarkan pertanyaan tersebutpenulis tertarik untuk menelitinya. Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah bagaimana dukungan ibu terhadap penanaman nilai-nilai nurani dan nilai-nilai memberi bagi anak prasekolah? Nilai-nilai nurani dimaksud adalah nilai ketakwaan, kejujuran, keberanian, cinta damai, keandalan diri, disiplin dan kesucian. Sedangkan nilai-nilai memberi yang dimaksud adalah nilai kesetiaan, hormat, kasih sayang, kepekaan, ramah dan adil.
Penelitian ini adalah penelitian diskriptif analitis yang bertujuan untuk memberikan gambaran analisis tentang dukungan ibu terhadap penanaman nilai-nilai moral anak prasekolah di Taman Kanak-kanak Islam Al Azhar Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Dipilihnya sekolah ini karena dapat mewakiii populasi ibu-ibu yang berekonomi menengah keatas. Populasi penelitian ini adalah 137 orang ibu yang anaknya sedang duduk di kelas B (usia 5-6 tahun) Taman kanak-kanak Islam Al Azhar Kebayoran baru Tahun pelajaran 1999/2000. Teknik pengumpulan data penelitian ini dilakukan melalui penyebaran angket kepada seluruh populasi, observasi dan stud' dokumentasi. Dan 137 angket yang disebarkan, kembali sebanyak 89 angket.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa penanaman nilai-nilai moral anak prasekolah yang dilakukan oleh TK. ini belum didukung sepenuhnya oleh ibu. Meskipun 100 % ibu (sangat memahami bahwa tujuan menyekolahkan anak ke TK ini agar anak memahami agama (moral), namun hanya 42 % saja ibu yang harapan utamanya adalah menginginkan anaknya berakhlak mulia dan sholeh. Di samping itu cara-cara ibu guru di sekolah dalam menanam nilai nilai moral melalui contoh tauladan, pembiasaan, kepercayaan kepada anak, memberi pengalaman, respon positif dan lingkungan baik belum sepenuhnya didukung oleh ibu. Hal ini menampakkan bahwa ibu-ibu masih memahami kalau nilai-nilai moral itu cukup diajarkan dan ditanamkan di sekolah saja.
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan Dasar, Penyelenggara TK., Ibu-ibu, Institusi Kesejahteraan Sosial, Praktisi Pekerjaan Sosial dan merekomendasikan kepada instansi terkait atau LSM lainnya agar menyeleggarakan sekolah/kursus atau training bagi ibuibu muds tentang mendidik dan menanamkan nilai-nilai moral anak sejak usia dini."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T7978
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>