Latar belakang : Deteksi dini keterlambatan perkembangan anak merupakan hal yang penting untuk membangun anak Indonesia yang cerdas dan berkualitas. Ages and Stages Questionnaires-Third Edition (ASQ-3) merupakan kuesioner berdasarkan laporan orangtua atau pengasuh untuk mendeteksi keterlambatan perkembangan anak usia 1 bulan sampai 66 bulan yang terstandarisasi dan mudah digunakan diseluruh dunia, namun belum pernah dilakukan uji kesahihan dan keandalan terhadap kuesioner ini dalam Bahasa Indonesia. Tujuan : Mengetahui kesahihan interna dan keandalan kuesioner ASQ-3 bahasa Indonesia sebagai alat penapisan keterlambatan perkembangan anak usia 42-48-54-60 bulan Metode : Penelitian potong lintang uji kesahihan interna dan keandalan kuesioner ASQ3 kelompok umur 42 bulan, 48 bulan, 54 bulan, dan 60 bulan, dilakukan pada orangtua yang memiliki anak usia 42-48-54-60 bulan baik yang sehat maupun berisiko keterlambatan perkembangan, di Kelurahan Kampung Melayu dan Kelurahan Cipinang Muara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Penelitian dibagi 2 tahap. Tahap pertama merupakan tahapan adaptasi transkultural kuesioner ASQ-3 dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Tahap kedua merupakan uji kesahihan dan keandalan kuesioner ASQ-3 bahasa Indonesia, 35 anak setiap kelompok umur, menggunakan metode cluster sampling. Uji kesahihan konstruksi dianalisis menggunakan Pearson Correlation (cut off rho (r) ≥ 0.3).. Uji keandalan dinilai uji konsistensi internal yang dianalisis dengan menggunakan Alpha Cronbach’s coefficient (minimum cut off ≥ 0.6). Universitas Indonesia Hasil : Keandalan kuesioner ASQ-3 bahasa Indonesia pada keempat kelompok umur menunjukkan keandalan baik hingga sangat baik (0,60 – 0,80). Untuk korelasi tiap butir pertanyaan per-domain umumnya menunjukkan kesahihan baik pada kuesioner ASQ-3 usia 48-54 bulan dan tidak sahih pada kuesioner ASQ-3 usia 42 bulan (terdapat 3 bulir) dan usia 60 bulan (terdapat 1 bulir) Kesimpulan : Kuesioner ASQ-3 usia 48-54 bulan dalam bahasa Indonesia terbukti sahih dan andal dipergunakan. Kuesioner ASQ-3 usia 42 dan 60 bulan dalam bahasa Indonesia tidak sahih untuk domain komunikasi, tetapi sahih untuk domain lain, dan andal untuk digunakan sebagai alat deteksi dini keterlambatan perkembangan anak
Kata kunci : Uji kesahihan interna, uji keandalan, kuesioner ASQ-3 dalam bahasa Indonesia, uji tapis perkembangan anak, keterlambatan perkembangan.Background: Early detection of development delayed is essential, Ages and Stages Questionnaires-Third Edition (ASQ-3) is a parent completed questionnaire, a comprehensive developmental screening tool in 42-48-54-60 months old. The problem is ASQ-3 has never been a validity and reliability test in Indonesian language. Aim: provide the internal validity and reliability of the Indonesian ASQ-3 questionnaires as a screening tool for identification developmental delayed in 42-48-54-60 months old children. Methods: Cross-sectional study of internal validity test and reliability of ASQ-3 questionnaires in the age group of 42-48-54-60 months, either healthy or high risk for developmental delays, in Kampung Melayu and Cipinang Muara, East Jakarta. The study is divided into 2 phases (transcultural adaptation phase and validity-reliability test of Indonesian ASQ-3 questionnaires), with 35 children in each age group by consecutive sampling methods. The internal validity test was analyzed using Pearson Correlation (cut off rho (r) ≥ 0.3). Reliability tests were analyzed using Alpha Cronbach coefficient (minimum cut off ≥ 0.6). Results: The reliability of the four age groups of the Indonesian ASQ-3 questionnaires showed good reliability (0,60 – 0,80). The correlation of each item per-domain questions generally showed validity both on ASQ-3 questionnaire aged 48-54 months and invalid on ASQ-3 questionnaire aged 42 months (3 questions) and 60 months (1 question) Universitas Indonesia Conclusion: ASQ-3 questionnaire aged 48-54 months in Indonesian valid and reliably used. ASQ-3 questionnaire aged 42-60 months in Indonesian is not valid for communication domain but valid for other domain and reliable the early detection tool for delays in child development
Keywords : Internal validity, reliability, Indonesian ASQ-3 questionnaires, developmental screening, developmental delay."Pendahuluan: Konsep presenteeism banyak dikaitkan dengan faktor kesehatan. Presenteeism telah terbukti menyebabkan hilangnya produktivitas mencapai hampir 50% lebih besar dibandingkan dengan yang diakibatkan oleh absenteeism. Saat ini di Indonesia belum ada alat yang dikembangkan untuk menilai presenteeism di kalangan pekerja, khususnya lebih spesifik untuk menilai faktor masalah kesehatan yang dapat berpengaruh pada terjadinya presenteeism. Oleh sebab itu, peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner SPS-6 versi Indonesia agar dapat digunakan sebagai salah satu instrumen penilaian komponen kesehatan presenteeism.
Metode: Penelitian ini dimulai dengan proses adaptasi lintas budaya yang merujuk pada metode ISPOR, dan dilanjutkan dengan uji validitas dan reliabilitas dengan analisis statistik. Uji statistik dilakukan dengan mengujicobakan kuesioner pada responden yang representatif dengan populasi target, yaitu pekerja kantor atau white collar worker. Total responden yang berpartisipasi berjumlah 112 orang. Uji validitas dilakukan dengan uji validitas faktor dan butir, sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan metode uji konsistensi internal menggunakan nilai Chronbachs Alpha.
Hasil; Proses adaptasi lintas budaya SPS-6 telah berhasil dilakukan sehingga menjadi SPS-6 versi Indonesia yang valid. Perubahan paling signifikan terjadi pada penjelasan mengenai defisnisi masalah kesehatan. Pada uji validitas butir dan faktor, didapatkan uji korelasi antara skor butir masing-masing dimensi (fokus kerja dan psikologis) dengan total skor dimensi masing-masing signifikan berkorelasi. Pada uji korelasi antara skor tiap butir dengan keseluruhan skor total kuesioner signifikan berkorelasi. Pada uji reliabilitas didapatkan nilai Chronbachs Alpha dimensi fokus kerja sebesar 0,657 dan dimensi psikologis sebesar 0,646.
Kesimpulan: Kuesioner SPS-6 versi Indonesia dinyatakan valid dan reliabel, dan terbukti dapat digunakan sebagai instrumen untuk mengidentifikasi komponen kesehatan presenteeism bagi pekerja kantor (white collar worker) di Indonesia.
Kata Kunci : presenteeism, produktivitas kerja, validitas, reliabilitas
Introduction: The concept of presenteeism is mostly associated with health factors. Presenteeism has been proven to cause a loss of productivity reaching nearly 50% greater than that caused by absenteeism. Currently in Indonesia there are no tools developed to assess presenteeism among workers, especially more specifically to assess the factors of health problems that can affect the occurrence of presenteeism. Therefore, researchers conducted a validity and reliability test for the Indonesian version of the SPS-6 questionnaire so that it could be used as an instrument for evaluating the health component of presenteeism.
Methods: The research began with a cross-cultural adaptation process that refers to the ISPOR method, and continued with a validity and reliability test with statistical analysis. Statistical tests were carried out by testing questionnaires on office workers or white collar workers who were representative of the target population. The total number of respondents who participated was 112 people. Validity test is done by item validity test and factor validity test. The reliability test was carried out using the internal consistency test method using the Chronbachs Alpha value.
Results: The cross cultural adaptation process of SPS-6 has been successfully carried out so that it becomes a valid Indonesian version of SPS-6. The most significant change occured in the explanation of the health problem definition. In the item validity test and factor validity test, the correlation test between the item score of each dimension (work focus and psychological) with the total score of each dimension is significantly correlated. In the correlation test between the score of each item with the overall total score of the questionnaire significantly correlated. In the reliability test the value of Chronbachs Alpha was 0.523.
Conclusion: The Indonesian version of the SPS-6 questionnaire was declared valid and reliable, and proved to be used as an instrument to identify the health component of presenteeism for office workers (white collar workers) in Indonesia.
Keywords: presenteeism, work productivity, validity, reliability
"