Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145492 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Adnan Raihan
"Pepaya potong segar, memiliki batas waktu penyimpanan yang terbatas karena rentan terhadap kebusukan dan kontaminasi bakteri. Dalam penelitian ini, buah pepaya potong segar mendapatkan perlakuan dengan metode gabungan ozon-nanomist dan sinar UV dengan variasi dosis ozon-nanomist dan jenis material pengemasan. Sampel pepaya potong segar seberat 100 gram dikontakkan dengan ozon-nanomist dan sinar UV selama 3 menit, kemudian disimpan selama 6 hari pada suhu ruang 25°C setelah perlakuan. Pengujian dilakukan dengan mengombinasikan dosis ozon-nanomist (0,1; 0,2 dan 0,3 ppm) dengan penggunaan kemasan berbahan PP, PET, dan LDPE. Masa simpan dievaluasi melalui uji Total Bakteri, sementara kualitas sampel diukur berdasarkan kandungan vitamin C, perubahan massa, dan sifat organoleptik. Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa kemasan PET dan dosis ozon 0,3 ppm ditambah dengan sinar UV selama 3 menit merupakan kombinasi yang terbaik untuk mempertahankan kualitas dan memperpanjang umur simpan dari pepaya potong segar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi dosis ozon – nanomist dan pengemasan dapat meningkatkan kualitas dan memperpanjang umur simpan pepaya potong segar selama 6 hari percobaan yang dilakukan.

Fresh-cut papaya has a limited storage time because it is susceptible to spoilage and bacterial contamination. In this study, fresh-cut papaya fruit was treated with a combined method of ozone-nanomist and UV light with variations in ozone-nanomist dosage and type of packaging material. Fresh-cut papaya samples weighing 100 grams were contacted with ozone-nanomist and UV light for 3 minutes, then stored for 6 days at 25°C room temperature after treatment. Tests were conducted by combining ozone-nanomist doses (0.1; 0.2 and 0.3 ppm) with the use of PP, PET, and LDPE packaging. Shelf life was evaluated through Total Bacteria test, while sample quality was measured based on vitamin C content, mass change, and organoleptic properties. The results generally showed that PET packaging and ozone dose of 0.3 ppm coupled with UV light for 3 minutes was the best combination to maintain the quality and extend the shelf life of fresh-cut papaya. The results showed that the variation of ozone - nanomist dosage and packaging could improve the quality and extend the shelf life of fresh-cut papaya during the 6-day experiment conducted."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Apriani
"Telah dilakukan penelitian mengenai sifat fisiko-kimia dan komposisi asam lemak penyusun trigliserida dari minyak biji pepaya (Carica papaya). Biji pepaya yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari suatu perkebunan pepaya di daerah Cihideung, Bogor. Ekstraksi minyak biji pepaya dilakukan dengan menggunakan peralatan ekstraksi Soxhlet dengan pelarut n-heksana.
Hasil ekstraksi yang diperoleh berupa minyak yang berwarna kuning kemerahan setelah dimurnikan dan memiliki kadar sebesar 26,7% dari berat kering biji pepaya. Komposisi asam lemak penyusun trigliseridanya ditentukan dengan alat Kromatografi Gas.
Dari hasil analisis Kromatografi Gas, diketahui bahwa komposisi asam lemak penyusun trigliserida minyak biji pepaya adalah asam kaprilat (0,35%), asam kaprat (0,08%), asam laurat (0,07%), asam miristat (0,1%), asam palmitat (20,3%), asam stearat (3,33%), asam oleat (66,1%), asam linoleat (8,99%), dan asam linolenat (0,61%)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30422
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Amelia
"Kemunculan aplikasi kencan memberikan kemudahan untuk manusia mencari pasangan hidup. Fungsi aplikasi kencan beberapa tahun belakangan ini mengalami pergeseran, tidak hanya sekadar untuk mencari pasangan romantis, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan non-romantis. Bumble sebagai aplikasi kencan masih pada fungsi awalnya untuk mencari jodoh dengan adanya mode date, dilain sisi ada mode BFF untuk memfasilitasi pencarian teman. Namun, yang terjadi dalam Bumble adalah penggunanya memanfaatkan mode date bukan tempat untuk mencari jodoh. Tulisan ini berfokus pada bagaimana ideologi media dan indeksikalitas bermain di dalam interaksi pengguna mode date Bumble. Penggunaan tanda mewarnai praktik bermedia para pengguna mode date Bumble yang merujuk kepada motif mereka. Tanda yang ada akan dimaknai oleh pengguna mode date Bumble lainnya.

The emergence of dating apps makes it easy for humans to find a life partner. The function of dating apps in recent years has shifted, not only to find a romantic partner, but also to fulfill non-romantic needs. Bumble as a dating apps is still in its initial function to find a mate with the date mode, on the other hand there is a BFF mode to facilitate the search for friends. However, what happens in Bumble is that users take advantage of date mode, not a place to find a mate. This paper focuses on how media ideology and indexicality play out in Bumble's date mode user interactions. The use of signs colors the media practice of Bumble’s date mode users which refers to their motives. The sign will be interpreted by other Bumble date mode users."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Nuraini
"Faktor penyebab kurangnya keikutsertaan pria dalam kontrasepsi antara lain adalah kurangnya pilihan jenis kontrasepsi pria yang memenuhi persyaratan. Penelitian ini bertujuan mengkaji efektivitas bahan alam untuk alternatif alat kontrasepsi pria, yaitu dengan penyuntikan ekstrak biji papaya (Carica papaya L.) varietas Cibinong pada monyet ekor panjang (Macaca fascicularis L.).
Penelitian dilakukan di Pusat Studi Satwa Primata Institut Pertanian Bogor dengan jumlah sampel 8 monyet, dibagi dalam 3 kelompok perlakuan dan 1 kelompok kontrol. Penyuntikan ekstrak biji papaya secara intramuskular dilakukan selama 21 hari dengan dosis 40 mg/monyet, 80 mg/monyet, dan 120 mg/monyet. Analisis data kualitas spermatozoa (motilitas, viabilitas, bentuk) sebelum, setelah intervensi, dan pemulihan dilakukan menggunakan uji Cochran, sedangkan untuk data konsentrasi spermatozoa dan kadar hormon testosteron dianalisis menggunakan uji Friedman.
Hasil menunjukkan terjadi penurunan motilitas, viabilitas, dan bentuk spermatozoa setelah penyuntikan ekstrak biji papaya dan meningkat ke arah normal pada tahap pemulihan (p = 0,05). Hasil ini didukung dengan terjadinya aglutinasi semen. Penyuntikan ekstrak biji papaya secara intramuskular yang paling efektif adalah dosis 40 mg/monyet/hari yang dapat menurunkan motilitas spermatozoa dari 87,5% menjadi 40% dan menurunkan kadar hormon testosteron dari 2,35 ng/mL menjadi 1,83 ng/mL. Meskipun menurun, kadar hormon testosteron tersebut masih dikategorikan baik.

Lack of contraceptive choices which meet the requirements is one of the contributing factors to less participation of man in contraceptive use. This research aimed to study the effectiveness of natural material for alternative male contraception, by injecting papaya seed extract with Cibinong variety (Carica papaya L.) to long tail monkey (Macaca fascicularis L).
The research was conducted at Primates Study Center, Institute of Agriculture, Bogor. Total samples of this research were 8 monkeys, with three intervention groups and one control group. Papaya seed extract was injected via intramuscular in 21 days, with dose for each group were 40 mg/monkey, 80 mg/monkey, and 120 mg/monkey. Data analysis of spermatozoa quality (motility, viability, morfology) was done by using Cochran test before and after intervention stages, and during recovery stage. Meanwhile, data aalysis of spermatozoa concentration and testosterone hormone level was done by using Friedman test.
Result of this reseach demonstrated reduction of motility, viability, and morfology of spermatozoa after inejction of papaya seed extract and increase to normal level at recovery stage (p ≤ 0.05). These results was supported with cement aglutination. The most effective dose was at 40 mg/monkey/day, with reduction of spermatozoa motility from 87.5 % to 40%, and reduction of testosterone level from 2.35 ng/mL to 1.83 ng/mL. Even though spermatozoa motility and testosterone hormone level reduced, but its conditions were still in good condition category."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tempe bacem is a kind of tempe product that has spicy and sweet taste. The shelf of this product is very short, i.e. one day at room temperature. The objective of this research is to increase tempe bacem's shelf life ..."
PANGAN 24:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Famila Anindia Putri
"ABSTRAK
Papain adalah enzim protease pemecah protein yang terdapat pada getah pepaya yang berfungsi sebagai katalis reaksi pemecahan rantai polipeptida pada protein dengan cara menghidrolisis ikatan peptidanya menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti asam amino. Dalam penelitian ini papain dikembangankan menjadi bahan aktif sediaan sabun padat dalam bentuk enzim papain kasar crude untuk membersihkan kulit manusia dari kotoran yang mengandung protein. Untuk memperoleh khasiat lain dilakukan penambahan bahan aktif yaitu antioksidan dari buah pepaya murni. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan formula sabun padat yang aman untuk kulit dengan memenuhi standart SNI 1996 serta teruji manfaat dalam penambahan enzim papain kasar dan mengetahui aktivitas antioksidan sabun. Enzim papain kasar dan antioksidan dari buah pepaya akan diformulasikan menjadi sabun sediaan padat menggunakan metode saponifikasi. Formula terbaik dengan nilai pH 10,35; jumlah asam lemak 79 ; kadar alkali bebas 0,108; bobot jenis 1,0595; stabilitas busa t5menit 78 dan t30menit 33 ; dan nilai IC50 13.657 ppm dilakukan uji manfaat pengangkatan kotoran terhadap sabun tanpa enzim. Hasilnya perbedaan persen kotoran terangkat antara sabun negatif dengan enzim terhadap kontrol positif tanpa enzim menggunakan spektrofotometer UV-VIS adalah 9 pada t10menit, dan menggunakan pengukuran massa substrat perbedannya adalah 4 pada t10menit.

ABSTRACT
Papain is protease enzyme breaking protein that can be found in latex of papaya which acts as a reaction catalyst breaking polypeptide chain of protein by hydrolyzing the peptide bonds into simpler compound like amino acid. The enzyme is able to break down organic molecules made of amino acids, known as polypeptides. In this study papain developed into active ingredients of solid soap preparations in the form of crude papain enzymes to cleanse human skin. This study aims to produce a solid soap formula that is safe for the skin by meeting the standards of SNI 1996 and tested the benefits in the addition of rough papain enzymes. Crude papain enzymes and antioxidants from papaya fruit will be formulated into solid soap preparations using saponification methods. The best formula with value of pH 10.35 Amount of fatty acid 79 Free alkali content of 0.108 Weights type 1.0595 Foam stability of t5menit 78 and t30menit 33 And IC50 13,657 ppm value was tested the benefit of removal of dirt to soap without enzyme. The difference in percentage of dirt lifted between control negative with enzyme and control positive without enzyme soap using UV VIS spectrophotometer was 9 in t10 min, and using the substrate mass measurement was 4 in t10 min."
2017
S67864
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwi Kurniati
"Kontrasepsi adalah salah satu program keluarga berencana (KB). Obat yang digunakan untuk kontrasespsi dapat berasal dari tumbuhan. Diketahui bahwa ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) bersifat antifertilitas terhadap tikus jantan (Rattusnorvegicus L.) strain Charles & Holtzman. Dalam penelitian ini sifat tersebut diujikan pada spermatozoa manusia secara in vitro. Ekstrak biji pepaya mempunyai dosis 803,571 mg/5 ml dalam larutan buffer sitrat bikarbonat dan untuk kontrol denagn menggunakan larutan buffer sitrat bikarbonat. Semen dibagi menjadi 2 kelompok, masing-masing kelompok dilakukan 3 kali ulangan. Kelompok pertama adalah kelompok eksperimen yang diberikan ekstrak biji pepaya dan kelompok kedua adalah kelompok kontrol. Perlakuan ekstrak dan kontrol diberikan sebanding dengan semen sebanyak 25 mikro liter, dan dibiarkan selama 15 menit. Lalu diamati terhadap parameter. Data yang diperoleh diuji dengan statistika anava satu arah atau dengan tes Ranking-Bertanda Wilcoxon untuk Data berpasangan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa rata-rata waktu spermatozoa untuk menempuh jarak 0,05 mm pada larutan ekstrak biji pepaya dosis 803,571 mg/5 ml dan kontrol masing-masing sebesar 1,678 detik dan 1,001 detik. Rata-rata persentase spermatozoa motil pada larutan ekstrak biji pepaya dosis 803,571 mg/5 ml dan kontrol masing-masing sebesar 53,490 % dan 58,982 %. Sedangkan rata-rata jumlah spermatozoa yang hidup dalam % pada larutan ekstrak biji pepaya dosis 803,571 mg/5 ml dan kontrol masing-masing sebesar 63,225 % dan 70,034 %. Hasil perhitungan dengan tes ranking-Bertanda Wilcoxon untuk data berpasangan menunjukkan perbedaan yang bermakna antara larutan ekstrak biji pepaya dosis 803,571 mg/5 ml dibandingkan kontrol larutan bufer sitrat bikarbonat masing-masing terhadap waktu spermatozoa untuk menempuh jarak 0,05 mm dalam detik, persentase spermatozoa motil dan persentase spermatozoa yang masih hidup. Diduga adanya pengruh pemberian ekstrak tersebut di atas karena adanya zat glukosida yang terdapat dalam ekstrak biji pepaya. Dari hasil pemberian ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) varietas Cibinong dengan dosis 803,571 mg/5 ml terhadap semen selama 15 menit secara in vitro, dapat diambil kesimpulan: 1. Efek perlakuan menunjukkan perlambatan waktu spermatozoa untuk menempuh jarak 0,05 mm dalam detik. 2. Efek perlakuan menunjukkan penurunan persentase spermatozoa motil. 3. Efek perlakuan menunjukkan penurunan persentase viabilitas spermatozoa"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Anjani
"ABSTRAK
Demam dengue (DD) yang disebabkan karena infeksi virus dengue (DENV) dan diperantai oleh nyamuk.Pada daerah subtropis dan tropis DBD ini merupakan penyakit yang muncul pada setiap tahunnya (endemik) dan meningkat pada saat musim hujan.  Di Indonesia dapat diketahui bahwa jumlah dan persebaran penyakit DBD ini semakin meluas serta jumlah incidence rate penyakit DBD selama 47 tahun terakhir ini tidak kunjung membaik, namun terus meningkat. Oleh karena itu, diperlukannya obat spesifik yang menghambat replikasi DENV dan mudah didapat. Carica papaya mempunyai potensi sebagai antivirus DENV dengan nilai IC50 dan CC50 6,57 ug/mL dan 244,76 ug/mL, akan tetapi mekanisme penghambatannya belum diketahui. Pada penelitian ini dilakukan intervensi pada DENV dengan ekstrak Carica papaya pada post dan pre-postinfeksi. Untuk melihat efektivitas penghambatan dan toksisitas ekstrak dilakukan uji focus dan MTT. Hasil menunjukan bahwa pada intervensi post dan pre-postinfeksi mengalami penurunan titer virus sebesar 27,71 ± 10,68%  dan 33,81 ± 19,31 % secara berurutan, tetapi tidak ada perbedaan bermakna. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun Carica papaya berpotensi menjadi alternatif pengobatan untuk dengue.

ABSTRACT
Dengue fever is caused by dengue virus (DENV) infection and is transmitted by mosquitoes. In the subtropical and tropical regions, Dengue Fever is endemic annually and the incidence increases during the rainy season. The prevalence and distribution of dengue fever cases in Indonesia is wide spread and there is no improvement of incidence rates over the past 47 years. Therefore, there is a need for specific and readily available drugs that inhibit the DENV replication. Carica papaya has the potential as DENV antivirus with IC50 and CC values 6.57 ug / mL and 244.76 ug / mL. However, the inhibition mechanism is still unknown. In this study, intervention was given on DENV with Carica papaya extract both on pre and post-infection stage. Focus test and MTT test were carried out to evaluate the effectiveness of the inhibition and toxicity of the extract. The result showed that in post and pre-post infection there was a decrease in viral titers by 27.71 ± 10.68% and 33.8 ± 19.31% respectively although the result is not statistically significant. It can be concluded that Carica papaya leaf extract has the potential to be an alternative treatment for dengue infection."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Fauzy Zikri
"ABSTRAK
Seiring meningkatnya kuantitas pertanian di Indonesia, harus diikuti dengan peningkatan kualitas pertanian. Umumnya salah satu indikator atau parameter yang biasa digunakan untuk menunjukan kualitas pertanian adalah jumlah hama yang merusak tanaman di daerah tertentu. Pengendalian organisme pengganggu pada tanaman tersebut dapat diminimalisir dengan produksi bio-insektisida berbasis Getah Pepaya Carica papaya yang disadap lalu diekstraksi dengan gelombang ultrasonik munggunakan pelarut NADES campuran dari Cholin chloride ChCl dan Oxalic acid Ox dengan variasi waktu sonifikasi selama 10, 20, 30 menit dan rasio pelarut 1:2, 3:2, 2:1. Bio-insektisida diproduksi dengan melakukan uji aktivitas enzim secara kualitatif protein dengan metode lowry dan secara kuantitatif menggunakan bantuan spektrofotometer UV/Vis dengan panjang gelombang 750 nm serta uji efikasi. Hasil ekstraksi terbaik didapatkan pada pelarut NADES dengan rasio 1:2 dengan waktu ekstraksi selama 30 menit dengan waktu ekstraksi selama 30 menit menghasilkan konsentrasi protein sebesar 7,23 ppm dan konsentrasi tirosin sebesar 7,9 ppm. Sampel bio-insektisida efektif mematikan ulat grayak dengan tingkat mortalitas 100 dalam rentang waktu 5-7 hari.

ABSTRACT
Along with the increasing quantity of agriculture in Indonesia, should be followed by improving the quality of agriculture. Generally one of the indicators or parameters commonly used to indicate the quality of agriculture is the number of pests that damage plants in certain areas. The control of disturbing organisms on the plant can be minimized by the bio insecticide production of Carica papaya which is tapped and extracted with ultrasonic assisted using a mixed NADES solvent from Cholin chloride ChCl and Oxalic acid Ox with varying sonification time for 10, 20, 30 minutes and solvent ratio of 1 2, 3 2, 2 1. Bio insecticide was produced by conducting qualitative enzyme activity of protein with lowry method and quantitatively using UV Vis spectrophotometer aid with 750 nm wavelength and efficacy test. The best extraction result was obtained at NADES solvent with 1 2 ratio with extraction time for 30 min with extraction time for 30 minutes yielding protein concentration equal to 7,23 ppm and tyrosine concentration equal to 7,9 ppm. Bio insecticide samples effectively kill grayak caterpillars with 100 mortality within 5 7 days."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chrisphine Deksita Wisakanti
"Cengkeh merupakan salah satu herbal yang dapat menghasilkan minyak esensial yang berperan dalam fungsi insektisida, antioksidan, antifungi dan antibakteri. Pengaruh bioaktif minyak esensial cengkeh dalam teknologi kemasan pada karakteristik mikrobiologi dan fisiokimia buah pepaya yang disimpan pada suhu 25oC dan kelembaban relatif 85-90% diinvestigasi. Minyak esensial cengkeh didapat dengan proses hidrodistilasi pucuk bunga cengkeh dan pelarut air. Yield minyak cengkeh mengandung unsur eugenol sebesar 86,39%. Minyak cengkeh dipreparasi sebagai zat pengawet dengan konsentrasi 0,05; 0,10; 0,15 dan 0,20% volume per volum larutan. Larutan bioaktif minyak cengkeh diaplikasikan pada buah pepaya pada suhu ruang 25oC dan steril. Sifat fisiokimia dan mikrobiologi ditentukan selama penyimpanan. Hasil menunjukan bahwa minyak cengkeh pada konsentrasi 0,15% dan 0,2% berhasil menekan: satu hari waktu pembusukan, 10% susut bobot; 0,03 gr asam sitrat/ 100 gr pada uji keasaman tertitrasi; dan 20% nilai pH terhadap kontrol sampel buah pepaya selama masa penyimpanan 16 hari. Selain itu, minyak esensial cengkeh meningkatkan aktivitas antifungi dan antibakteri secara tes in-vitro.

Clove is a herb which can produce essential oil with its various functions such as insecticide, antioxidant, antifungal, and antibacterial. Effect of clove oil as bioative in packaging technology on microbiology and physicochemical characteristics of papaya fruit that stored at 25oC and 85-90% relative humidity were investigated. Clove essential oil obtained by hydrodistillation of clove buds and water as solvent. Yield of clove oil contains 86.39%. eugenol substance. Clove oil was prepared as an preservation substance with 0.05, 0.10, 0.15 and 0.20 % concentration of clove oil volume per volume of solution. Preservation substance of clove oil was applied to the papaya fruit at 25oC and sterile room. Physicochemical and microbiological properties determined during storage. The results showed that clove oil at concentration of 0.15% and 0.2% managed to suppress: decay time, 10% weight loss, 0.03 gr citric acid/100 gr in acidity titrable test, and 20% pH value from control sample of papaya fruit during storage. Moreover, antifungal and antibacterial activities of clove essential oil increased in in-vitro test.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53145
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>